Anda di halaman 1dari 34

Case report

“Chronic Kidney Disease”

Oleh:
Herni Maulidyah

Pembimbing:
dr. Desti Nurul Qomariyah

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT HERMINA CIRUAS
SERANG
2022
ILUSTRASI
KASUS
IDENTITAS PASIEN

NAMA Tn. M

RM 1210251***

JENIS KELAMIN Laki-laki

TANGGAL LAHIR 18 Okt 1963

USIA 59 tahun

AGAMA Islam

ALAMAT Ciruas, Serang


anamnesis
Dilakukan autoanamnesis dengan pasien

Keluhan utama
Pasien mengatakan badan terasa lemas yang memberat sejak 5 hari SMRS.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien merasa mudah lelah, semua anggota tubuh masih bisa digerakkan dengan baik, dapat bicara dengan jelas.
Keluhan disertai sesak nafas. Sesak dirasakan sudah lebih dari 2 minggu namun hilang timbul. Keluhan batuk,
pilek, pusing, demam disangkal. Pasien mengatakan terkadang ada rasa mual namun tidak sampai muntah, nyeri
ulu hati, dada terasa panas disangkal. BAB dan BAK normal.
Pasien telah foto RO dada di luar RS atas keinginan sendiri pada tanggal 29/10/22, karena sering merasa sesak.
Riw HT (+) pasien baru mengetahui memiliki HT baru 1 bulan terakhir ini, konsumsi obat antihipertensi
amlodipine 10 mg namun tidak rutin minum. Pasien tidak pernah ada riw cuci darah. Riw stroke, DM, jantung,
asma, pengobatan TB paru disangkal.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
 Riw. Stroke : disangkal
 Riw. Asma : disangkal
 Riw. Asma : disangkal
 Riw. Batuk lama : disangkal
 Riw. DM : disangkal
 Riw. Alergi obat & makanan : disangkal
 Riw. Jantung : disangkal
 Riw. Tekanan darah tinggi : disangkal
 Riw. Batuk lama : disangkal
 Riw. Kencing manis : disangkal
 Riw. Alergi obat & makanan : disangkal
 Riw. Gagal ginjal : disangkal
 Riw. Trauma : disangkal

Riwayat Kebiasaan
Pasien jarang berolah raga dan pasien perokok aktif, merokok bisa habis 1 bungkus/hari. Namun pasien berhenti
merokok setelah sering merasakan sesak napas akhir-akhir ini.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
 GCS : E4M6V5
 Kesadaran : Compos mentis
 KU : Tampak sakit sedang
 BB : 57 kg
 TD : 173/97 mmHg
 HR : 94x/mnt
 RR : 20x/mnt
 T : 36,9
 SpO2 : 97% room air
Pemeriksaan Fisik
Kep
ala  Bentuk : Normochepali
 Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)
 Telinga : Tidak tuli, Sekret (-/-), Lubang Normal
 Hidung : Pernafasan Cuping Hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
 Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-)
Leh
er  Kelenjar limfe : Tidak tampak membesar
 Kelenjar Tiroid : Tidak tampak membesar
Pemeriksaan
Tho
Fisik

rax
Paru:
Inspeksi : retraksi dada (-), massa (-), perubahan warna kulit (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Aukultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan
Abdom Fisik Ekstrem
en itas
 Inspeksi : tampak datar Akral hangat (+),capillary refil time <2
 Auskultasi : BU (+) detik, sianosis (-), edema (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-)
 Perkusi : timpani

Kulit
Turgor kulit baik (kembali cepat), petekie (-),
jaundice (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 9,3 13,2-17,3 g/dl
Hematokrit 27,4 40,0-52,0 %
Leukosit 9.850 3.800-10.600 /mm3
Trombosit 295.000 150.000 - 350.000 /mm3
KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 103 70-100 mg/dl
Ureum 176,5 15,0-45,0 mg/dl
Kreatinin 12,5 0,8-1,3 mg/dl
SEROLOGI
COVID antigen rapid test Negatif Negatif  
ELEKTROLIT
Natrium 133 135 – 147 mmol/L
Kalium 3,79 3,50 – 5,00 mmol/L
Klorida 98,8 94 – 111 mmol/L

*GFR : 5.13
Pemeriksaan Penunjang
Resu
me
 Pasien datang ke IGD dengan keluhan badan terasa lemas yang memberat 5 hari terakhir, disertai sesak napas,
riw HT (+) baru diketahui 1 bulan terakhir ini. Riw minum amlodipine 1x10 mg namun tidak rutin minum obat.
 Pemeriksaan fisik didapatkan: kesadaran CM, KU tampak sakit sedang, TD 173/97 mmHg, CA +/+
 Pemeriksaan penunjang : anemia, uremia, kreatinemia, GFR 5.13
Working diagnosis
CKD stage 5 + Hipertensi

Terapi
-
IGD
Venflon
- Inj OMZ 1 amp

Konsul dr. Fitri, Sp.PD


- Inj ondan 1 amp
- Amlodipin 10 mg

advice:
- Venplon - Bicnat 3x1
- Omz 2x1 - Prorenal 3x1
- Ondan 3x1 - Folic acid 1x1
- Amlo 1x10 mg - Lasix 1x1
- Candesartan 1x16 mg - Hd
Tinjauan
pustaka
Chronic Kidney Disease
Definis
i
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologic yang beragam, mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.

Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible, pada
suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.

Epidemiol
ogi
Angka kejadian gagal ginjal kronis di Indonesia berdasarkan data dari Riskesdas, (2018) yaitu sebesar 0,38 %
dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 713.783 jiwa yang menderita gagal
ginjal kronis di Indonesia 
Etiolog
i
Penyebab utama Penyakit Ginjal Kronik: Penyebab gagal ginjal yang menjalani

Diabetes Mellitus tipe 1 dan 2 hemodialisa:


Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar Glomerulonefritis
Glomerulonefritis Diabetes Mellitus
Nefritis interstisialis
Hipertensi
Kista

Penyakit sistemik (lupus, vaskulitis)

Neoplasma

Tidak diketahui
Kriteria

Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
structural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)
dengan manifestasi:
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin atau
kelainan dalam test pencitraan (imaging test)
Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73 m 2 selama 3 bulan, dengan
atau tanpa kerusakan ginjal
klasifika
si
Derajat Penjelasan LFG (ml/mnt/1,73 m2) LFG (ml/mnt/1,73 m2) =
* Pada perempuan dikalikan 0.85

1 Kerusakan ginjal dengan LFG ≥90


normal atau meningkat

2 Kerusakan ginjal dengan LFG 60-89


meningkat ringan
LFG (ml/mnt/1,73 m2) = = 5,13
* Pada perempuan dikalikan 0.85
3 Kerusakan ginjal dengan LFG 30-59
meningkat sedang

4 Kerusakan ginjal dengan LFG 15-29


meningkat berat

5 Gagal Ginjal <15 atau dialisis


Patofisiol
ogi
Fungsional nefron yang
Terjadi pengurangan
Hipertrofi struktural masih tersisa akan Tekanan kapiler dan aliran darah
masa ginjal mengalami hiperfiltrasi

Perubahan fungsi neuron Terjadi maladaptasi,


Pembentukan jaringan ikat yang tersisa setelah fungsi yang progresif adanya sklerosis nefron
kerusakan ginjal yang masih tersisa

Nefron yang masih utuh


Hiperfiltrasi, peningkatan End Stage Renal Disease
fungsi yang progresif akan mengalami
aliran darah glomerulus (ESRD)
peningkatan beban sekresi

Anemia, sesak napas, asidosis,


hipertensi, hiperlipidemia,
hiperurikemia, hiponatremia, Penurunan GFR
hiperfosfatemia, hipokalsemia,
hiperkalemia, proteinuria, uremia
Patofisiol
ogi Gangguan Tidak terjadi proses
pembentukan pembentukan Anemia Jumlah eritrosit, Hb, Ht
eritropoeitin di eritrosit
ginjal

Angiotensinogen
Vasokonstriksi TD
Ekskresi natrium Ginjal mensekresi
berlebihan hormon renin
ACE
Angiotensin I Angiotensin II

Volume intrasel Merangsang


Ventrikel kiri gagal Volume cairan Retensi NaCl dan
meningkat pelepasan
memompa darah berlebihan air
(hipervolemia) aldosteron dan ADH
ke perifer

LVH (Left Ventrikel Tekanan atrium kiri Tekanan kapiler


Vena pulmonalis paru
Hipertrofi) meningkat

Sesak napas Udem paru


Tatalaksana
Terapi spesifik terhadap Pencegahan dan terapi terhadap Memperlambat penurunan
penyakit dasarnya kondisi komorbid fungsi ginjal

Pembatasan asupan protein

Memperlambat penurunan Pencegahan dan terapi terhadap


Osteodistrofi renal:
kardiovaskular
fungsi ginjal - Mengatasi hiperfosfatemia
- Pemberian kalsitriol
- Pembatasan cairan dan elektrolit
- Dialisis atau transplantasi ginjal
Pencegahan dan terapi terhadap
komplikasi

Anemia
Tatalaksana
Pembatasan Asupan Protein dan Fosfat pada Penyakit Ginjal Kronik

LGF ml/menit Asupan protein g/kg/hari Fosfat g/kg/hari


>60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi
25 – 60 0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk > 0,35 < 10 g
gr/kg/hr nilai biologi tinggi

5 -25 0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk > 0,35 < 10 g


gr/kg/hr protein nilai biologi tinggi
atau tambahan 0,3 g asam amino
esensial atau asam keton

<60(sind.nefrotik) 0,8/kg/hari (+1 gr protein/ g <9g


proteinuria atau 0,3 g/kg tambahan
asam amino esensial atau asam
keton
HIPERTENSI
Definis
i
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik lebih dari atau sama
dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.

Epidemiol
ogi
pencet
us

1. Usia
2. RAS
3. Obesitas
4. Kurang aktivitas
5. Konsumsi tinggi natrium
6. Merokok
7. Sindroma metabolik
patofisiol
ogi
patofisiol
ogi
Klasifikasi
Tatalaksana
Tatalaksana
Daftar
Pustaka
1. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Jakarta : FKUI, 2009
2. Adamson WJ, dkk. Harrison’s Principles of Internal Medicine, edisi 16. NewYork : McGraw Hill, 2005

3. Ketut Suwitra. Penyakit Ginjal Kronik. Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4 Jilid I. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. hlm 570-3.

4. KDOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and Stratification. Diunduh dari:
http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines_ckd/toc.htm GGK, 04 Oktober 2019.

5. Konsensus Manajemen Anemia pada Gagal Ginjal kronik. Perhimpunan Nefrologi lndonesia, Jakarta 2011.

6. 2003 World Health Organization (WHO)/International Society of Hypertension (ISH) statement on management of hypertension. J Hypertens 2003;21:1983-1992
7. The Eighth Repot of the Joint national Comitte on P revention, detection, evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII). 2014
8. The Seventh Repot of the Joint national Comitte on Prevention, detection, evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII). 2004
9. Norman M. Kaplan’s Clinical Hypertension 9th edition. Philadephia, USA: Lippincott Williams& Wilkins:2006
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai