Anda di halaman 1dari 19

TEKS

EDITORIAL
BAHASA INDONESIA

KELAS XII/GANJIL

SMA NEGERI 1 KERAJAAN


SELAMA
T
PAGI

ESRA ROMAULI BERUTU


2193311027/REGULER D PBSI
19
MEDIA PEMBELAJARAN

TOPIK
MEMAHAMI ISU TERKINI
LEWAT EDITORIAL

● Builds self-esteem
● Fortifies your self-awareness
Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan

3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Merancang teks editorial dengan


kebahasaan teks editorial. memperhatikan struktur dan
kebahasaan
Apakah Teks
Editorial itu?
Pengertian Teks Editorial

Teks editorial atau disebut pula tajuk rencana adalah suatu bentuk
opini yang lazim ditemukan pada surat kabar. Dengan
mencerminkan sebuah tajuk renana tentang aspirasi, pendapat,dan
sikap resmi pada suatu media terhadap persoalan yang akan
terjadi pada masyarakat (Sumadiria, 2005, p. 81).
Teks ini diungkapkan harus berdasarkan fakta dan bukti yang logis
agar pembaca tau pendengar bisa menerimanya.
Bagaimakah struktur dari
Alasan
teks editorial itu?
Struktur Teks Editorial

Pengenalan Isu Argumen Penegasan Ulang

Pengenalan isu merupakan tesis Bagian ini merupakan Penegasan ulang pendapat ialah
yang berfungsi mengenalkan pembahasan yang berisi bagian yang berisi tentang
isu atau permasalahan yang tanggapan redaksi terhadap penguatan kembali pendapat
akan dibahas berikutnya. isu untuk memperkuat yang sudah ditunjang oleh
Berupa pernyataan atau teori pernyataan tesis. fakta dalam argumentasi.
dan diperkuat oleh argumen. Penegasan dalam teks
editorial berupa simpulan,
saran, atau rekomendasi.
Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Dilihat dari ciri kebahasaannya justru lebih dekat dengan bahasa jurnalistik. Hal
ini karena pada dasarnya tujuan penulisan teks editorial adalah menyampaikan pendapat
mengenai suatu berita.

1) Penggunaan kalimat retoris, kalimat yang tidak ditujukan untuk mendapatkan


jawaban.pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan agar pembaca dapat merenungkan
masalah yang dipertanyakan, sehingga akan berbuat sesuatu.
2) Menggunakan kata-kata populer, bertujuan untuk memudahkan pembaca memahami isi
teks editorial.
3) Menggunakan kata ganti penunjuk, ciri kebahasaan ini meujuk pada waktu, tempat
peristiwa atau masalah lain yang mejadi ulasan.
4) Menggunakan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, oleh karena itu.
Ciri-Ciri Teks Editorial
Berdasarkan berbagai penjelasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri teks editorial adalah sebagai berikut:

1. Berisi fakta atau peristiwa yang aktual, sedang ramai diperbincangkan, hingga kontroversial.
2. Berupa opini atau pendapat redaksi media massa terhadap peristiwa yang diberitakan
3. Memiliki kritik, penilaian, apresiasi, prediksi, saran maupun harapan terhadap isu yang
dibahas.
4. Terdapat saran atau rekomendasi yang dapat menjadi solusi ditunjukkan oleh bagaimana
caranya secara konkret.
Tahapan Menulis Teks Editorial

1. Bacalah dua sampai tiga teks editorial dari surat kabar, media massa,
atau dari referensi lain
2. Kemudian datalah semua isu-isu yang ada dan rumuskan menjadi
pernyataan umum.
3. Carilah data-data pendukung atas pernyataan umum yang sudah kamu
buat, bisa dari berbagai referensi lainnya.
4. Buatlah rincian data tersebut dan analisis menjadi bentuk argumen-
argumen.
Lanjutan

5. Tafsirkan berbagai argumen-argumen yang telah dibuat menjadi pendapat


baik berupa kritik, apresiasi, harapan, atau penilaian umum.
6. Kemukakan saran atau rekomendasi dan tunjukkan caranya, agar
memberikan solusi, bukan hanya sekedar kritik saja atau rincikan
kebaikannya tidak hanya memuji saja.
7. Kemaslah seluruh kerangka yang telah dipersiapkan menjadi tulisan teks
editorial dengan kalimat dan paragraf yang efektif agar tidak terlalu panjang
dan tetap ringan untuk dibaca; 8-10 paragraf, setiap paragraf terdiri dari 2-3
kalimat.
Contoh Teks Editorial

Jangan Pertaruhkan Nasib Peserta Didik


Pengenalan Isu (Tesis)
Di tengah pandemi COVID-19 sekalipun, pemerintah tetap berkewajiban memenuhi
hak anak bangsa untuk memperoleh pendidikan. Meskipun begitu, pemerintah tidak
boleh sembarangan membuka sekolah berdasarkan status wabah suatu daerah.

Penyampaian Pendapat (Argumen)


Menteri Pendidikan dan Kebudayaa Nadiem Makari pada jumat lalu mengizinkan
sekolah yang berada di wilayah zona kuning untuk mengadakan pembelajaran luring
(tatap muka). Padahal sebelumnya Kemdikbud hanya mengizinkan sekolah di zona
hijau saja untuk dibuka secara bertahap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Lanjutan

Jika tidak dilaksanan dengan hati-hati, izin berdasarkan status wilayah tersebut bisa
menjadi malapetaka. Sebab, zona merah, oranye, kuning atau hijau bukanlah sekat
yang ketat. Selama pergerakan penduduk antar zona wilayah masih bebas, maka
semua zona tetap rawan tertular COVID-19.

Izin pembelajaran tatap muka sebaiknya diberikan berdasarkan kesiapan dari masing-
masing sekolah untuk menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Tolak ukurnya
tidak hanya dari ketersediaan fasilitas pencegah penularan saja. Sekolah juga harus
memastikan semua guru, staff, murid, hingga orangtua siswa tidak memiliki riwayat
interaksi dengan suspect yang terpapar virus. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Lanjutan
Pengakuan Mas Menteri Nadiem bahwa PJJ atau pembelajaran jarak jauh selama masa
pandemi kurang efektif bukanlah hal yang mengada-ada. Di berbagai wilayah terutama di
di daerah terpencil banyak murid yang tidak memiliki smartphone dan akses internet. Tidak
sedikit pula guru yang belum siap mengajar dari jarak jauh.

Pandemi COVID-19 memang telah memperlihatkan lagi betapa timpangnya infrastruktur


Indonesia. Sebelumnya, OECD atau Organization for Economic Cooperation and
Development pernah melansir data bahwa hanya 34 persen penduduk Indonesia yang
terkoneksi dengan internet. Survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia pada tahun
2018 juga mengungkap hasil yang serupa. Di Jawa, lebih dari 55,7% penduduk dapat
mengakses internet. Sementara itu di Kalimantan baru 6,6% saja yang terhubung ke
internet. Namun semua fakta tersebut tidak menjadi alasan untuk memperlonggar izin
pembukaan sekolah.
Lanjutan
Penegasan Ulang
Pemerintah harus berusaha lebih keras untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi
hambatan pembelajaran daring. Misalnya dengan memberikan tunjangan dan fasilitas
yang memadai untuk para guru dan murdi yang kurang mampu. Dalam masa pandemi ini,
peran guru dalam menyelamatkan masa depan anak sama pentingnya dengan peran tenaga
medis dalam menyelamatkan nyawa pasien.

Sembari mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh, pemerintah juga sebaiknya mendoro


keluarga sebagai salah satu tempat pendidikan utama. Pandemi telah memaksa orangtua
untuk lebih lama berada di rumah bersama anaknya. Setelah wabah berlalu pemerintah
juga harus lebih serius dalam membangun infrastruktur pendidikan yang merata. Sebab
hanya melalui pemerataan akses pendidikan semua anak bangsa dapat merawat harapan
akan masa depan yang lebih baik.
Rangkuman

Struktur Teks Editorial terdiri dari; (1) Pernyataan pendapat/tesis yang


berisi sudut pandang penulis tentang masalah yang dibahas. Biasanya tesis
merupakan teori yang diperkuat dengan argumen.
(2) Argumentasi, berupa alasan atau bukti yang digunakan untuk
memperkuat pernyataan umum atau data hasil penelitian, pernyataan para
ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang dapat dipercaya.(3)
Pernyataan/penegasan ulang pendapat, berisi penegasan ulang pendapat
yang didukung oleh fakta untuk memperkuat atau menegaskan
keseluruhan isi teks editorial.

Kaidah kebahasaan teks editorial yaitu menggunkan kalimat retoris,


menggunakan kata-kata populer, menggunakan kata ganti penunjuk,serta
menggunakan konjungsi kausalitas seperti sebab, karena, oleh sebab itu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai