Makalah Kelompok 7 - Etika Bisnis Islam - Aks D
Makalah Kelompok 7 - Etika Bisnis Islam - Aks D
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan segala rahmat dan karunia serta
hidayahnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Etika Bisnis
Islam Terhadap Lingkungan Hidup” dalam bentuk maupun isi yang sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan menjadi bahan acuan, petunjuk ataupun pedoman bagi para
pembaca sekalian.
Kami juga berterimakasih kepada Bp. Heri Kurniawan, M.E., selaku dosen pengampu
mata kuliah Etika Bisnis Islam yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kami.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk atau isi makalah
ini dengan baik kedepannya.
Kami menyadari bahwasanya makalah saya ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
………....…. 3
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………
………....…. 4
A. Latar
Belakang………………………………………………………………………………..
………..…...... 4
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………...
…... 4
C. Tujuan
Makalah……………………………………………………………………………..…….
…………... 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….
……………..…………… 6
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….
…………….……….. 22
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………..
…………… 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang dianugerahi akal dalam kemampuan
berpikir dan kemampuan melakukan suatu pekerjaan sesuai apa yang telah mereka
rencanakan dan mereka pikirkan. Manusia juga diciptakan Allah SWT untuk menjadi
khalifah fil ardh di bumi. Namun, terkadang kemampuan manusia ini tidak sesuai dengan
apa yang sudah direncanakannya. Mereka masih saja memiliki niat atau hal yang
bertentangan dengan keinginan hawa nafsu dan akal sehatnya untuk mengerjakan sesuatu.
sehingga apa yang mereka lakukan merugikan dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.
Dengan adanya etika bisnin Islam, setidaknya kita mampu menjalankan fitrah manusia
untuk mencari harta dan berbisnis serta menjaga lingkungan karena lingkungan memiliki
1
Niniek suparmi, Pelestarian Pengelolaan Dan Penegakan Hukum Lingkungan, (Sinar Grafika, Jakarta, 1994), 8.
2
Emil Salim, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, (Mutiara, Jakarta, 1982), 14.
3
Sudarto P Hadi, Aspek Sosial Amdal Sejarah Teori dan Metode, (Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1995), 23.
Sebuah produk ramah lingkungan atau proses industri ramah lingkungan tidak dapat
didefinisikan dengan pasti, hanya bisa dipastikan bahwa produk tersebut adalah produk
hijau apabila dibandingkan dengan produk lainnya. Misalnya, apakah proses produksinya
menggunakan energi yang dapat diperbarui, menggunakan komponen – komponen yang
dapat didaur ulang dan memiliki perencanaan yang pasti pada akhir usia produknya (end
of life) dari sebuah produk.
Efek dari perusakan lingkungan hidup sering kali tidak dipedulikan dalam mendesain
sebuah produk baru atau dari proses produksinya. Limbah-limbah yang berbahaya dibuang
tanpa memedulikan kemungkinan kerusakan lingkungan. Proses membersihkan polusi hal
yang penting dalam menyelamatkan lingkungan hidup, tetapi akan lebih efektif lagi jika
mengubah desain produk.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature)
Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk
mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa
diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari
kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup
mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
Manusia umumnya bergantung pada keadaan lingkungan sekitar (alam) yang berupa
sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan sehari-hari, seperti pemanfaatan air,
udara, dan tanah yang merupakan sumber alam yang utama . lingkungan yang sehat
dapat terwujud jika manusia dan lingkungan dalam kondisi yang baik.
I. STUDI KASUS DI TIONGKOK
Kehadiran Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok dimulai pada tahun 1980-an, yaitu
untuk menghentikan uji coba nuklir yang dilakukan Republik Rakyat Tiongkok. Pada
masa awal kehadirannya, Greenpeace tidak mendapatkan respon yang baik dari
pemerintah (Liang, 2006). Yakni para aktivis ditahan, diusir, dan dituduh telah memasuki
wilayah secara illegal (Liang, 2006). Greenpeace kemudian secara resmi hadir pada tahun
1997 di Republik Rakyat Tiongkok dan turut aktif dalam berbagai permasalahan
lingkungan hidup yang ada. Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok memiliki fokus
terhadap isu: perubahan iklim dan energi, polusi udara, bahan kimia beracun, pangan dan
pertanian, hutan, dan laut (www.greenpeace.org).
"Takutlah kalian dari tiga hal yang terlaknat, yaitu: buang air besar di sumber air, di
tengah jalanan, dan di tempat berteduh" (HR.Abu Daud) (al-Asqalani, 2013).
Rasulullah SAW. melarang manusia membuang air di sungai yang airnya tidak
mengalir, baik buang air kecil maupun buang air besar, juga melarang mandi di dalam air
tersebut. Ini bagian dari pedoman menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan.
Tidak hanya itu, di sisi lain hal ini juga agar manusia menjaga kelangsungan hidup
makhluk lain. Buang air pada air sungai yang tak mengalir akan mencemari lingkungan
air, merusak kondisi air, dan keberlangsungan makhlk hidup yang ada di dalamnya.
Dalam hadis selanjutnya Rasulullah SAW. memerintahkan manusia menjauhi tiga hal
yang terlaknat, yaitu buang air sembarangan di tiga tempat: sumber air, di tengah jalan,
dan di bawah tempat yang digunakan berteduh. Pesan Rasulullah SAW. ini memberikan
pedoman kepada manusia dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ketiga tempat yang
disebutkan Nabi tersebut adalah sarana-sarana vital bagi kehidupan manusia. Sumber air
adalah sumber kehidupan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jalanan merupakan sarana yang digunakan manusia dalam menjalankan aktivitasnya
sehari-hari. Adapun tempat berteduh berfungsi melindungi manusia dari berbagai kondisi
seperti hujan dan terik matahari. Sarana berteduh ini dapat berupa pepohonan, rumah,
gubuk, atau bangunan lain yang digunakan berteduh. Oleh karenanya, ketiga tempat ini
sangat penting dan harus senantiasa dijaga kebersihannya.
A. KESIMPULAN
Islam menjadi agama yang tidak memandang aktivitas bisnis hanya dalam jajaran
kehidupan dunia sebab semua aktivitas memiliki nilai ibadah jika dilakukan
berlandaskan aturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT. Dalam topik etika
bisnis dan lingkungan hidup disinilah dapat menemukan keseimbangan antara
kehidupan manusia yang menjadikan aktivitas dunia dan aktivitas akhirat dalam satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
Etika bisnis adalah sebuah tuntutan bagi semua pelaku bisnis dalam menegakkan
konsep keseimbangan ekonomi. lalu, sistem ekonomi Islam sangatlah mendukung
Green Economy karena mengandung penegak nilai-nilai moral dan etika di dalamnya.
Azizah, M., & Hariyanto, H. (2021). Implementasi Etika Bisnis Islam terhadap Konsep Green
Economics. Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu Hukum, 10(2), 237-252.
Yudistira, T. (2021). ANALISIS FIQIH SIYASAH TERHADAP FATWA MUI NO 22 TAHUN
2011 TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Pada MUI Pesisir
Barat) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Miskahuddin, M. (2019). MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM AL-
QUR'AN. Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi
Perspektif, 16(2), 210-227.
Fauzi,A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Chee Yoke Ling and Saradha. 2010. Development: The "green economy" debate
unfolds.SUNS,Edisi 6928,Jumat, 21 Mei 2010.
Siti Rohmah, Erna Herawati, Moh Anas Kholish Universitas Brawijaya Press, 2021
Harahap, R. Z. (2015). Etika Islam Dalam Mengelola Lingkungan Hidup. EduTech: Jurnal
Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(1), 1–13.
Fauzi,A. 2004. Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama