Anda di halaman 1dari 37

ULKUS KORNEA IMPENDING PERFORASI

Disusun oleh:
 
Siti Sapura
2106111064

Pembimbing :
dr. Enny Nilawati, M.Ked(Oph), Sp.M

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata


Universitas Syiah Kuala
RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Tahun 2023
PENDAHULUAN

Kornea merupakan bagian mata berupa lapisan bening


tembus cahaya yang terletak di depan iris dan pupil.

Ulkus kornea adalah kondisi patologis pada kornea yang


dikarakteristikan dengan adanya infiltrat supuratif, kornea
bergaung dan diskontinuitas jaringan kornea yang dimulai
dari lapisan epitel hingga mengenai stroma

Ilyas Sidarta dan Sri Rahayu Y. Ilmu penyakit mata. Edisi ke‐5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2015.
PENDAHULUAN

4,2 juta kasus


Di beberapa negara berkembang, ulkus kornea merupakan
penyebab kedua kebutaan setelah katarak

Putri, A. M., Heryati, S., & Nasution, N. 2015. Characteristics and Predisposing Factors of Bacterial Corneal Ulcer in the National Eye Center, Cicendo Eye Hospital, Bandung
from January to December 2011. Althea Medical Journal, 2(3), 443–447.
PENDAHULUAN

Dalam laporan kasus ini, Ulkus kornea yang melibatkan luka pada
epitel kornea mengenai hampir sebagian besar ketebalan kornea sehingga
terjadi impending perforasi yang jika tidak ditangani dengan tepat dapat
terjadi perforasi kornea. Ulkus kornea impending perforasi adalah suatu
keadaan dimana bentuk kornea mengalami gangguan sehingga infeksi yang
pada awalnya hanya di kornea dapat tersebar hingga keseluruhan bola mata,
dan adanya robekan pada kornea dimana infeksi akan mudah untuk masuk
jika tidak segera dilakukan penutupan luka/robekan dengan jahitan
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Kornea
Anatomi dan Fisiologi Kornea

Kornea mempunyai lima lapisan


yang  berbeda-beda: lapisan epitel
(yang bersambung dengan epitel
konjungtiva bulbar), membran
Bowman, stroma, membran
Descemet dan lapisan endotel

American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course Section 2: Fundamentals and Principles of Ophthalmology. 2014-2015
Definisi Ulkus Kornea

Ulkus kornea adalah keadaan patologik hilangnya


sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea. Ulkus kornea ditandai dengan infiltrat supuratif
yang disertai defek kornea bergaung dan diskontinuitas
jaringan kornea yang dapat terjadi pada epitel sampai
stroma yang memiliki batas, dinding dan dasar

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ulkus Kornea. Dalam Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi 2. Penerbit Sagung Seto. Jakarta. 2002.
Ulkus impending perforasi

Ulkus impending perforasi adalah suatu keadaan dimana bentuk


kornea mengalami gangguan sehingga infeksi yang pada
awalnya hanya di kornea dapat tersebar hingga keseluruhan
bola mata, dan adanya robekan pada kornea dimana infeksi
akan mudah untuk masuk

Andianti, A. Lenticule Patch Graft. (2021)


Bentuk Ulkus Kornea

Ulkus Kornea Marginal atau


Ulkus Kornea Sentral
Perifer
• Reaksi toksik, autoimun dan infeksi oleh kuman • Reaksi hipersensitivitas
Staphylococcus aureous, Haemophilus
influenzae, dan Moraxella lacunata.

Terbentuknya ulkus pada kornea banyak ditemukan oleh


adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan
sel radang
Dhamayanti, F. A., Himayani, R. & Ismunandar, H. Ulkus Kornea Perforasi dan Prolaps Iris Oculi Sinistra Perforated Corneal Ulcer and Iris Oculi Sinistra Prolapse.
Ilmu Penyakit Mata Fak. Kedokt. Univ. Lampung 9, 605–608 (2020).
Faktor Resiko

• Trikiasis
• insufisiensi air mata, sumbatan saluran
lakrimal
• Faktor eksternal
• Kelainan-kelainan kornea
• Kelainan-kelainan sistemik, malnutrisi,
alkoholisme, sindrom Stevens Jhonson,
sindrom defisiensi imun
• Obat-obatan

Bellarinatasari, N. Ulkus Kornea. Research.Unissula.Ac.Id 2014 (2021)


Etiologi

• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Reaksi hipersensifitas
• Autoimun

Bellarinatasari, N. Ulkus Kornea. Research.Unissula.Ac.Id 2014 (2021)


Patofisiologi

Nishida T, Saika S, Morishige N. Bacterial keratitis. Dalam: Mannis MJ, Holland EJ. Cornea. Edisi ke-4. Philadelphia: Elsevier; 2017. hlm. 875-901.
Macam-Macam Ulkus Kornea

Klasifikasi ulkus kornea berdasarkan lokasi dibagi atas 2


bentuk ulkus kornea yaitu ulkus kornea sentral dan
perifer.
Ulkus kornea sentral terbagi atas ulkus kornea bakterialis
(streptokokus, stafilokokus, pesudomonas dan pneumokokus),
ulkus kornea fungi, ulkus kornea virus dan ulkus kornea
acantamuba)

Ulkus kornea perifer terbagi atas 2 yaitu ulkus marginal dan


ulkus mooren.

Ilyas Sidarta, Yulianti Rahayu.S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Badan penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2015.
Macam-Macam Ulkus Kornea
Berdasarkan Purulensi, ulkus kornea dibagi menjadi:
• Ulkus Kornea Purulen/Supuratif
Umumnya disebabkan oleh ulkus kornea bakteri dan fungal.
• Ulkus Kornea Non-Purulen
Umumnya disebabkan oleh ulkus kornea virus dan ulkus kornea
karena alergi.

Berdasarkan organisme penyebabnya, ulkus kornea infeksi


dapat dibedakan menjadi :
• Ulkus Kornea Bakterialis
• Ulkus Kornea Fungi
• Ulkus Kornea Virus
• Ulkus Kornea Protozoa

Ilyas Sidarta, Yulianti Rahayu.S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Badan penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2015.
Macam-Macam Ulkus Kornea

Berdasarkan Kedalamannya, ulkus kornea dibagi menjadi:


1. Ulkus Kornea Superfisial
2. Ulkus Kornea Dalam
3. Ulkus Kornea dengan Ancaman Perforasi (corneal ulcer with impending perforation)
4. Ulkus Kornea Perforasi

Ilyas Sidarta, Yulianti Rahayu.S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Badan penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2015.
Macam-Macam Ulkus Kornea

Perforasi ulkus kornea dapat terjadi jika proses


ulserasi semakin dalam dan mencapai Membran
Descemet, lalu membrane ini akan menonjol ke arah luar
(Desmatocele).

Dhamayanti, F. A., Himayani, R. & Ismunandar, H. Ulkus Kornea Perforasi dan Prolaps Iris
Oculi Sinistra Perforated Corneal Ulcer and Iris Oculi Sinistra Prolapse. Ilmu Penyakit Mata
Fak. Kedokt. Univ. Lampung 9, 605–608 (2020).
Manifestasi Klinis

Gejala klinis pada ulkus kornea Gejala objektif


secara umum dapat berupa: a. Injeksi silier;
1. Gejala subjektif b. Hilangnya sebagian kornea dan
a. Eritema pada kelopak mata dan adanya infiltrat;
konjungtiva; c. Hipopion.
b. Sekret mukopurulen;
c. Merasa ada benda asing di mata;
d. Pandangan kabur;
e. Mata berair;
f. Bintik putih pada kornea, sesuai
lokasi ulkus
g. Silau
h. Nyeri

Farida, Y. Corneal Ulcers Treatment. Corneal Ulcers Treat. J Major. | 4, 119 (2015).
Diagnosis Ulkus Kornea

Ketajaman penglihatan,
Diagnosis dapat ditegakkan pemeriksaan slit-lamp,
berdasarkan anamnesis, respon reflek pupil,
pemeriksaan fisik dan pewarnaan kornea dengan
pemeriksaan oftalmologis zat fluoresensi, dan
dengan menggunakanslit scrapping untuk analisa atau
lamp serta pemeriksaan kultur (pulasan gram,giemsa
laboratorium. atau KOH)

Asyari, F., Winarto, Djohani, E. M. & Sjamsoe, S. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ulkus Kornea Bakteri. Perdami 1–57 (2015).
Bellarinatasari, N. Ulkus Kornea. Research.Unissula.Ac.Id 2014 (2021).
Farida, Y. Corneal Ulcers Treatment. Corneal Ulcers Treat. J Major. | 4, 119 (2015).
Tatalaksana

• Penatalaksanaan non-medikamentosa
• Penatalaksanaan medikamentosa
1. Antibiotik
2. Terapi Jamur
3. Terapi Viral
• Obat-obatan lain
1. Sulfas atropin
2. Skopolamin sebagai midriatika.
3. Analgetik.
• Penatalaksanaan bedah

Farida, Y. Corneal Ulcers Treatment. Corneal Ulcers Treat. J Major. | 4, 119 (2015).
Laporan Kasus

Identitas Pasien
Nama : Tn.N
No. CM : 1-34-43-14
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 Tahun
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Gampong Dayah Blang
Tanggal Pemeriksaan : 20-Juli-2023
Anamnesis

Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sakit pada mata
kanan

Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan mata merah dan berai, pandangan mata
kanan yang seperti berkabut, dan ada rasa mengganjal.
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sakit pada mata kanan, nyeri, berair dan
mata merah. Sebelumnya pasien mengatakan 3 minggu SMRS pasien pernah
saat berkendara sepeda motor mata pasien kemasukan binatang terbang, 2
minggu setelah kejadian pasien mengatakan tiba-tiba saat duduk dimalam hari
mata pasien tiba-tiba buram seperti berkabut dan timbul warna putih di tengah
mata pasen, pasien juga mengeluhkan mata terasa seperti mengganjal, gatal,
berair dan kemerahan pasien juga mengatakan mata sebelah kanannya sering
keluar sekret. Pasien juga mengeluhkan kepala sebelah kanan sering pusing.
Pasien juga mengatakan sempat membeli obat tetes di apotik untuk keluhannya,
namun pasien mengatakan mata nya semakin perih dan semakin merah.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Disangkal

Riwayat Pemakaian Obat


Sebelum berobat ke Poli Mata RSUDZA, pasien terlebih dahulu
menggunakan obat tetes mata yang dibeli di apotik namun
pasien lupa nama merek obat tersebut.
Anamnesis

Riwayat Kebiasaan Sosial


Pasien sering pulang bekerja dengan sepeda motor tanpa helm atau
pelindung wajah dan mata pasien sering terkena debu jalanan, tidak ada
riwayat pemakaian lensa kontak.

Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/i, regular, isi cukup, kuat angkat
Pernafasan : 20x/i, regular
Suhu : 36,7oC
Klinis Pasien
Diagnosa

• Diagnosa Planing
Ulkus Kornea Impending Perforasi • Amnion Membran Transplantasi

• Tatalaksana
Fluoroquinolon (Levofloxacyn 500 mg / drip iv 24 jam,
Moxifloxacin ED 6 x 1 gtt OD)
PPI (Omeorazole 1 amp/24 jam)
NSAID (A. Mefenamat 500 mg 3 x 1 )
Beta Blocker (Timolol 0,5% ED 2 x 1 gtt OD)
Mydriatics (C. Tropin ED 2 x 1 gtt OD)
Resume

Pasien datang dengan keluhan sakit pada mata kanan, nyeri, berair dan mata
merah. Sebelumnya pasien mengatakan 3 minggu SMRS pasien pernah saat
berkendara sepeda motor mata pasien kemasukan binatang terbang, 2 minggu setelah
kejadian pasien mengatakan tiba-tiba saat duduk dimalam hari mata pasien tiba-tiba
buram seperti berkabut dan timbul warna putih di tengah mata pasen, pasien juga
mengeluhkan mata terasa seperti mengganjal, gatal, berair dan kemerahan pasien juga
mengatakan mata sebelah kanannya sering keluar sekret. Sebelumnya pasien tidak
pernah mengeluhkan hal serupa. Riwayat penggunaan kacamata ataupun lesa kontak
disangkal, riwayat menggunakan obat baik lokal atau sistemik dalam jangka waktu
panjang disangkal. Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa.
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun obat.
Pemeriksaan Lokalis
OD Pemeriksaan OS

1/300 Visus 6/6

Blefarospasme positif edema positif, Palpebra Tenang


hiperemis positif

Inj. Conjungtiva dan siliar Konjungtiva Jernih

Keruh, infiltrate stroma Kornea Jernih

Dangkal Bilik Mata Depan Dalam

Bulat, Keruh, Sinekia Iris Dalam batas normal

Refleks cahaya negative, Oklusio pupil Pupil Refleks cahaya positif

Keruh Lensa Jernih

- Tekanan Intraokuli -19


ANALISA MASALAH

Pasien datang dengan keluhan sakit pada mata kanan, nyeri, berair dan
mata merah. Sebelumnya pasien mengatakan 3 minggu SMRS pasien
pernah saat berkendara sepeda motor mata pasien kemasukan binatang
terbang, 2 minggu setelah kejadian pasien mengatakan tiba-tiba saat duduk
dimalam hari mata pasien tiba-tiba buram seperti berkabut dan timbul warna
putih di tengah mata pasen, pasien juga mengeluhkan mata terasa seperti
mengganjal, gatal, berair dan kemerahan pasien juga mengatakan mata
sebelah kanannya sering keluar sekret. Pasien juga mengeluhkan kepala
sebelah kanan sering pusing. Pasien juga mengatakan sempat membeli obat
tetes di apotik untuk keluhannya, namun pasien mengatakan mata nya
semakin perih dan semakin merah.
Analisa Masalah

Diagnosa pada pasien ini ditegakan berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaan fisik, dari anamnesis didapatkan adanya keluhan nyeri pada
mata kiri yang dialami sejak 5 hari yang lalu, mata berair, terasa gatal,
adanya fotofobia serta terasa seperti ada yang mengganjal di mata kirinya
adanya riwayat trauma akiat benda asing. Pada pemeriksaan fisik, dijumpai
status generalis dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan oftalmologis dijumpai visus OD 1/300 dan OS 6/6 dengan
kesan penurunan visus, Pada pasien kemudian dilakukan pemeriksaan
OCT. Pada kornea didapatkan lesi di sentral berbatas tegas dengan
impending perforasi, terdapat infiltrat stromal, descemetokel (+) pada
pasien juga terdapat bullous kornea. Bilik mata depan dangkal, tidak
ditemukan adanya hifema dan hipopion. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien kemudian
didiagnosis sebagai ulkus kornea.
Analisa Masalah

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea


akibat kematian jaringan kornea.

Yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek


kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat
terjadi dari epitel sampai stroma

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ulkus Kornea. Dalam Ilmu Penyakit Mata untuk
Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi 2. Penerbit Sagung Seto. Jakarta. 2002.
Analisa Masalah

Bullous keratopathy dapat terjadi ketika kornea mata


mengalami kerusakan yang parah.
Ketika kornea mengalami kerusakan, hal ini dapat
menyebabkan penumpukan cairan di bawahnya yang dapat
memicu terjadinya gelembung-gelembung pada lapisan
kornea (bullous kornea)

Siregar, S. R. & Djunaedi, L. A. Indikasi dan Jenis Transplantasi Kornea : Penelitian Retrospektif di
RS Mata JEC periode 2014-2018. Ophtalmol Ina 46, 34–39 (2020)
Analisa Masalah

Pada kasus ini, pasien mengaku jika mata kanan pasien terasa
perih karena debu dan menggosok-gosok mata serta mencuci mata
menggunakan air. Pasien mengeluhkan mata buram seperti berkabut
dan timbul warna putih di tengah mata pasen, pasien juga mengeluhkan
mata terasa seperti mengganjal, gatal, berair dan kemerahan pasien
juga mengatakan mata sebelah kanannya sering keluar sekret. Pasien
juga mengatakan silau jika terkena cahaya

Teori
Analisis Masalah

Pasien ini dirawat di rumah sakit dan di berikan


terapi yaitu pemberian antibiotik, analgetik,
seperti :
levofloxacyn 500 mg / drip iv 24 jam,
Omeoprazole 1 amp/24 jam,
A. Mefenamat 500 mg 3 x 1 ,
Moxifloxacin ED 6 x 1 gtt OD,
Timolol 0,5% ED 2 x 1 gtt OD

Teori
Analisa Masalah

Pada kasus ini ulkus kornea yang dialami pasien


telah mengalami impending perforasi, maka
terapi pembedahan yang direncanakan adalah
amnion membrane transplantasi.
Teori
Analisa Masalah

Membran amnion mengandung komponen yang sesuai untuk tatalaksana perforasi


kornea, yaitu faktor pertumbuhan seperti hepatocyte growth factor, keratocyte growth
factor, dan epidermal growth factor. Faktor pertumbuhan tersebut membantu
penyembuhan lapisan epitel dengan menginisiasi migrasi dan diferensisasi sel epitel
yang berkontak dengan bagian membran amnion. Membran amnion juga melepaskan
protease inhibitory yang menginduksi apoptosis sel inflamasi lokal dan menurunkan
risiko melting kornea.

Membran amnion diharapkan dapat mengembalikan


integritas kornea serta mempercepat induksi penyembuhan luka
pada epitel, memberikan efek anti inflamasi, meningkatkan efek
anti scarring, dan anti angiogenik pada permukaan ocula

Andianti, A. Lenticule Patch Graft. (2021).


Thank You
May Allah Bless You

Anda mungkin juga menyukai