Ebi KL.3
Ebi KL.3
Perilaku konsumen merupakan teori yang mempelajari bagaimana manusia memilih di antara berbagai
pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Konsumen dalam Islam
ini lebih mengedepankan “kehendak” dimana ini lebih mengacu pada apa saja yang dibutuhkan dan
bukan berdasarkan pada “keinginan” dimana dalam hal ini seseorang berfokus pada hawa nafsu saja
tanpa mempertimbangkan kebutuhan.
Dalam Islam kepuasan dalam konsumsi disebut sebagai maslahah dimana dalam pemenuhannya lebih
mengutamakan kebutuhan dari pada keinginan semata. Dalam konsep maslahah syariat Islam
menginginkan manusia mencapai dan memeliahara kesejahteraannya. Tujuan dari ekonomi Islam sendiri
adalah mencukupi kebutuhan bukan memenuhi kepuasan atau keinginan. Konsep maslahah itu
mendasari aktivitas ekonomi Islam seperti produksi, konsumsi, dan juga distribusi.
Konsumen dan Representasi
Hablum minallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah. Namun dalam pengertian syariah makna
hablum minallah sebagaimana yang dijelaskan di dalam tafsir At-Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir
adalah “Perjanjian dari Allah, maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan
keselamatan bagi mereka di dunia dan di akhirat”. Hablum minallah perwujudannya adalah sosok mu’minin
yang taat melaksanakan perintah-perintah Allah, hidupnya merasa bergantung kepada Allah serta selalu berdoa
dan berdzikir karena mengandalkan pertolongan Allah – wasta’iinuu bishshobri washsholaah. Inilah sosok
mu’minin yang benar-benar menerapkan Hablum minallah.
Adapun banyak contoh ibadah hablum minannas, antara lain adalah: Sedekah, menyapa dengan salam, saling
menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, menyapa dengan senyuman, silaturahim dan silaturahmi. Maka dari
itu dalam berbisnis dengan upaya investasi akhritar, maka bisnis dengan sendirinya akan sejalan dengan kaidah-
kaidah moral yang berlandaskan keimanan. Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan
keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang
cenderung mempengaruhi kepribadian manusia.
Hak Dan Kewajiban Konsumen
(Konvensional Dan Islam)
Hak konsumen diatur dalam Pasal 4 Undang-undang Perlindungan Konsumen,
sebagai berikut :
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
baraang daan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
5. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
Lanjutan….
Pada penjelasan UUPK pasal 1 angka 3 disebutkan bahwa pelaku usaha yang
termasuk dalam pengertian ini adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi,
importer, pedagang, dan distributor. Cakupan luasnya pengertian pelaku usaha dalam
UUPK tersebut, tentu saja akan mempermudah pihak konsumen dalam menuntut ganti
rugi. Konsumen pengguna produk tidak akan kesulitan menemukan kepada siapa
tuntutan akan diajukan, karena banyaknya pihak yang digugat. Selain itu istilah
konsumen tertuang dalam UU No. 8 Tahun 1999 (dikenal dengan UUPK pasal 1
angka 2.
Para ahli hukum Islam terdahulu tidak pernah mendefinisikan konsumen dan
menjadikan sebagai objek kajian khusus. Namun, jika dikembalikan dalam prinsip-
prinsip bisnis Islam, konsumen diartikan sebgaai setiap orang, kelompok atau badan
hukum pemakai suatu harta benda atau jasa karena adanya hak yang sah baik dipakai
untuk pemakaian akhir atau untuk proses produksi selanjutnya.
Tahapan Perlindungan Konsumen
Sebelum Terjadinya Setelah Terjadinya
Transaksi Transaksi