RUMAH
SAKIT
Secara Daring
APOTEKER 39
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
NASIONAL
PKPA RUMAH SAKIT SECARA DARING
DISUSUN OLEH :
2. PERENCANAAN
1. PEMILIHAN 3. PENGADAAN
KEBUTUHAN
Rumah sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya
pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai di unit pelayanan. Sistem distribusi obat meliputi Sistem persediaan lengkap
diruangan (Floorstok), Sistem perorangan, Sistem Unit Dosis, Sistem Kombinasi
8. PENGENDALIAN 9. ADMINISTRASI
Pengendalian dilakukan
Dilakukan secara tertib dan
terhadap jenis dan jumlah
berkesinambungan untuk
persediaan dan penggunaan
memudahkan penelusuran
sediaan farmasi, alat
kegiatan yang sudah berlalu.
kesehatan dan bahan medis
habis pakai.
PELAYANAN FARMASI KLINIK
PMK No. 72 Tahun 2016
Proses membandingkan
Apoteker melakukan pengkajian
instruksi pengobatan dengan
resep sesuai :
Proses untuk mendapatkan obat yang telah didapat pasien
1. Persyaratan administrasi :
informasi mengenai seluruh bertujuan untuk mencengah
nama, umur, jenis kelamin, bb,
obat/ sediaa farmasi lain yang terjadinya kesalahan obat
tinggi badan, paraf dr, tgl r/
pernah dan sedang digunakan, seperti obat tidak diberikan,
2. Persyaratan farmasetik :
riwayat pengobatan dapat duplikasi, kesalahan dosis atau
bentuk obat, kekuatan
diperoleh dari wawancara/ data interaksi obat dengan tahapan
sediaan,dosis, cara penggunaan
RM/ pencatatan penggunaan rekonsiliasi yaitu : pengumpulan
3. Persyaratan klinik : reaksi
obat pasien. data pasien, komparasi,
obat yg tidak dikehendaki
melakukan konfirmasi kepada
(ROTD), interaksi obat, efek
dokter jika menemukan
samping obat.
ketidaksesuaian dokumentasi,
dan komunikasi
4. PELAYANAN INFORMASI 5. KONSELING OBAT
OBAT (PIO)
Kegiatan pemberian informasi Pemberian nasehat/saran terkait terapi obat dari apoteker kepada
obat yang dilakukan oleh pasien atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan
apoteker kepada dokter, maupun rawat inap disemua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas
perawat, pasien dan profesi inisiatif apoteker rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya.
kesehatan lainya. Tujuan konseling untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan
risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD).
6. VISITE
Kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap ke pasien rawat inap yg dilakukan apoteker secara mandiri atau
bersama tim untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait obat,
memantau terapi obat, dan ROTD.
7. PEMANTAUAN TERAPI
OBAT (PTO)
Kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko reaksi obat yang tidak di
kehendaki atau ROTD.