BAB Manajemen Mutu Dan SKP
BAB Manajemen Mutu Dan SKP
AKREDITASI PUSKESMAS
disampaikan pada:
Sosialisasi Arah dan Kebijakan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, 18 November 2022
PENINGKATAN MUTU
PUSKESMAS (PMP)
BAB V
JUMLAH STANDAR, KRITERIA & EP
BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
10/24/2023
SISTEMATIKA STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB V. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN
5.3
5
STANDAR 5.1
PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN
Peningkatan mutu dilakukan melalui upaya berkesinambungan terdiri atas upaya
peningkatan mutu, upaya keselamatan pasien, upaya manajemen risiko, dan
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan meminimalkan risiko bagi pasien, keluarga, masyarakat, petugas, dan
lingkungan
Kriteria 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab mutu, tim mutu dan
program peningkatan mutu Puskesmas
Pokok Pikiran
a). Penyelenggaraan pelayananharus dapat
j) Perencanaan, pelaksanaan dan capaian menjamin mutu dan keselamatan pasien,
pelayanan program peningkatan mutu keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
didokumentasikan, disosialisasikan, dan
dikomunikasikan b) Ditetapkan Penanggung Jawab Mutu,
yang dalam pelaksanaan tugasnya
dibantu oleh Tim Mutu Puskesmas
i) Program peningkatan mutu disusun
dengan memperhatian antara lain
pencapaian indikator mutu, c)Penunjukan dan persyaratan kompetensi
perkembangan kebutuhan dan harapan Penanggungjawab Mutu ditentukan oleh
masyarakat, ketentuan perundang- Kepala Puskesmas.
undangan, perkembangan teknologi dan
KRITERIA
pedoman yang berlaku 5.1.1
d) tugas tim mutu
Kriteria 5.1.2
Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk
membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui
pengelolaan indikator mutu.
Pokok Pikiran
f) Indikator mutu yang sudah tercapai
dan dapat dipertahankan selama
tahun berjalan dapat diganti dengan a) Kepala Puskesmas bertanggung jawab
indikator mutu yang baru. untuk menetapkan prioritas program dan
kegiatan yang perlu diperbaiki
Kriteria 5.1.3
Dilakukan validasi dan analisis hasil pengumpulan data indikator mutu
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
peningkatan mutu Puskesmas dan kinerja
Pokok Pikiran
a)Manfaat dan keberhasilan program
i) Analisis data dapat dilakukan dengan cara: peningkatan mutu ditunjukkan oleh
(1) pencapaian dibandingkan secara serial ketersediaan data yang sahih.
dari waktu ke waktu.
(2) pencapaian dibandingkan dengan target b) dilakukan validasi data
yang telah ditentukan.
(3) pencapaian dibandingkan dengan
pencapaian fasilitas pelayanan c)Validasi data dilakukan ketika
kesehatan sejenisnya. (1) ada indikator baru yang digunakan;
(4) pencapaian dibandingkan dengan standar (2) data akan ditampilkan kepada
dan referensi yang digolongkan sebagai masyarakat
best practice atau panduan praktik klinis. (3) ada perubahan profil indikator,
KRITERIA (4) ada perubahan data pengukuran
yang tidak diketahui sebabnya; dan
5.1.3 (5) sumber data berubah,.
j) Puskesmas wajib menyediakan
informasi publik yang akurat, benar, d)Pelaksanaan validasi data hasil
dan faktual. pengukuran dilakukan oleh petugas
.
yang ditunjuk
f) Analisis data melibatkan individu di dalam
h)Penetapan frekuensi pengumpulan data tim mutu yang memahami manajemen
dan analisisnya informasi, mempunyai keterampilan dalam
metode pengumpulan data, dan
g) Teknik statistik dapat berguna dalam mengetahui cara menggunakan berbagai
proses analisis data alat statistik. Hasil analisis data harus
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
Elemen Penilaian
a) Dilakukan validasi data terhadap hasil pengumpulan data indikator sebagaimana diminta pada
pokok pikiran (D, O, W).
b) Dilakukan analisis data seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran (D, W).
c) Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil analisis dalam bentuk program peningkatan
mutu. (R, D, W)
d) Dilakukan tindaklanjut dan evaluasi terhadap program peningkatan mutu pada huruf c. (D, W)
e) Dilakukan pelaporan indikator mutu kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (D, W).
18
19
STANDAR 5.1
Kriteria 5.1.4
Peningkatan Mutu dicapai dan dipertahankan
Pokok Pikiran
a) Informasi dari analisis data digunakan untuk mengidentifikasi
g)Program peningkatan mutu Puskesmas potensi perbaikan dan untuk mengurangi atau mencegah kejadian
dilaporkan kepada dinas kesehatan daerah yang merugikan
kabupaten/kota minimal setahun sekali
25
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.1
26
Pokok Pikiran
Proses identifikasi dengan benar
Identifikasi harus dilakukan
harus dilakukan mulai dari
minimal dengan dua cara
penapisan atau skrining, pada saat
identifikasi yang relatif tidak
pendaftaran, serta pada setiap
berubah, yaitu nama lengkap,
akan dilakukan prosedur
tanggal lahir, nomor rekam medis,
diagnostik, prosedur tindakan,
atau nomor induk kependudukan.
pemberian obat, dan pemberian
diet.
• Identifikasi dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, :
• nama lengkap,
• tanggal lahir,
• nomor rekam medis,
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi :
• akibat dari kondisi kesadaran pasien mis pasien koma.
• perpindahan ruang rawat, dan kondisi lain yang menyebabkan terjadinya salah identitas.
• Identifikasi pasien pada kondisi tertentu, :
• pasien tidak mempunyai identitas,
• mempunyai nama sama,
• pasien dengan penurunan kesadaran,
• tidak dapat menyebutkan nama, dan
• tidak memiliki kartu identitas
• Identifikasi dilakukan setiap akan melakukan prosedur diagnostik, tindakan, pemberian obat, dan
pemberian diit.
28
29
Identifikasi pasien
Minimal 2 Identitas : Nama lengkap dan Tanggal lahir.
Gelang Identitas : Pink untuk wanita, Biru untuk Pria
Pemasangan Gelang Identitas untuk semua Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat jalan
yg akan dilakukan Prosedur / Tindakan Invasif
Pemasangan gelang identitas diutamakan pada ekstrimitas yg tidak terpasang infus,
Beri informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu menanyakan nama dan tanggal lahir ,
sebelum melakukan tindakan, pemberian obat
Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh dipakai untuk melakukan identifikasi
30
IDENTIFIKASI RISIKO
FALL RISK
ALLERGY
DNR : DO NOT RESUCITATION
31
a) Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan
prosedur diagnostik, tindakan, pemberian obat,
Elemen pemberian imunisasi, dan pemberian diet sesuai
Penilaian dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan (R, D,
O, W).
32
33
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.2
34
Pokok Pikiran
37
Meningkatkan komunikasi yang efektif
Verbal Order :
• Write Down, Read Back
• SBAR (Stituation Back Ground Assessment
Reccomendation)
• Repeat Back
• Teach Back
• Check Back
• 5 Benar
• Jangan menggunakan Singkatan yg tidak terstandard
38
• Komunikasi efektif verbal lewat telpon menggunakan teknik Read Back
(TBaK) : Tulis, baca ulang oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi
kepada pemberi pesan.
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang harus ditetapkan dan segera
dilaporkan kepada DPJP, termasuk pemeriksaan yang dilakukan oleh
perawat / bidan langsung di bed site / tempat perawatan pasien
(POCT /point of care testing), misalnya pemeriksaan GDS.
• Definisikan, siapa dan kepada siapa dilaporkan nilai kritis dan catat di
Rekam medis
• Serah terima pasien dilakukan dengan tehnik SBAR, menggunakan
formulir yang baku, dan berisi informasi kritikal yang harus disampaikan
antara lain: Situation, Backround, Assessment, Reccomendation.
39
Komunikasi verbal
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI VERBAL DENGAN
TBAK
DENGAN SBAR (Tulis BAca Konfirmasi Kembali)
Kapan dilakukan? Kapan dilakukan ?
• Saat Serah Terima Pasien 1 Saat petugas menerima
• Saat Petugas melaporkan instruksi verbal per
kondisi pasien kepada DPJP telpon/lisan dari DPJP
• Catat Instruksi 2 Saat petugas menerima
diformulir terintegrasi laporan hasil tes kritis /
• Beri stempel SBAR critical test /pemeriksaan
cito
3 Beri stempel TBAK
4 DPJP memberi paraf saat
visit keesokan harinya.
SBAR
TBAK
40
SBAR
This handover tool has been used in many communication situations, The
tool was utilised to facilitate shift to shift handover and nurse to doctor
communication..
S Situation
What is the situation? (Chief complaint, current
status)
B Background
What is the clinical background? (Previous history)
A Assessment
What is the problem? (Results of assessment, vital
signs and symptoms)
R Request/ Recommendation
What do I recommend/request to be done? (Suggested
and anticipated changes, critical monitoring)
41
SERAH TERIMA PASIEN DENGAN SBAR
Situasi
• Pasien Tn Gun, 45 thn, dirawat di kamar 605, saat ini mengalami gangguan
pernafasan dengan RR 35 x/mt
Backround :
• Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat, pneumothorax,
O2 saturasi turun dari 95% dalam 2 lmenit menjadi 85% dgn non
rebreathing, pada auskultasi: suara pernafasan menurun disebelah kanan.
Tracheal shift, peningkatan distress, pasien saat ini diposisikan tidur semi
fowler, dan diberikan Oksigen 4 liter/mt dengan nasal canule
Assessment :
• Pasien tampaknya mengalami gagal nafas / gangguan pertukaran gas
Recommendation:
• Dokter telah dihubungi pertelpon belum terhubung, mohon dihubungi
kembali untuk kemungkinan alih rawat ICU untuk pemasangan ventilator.
42
MELAPORKAN KONDISI PASIEN DENGAN SBAR
Situasi :
Tn Ari Gunadi, Tanggal lahir 22 April 197, rawat di lantai IV utara, kamar 411, mengalami gangguan
pernafasan, TD 130/90, N 88, RR 25 x/mt
Backround:
Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat , pneumothorax, O2 saturasi turun dari 95%
dalam 2 lmenit menjadi 85% dgn non rebreathing, pada auskultasi: suara pernafasan menurun disebelah
kanan. Tracheal shift, distress pernafasan, pasien saat ini diposisikan tidur semi fwoler, dan diberikan
Oksigen 4 liter/mt dengan nasal kanule
Assessment:
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk
R
Recommendation: SBA
Mohon segera datang, apakah diperlukan tindakan intubasi.
Stempel
43
MENERIMA LAPORAN HASIL TES KRITIS
DAN NILAI KRITIS DENGAN TBAK
44
KOMUNIKASI TERTULIS
Hal-hal yang harus diperhatikan :
• Penulisan instruksi harus dilakukan secara lengkap, dapat terbaca
dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan
verifikasi.
• Harus menuliskan nama lengkap , tanda tangan serta tanggal dan
waktu
• Hindari penggunaan singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi
menimbulkan masalah dalam penulisan instruksi dan dokumentasi
medis.
• Lihat Buku Standar Singkatan RS untuk panduan penggunaan
Singkatan
45
JANGAN GUNAKAN SINGKATAN
46
a) Pemberian perintah secara verbal lewat telepon
menggunakan teknik SBAR dan TBAK sesuai dalam
pokok pikiran (D, W).
b) Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis
Elemen hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai
Penilaian dengan prosedur, yaitu ditulis lengkap, dibaca ulang
oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi
pesan, dan dicatat dalam rekam medis, termasuk
identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium dilaporkan (D,W, S).
c) Dilakukan komunikasi efektif pada proses serah terima
pasien yang memuat hal kritikal dilakukan secara
konsisten sesuai dengan prosedur dan metode SBAR
dengan menggunakan formulir yang dibakukan (R, D,
W, S). 47
48
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.3
49
Pokok Pikiran
Obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat-obatan yang
Kesalahan pemberian obat dapat
memiliki risiko menyebabkan cedera serius
pada pasien jika digunakan dengan tidak juga terjadi akibat adanya obat
tepat.
dengan nama dan rupa obat
Obat higt alert meliputi :
1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat mirip (look alike sound alike).
aktif yang dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan bila terjadi kesalahan
Kebijakan dan prosedur tentang
(error) dalam penggunaannya (contoh:
insulin, heparin atau sitostatika), pengelolaan obat yang perlu
2) Obat yang terlihat mirip dan diwaspadai ditetapkan dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dilaksanakan yang meliputi
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike
Sound Alike/LASA) penyimpanan, penataan, peresepan,
3) Elektrolit konsentrat contoh: kalium pelabelan, penyiapan, penggunaan,
klorida dengan konsentrasi sama atau
dan evaluasi penggunaan obat yang
lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida
dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan perlu diwaspadai, termasuk obat
magnesium sulfat injeksi dengan psikotropika, narkotika, dan obat
konsentrasi sama atau lebih dari 50%.
dengan nama atau rupa mirip.
SKP 3 meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
• Kesalahan penggunaan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert) dapat menimbulkan cedera pada
pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (High alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering
menyebabkan kesalahan dan / atau kejadian sentinel, berisiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara
lain:
• obat-obatan dengan rentang terapi yang sempit,
• insulin,
• antikoagulan,
• kemoterapi,
• elektrolit konsentrat
• potassium chloride (KCL) [equal to or greater than 2 mEq/mL concentration],
• potassium phosphate [equal to or greater than 3 mmol/mL concentration],
• sodium chloride (Nacl) [greater than 0.9% concentration], and
• magnesium sulfate (MgSO4)[equal to or greater than 50% concentration]).
• obat-obatan psikoterapi, dan
• obat-obatan dengan nama dan rupa mirip (LASA)
51
SKP 3 meningkatkan keamanan
obat-obatan yang harus
diwaspadai
• Kebijakan dan prosedur pengelolaan obat yang perlu diwaspadai meliputi:
• penyimpanan,
• penataan,
• peresepan,
• pelabelan,
• penyiapan,
• penggunaan,
• Evaluasi penggunaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk obat psikotropika, narkotika, dan
obat dengan nama atau rupa mirip (LASA)
52
INFUS
DARI TAMPAK INFUS
BELAKANG INF RL – D5N ½ - D5
53
CONTOH OBAT HIGH ALERT
• Elektrolit pekat terdiri dari: injeksi KCl 7,46 %
injeksi MgSO4 40 %
injeksi Ca Gluconas 10 %
injeksi Na Bicarbonat 8,4 %
injeksi Na Cl 3 %
• Injeksi heparin
• Obat kanker
• Obat LASA
(Look Alike Sound Alike = Nama Obat Rupa Mirip) :
54
IPSG/2013 12
DOPAMIN
VIT K
TRAMADOL FUROSEMID
GENTAMISIN DIAZEPAM
55
a) Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat
dengan nama atau rupa mirip serta dilakukan
pelabelan dan penataan obat yang perlu diwaspadai
Elemen
Penilaian dan obat dengan nama atau rupa mirip sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang disusun (R, D, O, W).
56
57
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan tepat sisi pada pasien
yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan.
58
Pokok Pikiran
dilakukan tindakan;
Penandaan sisi yang akan Jeda (time out) merupakan peluang untuk
dilakukan tindakan/prosedur; menjawab semua pertanyaan yang belum
terjawab atau meluruskan kerancuan.
dan
Jeda dilakukan di lokasi tempat prosedur
(2) time out yang dilakukan segera
akan dilakukan, tepat sebelum memulai
sebelum prosedur dimulai. prosedur, dan melibatkan seluruh tim
yang akan melakukan tindakan operasi
atau invasif.
SKP 4 Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang
benar
• Insiden dapat terjadi akibat Salah pasien, Salah prosedur, Salah sisi pada tindakan invasif atau bedah minor
• PKM menetapkan jenis Tindakan invasif yang ada di fasilitasnya dan mengidentifikasi area di mana prosedur
invasif dilakukan.
• Tindakan invasif : semua tindakan yang meliputi sayatan / insisi atau tusukan, termasuk, tetapi tidak terbatas
pada, pencabutan gigi, biopsi, dan artrosentesis,
• Puskesmas mengembangkan dan menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol) tdd:
1. Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan;
2. Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
3. Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur.
1. Proses pre verifikasi
• Proses verifikasi sebelum tindakan bertujuan:
• verifikasi benar pasien,
• benar prosedur,
• benar sisi,
• memastikan semua dokumen : Informed consent, rekam medis, hasil pemeriksaan penunjang tersedia dan
diberi label,
• memastikan obat-obatan, cairan intravena, jika ada ada produk darah yang diperlukan,
• peralatan medis atau implant tersedia dan siap digunakan . 60
SKP 4 Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang
benar
2. Penandaan sisi :
• melibatkan pasien jika memungkinkan dan dilakukan dengan tanda yang langsung dapat dikenali dan tidak
membingungkan.
• Tanda harus dilakukan secara seragam dan konsisten.
• Penandaan dilakukan pada semua organ yang mempunyai lateralitas :
• (kanan vs kiri, seperti salah satu dari dua anggota badan, satu dari sepasang organ),
• beberapa struktur (seperti jari, jari kaki, lesi), atau
• beberapa tingkat (tulang belakang).
• Untuk tindakan di poli gigi, seperti pencabutan gigi, penandaannya bila perlu, menggunakan hasil rontgen gigi atau
diagram gigi.
• Penandaaan harus dilakukan oleh operator/orang yang akan melakukan tindakan yang akan melakukan seluruh
prosedur dan tetap bersama pasien selama prosedur berlangsung
• Penandaan sisi dapat dilakukan kapan saja sebelum prosedur dimulai, selama pasien terlibat secara aktif dalam
penandaan sisi dan tanda tersebut terlihat setelah pasien disiapkan dan dipasang doek steril. Adakalanya pasien tidak
memungkinkan untuk berpartisipasi, misalnya: pasien anak-anak, atau ketika pasien tidak kompeten membuat
keputusan tentang perawatan kesehatan.
3. Time-out dilaksanakan secara aktif segera sebelum dimulai prosedur invasif, di tempat tindakan invasif dilakukan,
dengan tim lengkap yang akan melakukan tindakan invasif, memastikan benar pasien, benar prosedur, dan benar sisi
tindakan, dan didokumentasikan. 61
Penandaan (Mark Site)
Penandaan daerah operasi/ tindakan
invasif: • Organ tunggal seperti: uterus,
Dilakukan oleh dokter operator untuk jantung
pasien : • Di mana secara teknis atau
1. Operasi elektifdilakukan di anatomis tidak mungkin untuk
ruang rawat inap
diberi tanda seperti :
2. Operasi cito IGD/ Rawat Inap
permukaan mukosa, perineum,
Menggunakan spidol permanen bayi premature
Tanda “ “
• Untuk gigi, nama prosedur
tindakan gigi akan ditandai
• Organ yang mempunyai lateralisasi pada Rontgen gigi
• Beberapa digit pada jari tangan atau • Penandaan tidak dilakukan
kaki pada tindakan: Endoskopi
• Tulang belakang bagian depan atau gastroenterology,
belakang pada tingkat: cervical, Tonsilektomi ,
thoracal, lumbal dan sacrum.
