Anda di halaman 1dari 20

SAFETY LEADERSHIPS

By Anas Yustiawan
FALSAFAH Dan BUDAYA PERUSAHAAN
BUDAYA
BUDAYA merupakan perilaku sehari-hari dari seluruh
karyawan yang membentuk pada akhirnya membentuk
budaya kerja perusahaan

PERILAKU merupakan pewujudan dari core values


dan code of conduct oleh karyawan dalam
kehidupan kerja sehari-hari
Leadership

TUNTUNAN PERILAKU / CODE OF CONDUCT


(COC) yang berupa DO & DON’T dari setiap
Nilai Inti

NILAI INTI / CORE VALUES merupakan nilai-nilai


yang menjadi dasar budaya kerja

FALSAFAH PERUSAHAAN adalah nilai yg mempersatukan ,


yang dihayati dan diamalkan demi terciptanya budaya
yang unggul
SAFETY LEADERSHIP
Budaya K3 yang positif adalah budaya di mana keselamatan memainkan peran yang
sangat penting dalam segala aktifitas dan merupakan nilai inti bagi mereka yang bekerja
untuk organisasi.

Beberapa faktor-faktor yg mempengaruhi, misalnya:


• Komitmen kepemimpinan untuk keselamatan kerja;
• Keterlibatan dan motivasi karyawan;
• Nilai-nilai, keyakinan, asumsi karyawan.
• Persepsi karyawan keselamatan di tempat kerja mereka (safety iklim);
• kebijakan dan prosedur;
• tanggung jawab dan akuntabilitas;
• produksi, kualitas dan segala tekanan di shopfloor.
• tindakan, atau kurangnya tindakan, untuk memperbaiki perilaku yang tidak aman dan kondisi
tidak aman.
A strong Safety Culture
Ciri-ciri budaya K3 yang kuat adalah:
• Informasi yang lancar - organisasi mengumpulkan dan menganalisis data
yang relevan untuk selalu melaporkan kinerja K3.
• Pelaporan - orang yakin mereka dapat melaporkan masalah K3 tanpa takut
disalahkan.
• Pembelajaran - Selalu belajar dari kesalahan dan membuat
perubahan/perbaikan pada kondisi yang tidak aman.
• Fleksibel - organisasi mampu mengkonfigurasi ulang rantai komando jika
menghadapi oleh lingkungan tugas yang dinamis dan menuntut.
• Fair - orang memahami batas antara perilaku dianggap diterima dan tidak
dapat diterima. perilaku yang tidak dapat diterima ditangani dengan
konsisten, fair.
(adapted from Reason, 1998)
Dalam Budaya K3 yang kuat, setiap orang merasa
bertanggung jawab untuk K3 dan melakukan itu setiap hari;
karyawan melampaui "panggilan tugas“/Job deskripsinya
untuk mengidentifikasi kondisi dan perilaku tidak aman , dan
nyaman dalam melakukan intervensi untuk memperbaikinya.
Budaya Keselamatan yang
kuat menggunakan sistem
yang akuntabel, yang
mendorong pengakuan
bahwa K3 adalah
tanggung jawab semua
orang, bukan hanya
tanggung jawab
departemen K3
• Transaksional
• Transformasional
• Situasional & kontekstual
Pemimpin Transaksional berperan sbg manajer; mereka menetapkan tujuan,
memantau kinerja, dan melakukan koreksi yang diperlukan.
Pemimpin Transformasional;
memiliki visi, dan menginspirasi
orang untuk melakukan lebih
dari sekedar kepentingan
mereka belaka untuk mencapai
tujuan bersama (Nanus, 1992).
Pemimpin K3 yang menggunakan ketrampilan transaksional, tanpa keterampilan
transformasional mereka tidak dapat menghasilkan keterlibatan karyawan.
Situational and contextual (Hersey & Blanchard, 2001):
Pemimpin yang baik menyesuaikan gaya mereka dengan situasi dan keadaan
organisasi pada saat beroperasi.
Menurut T.R. Krause (2005), ada tujuh kunci karakteristik Safety Leadership yang
dapat mempengaruhi Budaya Keselamatan:

• Credibility
• Action Orientation
• Vision
• Accountability
• Communication
• Collaboration
• Feedback and recognition
Kredibilitas
Apa yg dikatakan pemimpin konsisten dengan apa yang mereka lakukan.

Karakteristik kepemimpinan yang mempengaruhi persepsikepercayaan meliputi:


• konsistensi
• integritas
• berbagi kontrol
• komunikasi terbuka
• kemampuan untuk mengakui kesalahan
Berorientasi pada tindakan
Pemimpin proaktif bertindak untuk mengatasi kondisi yang tidak aman.

Tidak hanya bertindak untuk pekerjaan langsung dan memonitor kepatuhan terhadap aturan dan peraturan.
Pemimpin juga mendorong penyampaian saran, memotivasi subordinat mereka dan terlibat dengan tenaga kerja untuk
memecahkan masalah K3. Juga menunjukkan rasa urgensi pribadi, tim dan energi untuk mencapai hasil.
Visi
Mampu melukiskan gambaran mengenai konsep, program, kegiatan dan keunggulan K3
dalam organisasi.

Esensi kepemimpinan adalah memiliki visi:


• Visi adalah pondasi di mana Strategi Organisasi dibangun.
• Sebuah visi berfokus pada tujuan organisasi.
Akuntabilitas
Kemampuan memberikan jawaban dan evaluasi kepada otoritas tertinggi, sebagai tanggung
jawab atas tindakan atau kegiatan sekelompok orang terhadap organisasi.

• Pemimpin memastikan karyawan mempunyai akuntabilitas untuk semua kegiatan K3.


• Pemimpin K3 harus mengukur dan mengevaluasi kinerja dan tanggung jawab orang yang ditugaskan terhadap standar.
• akuntabilitas berhubungan dengan tanggung jawab dan konsekuensi:
Akuntabilitas = Responsibility + Evaluasi
Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan K3, guna menciptakan & mempertahankan Budaya K3 organisasi.

- Pemimpin mempengaruhi perilaku tim dengan mengkomunikasikan harapan untuk K3 dan menjelaskan bagaimana
akuntabilitas atas apa yg mereka lakukan.
- Pemimpin perlu mengkomunikasikan visi, kontribusi tim untuk tujuan organisasi.
Kolaborasi
Pemimpin mendorong partisipasi aktif karyawan dalam menyelesaikan & memberikan pandangan akan masalah
K3

Untuk bekerja dengan aman orang harus:


• Mampu dan kompeten; mereka perlu tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan memahami bahaya dan risiko, dan kontrol di
tempat kerja untuk mencegah kecelakaan/kerusakan.
• Memiliki arah yang jelas dan dukungan, utk bekerja dalam suasana di mana mereka merasa dipercaya.
• Memiliki rasa kebersamaan dan merasa menjadi bagian dari sebuah tim yang terlihat untuk satu sama lain.
Feedback and recognition
Memberikan umpan balik dan pengakuan
bagi individu dan tim untuk mendorong
perilaku K3 yg positif

Adalah alat yang ampuh untuk mendorong perilaku yang aman (dan mengurangi perilaku tidak aman) dan membangun kuat
Budaya Keselamatan.
Orang-orang perlu feedback dan pembinaan yg rutin terhadap kinerja mereka.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai