Anda di halaman 1dari 10

antihistamin H2

Nama: Anggi Dwi Mustika


Nim: 482012108010
Kelas: 4A
Mata Kuliah: Kimia Medisinal
Dosen: Apt Khairul Rizal s,farm
Pengertian antihistamin
Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan
kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing
dengan reseptor H1, H2, dan H3.

Berdasarkan hambatan resptor spesifik, antihistamin dibagi menjadi 3


kelompok:
1. Antagonis H1 = digunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat
reaksi alergi.
2. Antagonis H2 = digunakan untuk sekresi lambung pada pengobatan
penderita tukak lambung.
3. Antagonis H3 = sampai saat ini belum digunakan untuk pengobatan
dan dalam penelitian lebih lanjut.
Antihistamin H2
-> dapat mengakibatkan timbulnya blood dyscrasia sebagai granulositopenia.

Murunan ketiga dari imida/ol, misalnya simetidin, tidak punya gugus tiourea,
sehingga relatif tidakmenimbulkan granulositopenia.

Senyawa lain (ranitidin, oksmetidin, famotidin dan nizatidin) merupakan


antagonis reseptor H2 baru yang lebih aman.

Antihistamin antagonis reseptor H2 dalam klinik digunakan pada terapi ulkus


peptik, sindroma Zollinger-Ellison dan keadaan hiperasiditas.
Mekanisme kerja antihistamin H2
Interaksi Antihistamin dengang reseptor H2 dapat meningkatkan
sekresi asam lambung dan kecepatan kerja jantung. Produksi asam
lambung disebabkan penurunan cGMP dalam sel dan peningkatan
cAMP. Peningkatan sekresi asam lambung dapat menyebabkan
tukak lambung. Efek ini di blok oleh antagonis H2.

Antagonis H2 terdiri dari


1. Famotidin
2. Ranitidin
Cara pemberian antihistamin
• Biasanya diberikan secara oral, tetapi ada juga
yang diinjeksikan terutama untuk pengobatan
syok anafilaksis.

• Antihistamin juga digunakan dalam pengobatan


mual dan muntah (cimetidin)
Contoh Obat Antihistamin
• Kelompok: antihistamin - sedatif
• Indikasi: urtikaria, rinitis alergi, gigitan serangga, alergi obat,
anafilaksis, alergi makanan, alergi serum.
• Dosis : oral: 4 mg setiap 4-6 jam maksimal 24 mg per hari.
• SC atau IM 10-20 mg maksimal .40mg dlm 24 jam. Injeksi
IV dalam 1 menit: 10-20 mg.
• Kontraindikasi: epilepsi, penyakit hati, asma karena
memiliki sedikit efek pada bronkospasme alergi,
hipersensitivitas.
• Efek samping : mengantuk, tidak bertenaga, pusing, mulut
kering, penglihatan kabur, sakit kepala, gangguan
gastrointestinal, IV dapat menyebabkan hipotensi
sementara, stimulasi SSP, retensi urine, palpitasi, sesak,
anemia hemolitik.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai