Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KASUS

OCULAR SYPHILIS
Disusun oleh
dr. Asep Anang Surya

Dokter Pembimbing
dr. Erni Indraswati, Sp.M

Dokter Pendamping
dr. Hj. Sumarmi
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. Am
Umur : 31 Tahun 1 Bulan ( 20-6-1991)
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Blok Raksabumi
8 Desember 2022 8 Desember 2022 16 Desember 2022

Pukul 10.00 WIB Pukul 18.00 WIB Pukul 14.00 WIB

Pasien datang Pasien diterima di Pasien BLPL


ke Polikliniik ruangan Bgv
Mata RSUD 45 untuk rawat inap.
Kuningan
Anamnesis

Keluhan utama

• Penglihatan kedua mata buram.

RPS (Riwayat Penyakit Sekarang)


• Keluhan yang dirasakan penglihatan mata sebelah kanan dan kiri terasa buram
(+). Keluhan dirasakan sejak ± 3 bulan yang lalu. Setiap harinya, pasien merasa
keluhan semakin bertambah berat sehingga menganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan
lain yang dirasakan, yaitu nyeri pada kedua belah mata (+), silau (+) dan lemah
serta baal pada kedua kaki (+). Keluhan lain seperti BB turun (-), demam (-), BAB
Anamnesis
RPD (Riwayat Penyakit Dahulu)

• Riwayat B20 sejak ± 1 tahun yang lalu.


• Riwayat DM (-)
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat ISK (-)

RPK (Riwayat Penyakit Keluarga)

• Riwayat keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama (-)


Anamnesis

Riwayat Pribadi dan Sosial

• Riwayat merokok disangkal


• Minum-minuman beralkohol disangkal
• Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang disangkal
• Riwayat pemakaian tatto disangkal
• Riwayat transfusi disangkal
• Riwayat berhubungan sex bebas diakui
• Riwayat penyakit infeksi menular seksual disangkal
• Riwayat tinggal di luar kota diakui
• Riwayat pekerjaan sebagai wiraswasta
Pemeriksaan Fisik
Status Interna
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – Tanda Vital
•TD ; 120/80
•N ; 84 x/mnt
•RR ; 20 x/mnt
•T ; 36’C
•SpO2 ; 99%
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Kepala : Normocephal
Thoraks
Paru
• Inspeksi ; Gerak napas simetris kanan-kiri, retraksi intercostae (-)
• Palpasi ; Stem fremitus taktil kiri sama dengan kanan, nyeri tekan (-)
• Perkusi ; Sonor pada kedua lapang thoraks
• Auskultasi ; Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik
Jantung
• Inspeksi ; ictus cordis normal di linea axilaris anterior ICS 5
• Palpasi ; pulsasi ictus cordis di linea axilaris anterior ICS 5
• Perkusi ;
Batas jantung kanan ; linea parasternalis dextra ICS 3
Batas jantung kiri ; 2 cm linea midclavicula sinistra ICS 6
• Batas pinggang jantung ; line parasternalis sinistra ICS 3
• Auskultasi; Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), Gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
• Inspeksi ; Datar, distribusi warna sama dengan kulit sekitar
• Perkusi ; Thimpani seluruh lapang abdomen
• Auskultasi ; Bising usus (+) normal
• Palpasi ;. Nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba.
Ekstremitas ; Akral hangat, CRT (Capillary Refill Time)< 2 detik
Kekuatan Motorik 5 5
44
Pemeriksaan Fisik
• Status Ophthalmology .
....
.
....

Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)


Visus 1/300 1/300
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Bola mata Normal Normal
Gerak bola mata Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
Silia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Edem (-), Hiperemis (-),
Edem (-), Hiperemis (-), Retraksi
Palpebra Retraksi (-), Lagoftalmos (-),
(-), Lagoftalmos (-), lid lag (-)
lid lag (-)
Konjungtiva Injeksi (-) Injeksi (-)
Pemeriksaan Fisik
• Status Ophthalmology
. .
.... ....

Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)


Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Kornea Normal Normal
COA Cukup Cukup
Iris Kripte (-), Sinekia (-) Kripte (-), Sinekia (-)
Bulat, sentral, regular, diameter 5 Bulat, sentral, regular, diameter 5
Pupil
mm, refleks pupil (+) mm, refleks pupil (+)

Lensa Keruh Keruh

Papil saraf optik buram pucat (+) Papil saraf optik buram pucat (+)
Fundus Refleks
Bonecorpuscle pegmentation (+) Bonecorpuscle pegmentation (+)

Tekanan bola mata Normal normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab (03-01-2022)

Hematologi
Subtipe limfosit (CD4 & CD8)
CD4
• CD4 Absolut # 63 * sel / uL (L)
• CD4 % # 4.3 % (L)
CD8
• CD8 Absolut # 988 sel / uL
• CD8 % # 66.79 % (H)
Rasio CD4 : CD8 # 0.06 (L)
Kesan : Lymphocyte T helper rendah dan
T cytotoxic normal dengan rasio CD4 : CD8 rendah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab (10-12-2022) Instalasi Laboratorium Klinik RSUD 45 Kuningan

Hematologi Rutin Kimia Klinik;


Hemoglobin 11.2 g/dL (L) SGOT 19 U/L
Leukosit 6.81 ribu/uL SGPT 17 U/L
Hematocrit 36.2 % (L) Ureum 10 mg/dL
Trombosit 380 ribu/uL Kreatinin 0.75 mg/dL
Eritrosit 4.45 Juta/uL (L) Imunoserologi
Index Eritrosit SARS CoV-2 negatif.

MCV 81.3 fL
MCH 25.3 pg/dL (L) Tes VDRL dengan hasil reaktif

MCHC 31.1 g/dL (L)


DIAGNOSIS KERJA DAN BANDING

Diagnosis Kerja
• Ocular syphilis
• B20
Diagnosis Banding
• Optic Atrophy
PENATALAKSANAAN

Poliklinik Mata

• Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

• Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV

• Inj. Citicolin 1x1000 mg IV

• Rencana rawat inap ruang Bgv


Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

8-12-2022 Pasien diterima TD : 110/70 mmHg Ocular Syphlis ODS - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS
- Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV
PH 0 di ruangan pada N : 80x/menit B20
- Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
jam 18.00. R : 20x/menit
Pasien S : 36.’c
mengeluhkan SPO2 : 99%
penglihatan
buram (+), lemah
dan baal pada
kedua kaki (+).
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

9-12-2022 Kedua mata TD : 110/70 mmHg Ocular Syphlis ODS - Inj. Benzatin Penicilin IM
PH 1 buram (+), Silau N : 91 x/menit B20 (1.2 juta IU, bokong kanan
(+), Lemah dan R : 20x/menit 1x, 1.2juta IU bokong kiri 1x)
baal pada kedua S : 36’c - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

kaki (+) SPO2 : 98% - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV


- Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

10-12-2022 Kedua mata TD : 120/80 mmHg Ocular Syphlis ODS - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

PH 2 buram (+), N : 91 x/menit B20 - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV


Silau (+), R : 20x/menit Susp. GBS DD - Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
Lemah dan baal S : 36’c Neurosifilis - Dexametason 3x1 amp IV
pada kedua SPO2 : 98% - OMZ 1x1 amp IV
kaki (+) - Mecobalamin 1x1 amp IV
- Fitbon 1x1 PO
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

11-12-2022 Kedua mata TD : 120/80 mmHg Ocular Syphlis ODS - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

PH 3 buram N : 105x/menit B20 - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV


berkurang (+), R : 20x/menit Myeloradikulopati - Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
Silau berkurang S : 36’c lumbal - R/ Dexametason taf off . Taf
(+), Lemah dan SPO2 : 98% off hari ini 2x1, besok 1x1
baal pada kedua - OMZ 1x1 amp IV
kaki (+), nyeri - Mecobalamin 1x1 amp IV
pada mata (+) - Fitbon 1x1 PO
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

12-12-2022 Kedua mata TD : 120/80 mmHg Ocular Syphlis ODS - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

PH 4 buram N : 80x/menit B20 - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV


berkurang (+), R : 20x/menit Myeloradikulopati - Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
Silau berkurang S : 36’c lumbal - Dexametason 1x1 amp IV
(+), Lemah dan SPO2 : 99% - OMZ 1x1 amp IV
baal pada kedua - Mecobalamin 1x1 amp IV
kaki berkurang - Fitbon 1x1 PO
(+), nyeri pada
mata (+)
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

13-12-2022 Kedua mata TD : 130/90 mmHg Ocular Syphlis ODS - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

PH 5 buram N : 110x/menit B20 - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV


berkurang (+), R : 20x/menit Myeloradikulopati - Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
Silau berkurang S : 36’c lumbal - Dexametason 1x1 amp IV
(+), Lemah dan SPO2 : 99% - OMZ 1x1 amp IV
baal pada kedua - Mecobalamin 1x1 amp IV
kaki berkurang - Fitbon 1x1 PO
(+), nyeri pada - Saran rawat bersama
mata (+) fisioterapi
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

14-12-2022 Kedua mata TD : 130/90 mmHg Ocular Syphlis ODS - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

PH 6 buram N : 90x/menit B20 - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV


berkurang (+), R : 20x/menit Myeloradikulopati - Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
Silau berkurang S : 36’c lumbal - Dexametason 1x1 amp IV
(+), Lemah dan SPO2 : 98% - OMZ 1x1 amp IV
baal pada kedua - Mecobalamin 1x1 amp IV
kaki berkurang - Fitbon 1x1 PO
(+), nyeri pada
mata (+)
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

15-12-2022 Kedua mata TD : 130/90 mmHg Ocular Syphlis ODS - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS

PH 7 buram N : 100x/menit B20 - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV


berkurang (+), R : 20x/menit Myeloradikulopati - Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
Silau S : 36’c lumbal - Dexametason 1x1 amp IV
berkurang (+), SPO2 : 97% - OMZ 1x1 amp IV
Lemah dan - Mecobalamin 1x1 amp IV
baal pada - Fitbon 1x1 PO
kedua kaki
perbaikan (+),
nyeri pada
mata
berkurang (+)
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

16-12-2022 Kedua mata buram TD : 110/80 mmHg Ocular Syphlis ODS - Inj. Benzatin Penicilin IM (1.2
PH 8 berkurang (+), N : 100x/menit B20 juta IU, bokong kanan 1x, 1.2juta
Silau berkurang R : 20x/menit Myeloradikulopati IU bokong kiri 1x)
(+), Lemah dan S : 36’c lumbal - Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS
baal pada kedua SPO2 : 99% - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr IV
kaki perbaikan (+), - Inj. Citicolin 1x1000 mg IV
nyeri pada mata - Dexametason stop
berkurang (+) - OMZ stop
- Mecobalamin 1x1 amp IV
- Fitbon 1x1 PO
- ACC BLPL
Follow Up
Tgl Subjective Objective Assesment Planning

Obat pulang :
Cendo Catarlent 4x1 gtt ODS
Tetracycline 4x500 mg PO
OMZ 2x1 PO
Pregabalin 1x1 PO
Fitbon 1x1 PO
Mecobalamin 3x1 PO
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Human Immunodeficiency Virus (HIV)


merupakan virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap
berbagai penyakit.

virus HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui tiga cara, yaitu
melalui hubungan seksual (heteroseksual maupun homoseksual),
secara horizontal yaitu kontak antar darah seperti transfusi darah,
dan secara vertikal dari ibu yang terinfeksi ke bayi secara
intrapartum, perinatal, dan menyusui melalui asi
Epidemiologi :
• Umur 25-49
HIV disebabkan tahun
oleh virus yang • > Laki-laki
dapat membentuk • Pendidkan
DNA dari RNA
virus, sebab
SMA
mempunyai enzim • Pegawai
transkiptase reverse swasta
• Status
menikah
Gejala Klinik
• Stadium
asimtomatik
Klasifikasi • Stadium 2
• HIV -1 sakit ringan
• HIV -2 • Stadium 3
sakit sedang
• Stadium 4
( AIDS )
Komplikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Tubercolosis (TB)

Masalah di Otak

HIV Meningitis

Hepatitis C

Koinfeksi dengan sifilis


Definisi Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi


Treponema Pallidum. Sifilis mempunyai sifat perjalanan penyakit
yang kronik, dapat menyerang semua organ tubuh, menyerupai
berbagai penyakit sehingga sering disebut “great imitator disease”,
memiliki masa laten yang asimtomatik, dapat kambuh kembali
Definisi Ocular Syphilis

Sifilis okular merupakan manifestasi serius dari sifilis


yang dapat melibatkan hampir seluruh struktur mata.
Sifilis okular merupakan kasus sifilis yang jarang terjadi.

Sifilis Okular diketahui sebagai ”Great Masquerder” yang berarti mempunyai


potensial menyerupai berbagai variasi dari penyakit okular. Keluhan utama
yang muncul biasanya penglihatan kabur, disertai dengan gejala non spesifik
seperti nyeri pada mata, dan tidak merespon terhadap steriod
Etiologi Ocular Syphilis

Treponema Pallidum Koinfeksi HIV


Kemungkinan sifilis okular
Studi pada hewan telah
meningkat pada koinfeksi HIV. HIV
menunjukan bahwa Treponema
dapat memodulasi respon imun
Pallidum muncul di kelenjar getah
terhadap Treponema
bening dalam beberapa menit
Pallidum yang meningkatkan
setelah inokulasi dan tersebar luas
kecenderungan untuk berkembang
ke seluruh tubuh dalam waktu
menjadi neurosifilis. Koinfeksi HIV
beberapa jam.
membuat sifilis lebih parah
.
Kontak Seksual
Faktor resiko dalam proses penularan sifilis yaitu kontak
seksual dengan seseorang yang memiliki penyakit tersebut.
Tingkat penularan melalui kontak seksual berdasarkan
penelitian sangat bervariasi,
tetapi diperkirakan sekitar 60%
Epidemiologi Ocular Syphilis
British Ocular Syphilis menggunakan sistem
pelaporan nasional mendeteksi 41 kasus baru
Kasus di AS tingkat sifilis dari tahun 2009 sampai 2011, dengan
primer dan sekunder pada kejadian tahunan sebesar 0,3 per 1 juta orang
tahun 2013 meningkat lebih di Inggris.
dari dua kali lipat
dibandingkan tahun 2000 .
Hal ini sebanding dengan sekitar 50 kasus per 1 juta
kasus sifilis yang didiagnosis setiap tahunnya. Oleh
Laki-laki menyumbang 91.1 % dari kasus sifilis karena itu, okular sifilis tampaknya 100 kali lebih
awal yang dilaporkan pada tahun 2013. Rata-rata jarang dari pada kasus yang lain
usia yang mengalami pada tahun 2005-2009 yaitu
usia 20-24 tahun, pada tahun 2009-2013 usia 25-29 Terkait kasus okular sifilis di Indonesia, hingga saat
tahun. ini masih kurang referensi yang berkaitan dengan
epidemiologi mengenai sifilis okular.
Klasifikiasi Syphilis
Sifilis terdiri dari beberapa
stadium yang
diklasifikasikan menurut Stadium Primer Lesi awal sifilis berupa papul yang muncul di
gejala dan waktu sejak daerah genitalia kisaran tiga minggu setelah
infeksi awal kontak seksual

Manifestasi akan timbul pada beberapa minggu


Stadium Sekunder atau bulan, muncul gejala sistemik berupa
demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, sakit
kepala, adenopati, dan esi kulit atau mukosa.

Sifilis laten merupakan keadaan asimtomatik


Sifilis Laten yan biasanya berkembang dari sifilis sekunder
yang sembuh spontan 3-12 minggu setelah
infeksi. Terdiri dari sifilis laten dini dan sifilis
laten lanjut
Klasifikasi Syphilis
Neurosifilis dapat terjadi pada setiap stadium infeksi sifilis,
Neurosifilis
bahkan pada beberapa bulan pertama. Neurosifilis pada
tahap awal memberikan gambaran asimtomatik tanpa gejala
klinis, namun didapatkan abnormalitas CSS.

Sifilis Kardiovaskular Sifilis kardiovaskular menimbulkan manifestasi


setelah periode laten 15-30 tahun. hanya bergejala
dan terjadi pada 10% pasien.

Gumma mungkin terjadi akibat reaksi hipersensitivitas


infeksi Treponema palidum. Lesi sebagian besar terjadi
Sifilis Gummatosa di kulit dan tulang. dapat muncul mulai dari 1 tahun
hingga 46 tahun setelah terinfeksi sifilis, rata–rata
sekitar 15 tahun.
Sifilis pada Kehamilan
dan Kongenital
Pada ibu hamil penderita sifilis, T. pallidum dapat
ditransmisikan dari ibu ke janin melalui pembuluh
darah kapiler plasenta .
Patogenesis Ocular Syphilis
Gejala Klinis Ocular Syphlis
OcS Primer chancre kelopak mata dan konjungtiva karena kontak langsung
Keluhan utama dari sifiis
dengan sekresi atau dari jari yang terkontaminasi
okular adalah penglihatan
kabur, disertai gejala Ruam yang terjadi bisa melibatkan kelopak mata dan
spesifik seperti nyeri pada OcS Sekunder dapat menyebabkan blepharitis dan madarosis.
mata, lesi kulit dan tidak Conjunctivitis, episcleritis, scleritis, keratitis,
ada respon terhadap steroid. iridocyclitis otot, Uveitis, optic neuritis, active
choriotenitis, retinitis, retinal vasculitis,
dacryoadenitis, dan dacryocystiti
Meskipun penyakit ini tidak memiliki gejala klinis,
namun menunjukkan hasil serologis yang positif. Tahap
ini dibagi menjadi tahap awal (≤1 tahun) dan akhir (>1
OcS Laten
tahun).

Gumma, blepharitis dengan madarosis, keratitis,


iridocyclitis, vasculitis, chorioretinitis, venous, dan arterial
Ocs Tersier occlusive disease, retinal detachment dengan choroidal
effusion, macular edema, optic neuritis, neuroretinitis, pars
planitis, dan pseudo-retinitis pigmentosa. Pupil Argyll
Robertson dan atrofi optik sering ditemukan pada neurosifilis
Ocular Syphilis Sekunder

Ocular Syphilis Primer


Ocular Syphilis Tersier
Diagnosis Ocular Syphlis

Anamnesis

Diagnosis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Uji serologis non treponema seperti pemeriksaan Rapid Uji serologis treponema pemeriksaan
Plasma Reagen (RPR), pemeriksaan Venereal Disease terhadap antigen antibodi yang spesifik terhadap
Research Laboratory (VDRL), dan pemeriksaan Automated treponema. Digunakan
Reagin Test (ART) untuk identifikasi sifilis dan monitoring terhadap
terapi antibiotik.
Penatalaksanaan Neurosifilis dan Sifilis Okular

IUSTI CDC UK WHO KEMENKES RI

Neurosifilis, sifilis okular Penisilin G kristal dalam  PP 1,8-,.4 juta unit IM sekali sehari Terapi neurosiflis dan siflis okular Hamil dan
dan sifilis aurikular. akua, dosis 18-24 juta unit ditambah probenesid 4X500 mg PO sama dengan terapi siflis laten lanjut. Alergi Penisilin:
Terapi lini pertama : per hari, IV dosis 3-4 juta selama 14 hari  BPG G 2,4 juta unit IM sekali Desensitisasi
 Penisilin G kristal unit setiap 4 jam selama 10-  BPG 10,8–14,4 g sekali per minggu selama 3 minggu
dalam akua 18-24 juta 14 hari. sehari diberikan 1,8-2,4 g berturut turut (jarak antar
unit IV per hari. IV setiap 4 jam selama 14 injeksi maksimal 14 hari) atau
Pemberian 3-4 juta Alternatif: hari  PP 1,2 juta unit sekali sehari
unit setiap 4 jam, PP 2,4 juta unit IM sekali Alternatif: selama 20 hari
selama 10-14 hari. sehari ditambah Probenesid  Doksisiklin* 2x100 mg PO selama 28 Alternatif:
Terapi lini kedua : 4x500 mg PO selama 10-14 hari  Doksisiklin* 2x100 PO selama
 Seftriakson 1-2 g IV hari.  Amoksisilin 3x2 g PO ditambah 30 hari
per probenesid 4x500 mg PO selama 28 Ibu hamil:
hari selama 10-14 hari Siflis tersier dengan hasil hari  BPG 2,4 juta unit IM per
 PP 1,2-2,4 juta unit pemeriksaan CSS normal:  Seftriakson 2 g IM/IV sekali minggu selama 3 minggu
IM BPG total 7,2 juta unit IM sehari selama 10–14 hari berturut- turut (jarak antar
sekali sehari ditambah diberikan 3 dosis. Tiap dosis injeksi maksimal 14 hari)
probenesid 4x500 mg 2,4 juta unit dengan interval Catatan:  PP 1,2 juta unit IM sekali
selama 10-14 hari 1 minggu. pemberian semua antibiotic antitreponema sehari selama 20 hari
Alergi Penisilin: Hamil dan Alergi Penisilin: untuk neurosifilis harus disertai steroid;
Desensitisasi diikuti terapi Desensitisasi 40-60 mg selama tiga hari Alternatif:
lini pertama dimulai sejak 24 jam sebelum Eritromisin 4x500 mg PO selama
memulai terapi antibiotik. 30 hari
ANALISIS KASUS
Penglihatan mata sebelah kanan dan kiri terasa buram (+). Keluhan tersebut telah dirasakan sejak
kurang lebih 3 bulan yang lalu. yaitu nyeri pada kedua belah mata (+), silau (+), lemah dan baal
pada kedua kaki (+).

Pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi rate 20 x/menit, nadi 84x/menit, suhu 36.’C, SpO2 99%.

Pemeriksaan status ophthalmology ditemukan beberapa hasil diantaranya visus oculus dextra dan oculus
sinistra 1/300, Lensa kedua belah mata tampak keruh, pupil Bulat, sentral, regular, diameter 5 mm, refleks
pupil (+). Pada pemeriksaan refleks fundus kedua belah mata didapatkan hasil Papil saraf optik buram pucat
(+), Bonecorpuscle pegmentation (+).

Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan beberapa hasil diantaranya CD4 Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
Absolut # 63 * sel / uL (L), CD4 % # 4.3 % (L), CD8 Absolut # 988 sel / uL, CD8 beberapa hasil diantaranya Hemoglobin 11.2 g/dL
% # 66.79 % (H), Rasio CD4 : CD8 # 0.06 (L), (L), Hematocrit 36.2 % (L), Eritrosit 4.45 Juta/uL
Kesan : Lymphocyte T helper rendah dan T cytotoxic normal dengan rasio CD4 : (L), MCH 25.3 pg/dL (L) dan MCHC 31.1 g/dL (L).
CD8 rendah Tes VDRL dengan hasil reaktif
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami Ocular Syphilis

Sifilis okular merupakan manifestasi serius dari sifilis yang dapat melibatkan hampir seluruh struktur mata dan merupakan
kasus sifilis yang jarang terjadi. Manifestasi sifilis okular bervariasi dan dapat terjadi pada semua stadium penyakit.
keluhan utama yang muncul biasanya penglihatan kabur, disertai dengan gejala non spesifik seperti nyeri pada mata, dan
tidak merespon terhadap, steriod. Secara spesifik gejala klinis dari ocular syphilis dibagi dalam beberapa stage diantaranya
primer,sekunder, laten dan tersier.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1. French P, Gupta S, Kumar B. Infectious Syphilis. In: Gupta S, Kumar B, editors. Sexually Transmitted
Infections. 2nd ed. New Delhi: Elsevier Saunders; 2012. p.429-52
2. Oliver, MD, Aubin, Awell, MPH, dkk. Ocular Syphilis – Eight Jurisdictions, United States, 2014-2015. US
Departement of Health and Human Services/Centers for Disease Control and Prevention. 2016. 65 (43) ;
1185-1888.
3. Katz K.A. Syphilis. In: Goldsmith L.A, Katz S.I, Gilchrest B.A, Paller A.S, Leffell D.J, eds. Fitzpatrick’s
Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York: McGraw Hill. 2012.p. 2367-82
4. Andrew Go Lee, MD, Shruthi Harish Bindiganavile, MBBS, MS, Zachary Wiley, Nagham Al-Zubidi, MD,
Nita Bhat, MBBS, MS, Farida Al Belushi MD. 2022. Ophthalmologic Manifestations of Syphilis. American
Academy Of Ophthalmology
5. Centers for Disease Controls and Preventions. 2015 Sexually Transmitted Diseases Surveilance. Available
https://www.cdc.gov/std/stats/archive/STD-Surveillance-2015-print.pdf
6. Setyowatie Lita, Frischananta. Ocular Syphilis and HIV Stadium II Confection in Man Who Have Sex with
Men (MSM). Malang : Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
7. Rinandari Ummi, Elista Sari Endra Yusti. 2020. Terapi Sifilis Terkini. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi Surakarta Indonesia. CDK-
290/ 40 (9). 2020 ; 647-658.
DAFTAR PUSTAKA
8. Samosir Alexander Theodore, Susila N.K. Susila, Juliari I gusti Ayu Made, Pramita, Kusumadjaja I made
Agus. 2022. Management Ocular Syphilis In Human Immunodeficiency Virus (HIV) Patients.
Ophthalmology Ina ; 48 (1) ; 130-136.
9. Davis Janet L. 2014. Ocular Syphilis : Ocular Manifestations of Systematic Disease. Current Opinion
Ophthamology 2014, 25 (6) ; 513-518.
10. Anonim. Buku Register Kunjungan Sub Bagian Infeksi Menular Seksual, Poliklinik Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Sanglah Denpasar. 2014.
11. Setiarto R Haryo Bimo, Karo Marni Br, Tambaip Titus. 2021. Penanganan Virus HIV/AIDS. Yogyakarta :
Deepublish Publisher.
12. Sutrasno, Yulia, Rumana, Puteri Fannya. 2022. Literature Review Gambaran Karakteristik Pasien
HIV/AIDS di Fasiliras Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi
Kesehatan (JMIAK). 2022, 5 (1) ; 50-59
13. Suryani Devi Putri Amalia, Sibero Hendra Tarigan. 2014. Syphilis. Jurnal Majority : 2014, 3 (7) ; 7-16.
14. Afif Nurul Hidayat, dkk. 2019. Manajemen HIV/AIDS : Terkini, Komprehensif dan Multidisiplin. Surabaya
: Airlangga University Press.
DAFTAR PUSTAKA
15. Muhammad Rizki Prayuda. 2015. HIV/AIDS Prevention and Treatment. Jurnal Agromed Unila : 2015, 2 (3) ;
232-236.
16. Ryan Falamy. HIV/AIDS Stadium III with Opportunistic Infection. Jurnal Agromed Unila ; 201, 2(1) ; 28-31.
17. Gita Dewita, dkk. 2016. Diagnostic and Treatment Approaches in Patients wih HIV-AIDS. Jurnal Medula
Unila ; 2016, 6(1) ; 56-61.
18. Ozdemir Yalcinsoy K, Cakar Ozdal Pinar. 2022. Ocular Syphilis. Eur Eye Res Department of Ophthalmology,
University of Health Sciences, Ulucanlar Eye Training and Research Hospital. 2022, 2(3) ; 124-134.
19. Vikram V. Koundanya; Koushik Tripathy. 2022. Syphilis Ocular Manifestations. United States : National
Library of Medic

Anda mungkin juga menyukai