Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ETIKA BISNIS ISLAM

ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

Dosen Pengampu : Heri Kurniawan, M.E

Disusun oleh :

Silvi Sintia Dewi 63030200137

Khasan Muzakki 63030200138

Chintia Kartikasari 63030200139

Astrid Irda Pangesti 63030200140

Dwi Emita Septianingrum 63030210150

Aroini Haydal Ulfa 63030210152

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

1. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan segala rahmat dan karunia serta
hidayahnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Etika Bisnis
Islam Terhadap Lingkungan Hidup” dalam bentuk maupun isi yang sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan menjadi bahan acuan, petunjuk ataupun pedoman bagi para
pembaca sekalian.

Kami juga berterimakasih kepada Bp. Heri Kurniawan, M.E., selaku dosen pengampu
mata kuliah Etika Bisnis Islam yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kami.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk atau isi makalah
ini dengan baik kedepannya.

Kami menyadari bahwasanya makalah saya ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.

Salatiga, 4 November 2022

Penulis

2. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
…………………….………...….. 2

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
………....…. 3

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………
………....…. 4

A. Latar
Belakang………………………………………………………………………………..
………..…...... 4

B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………...
…... 4

C. Tujuan
Makalah……………………………………………………………………………..…….
…………... 5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….
……………..…………… 6

A. GAMBARAN LINGKUNGAN HIDUP……………………………………….……..


……………… 6
B. TANTANGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN………………………………....……..
……… 7
C. POLUSI DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN…………………………………………………… 8
D. PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN…………………………………………………………………… 10
E. PRAKTIK BISNIS HIJAU (GREEN ECONOMY)………………………….
………….…….. 10
F. ASAL-USUL BISNIS HIJAU (GREEN ECONOMY)…………………….………..
……….. 11

3. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


G. ETIKA, BISNIS, LINGKUNGAN HIDUP………………………….…………….
……….……….. 13
H. PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DALAM
PERSPEKTIF
ISLAM……………………………………………………………………………………
…………..…………….. 13
I. STUDI KASUS DI
TIONGKOK…………………………………………………………………..…….. 16
J. PESAN RASULULLAH SAW MENGENAI LINGKUNGAN HIDUP……...………..
19

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….


…………….….…….. 22

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….
…………….……….. 22

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………..
…………… 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang dianugerahi akal dalam kemampuan
berpikir dan kemampuan melakukan suatu pekerjaan sesuai apa yang telah mereka
rencanakan dan mereka pikirkan. Manusia juga diciptakan Allah SWT untuk menjadi
khalifah fil ardh di bumi. Namun, terkadang kemampuan manusia ini tidak sesuai dengan
apa yang sudah direncanakannya. Mereka masih saja memiliki niat atau hal yang
bertentangan dengan keinginan hawa nafsu dan akal sehatnya untuk mengerjakan sesuatu.
sehingga apa yang mereka lakukan merugikan dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.
Dengan adanya etika bisnin Islam, setidaknya kita mampu menjalankan fitrah manusia
untuk mencari harta dan berbisnis serta menjaga lingkungan karena lingkungan memiliki

4. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


hubungan relasi yang sangat erat karena Allah SWT menciptakan alam ini termasuk
didalamnya dan menciptakan keseimbangan dan keserasian hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi lingkungan hidup?
2. Bagaimana tantangan dalam perubahan lingkungan?
3. Bagaimana pengaruh polusi dan kerusakan lingkungan?
4. Apa saja pembangunan lingkungan?
5. Bagaimana praktik bisnis hijau (Green Economy)?
6. Bagaimana asal-usul bisnis hijau?
7. Bagaimana relasi dan keniscayaan antara etika, bisnis dan lingkungan hidup?
8. Bagaimana pendayagunaan dan pelestarian lingkungan hidup dalam perspektif Islam?
9. Studi kasus lingkungan hidup di Tiongkok
10. Pesan Rasulullah SAW tentang pelestarian lingkungan
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui definisi lingkungan hidup.
2. Mengetahui apa saja tantangan dalam perubahan lingkungan.
3. Mengetahui pengaruh polusi dan kerusakan pada lingkungan.
4. Mengetahui pembangunan lingkungan.
5. Mengetahui apa itu praktik bisnis hijau atau Green Economy.
6. Mengetahui asal-usul Green Economy.
7. Mengetahui relasi dan keniscayaan antara etika, bisnis, dan lingkungan hidup.
8. Mengetahui pendayagunaan dan pelestarian lingkungan hidup dalam perspektif islam.
9. Mengetahui dan mengidentifikasi lingkungan hidup di Tiongkok.
10. Mengetahui pesan Rasulullah SAW tentang pelestarian lingkungan.

5. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


BAB II
PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM TENTANG LINGKUNGAN HIDUP


1. Pengertian Lingkungan Hidup
Istilah lingkungan yang dipergunakan dalam pembahasan ini adalah merupakan
terjemahan dalam bahasa Inggris atau “Environment” dalam Istilah lingkungan
tersebut secara teknis dimaksudkan dengan lingkungan hidup atau lebih lengkap lagi
lingkungan hidup manusia.1
Prof. Emil Salim (1982) mendefinisikan lingkungan hidup secara umum diartikan
sebagai segala benda, kondisi keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan
yang ditempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.2
2. Pelestarian Lingkungan Hidup
Lingkungan adalah tempat dimana makhluk hidup tinggal khususnya manusia.
Manusia dalam perkembangannya sangat berpotensi merusak tatanan lingkungan
hidup dan ekosistem yang ada dilingkungannya sendiri, maka dalam hal ini perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Apakah mungkin manusia bisa hidup tanpa
ketergantungan dengan lingkunganya?
Mustahil manusia bisa hidup dengan dirinya sendiri, karena yang dinamakan hidup
adalah saling keterkaitan dari berbagai komponen kehidupan termasuk pengaruh
lingkungan. Komponen tersebut di pandang sebagai suatu ekosistem dengan
bermacam-macam komponen yang saling berhubungan. Hal ini yang menjadi sumber
perhatian adalah bagaimana ekosistem itu berfungsi, serta bagaimana saling terkait
antara substansi.3
B. TANTANGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN
Tantangan pemerintah daerah dalam menjalankan program lingkungan dan
pengendalian perubahan iklim. Peran pemerintah daerah dalam sektor lingkungan hidup
sangat penting, terlebih dengan semakin tingginya kejadian bencana alam yang berkaitan
dengan perubahan iklim, seperti banjir dan tanah longsor. Dalam sistem desentralisasi tata
kelola pemerintahan, lingkungan hidup merupakan salah satu sektor yang sebagian
kewenangan pengelolaannya telah diserahkan kepada pemerintah daerah (pemda).

1
Niniek suparmi, Pelestarian Pengelolaan Dan Penegakan Hukum Lingkungan, (Sinar Grafika, Jakarta, 1994), 8.
2
Emil Salim, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, (Mutiara, Jakarta, 1982), 14.
3
Sudarto P Hadi, Aspek Sosial Amdal Sejarah Teori dan Metode, (Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1995), 23.

6. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


Namun, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada
2021, empat dari tujuh daerah yang menjadi objek studi - yaitu Provinsi Gorontalo, Kota
Cirebon, Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Sigi - belum memiliki peraturan daerah
(perda) atau regulasi khusus untuk program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim oleh pemda masih
belum optimal karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam menjalankan program.
Setidaknya, pemda menghadapi empat tantangan utama yaitu :
1. Regulasi yang tumpang tindih
Pembagian kewenangan pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 mengenai Pemerintah Daerah dan UU Nomor 32 Tahun 2009
mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Namun, regulasi tersebut
belum memuat aturan pembagian kewenangan secara spesifik mengenai perubahan
iklim.
2. Pendanaan yang minim
Anggaran lingkungan hidup bertujuan untuk membiayai berbagai program yang
berorientasi pada lingkungan dan mitigasi perubahan iklim di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), seperti program pembangunan
hijau maupun program konservasi.
3. Kesadaran politis mengenai isu
Dalam menjalankan programnya, pemda juga dihadapkan pada tantangan politis,
seperti rendahnya kesadaran para pemangku kepentingan akan masalah lingkungan
dan perubahan iklim. Akibatnya, program perlindungan lingkungan hidup serta
pengendalian perubahan iklim tidak menjadi isu strategis dalam RPJMD.
4. Rendahnya pengetahuan mengenai isu lingkungan dan iklim
Tantangan terakhir adalah tantangan teknis pada saat menjalankan program
lingkungan dan pengendalian iklim. Isu yang paling sering dihadapi ialah
ketidaksetaraan pemahaman mengenai risiko iklim antar pemangku kepentingan
daerah. Perbedaan pandangan menyebabkan tidak selarasnya perencanaan program-
program yang berkaitan dengan isu lingkungan dan iklim.
C. POLUSI DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
1. Polusi
a. Pengertian Polusi

7. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


Menurut kamus KBBI pengertian Polusi adalah Pengotoran (tentang air, udara
dan sebagainya). Polusi juga bisa dimaknai dengan perubahan yang kurang
menguntungkan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh hasil aktivitas manusia
secara keseluruhan atau sebagian, melalui pengaruh langsung atau tidak langsung,
dari perubahan dalam susukan kimia-fisikan, tingkat radiasi, polla energi, dan
limbah dari organisme.
b. Penyebab Polusi
Dengan meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas, pertanian,
maupun industri non-migas lainnya maka semakin meningkat pula tingkat
pencemaran pada perarian, udara dan tanah yang disebabkan oleh hasil buangan
industri-industri tersebut. Polusi yang semakin banyak itu ditiap-tiap daerah
memang belum sebegitu terasa saat ini, tetapi dua sampai lima tahun kedepan akan
terasa di setiap daerah industri tersebut.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
perkembangan industri tersebut perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran
lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
c. Macam-macam polusi
 Polusi air
Polusi air adalag penyimpangan sifat sifat air dari keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi.
 Polusi udara
Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke
dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga
dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat
mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada
manusia, binatang, vegetasi dan material.
2. Kerusakan Lingkungan
Sejak tahun 1970-an dunia mulai memberikan perhatian besar terhadap masalah
lingkungan, seperti pembangunan berwawasan lingkungan guna menjaga
kelangsungan hidup dimuka bumi. Namun demikian sampai saat ini lingkungan hidup
sebagai wahana bagi makhluk hidup khususnya manusia terus mengalami kerusakan.
Lebih jauh dapat dikatakan bahwa, perilaku manusia terhadap alam sangat tergantung

8. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


bagaimana cara pandanganya terhadap alam itu sendiri. Jika alam dipandang sebagai
hal yang penting dan menguntungkan maka perilaku yang muncul adalah perilaku
yang menghargai dan begitupun sebaliknya.
Peningkatan pendapatan masyarakat sering kali tidak memperhitungkan dampak
ekologis dan sosial ekonomi yang ditimbulkannya secara menyeluruh. Kerusakan
lingkunfan memang sudah menjadi taruhan dari pesatnya pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Keberhasilan suatu negara mengangkat perekonomiannya kurang diimbangi
dengan kesuksesan mereka mengatasi sejumlah masalah lingkungan yang terjadi.
Menurut National Geographic Indonesia, bulan mei 2016 sesuai dengan data yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) tahun 2015, hampir 68% mutu
air sungai di 33 Provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat. Sumber utama
pencemar air sungai di Indonesia sebagian besar berasal dari limbah domestik (rumah
tangga).
D. PEMBANGUNAN LINGKUNGAN
Konsep pembangunan berkelanjutan atau lebih dikenal sustainable development adalah
proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan lain sebagainya) yang berprinsi
"memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi
masa depan" (menurut Brundland Report dari PBB, 1987). Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial. "Lingkungan" adalah tempat kita semua hidup, sedangakan
"Pembangunan" adalah apa kita semua lakukan dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan nasib manusia.
Menurut kantor KLH (1990), dalam Suhono (2004), pembangunan yang berwawasan
lingkungan dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan 3 (tiga) kriteria yaitu :
a. Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam, atau
b. Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya, dan
c. Kegiatan harus dapat meningkatkan useble resources atau replaceable resources.

Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup memerlukan keterpaduan


dan koordinasi yang mantap antara pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia
dan sumber daya buatan dalam suatu kurun waktu, dimensi ruang, dan terkoordinasi agar
tepat guna, berhasil guna, dan berdaya guna.

9. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


E. PRAKTIK BISNIS HIJAU (GREEN ECONOMY)
Kerusakan lingkungan dapat mengganggu kehidupan manusia di bumi ini, salah
satunya pemanasan global. Saat ini pemanasan global merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan. Maraknya isu pemanasan global membuat para pengusaha berlomba-lomba
untuk ikut berpartisipasi dan peduli terhadap keadaan yang bisa mengancam kehidupan
manusia, sekaligus dianggap sebagai sebuah peluang bisnis baru. Salah satu usaha yang
dilakukan oleh pembisnis untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan kualitas
produknya adalah dengan menerapkan Green Product pada produknya.
(Rath) menjelaskan bahwa green product merupakan produk-produk industri yang
diproduksi melalui teknologi ramah lingkungan dan tidak menyebabkan bahaya terhadap
lingkungan. Indikator green product yang digunakan untuk produk yang termasuk katagori
produk hijau adalah:
1. Tingkat bahaya produk bagi kesahatan manusia
2. Kemasan yang ditimbulkan produk
3. Material bahan baku
4. Sertifikat eco lable/sertifikat produk ramah lingkungan

Sebuah produk ramah lingkungan atau proses industri ramah lingkungan tidak dapat
didefinisikan dengan pasti, hanya bisa dipastikan bahwa produk tersebut adalah produk
hijau apabila dibandingkan dengan produk lainnya. Misalnya, apakah proses produksinya
menggunakan energi yang dapat diperbarui, menggunakan komponen – komponen yang
dapat didaur ulang dan memiliki perencanaan yang pasti pada akhir usia produknya (end
of life) dari sebuah produk.

Efek dari perusakan lingkungan hidup sering kali tidak dipedulikan dalam mendesain
sebuah produk baru atau dari proses produksinya. Limbah-limbah yang berbahaya dibuang
tanpa memedulikan kemungkinan kerusakan lingkungan. Proses membersihkan polusi hal
yang penting dalam menyelamatkan lingkungan hidup, tetapi akan lebih efektif lagi jika
mengubah desain produk.

F. ASAL-USUL BISNIS HIJAU (GREEN ECONOMY)


Salah satu ancaman dan juga tantangan atas kelangsungan pembangunan ekonomi
nasional adalah dunia yang sudah berubah. Dunia sekarang ditandai oleh berlangsungnya
proses globalisasi yang membawa konsekuensi bahwa setiapp fenomena perubahan
disalah satu bagian dunia atau pada bidang tertentu akan dengan cepat berpengaruh pada

10. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


fenomena lain atau meluas ke bagian dunia yang lain. Dari segi ekonomi, perekonomian
sistem pasar sekarang sedang meluas menjadi sistem dengan satu pasar , yaitu pasar
global. Tidak ada satu negara pun dapat mengisolasikan diri dari dunia luar. Namun,
perubahan dunia ini juga memberikan peluang pada pembangunan ekonomi nasional bila
dikelola dengan baik.
Peningkatan ketahanan ekonomi nasional menjadi bagian penting dalam menghadapi
globalisasi maupun negatifnya. Suatu negara mempunyai ketahanan ekonomi bila
mempunyai kemampuan ekonomi yang tidak tergoncangkan oleh ketidakpastian yang
ditimbulkan oleh globalisasi serta mampu memberi kesejahteraan yang meningkat kepada
rakyatnya melalui pembangunan.
Sehubungan dengan permasalahan diatas, berkembanglah konsep ekonomi hijau (green
economy). Namun, hubungan antara konsep green economy dengan konsep terkait lainnya
belum jelas. Ada beberapa pandangan antara negara-negara berkembang tentang
bagaimana konsep green economy dipahami dalam konteks pembangunan berkelanjutan
dan penghapusan kemiskinan. Meskipun konsep green economy merupakan sutu konsep
yang relatif baru, sebenarnya konsep ini merupakan pengembangan dari suistainable
development. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup yang
sangat populer dipergunakan di negara-negara Barat.
Menyadari pentingnya green economy, dalam Rapat Kerja yang dilakukan di Istana
Tampak Siring Bali pada 19-21 April 2010, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
menekankan 10 arahan guna mendoronb pembangunan ekonomi nasional untuk periode
2010-2014. Arahan yang dikenal dengan Deklarasi Tampak Siring tersebut sarat dan spirit
pembanguna berkelanjutan, yang ditanda tangani dengan filosofi "triple bottom line"
dalam pembangunan lima tahun mendatang. Deklarasi tersebut dipastikan akan mendapat
dukungan, baik secara nasional maupun dunia global, karena:
a. Berorientasi pada pembangunan berkelanjutan atau menggunakam pola pembangunan
yang berpihak pada pertumbuhan (pro-growth), berpihak pada rakyat (pro-poor),
penyediaan tenaga kerja (pro-job), dan pembangunan lingkungan (pro-environment).
b. Selaras dengan komitmen, Indonesia pada dunia internasional untuk menurunkan
emisi karbon (26%) (berasal dari 14% sektor tata guna lahan dan kehutanan, 6%
sektor energi, serta 6% sektor limbah). Sehingga tidak ada pilihan lain agar Indonesia
harus lebih serius menggarap ekonomi hijau. Penerapan dan pelaksanaan green
economy yang terarah dan menyeluruh di Indonesia harus di tunjang oleh kebijakan
pemerintah untuk menjamin keberhasilan penerapannya.

11. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


G. ETIKA, BISNIS, LINGKUNGAN HIDUP
Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan.
Aktivitas bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumbersumber ekonomi yang disediakan
oleh alam lingkungan. Sebab itu, relasi antara etika, bisnis dan lingkungan hidup sangat
erat sekali. Hubungan antara etika, bisnis, dan lingkungan hidup terjadi dalam hal
penggunaan bahan baku, seperti pembuangan sampah, proses industry, dan hasil produksi.
Hal ini mengandung pengertian jika bisnis itu membutuhkan bahan baku dari alam, sebab
bagaimanapun alam itu harus diperlakukan secara layak tanpa merusak habitatnya.
Memelihara habitat sama halnya dengan mempertahankan pelestarian alam, sekaligus
sebagai balas budi pada alam yang telah berbuat baik kepada manusia dengan
menyediakan segala keperluan hidupnya.
Hal tersebut merupakan tanggung jawab suatu perusahaan (pelaku bisnis) yang bersifat
eksternal, bagaimana perusahaan mempunyai tanggung jawab dan sosial untuk
memperbaiki dan melindungi lingkungan ke arah yang lebih baik. Maka dengan semakin
baiknya lingkungan yang ada di sekitar, pada gilirannya akan menguntungkan perusahaan.
Rusaknya lingkungan sama halnya dengan terganggunya pasokan bahan baku yang pada
akhirnya akan merugikan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
H. PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF
ISLAM
Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan
harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk
dihormati, dihargai, dan tidak disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri.
Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia dapat berpengaruh terhadap
lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan
perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang
menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan
kehidupan di sekitarnya. Kerusakan alam diakibatkan dari sudut pandang manusia yang
anthroposentris, memandang bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta. Sehingga
alam dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi hanya untuk memuaskan
keinginan manusia.
Dalam perspektif Islam Manusia dan lingkungan memiliki hubungan relasi yang sangat
erat karena Allah Swt menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan
lingkungan dalam keseimbangan dan keserasian. Keseimbangan dan keserasian ini harus
dijaga agar tidak mengalami kerusakan. Kelangsusungan kehidupan di alam ini pun saling

12. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


terkait yang jika salah satu komponen mengalami gangguan luar biasa maka akan
berpengaruh terhadap komponen yang lain.
Dalam perspektif etika lingkungan (etics of environment), komponen paling penting
hubungan antara manusia dan lingkungan adalah pengawan manusia. Tujuan agama
adalah melindungi, menjaga serta merawat agama, kehidupan, akal budi dan akal pikir,
anak cucu serta sifat juga merawat persamaan serta kebebasan. Melindungi, menjaga dan
merawat lingkungan adalah tujuan utama dari hubungan dimaksud. Jika situasi lingkungan
semakin terus memburuk maka pada akhirnya kehidupan tidak akan ada lagi tentu saja
agama pun tidak akan ada lagi. Hubungan anatara manusia dengan alam atau hubungan
manusia dengan sesamanya bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang
ditaklukkan atau antara tuan dengan hamba tetapi hubungan kebersamaan dalam
ketundukan kepada Allah SWT. Karena kemampuan manusia dalam mengelola bukanlah
akibat kekuatan yang dimilikinya tetapi akibat anugerah Allah SWT.Berikut adalah
prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam
berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku
terhadap sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam:
1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature)
Dalam Alquran surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman:“Dan tiadalah kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.Hormat
terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam
semesta seluruhnya. Seperti halnya, setiap anggota komunitas sosial mempunyai
kewajiban untuk menghargai kehidupan bersama (kohesivitas sosial), demikian pula
setiap anggota komunitas ekologis harus menghargai dan menghormati setiap
kehidupan dan spesies dalam komunitas ekologis itu, serta mempunyai kewajiban
moral untuk menjaga kohesivitas dan integritas komunitas ekologis, alam tempat hidup
manusia ini. Sama halnya dengan setiap anggota keluarga mempunyai kewajiban untuk
menjaga keberadaan, kesejahteraan, dan kebersihan keluarga, setiap anggota komunitas
ekologis juga mempunyai kewajiban untuk menghargai dan menjaga alam ini sebagai
sebuah rumah tangga.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature)
Terkait dengan prinsip hormat terhadap alam di atas adalah tanggung jawab moral
terhadap alam, karena manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di
muka bumi dan secara ontologis manusia adalah bagian integral dari alam. Kenyataan
ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab

13. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan
dan kelestariannya Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan
manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta,
bertanggung jawab pula untuk menjaganya.

3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)


Terkait dengan kedua prinsip moral tersebut adalah prinsip solidaritas. Sama halnya
dengan kedua prinsip itu, prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia
adalah bagian integral dari alam semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif
ekofeminisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan
semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia
perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk
hidup lain.

4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature)
Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk
mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa
diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari
kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup
mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
Manusia umumnya bergantung pada keadaan lingkungan sekitar (alam) yang berupa
sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan sehari-hari, seperti pemanfaatan air,
udara, dan tanah yang merupakan sumber alam yang utama . lingkungan yang sehat
dapat terwujud jika manusia dan lingkungan dalam kondisi yang baik.
I. STUDI KASUS DI TIONGKOK
Kehadiran Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok dimulai pada tahun 1980-an, yaitu
untuk menghentikan uji coba nuklir yang dilakukan Republik Rakyat Tiongkok. Pada
masa awal kehadirannya, Greenpeace tidak mendapatkan respon yang baik dari
pemerintah (Liang, 2006). Yakni para aktivis ditahan, diusir, dan dituduh telah memasuki
wilayah secara illegal (Liang, 2006). Greenpeace kemudian secara resmi hadir pada tahun
1997 di Republik Rakyat Tiongkok dan turut aktif dalam berbagai permasalahan
lingkungan hidup yang ada. Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok memiliki fokus
terhadap isu: perubahan iklim dan energi, polusi udara, bahan kimia beracun, pangan dan
pertanian, hutan, dan laut (www.greenpeace.org).

14. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


Dalam mengatasi permasalahan lingkungan, Greenpeace senantiasa melakukan
tindakan dalam berbagai cara termasuk melakukan investigasi atau penelitian,
menerbitkan laporan, melakukan kampanye, bekerjasama,mendorong pemerintah dan
perusahaan, melibatkan masyarakat, dan melakukan pemantauan (www.greenpeace.org).
Dalam melaksanakan Detox Campaign, upaya Greenpeace dapat terbagi ke dalam tiga
bagian, yakni Detox Research, Fashion Manifesto dan demonstrasi publik, dan Deto
Catwalk. Greenpeace melakukan investigasi terhadap pencemaran air yang diakibatkan
oleh industri di Republik Rakyat Tiongkok dengan cara mengambil sampel air pabrik,
melakukan wawancara terhadap warga sekitar, dan mengumpulkan bukti degradasi
lingkungan dari pencemaran air yang diakibatkan oleh industri (Greenpeace, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Greenpeace mengungkap persoalan
pencemaran air yang terjadi dengan menerbitkan beberapa laporan penelitian, yaitu:
1. Dirty Laundry I, II, dan III.,
2. Toxic Threads I dan II.,
3. A Little Story About a Monstrous Mess I dan II,
4. A Red Card for Sportswear Brands,
5. A Little Story About the Monsters in Your Closet, dan
6. Little Monsters: A Field Guide to Hazardous Chemicals.
Melalui laporan penelitian tersebut, Greenpeace mengungkap bahwa dalam
melaksanakan proses produksi pakaian telah digunakan bahan-bahan kimia berbahaya
yang dapat memberikan dampak terhadap lingkungan. Bahan-bahan kimia yang digunakan
termasuk dalam kategori berbahaya yakni bersifat bertahan di lingkungan dalam waktu
yang lama dan dapat menimbulkan gangguan pada hormon, sistem kekebalan tubuh,
sistem reproduksi, dapat menyebabkan dermatitis, dan iritasi saluran pernapasan pada
manusia (Greenpeace, 2014). Greenpeace juga mengungkap bahwa pakaian yang
menggunakan bahan kimia dalam proses produksinya akan tetap mengeluarkan kandungan
bahan kimia saat pakaian tersebut pertama kali di cuci dan mencemari
lingkungan(Greenpeace, 2012).
Dalam melaksanakan Detox Campaign, Greenpeace menggunakan berbagai foto, video,
dan petisi online bernama Fashion Manifesto yang mengajak masyarakat untuk
mendorong perusahaan multinasional dan pemerintah untuk menangani pencemaran air
yang terjadi dengan menghentikan penggunaan bahan kimia. Organisasi non-pemerintah
yang bergerak di bidang lingkungan hidup di Republik Rakyat Tiongkok mayoritas lebih

15. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


fokus kepada kegiatan yang bersifat non-politik, seperti edukasi, proyek konservasi, dan
perlindungan spesies (Zhan dan Tang, 2011). Sebagian besar organisasi non-pemerintah
tidak ingin untuk terlibat dalam advokasi kebijakan, yang termasuk dalam kegiatan yang
bersifat politik, dikarenakan kondisi organisasi danlingkungan politik yang tidak
mendukung serta organisasi yang terlalu fokus pada politik dinyatakan tidak dapat
bertahan lama (Zhan dan Tang, 2011). Dalam hal ini, organisasi non-pemerintah kemudian
memiliki kegiatan yang dibatasi dan harus mengikuti sistem politik yang ada di Republik
Rakyat Tiongkok. Oleh karena itu, banyak organisasi nonpemerintah lebih memilih untuk
mengikuti pemerintah dan merelakan kebebasan mereka, termasuk untuk menghindari
kegiatan yang mungkin dianggap tidak diinginkan oleh pemerintah.
Greenpeace berusaha untuk mendorong pemerintah untuk terjadinya perubahan
kebijakan melalui advokasi yaitu Detox Campaign. Namun, dengan kondisi sistem politik
yang ada di Republik Rakyat Tiongkok, Greenpeace memiliki ruang politik yang terbatas
dalam melaksanakan aktivitas dan dalam memberikan pengaruh terhadap pemerintah.
Sistem politik dari Republik Rakyat Tiongkok dapat dikatakan bertentangan dengan salah
satu prinsip dari Greenpeace, yakni independen. Namun, dengan kondisi sistem politik
yang ada, dalam melaksanakan Detox Campaign Greenpeace harus melaksanakan kegiatan
dengan cara yang lebih bersahabat (Parameswari, 2016). Dengan sistem politik yang ada.
Greenpeace juga harus berhati-hati dalam melaksanakan setiap aktivitasnya. Hal ini
dapat dilihat dari demonstrasi publik dari Detox Campaign yang lebih mengarah kepada
demonstrasi terhadap perusahaan bukan pemerintah. Melalui Detox Campaign,
Greenpeace menuntut adanya perubahan kebijakan dari pemerintah namun tidak
melakukan aksi protes maupun demonstrasi yang ditujukan langsung terhadap pemerintah.
Jadi Penyebab Detox Campaign tidak berhasil dalam memberikan pengaruh terhadap
pemerintah dikarenakan ruang politik yang terbatas. Dalam hal ini, terbatasnya ruang
politik yang dihadapi oleh Greenpeace dikaitkan dengan isu pencemaran air yang belum
menjadi prioritas dan kondisi sistem politik dari Republik Rakyat Tiongkok. Pencemaran
air masih termasuk ke dalam isu yang belum menjadi prioritas utama bagi pemerintah
Republik Rakyat Tiongkok, sehingga kemudian upaya Detox Campaign yang
dilaksanakan Greenpeace menjadi tidak memberikan perubahan.
J. PESAN RASULULLAH SAW MENGENAI LINGKUNGAN HIDUP
Patronisme ajaran Nabi Muhammad SAW. merupakan sebuah sumber otoritatif bagi
umat Islam. Bahkan eksistensi kenabian Muhammad SAW. risalahnya bukan hanya
diperuntukkan untuk umat Islam dan manusia secara keseluruhan an sich, akan tetapi

16. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


mandataris misi risalahnya juga diperuntukkan sebagai rahmat untuk alam semesta. Itu
artinya pelestarian alam adalah sebuah conditio sine qua non bagi siapa saja yang
mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Spirit profetik Nabi Muhammad SAW.
yang harus dilanjutkan oleh para pengikutnya secara sustainable adalah bukan hanya pada
patronisme kesalehan individunya, tetapi juga kesalehan sosialnya. Akan tetapi, yang
selama ini absen diperbincangkan adalah patronisme kesalehan ekologinya. Tiga
kesalehan di atas merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya harus
berjalan berbarengan. Sehingga, mandataris Tuhan kepada umat Islam dapat ditunaikan
secara paripurna.
Secara normatif, manusia berperan menjaga kelestarian lingkungan dengan mengelola,
merawat, dan memanfaatkan lingkungan alam di sekelilingnya beserta sumber dayanya
dengan baik. Fikih dan etika pelestarian lingkungan merupakan khazanah kekayaan Islam
yang sering dilupakan oleh umat Islam. Rasulullah SAW. dalam hadis-hadisnya selalu
mengingatkan manusia untuk terus berupaya menjaga kelestarian lingkungan dalam
kehidupan manusia. Sebagaimana hadis yang memerintahkan untuk menghidupkan lahan
yang mati, menanam pohon atau tumbuh tumbuhan, dan larangan membuang hajat
(sampah) secara sembarangan. Pesan-pesan Rasulullah SAW. ini membawa makna bahwa
adalah sebuah keharusan bagi umat manusia untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Berkaitan dengan upaya manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan alam, ini
mendapat perhatian yang serius dari Nabi Muhammad SAW. Ada beberapa hadis yang
menjelaskan lingkungan. Satu biji atau beberapa biji yang kita tanam akan menjadi
bermanfaat bagi kelestarian alam. Hal ini sebagaimana pesan Rasulullah SAW. dalam
hadisnya yang sangat menganjurkan kepada umat manusia untuk menanam sesuatu
bahkan sampai hari kiamat.
Dalam hadis yang lain Rasulullah SAW. juga memerintahkan para sahabat yang
memiliki lahan tanah agar mereka bercocok tanam. Bagi para sahabat yang tidak bisa
mengelola tanahnya maka diperintahkan agar menghibahkan tanahnya kepada sahabat
yang lain agar dapat dikelola. Sebagaimana dalam hadis berikut:
"Barangsiapa yang memiliki lahan tanah maka hendaknya dia gunakan bercocok tanam
atau dia hibahkan. Jika dia tidak melakukannya, maka hendaklah dia menahan tanahnya"
(HR. Muslim) (Bahreisj, 1987).
Melestarikan lingkungan alam amat penting dilakukan oleh manusia yang memegang
peran sebagai garda terdepan dalam pelestarian lingkungan. Menghidupkan lahan tanah
yang mati menjadi upaya mengelola lingkungan agar terus lestari. Mengelola lahan tanah

17. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan orang lain apabila kita tidak mampu
mengelolanya sendiri. Sehingga menghidupkan lahan tanah yang mati dengan menanami
sesuatu menjadikan lahan tanah lestari dan menjadikan ekosistem lingkungan terjaga
keseimbangannya.
Manusia sebagai khalifah fil ardh memang memiliki peran terdepan dalam mengelola
dan memanfaatkan lingkungan alam beserta sumber dayanya. Ini merupakan upaya
menjaga keseimbangan ekologis. Namun, dalam mengelola dan memanfaatkannya harus
benar-benar dilakukan dengan bijak dengan pedoman yang baik agar pengelolaan
lingkungan dapat membawa kemaslahatan. Bukan sebaliknya, membawa dampak buruk
dan menimbulkan kerusakan lingkungan. Rasulullah SAW. juga selalu mengingatkan agar
manusia tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan sebagaimana dalam hadis:
kerusakan lingkungan,
"Jangan pernah sekali-kali di antara kalian melakukan buang air kecil di atas air yang tidak
mengalir, lalu mandi di dalamnya" (HR. Bukhari) (Abu Hamid, 1970).

"Takutlah kalian dari tiga hal yang terlaknat, yaitu: buang air besar di sumber air, di
tengah jalanan, dan di tempat berteduh" (HR.Abu Daud) (al-Asqalani, 2013).
Rasulullah SAW. melarang manusia membuang air di sungai yang airnya tidak
mengalir, baik buang air kecil maupun buang air besar, juga melarang mandi di dalam air
tersebut. Ini bagian dari pedoman menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan.
Tidak hanya itu, di sisi lain hal ini juga agar manusia menjaga kelangsungan hidup
makhluk lain. Buang air pada air sungai yang tak mengalir akan mencemari lingkungan
air, merusak kondisi air, dan keberlangsungan makhlk hidup yang ada di dalamnya.
Dalam hadis selanjutnya Rasulullah SAW. memerintahkan manusia menjauhi tiga hal
yang terlaknat, yaitu buang air sembarangan di tiga tempat: sumber air, di tengah jalan,
dan di bawah tempat yang digunakan berteduh. Pesan Rasulullah SAW. ini memberikan
pedoman kepada manusia dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ketiga tempat yang
disebutkan Nabi tersebut adalah sarana-sarana vital bagi kehidupan manusia. Sumber air
adalah sumber kehidupan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jalanan merupakan sarana yang digunakan manusia dalam menjalankan aktivitasnya
sehari-hari. Adapun tempat berteduh berfungsi melindungi manusia dari berbagai kondisi
seperti hujan dan terik matahari. Sarana berteduh ini dapat berupa pepohonan, rumah,
gubuk, atau bangunan lain yang digunakan berteduh. Oleh karenanya, ketiga tempat ini
sangat penting dan harus senantiasa dijaga kebersihannya.

18. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


19. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Islam menjadi agama yang tidak memandang aktivitas bisnis hanya dalam jajaran
kehidupan dunia sebab semua aktivitas memiliki nilai ibadah jika dilakukan
berlandaskan aturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT. Dalam topik etika
bisnis dan lingkungan hidup disinilah dapat menemukan keseimbangan antara
kehidupan manusia yang menjadikan aktivitas dunia dan aktivitas akhirat dalam satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
Etika bisnis adalah sebuah tuntutan bagi semua pelaku bisnis dalam menegakkan
konsep keseimbangan ekonomi. lalu, sistem ekonomi Islam sangatlah mendukung
Green Economy karena mengandung penegak nilai-nilai moral dan etika di dalamnya.

20. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


DAFTAR PUSTAKA

Azizah, M., & Hariyanto, H. (2021). Implementasi Etika Bisnis Islam terhadap Konsep Green
Economics. Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu Hukum, 10(2), 237-252.
Yudistira, T. (2021). ANALISIS FIQIH SIYASAH TERHADAP FATWA MUI NO 22 TAHUN
2011 TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Pada MUI Pesisir
Barat) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Miskahuddin, M. (2019). MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM AL-
QUR'AN. Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi
Perspektif, 16(2), 210-227.

Fauzi,A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Chee Yoke Ling and Saradha. 2010. Development: The "green economy" debate
unfolds.SUNS,Edisi 6928,Jumat, 21 Mei 2010.

Rath, Ramesh Chandra. An Impact of Green marketing on Practices of Supply Chain


Management in Asia: Emerging Economic Opportunities and Challenges.ASIA:
International Journal of Supply Chain Management, 2013.

Triastity Rahayu.Green Management sebagai Pelaksanaan Etika Bisnis 11 No 2 (2011): 87-


95

Liang, W. (2006). Understanding greenpeace campaigns in China: Empowerment


andMobilization. 121

Greenpeace. (2012). Dirty Laundry: Reloaded. Amsterdam: Greenpeace Internasional.

Greenpeace. (2014). A Little Story of Monstrous Mess II. Amsterdam: Greenpeace


Internasional

Zhan, X., & Tan, S.Y.(2011).Political Opportunities,Resource Constraints,andpolicy


Advocacy of Environmental NGOs in China. _Departemental Research Fund for New
Academic Staff_.

Siti Rohmah, Erna Herawati, Moh Anas Kholish Universitas Brawijaya Press, 2021

Harahap, R. Z. (2015). Etika Islam Dalam Mengelola Lingkungan Hidup. EduTech: Jurnal
Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(1), 1–13.

21. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


Hudha, A. M., Husamah, & Rahardjanto, A. (2019). Etika Lingkungan (Teory dan Praktik
Pembelajarannya). Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia) Anggota IKAPI
(Ikatan Penerbit Indonesia) Cetakan Pertama.

Srikandi Fardiaz. 1992. Polusi Air & Udara. Yogyakarta : Kanisius

Fauzi,A. 2004. Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Saptari, A. 2009. Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.


Jakarta:Universitas Terbuka

22. ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

Anda mungkin juga menyukai