Anda di halaman 1dari 27

MEMPERCEPAT TRANSFORMASI EKONOMI

YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN


MELALUI PENGUATAN KOPERASI, UMKM
DAN KEWIRAUSAHAAN

OLEH :
MULYADI IRSAN
KEPALA BAPPEDA PROVINSI LAMPUNG

Hotel Whiz Prime, 2 Agustus 2023


01. Capaian Pembangunan
02. Permasalahan Pembangunan di
Provinsi Lampung
03. Isu Strategis
04. Challenge
05. Arah Kebijakan Pembangunan
06. Peran Sektoral untuk Transformasi
Ekonomi
01. CAPAIAN PEMBANGUNAN
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) PDRB Per Kapita (Juta Rupiah) 59.3
Lampung Nasional 56.0 42.2
51.9
39.7
37.0

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2017 2018 2019 ““Capaian pembangunan
62.3 71.0
57.3 Provinsi Lampung selama 5
39.3 40.9 45.1 (lima) tahun terakhir mengalami
Lampung
fluktuasi yang mengarah ke
“Tahun 2022 adalah momen peningkatan LPE Lampung, Nasional
sempat mencapai tertinggi nasional di TW II 2022 pertumbuhan yang lebih baik.”
2021 2022
sebesar 9,12%.” 2020

TPT (Persen) Tingkat Kemiskinan (Persen)


IPM (Persen)
5.5 72.91
5.34 72.29
4.33 4.04 71.92 71.94
71.39
70.81 70.45
Lampung 69.57 69.69 69.9
2018 69.02
Nasional 68.25
2017 6.49
5.28 7.07
5.86
4.03 4.69 4.52
4.67
2017 2018 2019 2020 2021 2022
2020 2022
2019 2021 Lampung Nasional
Trend pertumbuhan Ekonomi (q to q dan y on y)
PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN 1-2023: 0,79% (q-to-q )

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung (q-to-q) Lampung merupakan satu-


satunya Provinsi yang tumbuh
12.00
8.00 6.29 6.67 positif q-to-q di Sumatera,
4.91 4.20 9.13
4.00 2.94 2.84 3.07 2.06 0.87 0.81 0.79 sementara provinsi lain
-0.54
0.00 mengalami kontraksi.
-4.00
-8.00 -6.37 -5.34
-8.42 -8.24
-12.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2019 2020 2021 2022 2023 PDRB Per PDRB PDRB
Kapita, ADHB, ADHK,
Dibandingkan Triwulan 4-2022, ekonomi Lampung pada Triwulan 1-2023 tumbuh signifikan 2022
2022
Rp. 2022
Rp.
sebesar 0,79% (q-to-q).
Rp. 45,1 414,13 257,50
Juta Rupiah Trilyun Trilyun
PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN 1-2023: 4,96% (y-on-y)

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung (y-on-y)

8.00
Tren pertumbuhan sekonomi
5.20 5.57 5.15 5.12 5.12 5.10 5.23 4.96
2.96
3.94
5.05
6.00 secara y on y menunjukkan
4.00
1.71
2.00 penguatan, ditandai dengan
-2.41 -2.25 2.86 0.00 peningkatan yang signifikan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 -3.59
Q2 Q3 Q4 -1.99
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 -2.00
2019 2020 2021 2022 2023 -4.00 dibandingkan periode yang sama
-6.00
tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Lampung Triwulan 1-2023 TUMBUH sebesar 4,96% (y-on-y), meningkat dibandingkan periode
yang sama pertumbuhan ekonomi Triwulan 1-2022 yang tumbuh sebesar 2,86% (y-on-y).
Pola Struktur Pertumbuhan Ekonomi Lampung
Distribusi Sektor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Lampung 2010-2022
Terjadi pergeseran distribusi
34.56
sektor terbesar pada struktur
27.9 A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan perekonomian Lampung
C. Industri Pengolahan
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
17.18 18.55
F. Konstruksi

12.21 13.2 H. Transportasi dan Pergudangan


9.01 9.75
5.97
4.22

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Laju Sektor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Lampung 2010-2022


20.34

A. Pertanian, Kehutanan,
15.35 dan Perikanan

C. Industri Pengolahan
8.4
8.38 G. Perdagangan Besar dan
Terjadi Pergeseran pola laju
6.2
4.6 3.85
Eceran;
pertumbuhan ekonomi di
3.84 F. Konstruksi
2.02
0.47 Lampung
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 H. Transportasi dan Per-
gudangan
02. Permasalahan Pembangunan di Provinsi Lampung

Belum
Kurang Meratanya Rendahnya Ancaman
Maksimalnya
Kualitas SDM Pemerataan Lingkungan
Pemulihan pasca
Infrastruktur
pandemi Covid-19

Tata Niaga Hasil Terbatasnya


Pertanian yang Hilirisasi dan
belum maksimal Industrialisasi
03. Isu Strategis Pembangunan
• PERTUMBUHAN EKONOMI
KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH
Pasca Pandemi Covid-19, Pertumbuhan
Ekonomi Lampung memerlukan upaya Ketimpangan kondisi ekonomi, sosial
penguatan dan percepatan budaya dan infrastruktur antar
pertumbuhan. Pertumbuhan Tahun 2022 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.
sebesar 4,28% masih dibawah capaian
pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi

TINGKAT PENGANGGURAN

KUALITAS PEMBANGUNAN MANUSIA Persentase Tingkat Pengangguran


terbuka (TPT) pada Agustus Tahun 2022
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi mencapai 4,52 %.
Lampung pada Tahun 2022 adalah sebesar
70,45 poin dalam kategori Tinggi.

KONEKTIVITAS ANTAR WILAYAH


Kondisi jalan mantap yang belum mencapai
KEMISKINAN target seiring dengan budget constrain,
yang memengaruhi konektivitas wilayah
TURUN cukup signifikan dari 12,62% per serta arus manusia barang dan jasa
Maret 2021 menjadi 11,44% per Sept 2022

PENGEMBANGAN AGLOMERASI KAWASAN METROPOLITAN


BANDAR LAMPUNG RAYA
04. Challange
Internal : Eksternal :
04. Challenge Modal Dasar Provinsi Lampung :

Jumlah Wilayah yang Sosial dan Sumber Daya


Penduduk 9,18 Strategis Budaya Alam yang
Juta Jiwa melimpah

Perubahan Iklim Daya Dukung


dan Daya
Tampung
Game Changers Transformasi Ekonomi
(Upaya Transformatif Super Prioritas)
05. Arah Kebijakan Pembangunan
Sasaran Makro Pembangunan Provinsi Lampung 2024

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


PERTUMBUHAN EKONOMI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

4,5 – 5,5 % 70,6 – 70,9 4,0 – 3,8 %

RASIO GINI TINGKAT KEMISKINAN INFLASI PENDAPATAN PER KAPITA


0,293–0,314 11,4 – 10,9% 3+1% 45 - 46 juta
ARAH KEBIJAKAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2024
1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas
hasil produksi pertanian (dalam arti luas)
2. Meningkatkan nilai tambah produk-produk
unggulan dengan penguatan rantai
pemasaran, kemudahan berusaha, dan
insentif investasi;
3. Penguatan daya saing infrastruktur dasar,
mencakup konektivitas, energi, air baku
1. Menjaga dan meningkatkan iklim serta infrastruktur pendukung ekonomi
investasi di daerah lainnya Mempercepat pengurangan
2. Optimalisasi belanja konsumsi kesenjangan (antar individu
rumah tangga dan antar wilayah) melalui
3. Meningkatkan kualitas belanja peningkatan pelayanan dasar
pemerintah pendidikan, kesehatan, dan
4. Meningkatkan surplus infrastruktur dasar
perdagangan antar wilayah
Mencapai Pertumbuhan
Ekonomi 4,5 – 5,5 Persen

Strategi Stabilisasi Ekonomi Strategi Pemerataan


Menuju Lampung 2045…
Menuju Lampung 2045…
Peningkatan
Produktivitas Menjadi
Kunci Pembangunan
Jangka Panjang

“Produktivitas bukanlah
segalanya, tetapi dalam
jangka Panjang, ini hamper
segalanya. Kemampuan suatu
negara untuk meningkatkan
standar hidupnya dari waktu
ke waktu hamper seluruhnya
bergantung pada
kemampuannya untuk
meningkatkan produktivitas.”

-Paul Crugmen-
Professor of economics and
international affairs of
Princeton University
ARAH KEBIJAKAN SEKTORAL
(Mengacu Pada Dokumen Ranwal RPJPN 2025-2045)

INDUSTRI PERTANIAN

• Percepatan pengembangan dan operasionalisasi • Mendorong Transformasi1,50Ekonomi melalui


kawasan strategis sebagai engine of growth hilirisasi komoditas Pertanian khususnya
khususnya Kawasan Industri Tanggamus sub sektor dengan share terbesar dalam
• Pengembangan industri pengolahan terpadu PDRB
ramah lingkungan berbasis komoditas unggulan • Modernisasi irigasi untuk mendukung
(sawit, kelapa, kopi, karet, perikanan, tangkap, pengembangan komoditas pertanian bernilai
dan budidaya) tinggi
• Rehabilitasi dan konservasi wilayah sungai
yang dalam kondisi tertekan (stress)
diantaranya WS Seputih-Sekampung

TRANSPORTASI
PENGENTASAN KEMISKINAN EKSTREM
• Pengembangan jalur konektivitas antar
• Pengentasan kemiskinan ekstrem pada wilayah dan jalur khusus logistik antara
daerah 3T khususnya pada Kepulauan lain pengembangan pelabuhan simpul
Meranti, Kepulauan Nias, Mentawai, Lingga, utama di Sumatera
Musi Rawas Utara, Pesisir Barat, dan Pulau • Pengembangan jaringan kereta api
Enggano. barang ke pelabuhan serta pembangunan
kereta api antar kota secara bertahap.
ARAH KEBIJAKAN SEKTORAL
(Mengacu Pada Dokumen Ranwal RPJPN 2025-2045)

LISTRIK PENGEMBANGAN KAWASAN

• Pengembangan sumber energi baru dan • Pengembangan kawasan perkotaan


terbarukan termasuk pembangunan PLTN yang terintegrasi dan1,50
berkelanjutan
dan pengembangan system berbasis karakteristik wilayah,
ketenagalistrikan cerdas (smart grid) termasuk pengembangan wilayah
termasuk interkoneksi jaringan listrik metropolitan dan sistem angkutan
Sumatera dan interkoneksi antar pulau umum masal perkotaan
(island grid). • Perencanaan tata ruang dengan
mempertimbangkan risiko bencana
dan perubahan iklim,

KERJASAMA REGIONAL PERDAGANGAN

• Peningkatan kolaborasi level nasional • Pemanfaatan SLoC (Selat Malaka)


dan regional, seperti IMT-GT maupun dan ALKI I di sisi wilayah Sumatera
kerjasama lainnya. bagian timur dan Selat Sunda
secara optimal untuk
menghubungkan rantai pasok/nilai
domestik dan global.
ARAH KEBIJAKAN WILAYAH SUMATERA
(Mengacu Pada Dokumen Rankhir RPJPN 2025-2045)

Peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM)

Pengembangan pusat pertumbuhan baru dan optimalisasi kawasan


strategis yang sudah terbangun

“INDUSTRI Penguatan pembangunan berbasis pembangunan hijau, sirkular dan


BERBASIS SDA DAN berkelanjutan
HUB EKONOMI BIRU
BARAT INDONESIA” Pengembangan infrastruktur pendukung, seperti pengembangan
multiinfrastructure backbone dan feeder, serta maritime backbone,

Meningkatkan kolaborasi dengan dunia internasional melalui skema-skema


kerja sama regional

Penuntasan RDTR kabupaten/kota dan perencanaan tata ruang dengan


mempertimbangkan risiko bencana
PRASYARAT HILIRISASI DAN
INDUSTRIALISASI
1. INFRASTRUKTUR YANG MEMADAI

2. KETERSEDIAAN SDM YANG TERAMPIL

3. PASOKAN BAHAN BAKU

4. IKLIM USAHA YANG KONDUSIF

5. DUKUNGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI

6. AKSES PASAR YANG LUAS

7. EKONOMI YANG BERKELANJUTAN

8. KERJASAMA ANTARA SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA


OUTCOME
TRANSFORMASI
PRODUKTIVITAS
IPTEK, KUALITAS SDM,
INFRASTRUKTUR,
KEMITRAAN, KEBIJAKAN

NILAI TAMBAH
HILIRISASI, • INVESTASI
TRANSFORMASI •
STANDARISASI, INDUSTRIALISASI
EKONOMI • DIVERSIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI
MANUFAKTUR, HAKI
STABIL PADA 6-7%

DAYA SAING
INOVASI PRODUK, INOVASI
LAYANAN, INOVASI PROSES
BISNIS, AKSES PASAR
NASIONAL DAN REGIONAL,
KELEMBAGAAN

Tren sebelumnya Tren yang akan datang

PERT
PERTANIAN
PERDAGANGA
INDUSTRI JASA
LAIN-
Transformasi INDUSTRI/ PERDAGANG KONST LAIN-
N LAIN JASA ANIA
LAIN
MANUFAKTUR AN RUKSI N
Kebijakan untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Memberikan prioritas dan Melakukan upaya percepatan Mendorong konsumsi rumah


Mendorong UMKM melakukan
dukungan kepada sektor- pembangunan infrastruktur; tangga dengan meningkatkan
pemanfaatan inovasi/teknologi
sektor produktif yaitu sektor daya beli masyarakat;
dengan digitalisasi;
Pertanian dan Industri
Pengolahan

Meningkatan PAD dengan memaksimalkan Melakukan pendampingan dalam


Mendorong pertumbuhan investasi dengan
potensi wajib pajak dan optimalisasi belanja upaya hilirisasi produk pertanian.
menjaga sentimen positif investor swasta
melalui perbaikan iklim kemudahan berusaha; daerah;
06. Peran Sektoral untuk Transformasi Ekonomi

Litbang Infrastruktur Pendidikan Perdagangan


dan UMKM
- Meningkatkan realisasi jalan - Meningkatkan mutu sistem
- Meningkatkan peran R & D dalam - Promosi Perdagangan
mantap Pendidikan
menciptakan sumber pertumbuhan - Link and Match pendidikan dan - Meningkatkan Daya Saing UMKM
- Meningkatkan Aksebilitas dan
ekonomi baru - Memperluas Ekspor
konektivitas antar wilayah dunia kerja

Pemuda Pariwisata Pertanian

- Menciptakan lapangan usaha melalui kreativitas - Menciptakan daya tarik pariwisata melalui - Meningkatkan produksi dan
- Menjaga kondusifitas wilayah event dan pengelolaan destinasi wisata produktivitas
- Promosi pariwisata - Mendukung Hilirisasi Hasil Pertanian
PERTUMBUHAN JUMLAH KOPERASI DI PROVINSI LAMPUNG
(Tahun 2010-2022)

JUMLAH
TAHUN KOPERASI AKTIF TIDAK AKTIF
(KESELURUHAN)
2010 3,258 2,057 1,201
2011 3,792 2,482 1,310
2012 4,478 2,740 1,738
2013 4,672 2,885 1,787
2014 4,833 3,041 1,792
2015 4,957 3,197 1,760
2016 5,125 2,870 2,255
2017 5,341 2,476 2,865
2018 5,423 2,016 3,407
Jumlah Koperasi Aktif di Provinsi Lampung baik koperasi yang menjadi
2019 5,505 1,938 3,567
kewenangan Nasional, Pemerintah Provinsi Lampung maupun Pemerintah
2020 5,655 2,075 3,580 Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung mengalami peningkatan sejak tahun 2010,
dari semula 3.258 unit koperasi menjadi 6.005 unit pada tahun 2022 atau
2021 5,833 2,252 3,581 sebesar 40,4% dari jumlah koperasi keseluruhan. Jumlah koperasi aktif pada tahun
2022 meningkat dari 2.252 unit pada tahun 2021 menjadi 2.426 unit pada tahun
2022 6,005 2,426 3,579
2022. Selain itu, Jumlah koperasi tidak aktif menurun dari 3.581 unit pada tahun
2021 menjadi 3.579 unit pada tahun 2022.
Sumber: Data Online data sistem (ODS) Kementrian Koperasi dan UKM RI
KOPERASI BERDASARKAN JENIS (Tahun 2015-2022

KOPERASI PRODUSEN KOPERASI PEMASARAN KOPERASI KONSUMEN KOPERASI JASA KOPERASI SIMPAN PINJAM JUMLAH TOTAL
TAHUN TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK
JUMLAH AKTIF JUMLAH AKTIF JUMLAH AKTIF JUMLAH AKTIF JUMLAH AKTIF JUMLAH AKTIF
AKTIF AKTIF AKTIF AKTIF AKTIF AKTIF
2015 1.597 863 734 83 45 38 2.588 1.710 878 57 29 28 632 550 82 4.957 3.197 1.760
2016 1.780 897 883 84 49 35 2.509 1.335 1.174 80 54 26 672 535 137 5.125 2.870 2.255
2017 1.829 788 1.041 84 39 45 2.513 1.042 1.471 122 60 62 793 547 246 5.341 2.476 2.865
2018 1.787 455 1.332 83 30 53 2.603 998 1.605 129 66 63 821 467 354 5.423 2.016 3.407
2019 1.793 404 1.389 90 30 60 2.648 949 1.699 140 76 64 834 479 355 5.505 1.938 3.567
2020 1.826 440 1.386 95 37 58 2.726 1.041 1.685 152 84 68 856 473 383 5.655 2.075 3.580
2021 1.878 492 1.386 102 44 58 2.813 1.127 1.686 165 97 68 875 492 383 5.833 2.252 3.581
2022 1.923 539 1.384 112 53 59 2.894 1.210 1.684 181 113 68 895 511 384 6.005 2.426 3.579

Sumber: Data Online data sistem (ODS) Kementrian Koperasi dan UKM RI

Dari jumlah koperasi konsumen tahun 2022 diketahui bahwa Jumlah koperasi konsumen yang aktif lebih sedikit jika dibandingkan dengan
jumlah koperasi konsumen yang tidak aktif. jumlah koperasi konsumen aktif sebanyak 1.210 unit atau 41,81% dan jumlah koperasi
konsumen yang tidak aktif sebanyak 1.684 unit atau 58,19%.
Jumlah Koperasi Primer dan Aktivitasnya menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2021
Koperasi Sisa Hasil
Anggota Modal Sendiri Cadangan Modal Luar Volume Usaha Asset Karyawan
Kabupaten/Kota Primer Usaha
(Orang) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (Orang)
(Unit) (Juta Rupiah)
Lampung Barat 159 5 418 27 647 – 7 058 7 434 34 705 3 491 12
Tanggamus 348 11 446 31 366 – 26 309 35 150 58 951 3 550 71
Lampung Selatan 488 10 043 312 593 – 44 796 107 884 357 389 11 014 187
Lampung Timur 549 20 207 27 154 – 29 153 53 945 80 676 4 670 223
Lampung Tengah 676 48 375 117 616 – 127 694 227 514 437 603 22 121 369
Lampung Utara 347 7 307 21 241 – 1 331 46 276 146 418 2 899 75
Way Kanan 762 15 288 34 565 – 41 788 71 313 77 497 8 360 142
Tulang Bawang 202 27 048 71 646 – 220 436 207 583 294 118 12 836 84
Pesawaran 226 11 234 21 053 – 9 391 29 956 30 351 2 611 21
Pringsewu 201 10 981 24 156 – 20 028 36 952 130 537 3 008 105
Mesuji 157 4 116 3 359 – 10 834 21 623 14 293 520 331
Tulang Bawang
133 4 758 9 125 – 2 159 16 762 18 305 1 681 88
Barat
Pesisir Barat 78 2 285 1 148 – 333 385 1 616 181 54
Bandar Lampung 762 47 176 353 449 – 202 712 1 424 105 2 836 454 32 427 80
Metro 254 5 354 22 682 – 4 905 26 604 35 778 2 655 130
Provinsi Lampung 370 188 510 454 654 – 1 129 727 1 291 912 4 552 164 41 711 1 009

Sumber: Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Provinsi Lampung
Faktor Penghambat :
Faktor Pendorong :
Penghambat Koperasi :
Pendorong Koperasi : 1. Banyaknya badan/lembaga lain yang bergerak untuk pembiayaan;
1. Akses masyarakat ke koperasi lebih dekat daripada ke badan/ lembaga lain; 2. Kurangnya fasilitas yang menarik perhatian masyarakat;
2. Syarat pengajuan cenderung lebih mudah dari lembaga lain. 3. Kurangnya trust masyarakat terhadap koperasi.

Pendorong usaha kecil menjadi wirausaha : Penghambat Usaha Kecil menjadi wirausaha :
1. Dukungan pembiayaan yang memadai; 1. Keterbatasan skill/ kemampuan masyarakat untuk mengembangkan usaha;
2. Pemasaran melalui media digital yang membantu pengembangan usaha kecil. 2. Keterbatasan pembiayaan karena usaha kecil yang tidak bankable;
3. Fasilitas yang dimiliki usaha kecil masih terbatas, seperti mesin pengolahan dan teknik pengemasan.
PERTUMBUHAN JUMLAH USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI LAMPUNG (Tahun 2015-2022)

TAHUN MIKRO KECIL MENENGAH TOTAL

2015 - - - 61.942
2016 82.850 11.799 509 95.158
2017 131.518 25.666 738 157.922
2018 142.015 25.539 704 168.938
2019 98.539 11.485 335 110.359
2020 143.948 3.452 156 147.556
2021 147.926 2.917 156 150.999
2022 182.655 9.303 276 192.234
Sumber: Data Online data sistem (ODS) Kementrian Koperasi dan UKM RI

Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Lampung


mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2015 jumlah UMKM di
Provinsi Lampung sebanyak 61.942 UMKM yang tersebar di 15
Kabupaten/Kota. Jumlah ini meningkat menjadi 150.999 UMKM pada 2019
dan 192.234 UMKM pada tahun 2022.
Jl. RW Monginsidi No. 223, T. Karang Pusat | www.bappeda.lampungprov.go.id @bappeda_lampung (0721) 485 458

Anda mungkin juga menyukai