Anda di halaman 1dari 29

PENURUNAN KESADARAN PADA

PASIEN SOL EC TUMOR


INTRACEREBRAL
Hendra leofirsta
 Tempat Pemeriksaan : Ruang Asoka
 Identitas
 Nama : Tn. AR
 Usia : 37 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Kepatihan RT 01 RW01 Krangan
 Pekerjaan : Swasta
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Keluhan Utama
Penurunan Kesadaran
 Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak Tahun 2009 Pasien sering mengeluh nyeri
kepala cekot-cekot, Hilang timbul, semakin
memberat, timbul tiba-tiba dan dirasa memberat
saat kelelahan. Tahun 2012 pasien kejang seluruh
anggota tubuh disertai penurunan kesadaran,
namun hanya berlangsung beberapa menit lalu
sadar kembali. Pasien juga muntah dan mengeluh
lengan kanan lemah dan baal
Pasien diperiksa ke rumah sakit Elizabeth, dilakukan CT-Scan
dan didiagnosis kanker otak. Keluarga di motivasi untuk
dirawat dan dilakukan operasi pada pasien namun keluarga
menolak. Program kemoterapi juga tidak dilakukan pada
pasien. Keluarga lebih memilih melakukan pengobatan
alternatif herbal pada pasien. Pada tahun 2014 pasien
mengaku kaki kanan juga dirasakan ikut melemah dan baal,
nyeri kepala dirasakan lebih berat dan lebih sering baik saat
aktivitas maupun istirahat, pasien juga mengeluh pandangan
menjadi kabur dan double. Pasien sempat memeriksa ke
dokter mata dan memakai kacamata namun hanya beberapa
waktu saja dan tidak lanjut memakainya. pasien sempat
berobat ke dokter umum dan diberi asam mefenamat dan
amitryphilene 3x25 mg.
Sejak saat itu, pasien selalu minum obat tersebut
ketika nyeri kepala muncul, namun untuk
keluhan kelemahan anggota gerak tidak pernah
diperiksa. Pada tanggal 3 april 2015 pagi pukul
07.00 malam pasien kejang dirumah dan tidak
sadarkan diri, pasien lalu dibawa ke IGD RSUD
Ambarawa sampai pukul 8.30. Menurut
keluarga, sebelumnya pasien mengeluh sakit
kepala dan meminum obat amitryphiline, Lalu
tidak lama setelah itu pasien kejang dan tidak
sadarkan diri.
Menurut pengakuan keluarga, pasien juga
sempat mengalami kesulitan berbicara serta
berkomunikasi selama ± 2 minggu terakhir.
Namun menurut pengakuan pasien, ia hanya
merasa nyeri kepala bila terlalu banyak
berbicara, sehingga pasien kurang mau
berbicara. Mual (-), muntah (-) bab dan bak
tidak ada masalah selama ini.
2009 •nyeri kepala cekot-cekot, Hilang timbul, semakin memberat, timbul tiba-tiba dan dirasa memberat saat kelelahan

2012 •2012 pasien kejang seluruh anggota tubuh disertai penurunan kesadaran, namun hanya berlangsung beberapa menit lalu sadar kembali. Pasien juga muntah dan mengeluh lengan kanan lemah dan baal
•Melakukan Ct-SCAN ;SOL

2014
•Kaki kanan lemah dan baal
•Pandangan ganda
•Nyeri kepala bertambah hebat

2015 •Kejang dan penurunan kesadaran


•Dirawat di RSUD Ambarawa
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Hipertensi (-) Disangkal
Riwayat DM (-), disangkal
Riwayat Jantung disangkal ( belum pernah
melakukan pemeriksaan dan tidak ada keluhan)
 Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan
riwayat DM tipe II, penyakit jantung, dan asma
disangkal. Ayah pasien meninggal karena stroke
tahun 2002
Paman pasien meninggal karena kanker paru-paru.
 Anamnesa Sistem :
Sistem serebrospinal : Penurunan kesadaran
Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan
Sistem respirasi : tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal : Mual dan muntah
Sistem Muscukoskeletal : Kelemahan separuh anggota
gerak
Sistem Integumen : Rasa baal dan hilang sensasi di
separuh anggota gerak
Sistem Urogenital : tidak ada keluhan
 
Diagnosis sementara
 1. Diagnosa klinis : Penurunan kesadaran,
Cephalgia kronis, Hemiparese dekstra,
Hipoparestesia dekstra, diplopia
 2. Diagnosa topis : Hemisphere cerebrum sinistra,
lobus parietal cerebrum sinistra, korteks motorik
cerebrum sinistra, korteks sensorik cerebrum
sinistra
 3. Diagnosis Etiologis : SOL ec tumor intracranial
dd Stroke hemorrhagic, stroke non hemorrhagic
intoksikasi amytripilin, infeksi : encephalitis,
abses intracranial.
 DISKUSI 1
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit berat, kesan status gizi cukup

 Tanda Vital
 Tekanan Darah : 133/69 mmHg
 Nadi : 108x/menit
 Pernafasan : 22 x/menit
 Suhu : 37,40C
 SpO2 : 98 %
 KEPALA, THORAKS, ABDOMEN dalam batas normal
 Status Psychicus
 Cara berpikir dan tingkah laku : penurunan respon
terhadap sekitar
 Kecerdasan, perasaan hati dan ingatan : pasien tampak
somnolen
 Status Neurologicus
 Kesadaran
 Kompos mentis, GCS (E2 V2 M4)
Nerus kranialis
N I Sulit dievaluasi
N II Sulit dievaluasi
NIII gerak bola mata sulit dievaluasi
refleks pupil cahaya +/-, rctl +/+ 3mm/3mm, bulat isokor
N IV sulit dinilai
N V membuka mulut (+), mengunyah sulit dievaluasi, sensibilitas muka (+)
N VI pergerakan mata ke latera (+)
N VII sulit di evaluasi, sudut bibir simetris
N VIII fungsi pendegaran sulit dievaluasi
N IX sult dievaluasi, reflek muntah (+)
N X bicara (-), menelan (+)
N XI Sulit dievaluasi
N XII sulit dievaluasi
 Pemeriksaan meningeal :
 Kaku kuduk : -
 Kernig Sign : -
 Lasseuqe : -
 Bruzinsky 1 : -
 Bruzinsky 2 : -
 Pemeriksaan motorik dan sensorik
Lateralisasi (+) kearah kanan
Kanan Kiri
Motorik
menurun (+) Normal
 Pergerakan
2-2-2 5-5-5
 Kekuatan
menurun (+) Normal
 Tonus
Sensibilitas
(-) menurun (+) Normal
 Taktil
(-) Menurun (+) Normal
 Nyeri
Refleks fisiologis
(-) Menurun (+) Normal
 Biseps
(-) Menurun (+) Normal
 Triceps
Refleks patologis
(-) (-)
 Tromner
(-) (-)
 Hoffman
Kanan Kiri

Motorik
(-) menurun (+) Normal
 Pergerakan
2-2-2 5-5-5
 Kekuatan
(-) Menurun (-) Menurun
 Tonus
Sensibilitas
(+) (+)
 Taktil (raba)
(+) (+)
 Nyeri
Refleks fisiologis
Sulit di evaluasi Sulit di evaluasi
 Patella
(+) Normal (+) Normal
 Achilles
Refleks patologis
(-) (-)
 Babinski
(-) (-)
 Chaddock
(-) (-)
 Schaefer
(-) (-)
 Oppenheim
(-) (-)
 Clonus paha
(-) (-)
 Clonus kaki
 Lasseig test (-) (-)
 Kernig sign (-) (-)
 Pemeriksan otonom
 Fungsi BAB : dalam batas normal
 Fungsi BAK : dalam batas normal
 Keringat : Normal
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal
Hematologi

Darah Lengkap
14,5 g/dl 13,5-18
Hb
41,3 % 40-54
HCT
11.900 Sel/cmm 4.000-11.000
Leukosit
260.000 Sel/cmm 150.000-450.000
Trombosit
4,85 Juta/cmm 4,5-6,5
Eritrosit
30 mm/1 jam < 15
LED
2’00” menit <5
Masa Perdarahan
11’00” menit < 15
Masa Pembekuan
Hitung Jenis
1 % 1-5
Eosinofil
0 % 0-1
Basofil
70 % 50-70
Netrofil
24 % 20-35
Limfosit
4 % 3-8
Monosit
Kimia Darah
110 mg/dl <140
GDS
13 U/L <43
SGOT
12 U/L <43
SGPT
CT – SCAN
Kesan : SOL ukuran 75x63x62 mm pada lobus
parietal kiri dengan efek massa cukup nyata ke
sekitarnya, cenderung suatu
oligodendroglioma, tetapi masih mungkin
suatu astrocytoma (setidaknya grade II) atau
merupakan mixed tumor (oligoastrocytoma).
 
 Diskusi 2
 DIAGNOSIS AKHIR
 Diagnosis klinis : penurunan kesadaran,
Cephalgia kronis, Parese N II kiri,
prehipertensi ,hipoparesthesia dextra
 Diagnosis topis : hemisfer cerebri sinistra,
lobus parietalis cerebrum sinistra, lobus
temporalis cerebrum sinistra,
 Diagnosis etiologis : SOL ec tumor
intracerebri dd stroke hemorrhagic, stroke non
hemorrhagic
 PENATALAKSANAAN
Farmakologis
IVFD RL 20 tetes permenit
Inj. Dexametason 4x1 amp.
Ranitidin inj. 2x1 amp.
Piracetam 4x 3g.
Citicolin 2x500 mg
Ceftriakson 2x1 g
Mecobalamin 1x1 amp
Phenytoin 2x1 Jika perlu
Non-farmakologis
- Bed rest total
- diet lunak melalui NGT
- Motivasi rujuk untuk operas
 PROGNOSIS
Death : Dubia ad malam
Disease : Dubia ad malam
Disability : Dubia ad malam
Discomfort : Dubia ad malam
Dissatifisfaction : Dubia ad malam
Distution : Dubia ad malam
 Diskusi 3
Tanggal S O A P

 IVFD RL 20 tetes permenit


4-4-2015 Pasien tidak sadarkan E 2 V2 M4= 8 SOL ec tumor
 Inj. Dexametason 4x1 amp.
06.00 diri TD : 110/70 intracerebri
 Ranitidin inj. 2x1 amp.
HR : 89  Piracetam 4x 3g.
RR : 21  Citicolin 2x500 mg
T : 37,4  Ceftriakson 2x1 g
Pupil: Isokor  Mecobalamin 1x1 amp

3mm/3mm  Phenytoin 2x1 Jika perlu

RC+/+RK +/+
RCTL +/+

5-4-2015 Pasien tidak sadarkan E 2 V2 M4= 8 SOL ec tumor Terapi lanjut


05.30 diri TD : 120/80 intracerebri
HR : 78
RR : 19
T : 36,7
Pupil: Isokor
3mm/3mm
RC+/+RK +/+
RCTL +/+
Pasien tidak sadarkan E 2 V2 M4= 8
6-4-2015 SOL ec tumor Terapi lanjut
diri
06.00 TD : 120/70 intracerebri
HR : 68
RR : 20
T : 37,6
Pupil: Isokor
3mm/3mm
RC+/+RK +/+
RCTL +/+
7-4-2015 Pasien tidak E 2 V2 M3= 7 SOL ec tumor Terapi lanjut
06.00 sadarkan diri TD : 100/70 intracerebri
HR : 79
RR : 22
T : 37,5 
Pupil: Isokor
3mm/3mm
RC+/+RK
+/+
RCTL +/+
 
8-4-2015 Pasien tidak SOL ec tumor
sadarkan diri E 2 V2 M3= 7 intracerebri Paracetamol
Demam TD : 120/80 2x 500mg
HR : 89 Motivasi
RR : 22 rujuk untuk
T : 38,0 operasi
Terapi lanjut
Pupil: Isokor
3mm/3mm
RC+/+RK
+/+
RCTL +/+
 
9-4-2015 Pasien tidak E 2 V2 M3= 7 Sol ec tumor CPZ 3x 25 mg
sadarkan diri TD : 120/80 intracerebral jikaperlu
Cegukan HR : 89   Terapi lanjut
  RR : 22    
  T : 37,9    
       
  Pupil: Isokor  
  3mm/3mm  
  RC+/-RK +/+  
  RCTL -/-
  Lab : leukosit
  15.900
  Ureum 69,8  
 
10-4-2015 Pasien tidak E 2 V2 M3= 7 SOL ec tumor Terapi lanjut
sadarkan diri TD : 110/70 intra cerebri
HR : 69
RR : 22
T : 37,6
 
Pupil: Isokor
3mm/3mm
RC+/-RK +/+

Anda mungkin juga menyukai