Hemorroidectomy
62
Benar Lokasi Operasi ?
63
CHECK LIST KESELAMATAN PASIEN DI RUANG OPERASI
SEBELUM DIANESTESI SEBELUM INSISI
SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN
Time Out
Paraf RUANG OPERASI
Pastikan semua anggota tim
Masuk Ruang Operasi Memperkenalkan nama dan
perannya
Keluar Ruang Operasi
Pa
Dokter bedah, anestesi dan perawat
Pasien sudah dipastikan : raf Perawat konfirmasi dgn Par
Konfirmasi secara verbal mengenai
Identitas Pasien tim: af
Sisi Operasi Sisi
Prosedur Prosedur Nama prosedur yang
Informed Consent Antisipasi keadaan kritis tercatat
Tanda operasi ada/tidak Dokter bedah review Kebenaran, jlh instrumen,
Cek Keselamatan Anestesi keadaan kritis atau langkah-langkah kassa, jarum
Oximeter siap dan berfungsi yang tidak diharapkan, lama operasi,
Apakah pasien alergi? antisipasi kehilangan darah
Bagaimana spesimen
Ya diberi
Tidak Tim anestesi review
apakah ada keadaan pasien yang label (termasuk nama
Adakah risiko aspirasi? pasien)
perlu diperhatikan?
Ya Apakah ada masalah pada
Tim perawat review
Tidak Sudah steril (termasuk indikator alat
Adakah risiko perdarahan? hasil) ?Adakah masalah alat?
500 ml (7ml/kg BB pd Apakah antibiotik profilaksis telah Dokter bedah, anestesi
anak) diberikan dan
Tidak Ya Perawat review hal-hal
Ya, sudah disiapkan Tidak penting untuk pemulihan
transfusi Apakah ada hasil imaging?
pasien
Ya
Tidak
64
SAFE SURGERY SAVE LIVES
65
a) Dilakukan penandaan sisi operasi/tindakan medis
secara konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan
Elemen melakukan tindakan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan (R, O, W, S).
Penilaian b) Dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis
untuk memastikan bahwa prosedur telah dilakukan
dengan benar (D, O, W).
c) Dilakukan penjedaan (time out) sebelum
operasi/tindakan medis untuk memastikan semua
pertanyaan sudah terjawab atau meluruskan
kerancuan (O, W).
66
67
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.5
Proses kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait
dengan pelayanan kesehatan.
68
Pokok Pikiran
70
SKP 5 Mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan
72
73
a)Ditetapkan standar kebersihan tangan yang
Elemen mengacu pada standar WHO (R).
Penilaian
b)Dilakukan kebersihan tangan sesuai dengan
regulasi yang ditetapkan (D, O, W).
74
75
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.6
76
Pokok Pikiran
Risiko jatuh dapat terjadi
pada pasien dengan riwayat
jatuh, penggunaan obat,
minum minuman
beralkohol, gangguan
Contoh alat untuk melakukan
keseimbangan, gangguan
visus, gangguan mental, penapisan pada pasien rawat
dan sebab yang lain
inap adalah skala Morse untuk
pasien dewasa dan skala Humpty
Penapisan risiko jatuh
Dumpty untuk anak, sedangkan
dilakukan pada pasien rajal
untuk pasien rawat jalan
dengan mempertimbangkan :
dilakukan dengan menggunakan
1. Kondisi pasien
get up and go test
2. Diagnosis
3. Situasi
4. Lokasi
SKP 6 Mengurangi risiko cedera akibat terjatuh
79
SKP 6 Mengurangi risiko cedera akibat terjatuh
• Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dinilai risiko jatuhnya
dan penilaian diulang jika diindikasikan terjadi perubahan
kondisi pasien atau pengobatan.
• Penilaian risiko jatuh pada Pasien Dewasa dengan Skala
Jatuh Morse
• Penilaian risiko jatuh pada Pasien Anak dengan Skala
Humpty Dumpty
80
81
a) Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh di
82
83
TERIMA KASIH