Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS RESIKO DAN PENGENDALIAN K3

MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRADC DAN JSA


PADA DIVISI SAWMILL PT. AGUNG JAYARAYA
INDONESIA
(7 November 2022 – 7 januari 2023)

Oleh:
Nama: Juni Ismanto
NPM: 19520012

PROGAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS YEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2022-2023
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

1. Dengan metode analisis HIRADC (Hazard 1. Mengetahui resiko kecelakaan kerja yang terjadi pada
Identification Risk Assessment and Divisi Sawmill PT. Agung Jayaraya Indonesia.
Determining Control).
2. Mengetahui pelaksanaan identifikasi bahaya pada
2. Dengan metode JSA (Job Safety Analysis). Divisi Sawmill PT. Agung Jayaraya Indonesia.

3. Mengetahui pelaksanaan analisis risiko pada


Divisi Sawmill PT. Agung Jayaraya Indonesia.

4. Mengetahui pelaksanaan pengendalian risiko pada


Divisi Sawmill PT. Agung Jayaraya Indonesia.
Profil Perusahaan Perusahaan PT. Agung Jayaraya
Indonesia
PT. Agung Jayaraya Indonesia merupakan salah satu unit industri
kayu yang inti usahanya adalah mengelola kayu yang dihasilkan menjadi
produk olahan kayu yang bertujuan menambah added value dari kayu
tersebut. Menggunakan bahan baku kayu karet diproses menjadi triplek
lantai yang diekspor di beberapa negara seperti jepang, cina, dan eropa.
Perusahaan ini mengutamakan kualitas dalam pembuatan
produknya. PT. Agung Jayaraya Indonesia juga sudah mempunyai
legalitas sebagai perusahaan export kayu serta memiliki jumlah
permintaan pasar cukup besar.
Karyawan dari PT. Agung Jayaraya Indonesia ini sebagian besar
merupakan warga desa sekitar dengan jumlah seluruh karyawan kurang
lebih 130 orang.
Struktur Organisasi
 General Manager
 Manager
 Asisten Manager
 Asisten Bengkel (Workshop)
 Mekanik (Maintenance)
 Tool Man
 Asisten Produksi
Sistem Produksi
 PT. Agung Jayaraya Indonesia menerima batang kayu dengan ukuran ± 150
cm.
 Pemotongan seperti bentuk papan kecil Panjang pada divisi sawmill.
 Disortir kedivisi produksi :
-Pemberian obat dan pengeringan
-Papan kecil Diamplas/dihaluskan
-Menyatukan bahan (dipotong zigzag, diberi lem, pressing)
-Sortir kecacatan
-Packing
 Ekspor
Divisi Sawmill
Divisi sawmill adalah unit
yang bertugas untuk menerima
batang kayu, mengolah bahan baku
yang berupa batang kayu menjadi
kayu gergajian sesuai dengan
ukuran-ukuran yang diminta oleh
unit-unit selanjutnya yaitu pada
divisi produksi.
Tempat Kerja

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja pasal 1 ayat 1, yang dimaksud
tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah
semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut.
Kecelakaan Kerja

Pada dasarnya kecelakaan disebabkan oleh dua hal


yaitu :
Tindakan manusia yang tidak aman (unsafe act).
Keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe
condition).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
keselamatan yang berkaitan dengan mesin, alat kerja,
bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
Pengaturan tersebut merupakan wujud dari
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
harus menjadi komitmen setiap perusahaan.
Manajemen Risiko

Risiko adalah kemungkinan (probability) terjadinya suatu


kecelakaan (cidera dan atau kerusakan) terhadap manusia, peralatan
dan atau lingkungan yang terpapar didalam suatu bahaya.
Bahaya adalah sumber atau situasi yang berpotensi
menyebabkan kerusakan/cidera (kecelakaan) pada manusia,
peralatan dan lingkungan.
Risiko bisa terjadi dikarenakan adanya peluang sesuatu terjadi
yang akan berpengaruh terhadap tujuan dan risiko terukur dari
kemungkinan terjadi dan konsekwensi yang ditimbulkan.
HIRADC (Hazard Identification, Risk Assesment,
and Determining Control)
Manajemen risiko meliputi analisis risiko, dimana analisis tersebut
dapat menggunakan HIRADC.
Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Pengendalian Risiko (Determining Control)
Tabel kategori kemungkinan (probability)
Penentuan Kemungkinan (Probability) Dalam Masa 3 Tahun.

Jumlah Risiko Terjadi Penentuan Kemungkinan


(3 Tahun) (Probability)

1 – 15 Jarang Terjadi

16 – 30 Kadang Terjadi

31 – 60 Dapat Terjadi

61 – 120 Sering terjadi

 120 Hampir pasti terjadi


Tabel Keparahan
(Severity)
Tabel Matriks Resiko
Identifikasi Pekerjaan Pada Divisi
Sawmill
a. Pekerjaan Pembongkaran, Penyortiran, pengukuran Dan Pemindahan
Bahan Kayu.
b. Pekerjaan Penggergajian Kayu.
c. Pekerjaan pembuatan dan perawatan gergaji yang meliputi :
- Penyambungan bahan plat gergaji dengan las asetelin.
- Pengelasan mata gergaji.
- Menggerinda mata gergaji.
- Mengasah gergaji.
Hazard identification
Variabel Risiko Pekerjaan Pembongkaran, Penyortiran, pengukuran Dan
Pemindahan Bahan Kayu.

Pekerjaan Pembongkaran, Penyortiran, Banyaknya Terjadi


No. pengukuran dan Pemindahan Bahan Kayu Dalam 3 Tahun Terakhir

1 Tertimpa batang kayu 7

2 Terkena paparan sinar matahari langsung Setiap hari

3 Terpeleset pada tempat penyortiran 118

4 Tertusuk sayatan kayu 24


5 Tertabrak Forklift 2
Hazard identification
Variabel Risiko Pekerjaan Penggergajian Kayu.

No. Pekerjaan Penggergajian Banyaknya Terjadi Dalam 3 Tahun


Terakhir
1 Tertimpa batang kayu 7
2 Terkena sayatan kayu 72
3 Terkena penggergajian 2
4 Terkena patahan plat gergaji 1
5 Terkena percikan hasil penggergajian Setiap hari
6 Kebisingan alat kerja Setiap hari
7 Tersandung material 108
8 Tersengat aliran listrik 1
9 Terpapar debu hasil penggergajian Setiap hari
10 Kebakaran 2
Hazard identification
Variabel Risiko Pekerjaan Pembuatan dan Perawatan Gergaji.

Pekerjaan Pembuatan Dan Perawatan Banyaknya Terjadi Dalam 3


No. Gergaji Tahun Terakhir
1 Terkena mata gergaji 72
2 Terkena sinar radiasi pengelasan Setiap hari
3 Terkena percikan pengelasan Setiap hari
4 Tertimpa peralatan 36
5 Terkena percikan penggerindaan 18
6 Kebisingan alat kerja Setiap hari
7 Terjepit alat kerja 18
8 Terpapar debu mata gerinda Ssetiap hari
9 Tersengat aliran listrik 1
10 Tersandung material kabel 108
11 Terjadi konsleting listrik 16
Risk Control
Tingkat Risiko Pekerjaan Pembongkaran, Penyortiran, Pengukuran Dan
Pemindahan Bahan Kayu.

Resiko Keparahan Kemungkinan Level Tingkat


No. (Probability) Risiko Risiko
Pekerjaan (Severity)

1 Tertimpa batang kayu 3 1 3 Sedang

2 Terkena paparan sinar


matahari langsung 1 5 5 Tinggi

3 Terpeleset pada tempat


penyortiran 1 4 4 Sedang

4 Tertusuk sayatan kayu 2 2 4 Sedang

5 Tertabrak Forklift 2 1 2 Rendah


No. Resiko Keparahan Kemungkinan Level Tingkat
Pekerjaan (Severity) (Probability) Risiko Risiko

1 Tertimpa batang kayu 3 1 3 Sedang

2 Terkena sayatan kayu 2 2 4 Rendah


Risk Control 3 Terkena penggergajian 4 1 4 Tinggi
Tingkat Risiko Pekerjaan 4 Terkena patahan plat gergaji 4 1 4 Tinggi
Penggergajian Kayu.
5 Terkena percikan hasil 2
penggergajian 5 10 Tinggi

6 Kebisingan alat kerja 2 5 10 Tinggi

7 Tersandung material 2 4 8 Tinggi

8 Tersengat aliran listrik 5 1 5 Tinggi

9 Terpapar debu hasil 2 5 10 Tinggi


penggergajian

10 Kebakaran 4 1 4 Tinggi
No. Resiko Keparahan Kemungkinan Level Tingkat
Pekerjaan (Severity) (Probability) Risiko Risiko

1 Tergores mata gergaji 2 4 8 Tinggi

2 Terkena sinar radiasi 2 5 10 Tinggi


pengelasan
Risk Control 3 Terkena percikan hasil 2 5 10 Tinggi
pengelasan
Tingkat Risiko Pekerjaan Pembuatan 4 Tertimpa peralatan 2 3 6 Sedang
dan Perawatan Gergaji.
5 Terkena percikan 2 3 6 Sedang
penggerindaan
6 Kebisingan alat kerja 2 5 10 Tinggi
7 Terjepit alat kerja 2 2 4 Rendah
8 Terpapar debu mata 2 5 10 Tinggi
gerinda
9 Tersengat aliran listrik 4 1 4 Tinggi
10 Tersandung
kabel
material 2 5 10 Tinggi

11 Terjadi konsleting listrik 1 2 2 Rendah


No. Variabel Resiko Pengendalian Resiko
Terkena paparan sinar
1 Penggunaan APD tambahan (helm dan kacamata photocromic).
matahari
Perancangan mesin dengan menambah penutup mata gergaji, pemberian rambu peringatan

Determining
2 Terkena penggergajian
bahaya, menggunakan APD dan kewajiban mengikuti SOP.

Perancangan mesin dengan menambah penutup mata gergaji, pemberian rambu peringatan
3 Terkena patahan plat gergaji

Control
bahaya, menggunakan APD dan kewajiban mengikuti SOP.
Terkena percikan hasil
4 Penggunaan APD tambahan (kacamata, wearpack) dan kewajiban mengikuti SOP.
penggergajian
5 Kebisingan alat kerja Penggunaan APD tambahan (alat pelindung telinga).

6 Tersandung material Membuat peringatan rambu, penataan material dengan benar dan kewajiban mengikuti SOP.

Pengendalian Variabel 7 Tersengat aliran listrik


Perencanaan instalasi listrik di atas agar tidak tergenang air dan tersandung, Penggunaan APD
tambahan (safety boots, sarung tangan) dan Kewajiban mengikuti SOP yang berlaku.
Risiko dengan Tingkat 8
Terpapar debu hasil
penggergajian
Penggunaan APD tambahan (masker) dan kewajiban mengikuti SOP.

Tinggi Divisi Sawmill Kebakaran


Pembuatan rambu peringatan mudah terbakar, melakukan perencanaan instalasi kelistrikan dengan
aman, menggunakan peralatan yang tidak rawan terjadi konsleting dan kewajiban mengikuti SOP
9
yang berlaku.

10 Tergores mata gergaji Penggunaan APD tambahan (sarung tangan safety) dan kewajiban mengikuti SOP.

11 Terkena sinar radiasi pengelasan Penggunaan APD tambahan (kacamata las, sarung tangan, wearpack) dan kewajiban mengikuti SOP.
Terkena hasil percikan Penggunaan APD tambahan (sepatu safety, wearpack, sarung tangan safety) dan kewajiban
12 pengelasan mengikuti SOP.
13 Kebisingan alat kerja Penggunaan APD tambahan (alat pelindung telinga).
14 Terpapar debu mata gerinda Penggunaan APD tambahan (masker) dan kewajiban mengikuti SOP.

Perencanaan instalasi listrik di atas agar tidak tergenang air dan tersandung, Penggunaan APD
15 Tersengat aliran listrik
tambahan (safety boots, sarung tangan) dan Kewajiban mengikuti SOP yang berlaku.

16 Tersandung material kabel Perencanaan instalasi listrik di atas agar tidak tersandung dan Kewajiban mengikuti SOP.
No. Variabel Resiko Pengendalian Resiko

Penggunaan APD tambahan (safety boots)


Determining 1 Tertimpa batang kayu
dan kewajiban mengikuti SOP.

Control 2 Terpleset pada tempat


penyortiran
Penggunaan APD tambahan (safety boots),
membuat selokan aliran air dan kewajiban
mengikuti SOP.
Pengendalian Variabel Risiko
Penggunaan APD tambahan (sarung tangan )
dengan Tingkat Sedang Divisi 3 Tertusuk sayatan kayu dan kewajiban mengikuti SOP.
Sawmill
4 Penggunaan APD tambahan (safety boots)
Tertimpa batang kayu
dan kewajiban mengikuti SOP.

5 Penggunaan APD tambahan (safety boots)


Tertimpa peralatan
dan kewajiban mengikuti SOP.

Penggunaan APD tambahan (kacamat safety,


6 Terkena percikan
sepatu, wearpack, sarung tangan safety) dan
penggerindaan
kewajiban mengikuti SOP.
No. Variabel Resiko Pengendalian Resiko

Pemberian rambu peringatan,


Determining Control 1 Tertabrak forklift melakukan savety induction dan
kewajiban mengikuti SOP.

Pengendalian Variabel Risiko dengan


Tingkat Rendah Divisi Sawmill 2 Terkena sayatan Penggunaan APD tambahan (sarung
kayu tangan) dan kewajiban mengikuti SOP.

Penggunaan peralatan sesuai prosedur


3 Terjepit alat kerja (safety induction) dan kewajiban
mengikuti SOP.

Perencanaan instalasi listrik dengan


4 Terjadi konsleting
aman dan melakukan safety induction
listrik
sebelum memulai pekerjaan.
Job Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis merupakan salah satu langkah utama
dalam analisa bahaya dan kecelakaan dalam usaha menciptakan
keselamatan kerja.
JSA didefinisikan sebagai metode mempelajari suatu pekerjaan
untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang
berhubungan dengan setiap langkah, mengembangkan solusi yang
dapat menghilangkan dan mengkontrol bahaya serta insiden.
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai