Lapkas 4 Hernia Inguinal
Lapkas 4 Hernia Inguinal
“Hernia Inguinalis”
Oleh:
Herni Maulidyah
Pembimbing:
dr. Desti Nurul Qomariyah
NAMA Tn. T
RM 121024****
USIA 65 tahun
AGAMA Islam
Keluhan utama
Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan adanya benjolan di dekat scrotum kiri sejak 2 bulan SMRS.
Sekarang
Awalnya benjolan masih bisa masuk jika didorong dengan jari. Biasanya benjolan keluar terutama ketika pasien
mengedan. Namun 2 hari terakhir ini, benjolan sudah tidak bisa masuk lagi ketika didorong dengan jari. Keluhan disertai
seperti rasa melilit pada bagian lipat paha kiri. Dan rasa nyeri muncul tidak menentu, baik saat istirahat maupun saat
aktivitas. Pasien mengatakan sebenarnya nyeri dirasakan sudah lama, sekitar 1 tahun, namun baru menyadari adanya
benjolan yang hilang timbul sejak 2 bulan terakhir.
Biasanya benjolan menghilang ketika pasien berbaring. Keluhan disertai mual, perut kembung, demam disangkal.
BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
Riw. HT : disangkal
Riw. Asma : disangkal
Riw. Asma : disangkal
Riw. Batuk lama : disangkal
Riw. DM : disangkal
Riw. Alergi obat & makanan : disangkal
Riw. Jantung : disangkal
Riw. Tekanan darah tinggi : disangkal
Riw. Batuk lama : disangkal
Riw. Kencing manis : disangkal
Riw. Alergi obat & makanan : disangkal
Riw. Gagal ginjal : disangkal
Riw. Trauma : disangkal
Riwayat Kebiasaan
Pasien jarang berolah raga, sebelummnya pasien bekerja sebagai buruh yang mengangkat barang berat. Namun sudah
lama berhenti kerja.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
GCS : E4M6V5
Kesadaran : Compos mentis
KU : Tampak sakit sedang
BB : 65 kg
TD : 140/80 mmHg
HR : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
T : 36,7
SpO2 : 99% room air
Pemeriksaan Fisik
Kep
ala Bentuk : Normochepali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)
Telinga : Tidak tuli, Sekret (-/-), Lubang Normal
Hidung : Pernafasan Cuping Hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-)
Leh
er Kelenjar limfe : Tidak tampak membesar
Kelenjar Tiroid : Tidak tampak membesar
Pemeriksaan
Tho
Fisik
rax
Paru:
Inspeksi : retraksi dada (-), massa (-), perubahan warna kulit (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Aukultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan
Abdom Fisik Ekstrem
en itas
Inspeksi : tampak datar Akral hangat (+),capillary refil time <2
Auskultasi : BU (+) detik, sianosis (-), edema (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Kulit
Turgor kulit baik (kembali cepat), petekie (-),
jaundice (-)
Pemeriksaan lokalis
Inspeksi : terdapat benjolan pada lipat paha kiri berukuran sekitar 4x5 cm,
berwarna seperti kulit sekitar.
Palpasi : teraba benjolan dengan konsistensi kenyal, batas atas tidak jelas,
nyeri tekan (+), benjolan tidak dapat dimasukkan
Pemeriksaan finger test : impuls terdapat diujung jari
Pemeriksaan ziemann test : teraba pada jari kedua
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 15,2 13,2-17,3 g/dl
Hematokrit 43,5 40,0-52,0 %
Leukosit 11.480 3.800-10.600 /mm3
Trombosit 295.000 150.000 - 350.000 /mm3
KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 104 70-100 mg/dl
SEROLOGI
COVID antigen rapid test Negatif Negatif
Resu
me
Pasien datang ke IGD dengan keluhan benjolan dilipat paha kiri dekat skrotum sejak 2 bulan, awalnya benjolan
hilang timbul dan masih bisa masuk jika didorong dengan jari. Saat ini benjolan sudah tidak bisa masuk jika
didorong dengan jari sejak 2 hari terakhir. Keluhan disertai nyeri dan rasa seperti melilit pada lipat paha kiri.
Nyeri dirasakan hilang timbul sekitar dari 1 tahun.
Pemeriksaan fisik didapatkan: kesadaran CM, KU tampak sakit sedang, TD 140/80 mmHg
Pemeriksaan lokalis:
Inspeksi : terdapat benjolan pada lipat paha kiri berukuran sekitar 4x5 cm, berwarna seperti kulit sekitar.
Palpasi : teraba benjolan dengan konsistensi kenyal, batas atas tidak jelas, nyeri tekan (+), benjolan tidak
dapat dimasukkan
Pemeriksaan finger test : impuls terdapat diujung jari
Pemeriksaan ziemann test : teraba pada jari kedua
Pemeriksaan penunjang : leukositosis
Working diagnosis
Hernia inguinalis lateralis sin
Terapi
-
IGD
IVFD RL 20 tpm
- Inj ranitidine 1 amp
Konsul
- Inj ketorolacdr.
1 ampAndrianto, Sp.B
advice:
- Pasang kateter
- kasih ceftriaxone 1x2
- ranitidin 2x1
- ketorolac 2x1
- Besok tolong siapkan operasi jam 08.00
Tinjauan
pustaka
Definis
i
Hernia merupakan penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh
Epidemiol
dinding. Hernia yaitu prostusio dari intraabdomen ke ekstraabdomen
ogi
• Hernia inguinalis : paling banyak terjadi di departemen bedah dengan angka kejadian 80%
• Faktor resiko pada laki-laki 27% dan perempuan 3%
• Pada usia yang lebih tua banyak yang menderita hernia inguinal
Syarat Hernia
Hernia Indirect
• Faktor kongenital
Hernia inguinalis
Direct Indirect
klasifikasi
Berdasarkan lokasi/letaknya
• Hernia inguinalis
• Hernia femoralis
• Hernia umbilikalis
Berdasarkan sifatnya
• Hernia reducible
• Hernia irreducible :Hernia inskarserata Hernia
strangulata
diagnosi
s
Anamnesis
Adanya rasa penekanan atau beban di area Tanyakan durasi gejala dan onset awal
groin gejala
Keluhan sering timbul sepanjang hari atau Tanyakan apakah benjolan tersebut semakin
setelah aktivitas berat membesar atau tidak
Nyeri di pangkal paha yang terlokalisasi Tanyakan apakah pasien sering mendorong
kembali benjolan tersebut
Adanya gangguan defekasi atau berkemih
Adanya benjolan yang timbul di area groin
Pemeriksaan Fisik
• USG
sensitivitas dan spesifisitas terbaik untuk membedakan diagnosis hernia direct, indirect, dan
femoral
• CT-Scan dan MRI
abdomen dan pelvis (digunakan untuk mendeteksi hernia yang belum terkonformasi oleh
USG atau atypical masses di area groin
Manajemen
Non-operative approach
Memberikan analgetik dan sedative untuk mencegah nyeri.
Menurunkan tegangan otot abdomen.
Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
Pasien pada posisi trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia inguinalis.
Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan proses analgesia.
Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki kodok)
Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang berlanjut selama proses reduksi penonjolan
Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan posisi hernia ke atas. Jika dilakukan
penekanan ke arah apeks akan menyebabkan posisi hernia keluar dari pintu hernia.
Cara diatas dilakukan 20-30 menit
Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaan
Indikasi Operasi
Pada anak: harus operatif tanpa penundaan, karena resiko komplikasi inkarserata, strangulasi, dan tanda
infeksi lainnya
Terjadi inkarserasi
Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk
Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat dilakukan operasi
dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai resiko yang besar pada
pasien geriatri.
Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan penanganan terlebih
dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi traktus urinarius dan retensi urin pada
saat operasi hernia.
Teknik Pembedahan
Tujuan operasi : menghilangkan hernia dengan cara membuang kantung dan
memperbaiki dinding abdomen, dengan teknik diantaranya:
Herniorraphy Hernioplasty