Anda di halaman 1dari 28

(DIABETES MELLITUS JUVENELI)

Dalam Keperawatan Anak

kelompok 6:

1. Azzahra Mawardani
2. Irenia Shanty Pemba
3. Kristina Yuyun
4. Lusiana Anisa
Pengertia Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan
adanya kenaikan kadar gula darah atau Hiperglikemia.Diabetes Mellitus Tipe 1 merupakan
kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia
kronik
Akibat glukosa dalam darah semakin meningkat (hiperglikemia) dan sel-sel tubuh tidak
mendapatkan asupan energi yang cukup, kondisi tersebut dapat menyebabkan:
 Dehidrasi Tingginya kadar gula dalam darah akan meningkatkan frekuensi urinasi
(buang air kecil) sebagai reaksi untuk mengurangi kadar gula
 Kehilangan Berat Badan, Gula dalam darah (glukosa) merupakan sumber energy bagi
tubuh, Glukosa yang terbuang bersama urin juga mengandung banyak nutrisi dan kalori
yang diperlukan tubuh manusia.
 Kerusakan Tubuh, Tingginya level gula dalam darah akan menyebabkan kerusakan
pada jaringan tubuh, Kondisi ini juga akan merusak pembuluh darah kecil pada mata
ginjal dan jantung.
Klasifikasi
Klasifikasi, Klasifikasi DM tipe 1 berdasarkan etiologi sebagai berikut:
Pada DM tipe-1, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang berbeda.

a. Tipe 1A diduga pengaruh genetic dan lingkungan memegang peran utama untuk
terjadinya kerusakan pancreas. HILD-DR4 ditemukan mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan fenomena ini.

b. Tipe-1B berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok penderita


yang juga sering menunjukkan manifestast autoimun lainnya, seperti Hashimoto
disease, Graves disease. Pernicious anemia, dan Myasthenia gravis. Keadaan ini
berhubungan dengan antigen HLA-DRS dan muncul pada usia sekitar 30-50 tahun.
Etiologi

penyebab utama diabetes tipe-1 adalah factor genetic atau keturunan. Resin perkembangan
diabetes tipe-1 akan diwariskan melalui factor genetic.
a. Factor Genetik
b. Factor-factor Imunologi

c. factor Lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta
Patofisiologi

Diabetes tipe-1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan yang menyerang orang
dengan system imun yang secara genetis merupakan predisposisi untuk terjadinya suatu
respon autoimun yang kuat yang menyerang antigen sel B pancreas.

 Factor ekstrinsik yang diduga mempengaruhi fungsi sel B meliputi kerusakan yang
disebabkan oleh virus, seperti virus penyakit gondok (mumps)dan virus
coxsackie B4, oleh agen kimia yang bersifat toksik atau oleh sitotoksin perusak dan
antibody yag dirilis oleh imunosit yang disensitasi.
 Suatu kerusakan genetis yang mendasari yang berhubungan dengan replikasi atau
fungsi sel B pancreas dapat menyebabkan predisposisi terjadinya kegagalan sel B
setelah infeksi virus.
Manifestasi klinis

Manifestasi klinis DM tipe I sama dengan manifestasi pada DM tahap awal, yang sering
ditemukan:

a. Polyuria (banyak kencing) Hal ini disebabkan karena glukosa darah meningkat sampai

melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang

mana guia banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga kiten mengeluh banyak

kencing.
b. Polldipsi (banyak minum) Hal ini disebabkan pembakaran terialu banyak dan kehilangan
cairan banyak karena pollurishing untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
c. Mata kabur Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi
yang disebabkan karena insufisiensi insulin
Komplikasi
Komplikasi DM baik pada pada DM tipe 1 maupun tipe 2, dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
komplikasi akut dan komplikasi menahun.
 Komplikasi Metabolic Akut
1. Ketoasidosis Diabetik (khusus pada DM tipe-1) Apabila kadar insulin sangat menurun,
pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan glikogenesis.
peningkatan glikolisis, dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertal
penumpukan benda keton, peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ketosis,
peningkatan ion hydrogen dan asidosis metabolic.
2. Hipoglikemia umumnya ditandai oleh pucat, takikardi, gelisah, lemah, Ipar, palpitasi, berkeringat
dingin, math berkurang-kuning, tremor, pusing sakit kepala yang disebabkan oleh
pelepasan epinefrin juga akibat kekurangan glukosa dalam otak akan menunjukkan gejala- gejala
seperti tingkah laku aneh, sensarium yang tumpul, dan pada akhirnya terjadi penurunan
kesadaran dan koma.

 Komplikasi vascular jangka panjang (pada DM tipe-1 biasanya terjadi saat memasuki tahun ke 5

1. Mikroangiopaty

2. Makroangiopati

3) Ulkus kaki diabetes


Penatalaksanaan Medis

a. Pemberian Insuli
b. Pengaturan Makanan Diet
c. Olahraga
d. Obat hiperglikemiOral (OH)
e. Edukasi
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
Pengkajian

a. Identitas.
b. Status kesehatan saat ini

1.Keluhan utama

2.Alasan masuk rumah sakit

3.Riwayat penyakit sekara

c. Riwayat kesehatan terdahulu

1.Riwayat penyakit sebelumnya

2. Riwayat penyakit keluarga

3. Riwayat pengobatan

d. pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penujang
1. Kadar Glukosa Darah
Tabel acuan Kadar Glukosa Darah Sewaktudan Puasa dengan metode enzimatik sebagai
pedoman.

Kadar Glukosa Sewaktu (mg/dL)

Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum Pasti DM

Plasma Vena >200 100-200

Darah Kapiler >200 80-100

Kadar Glukosa Darah Puasa

Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum pasti DM

Plasma Vena >120 110-120

Darah Kapiler >110 90-110


LANJUTAN….
2. Kriteria diagnostic WHO pada diabetes mellitus yaitu sedikitnya 2 kali pemeriksaan
3. Tes Laboratorium DM
penatalaksanaan

Intervensi penatalaksananaan klien dengan DM lebih bersifat individual dalam artian perlu
diperhitungkan kebutuhan terhadap umur pasien, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, kematangan,
tingkat aktivitas, pekerjaan dan kemampuan pasien untuk menjaga dan mengontrol gula darah
sendiri.

1. Managemen diet DM Memantau dan menjaga nutrisi, diet serta berat badan seimbang
merupakan komponen dasar penanganan pasien dengan Diabetes Mellitus.

2. Latihan fisik atau exercisea. Menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan
metabolism karbohidrat Menjaga berat badan tetap normal sekaligus menurunkan berat
badan

3. Obat-obatan

4. Pendidikan kesehatan

5. Monitor Kadar Glukosa Darah


Diagnosa keperawatan

a). Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1). Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

2). Penyebab:

- Ketidakmampuan menelan makanan

- Ketidakmampuan mencerna makanan

- Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient

-Peningkatan kebutuhan metabolisme

-Faktor ekononi (mis. Finansial tidak mencukupi)

-Faktor psikologis (mis. Stress, keenggangan untuk makan)


Lanjutan…

3). Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif : a). Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.

4). Gejala dan tanda minor

Subjektif :

a). Cepat kenyang setelah makan

b). Kram atau nyeri abdomen

c). Nafsu makan menurun

Objektif:

a). Bising usus hiperaktif

b). Otot pengunyah lemah

c). Otot menalan lemah


Lanjutan…

5). Kondisi Klinis Terkait

a). Stroke

b). Parkinson

C). Mobius syndrome

b). Resiko Infeksi

1). Definisi : Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik

2). Factor resiko

a). Penyakit kronis (mis. Diabetes mellitus)

b). Efek prosedur invasive

c). Malnutrisi
Lanjutan…
3). Kondisi klinis terkait
a). AIDS

b). Luka bakar

c). Penyakit paru obstruktif kronis

d). Diabetes mellitus

c). Gangguan Integritas Jaringan atau kulit

1). Definisi

Kerusakan kulit (dermis dan atau epidermis) atau jaringan (membrane mukosa,
kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan atau ligament)

2). Penyebab

a. Perubahan sirkulasi

b. Perubahan status nutrisi ( kelebihan atau kekurangan)

c. Kekurangan atau kelebihan volume cairan


Lanjutan…

3). Gejala dan Tanda Mayor

Subyektif : tidak tersedia

Obyektif : Kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit

4). Gejala dan tanda minor

Subjektif : tidak tersedia

Objektif :

a). Nyeri

b). Perdarahan

C). Kemerahan

d). Hematoma

5). Kondisi Klinis terkait

a). Imobilisasi
Intervensi…
a. Resiko defisit nutrisi

Tujuan:

Menunjukkan status gizi yang meliputi asupan makanan dan cairan, dan di buktikan
dengan beberapa indicator seperti:

- Nutrisi oral, pemberian makanan atau nutrisi melalui slang atau nutrisi parenteral total

- Asupan cairan secara oral atau Intra Vena

Dan dengan Kriteria hasil :

Selera makan : kemauan untuk makan saat dalam keadaan sakit atau sedang menjalankan
pengobatan

Status gizi : tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan system metabolik

Status gizi : pengukuran biokimia meliputi unsur dan kimia cairan tubuh yang
mengindikasikan status nutrisi

Status gizi : asupan makanan dan cairan : total jumlah makanan dan cairan yang di
Lanjutan….

Status gizi : asupan gizi : Keadekuatan pola asupan zat gizi yang biasanya

Perawatan-diri : makan : Kemampuan diri untuk memnyiapkan makanan dan mengingesti cairan
secara mandiri tanpa bergantung pada alat bantu

Berat badan : massa tubuh : tingkat keseimbangan antara berat badan, otot, dan lemak dengan
tinggi badan, rangka tubuh, jenis kelamin dan usia .

Kolaborasi :

1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam penentuan kebutuhan protein yang diperlukan klien
(anoreksia nervosa atau dialysis peritoneal)
2. Diskusikan dengan dokter tentang kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap,
pemberian makanan melalui selang,atau nutrisi parenteral
total
3. Rujuk ke dokter untuk menemukan penyebab gangguan nutrisi
Lanjutan…..

Kolaborasi :

4. Rujuk ke program gizi pada komunitas yang tepat, apabila klien tidak dapat membeli
atau menyiapkan makanan atau nutrisi secara adekuat
5. Melakukan kolaborasi bersama ahli gizi, apabila di perlukan, tentukan jumlah kalori dan

jenis zat gizi yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan nutrisi

b. Resiko infeksi

Tujuan:

Factor resiko infeksi akan hilang, dibuktikan oleh pengendalian resiko komunitas

Kriteria hasil

Tindakan komunitas : untuk menghilangkan atau membasmi penyebaran agens infeksius yang
berpotensi mengancam kesehatan masyarakat
Lanjutan….

Resistansi alami dan buatan yang bekerja secara tepat terhadap antigen internal maupun
eksternal

Tingkat keparahan infeksi dan gejala terkait

Tingkat keparahan infeksi dan gejala terkait selama kurun waktu 28 hari pertama
kehidupan

Tindakan pribadi untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi ancaman infeksi

Tindakan personal untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi sikap yang rentan
menimbulkan penyakit menular seksual

Tingkat regenerasi sel dan jaringan setelah penutupan luka secara sengaja

Tingkat regenerasi sel dan jaringan pada luka terbuka.


Lanjutan…..

Observasi;

1. Pantau tanda dan gejala klinis infeksi (misalnya suhu tubuh, denyut jantung, drainasie,
kualitas luka, sekresi, penampilan urine, suhu tubuh, lesi kulit, dan malaise)

2. Kaji factor resiko yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi (contoh pada
usia lanjut, usia kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan malnutrisi)

3. Pantau hasil tes laboratorium (misal hitung darah lengkap, granulosit absolut, dan hitung
jenis, protein serum, dan albumin)

4. Observasi penampilan praktik personal hygiene sebagai perlindungan terhadap infeksi.

Terapeutik:

5. Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar dan tepat

6. Ajarkan kepada pengunjung klien untuk selalu mencuci tangan ketika akan masuk dan
meninggalkan ruangan klien.
Lanjutan….

kolaborasi ;

1. Ikuti protocol atau aturan institusi untuk melaporkan infeksi yang diduga atau kultur

positif Berikan terapi antibiotic, jika memang diperlukan.

c. Kerusakan integritas kulit

Tujuan:

a). Menunjukkan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa, yang di buktikan oleh indikator
berikut:

1) Keutuhan kulit

2) Tekstur dan ketebalan jaringan perfusi jaringan.

Kriteria hasil:

Parahnya respon imun hipersensitivitas setempat terhadap adanya antigen lingkungan (eksogen) tertentu

Tindakan pribadi dalam mempertahankan ostomi untuk eliminasi


Lanjutan…..

Tingkat keutuhan struktur dan fungsi fisiologis normal kulit dan membran mukosa

Tingkat regenerasi sel dan jaringan sesudah penutupan yang dilakukan secara sengaja

Tingkat regenerasi sel dan jaringan pada luka terbuka

Observasi:

Infeki, resiko

Membrane mukosa oral, kerusakan Integritas kulit, kerusakan


kesimpulan

Diabetes Mellitus merupakan penyakit terkait dengan sistem endokrinologi dan


pankreas sebagai penghasil insulin yang menjadi pusat kajian serta studi penyakit ini.
Insulin memegang peranan pokok dalam metabolisme glukosa serta alur energi tubuh
manusia. Diabetes Mellitus adalah penyakit dengan banyak gejala yang menyertai dan
memiliki faktor dalam dan faktor luar sebagai pencetusnya. Ada 2 etiologi utama dari diabetes
mellitus yang menjadi dasar klasifikasi penyakitnya. Diabetes mellitus tipe 1 yang dicetuskan
oleh tidak cukupnya jumlah insulin sampai tidak terbentuknya insulin oleh pankreas ( Sel Beta
Pulau Langerhans) disebabkan oleh proses autoimunitas yang menghancurkan sel beta pulau
langerhans pankreas. Diabetes tipe I menyerang anak dengan umur <18 tahun dengan rataan
umur penderita 410 tahun. T1DM menyebabkan ketergantungan absolut insulin eksogenik
untuk mengatur kadar gula darah, dan menjaga status diabetes tidak berkembang menjadi
penyakit dengan banyak komplikasi. Penatalaksanaan dengan insulin bertujuan untuk
menghentikan proses pembentukan gula hati dan menghentikan ketogenesis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai