Konsep Mutu Manajemen Mutu & KP Jul 2023
Konsep Mutu Manajemen Mutu & KP Jul 2023
Bandingkan dengan
Definisi dari IOM (Institure of Medicine)
Seriously urgent
(Syam Syed, Quality of Care Unit Head WHO, ISQua
Conference, Brisbane Oct 19, 2022)
Quality planning
Quality control
Quality improvement
Donabedian
TEORI EDWARD W. DEMING
DALAM PEMECAHAN MASALAH
PerbedaanantaraPDCA denganPDSA
Access
Efficacy
Eficiency
Safety
Continuity of care
Competency
Amenities
Human Relations
IOM Six
Dimensions
Revised principles
(ISO 9000:2015)
Customer focus
Leadership
Engagement of people
Process approach
Improvement
Evidence-based Decision Making
Relationship management
Mutu pelayanan
mutu
SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANA
MUTU N
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
Mengukur Indikator
Memonitor
Standar/PPK/
Mengendalikan SPO
Ringkas, Rapih,
Memelihara Resik, Rawat, Rajin
CQI:
Menyempurnakan Siklus PDCA/PDSA
History of Quality Management
Menentukan input yang diperlukan dan output yang diharapkan dari proses-proses
tersebut
Menentukan urutan dan interaksi dari proses-proses tersebut;
Menentukan dan menerapkan kriteria dan metode (termasuk pemantauan, pengukuran
dan indikator kinerja terkait) yang diperlukan untuk memastikan operasional yang
efektif, dan pengendalian atas proses-proses tersebut;
Menentukan sumber daya yang dibutuhkan dan memastikan ketersediaannya;
Menentukan tanggung jawab dan wewenang untuk proses-proses tersebut;
Menangani risiko dan peluang seperti yang ditentukan sesuai dengan persyaratan
Mengevaluasi proses-proses dan menerapkan setiap perubahan yang diperlukan untuk
memastikan proses-proses tersebut mencapai hasil yang diinginkan;
Meningkatkan proses-proses tersebut dan sistem manajemen mutunya.
Conceptual framework “5S-KAIZEN-TQM Tree”
Highly Reliable Organization (HRO)
environment
5-R
Working
Leadership
Komitmen
&Sikap
7
Positif
Intervensi untuk
memperbaiki mutu
pelayanan
Fokus pada pelanggan
Ubah penampilan, sikap, perilaku,
citra individu pemberi pelayanan:
pengembangan sikap kepribadian, tata
busana, perbaikan penampilan fisik,
komunikasi, perilaku asertif, dsb
Kelola pengalaman pasien
Ubah Sistem Pelayanan
Ubah sistem organisasi
Ubah lingkungan organisasi
Pengertian CQI
(continuous quality
improvement)
Suatu komitmen dan pendekatan
untuk meningkatkan setiap proses
pada setiap dan antar bagian dari
organisasi secara
berkesinambungan, yang
bertujuan untuk memenuhi
bahkan melebihi harapan
pelanggan
Schroeder, 1994
Konsep dasar perbaikan mutu
berkesinambungan
Suatu masalah akan lebih mudah dipecahkan bila dipikirkan dan dilakukan oleh
sekelompok orang secara bersama, jika saling percaya, menghargai, memperhatikan,
dan membantu
Orang yang mengerjakan pekerjaan pasti lebih memahami dan tahu benar ttg
pekerjaannya
Keterlibatan bersama akan menciptakan suasana kerja yang nyaman, lebih produktif,
dan membuka kesempatan berkreasi, berinovasi, dinamis dan efisien
Kegiatan bersama dalam kelompok yang berorientasi pada peningkatan mutu akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap peningkatan mutu
Prinsip-prinsip pokok
Setiap karyawan (dalam tim) wajib dan harus berkomitken
untuk berperan, a.l: mengemukakan pendapat, pikiran atau
pengalaman, dan ikut dalam implementasi, monitoring dan
evaluasi
Proses identifikasi masalah, analisis masalah, menyusun
rencana kegiatan, melaksanakan, memonitor, menindaklanjuti,
dan mendokumentasikan merupakan proses yang berkelanjutan
Masalah sederhana vs kompleks
Kompleks Sederhana
Contributing factor 2
Contributing factor 3
Contributing factor 1
Contributing factor 4
PDSA PDCA 10
Keselamatan Pasien di
FKTP
PMK No 11 tahun 2017 tentang
KESELAMATAN PASIEN
asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
Pasal 5:
Ayat 1. Setiap Faskes wajib menyelenggarakan keselamatan pasien
Ayat 2. Pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan:
a. Standar keselamatan pasien
b. Sasaran keselamatan pasien
c. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien
Ayat 3: Sistem Pelayanan tsb menjamin:
Asuhan pasien lebih aman
Pelaporan dan analisis insiden
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera
Ps 5 ay 4: 7 Standar Keselamatan Pasien:
1. Hak pasien
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan
pelayanan
4. Penggunaan metod peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan peningkatan
keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
6. Pendidikan staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai keselamatan pasien
Ps 5 ay 5:
6 Sasaran Keselamatan Pasien:
1. Identifikasi pasien dengan benar
2. Komunikasi efektif
3. Meningkatkan keamanan obat yang harus
diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang bena
prosedur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh
Ps 5 ay 6: 7 langkah menunju keselamatan pasien:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
1. Standar hak pasien: merupakan hak
pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan informasi tentang diagnosis
dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi,
prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan, dan perkiraan biaya
pengobatan (Ps 6)
Kriteria standar hak pasien sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
harus ada dokter penanggung jawab
pelayanan;
rencana pelayanan dibuat oleh dokter
penanggung jawab pelayanan; dan
penjelasan secara jelas dan benar
kepada pasien dan keluarganya
dilakukan oleh dokter penanggung
jawab pelayanan.
2. Standar Pendidikan pada pasien : mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien (Ps 7)
3. Standar Kesinambungan pelayanan: kesinambungan : upaya
fasilitas pelayanan kesehatan di bidang Keselamatan Pasien dalam
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan. (Ps 8)
4. Standar penggunaan metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan Keselamatan Pasien
merupakan kegiatan mendesain proses baru atau memperbaiki proses
yang telah ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis insiden, dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja serta Keselamatan Pasien.
5. Standar peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan
Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) huruf e
merupakan kegiatan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dalam:
mendorong dan menjamin implementasi Keselamatan Pasien secara
terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan tujuh langkah menuju
Keselamatan Pasien;
menjamin berlangsungnya kegiatan identifikasi risiko Keselamatan
Pasien dan menekan atau mengurangi insiden secara proaktif;
menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang Keselamatan Pasien;
mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta
meningkatkan Keselamatan Pasien; dan
mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusi setiap unsur dalam
meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan Keselamatan
Pasien.
6. Standar pendidikan kepada staf tentang Keselamatan Pasien
merupakan kegiatan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisipliner dalam pelayanan pasien.
7. Standar komunikasi merupakan kegiatan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi Keselamatan Pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal yang tepat waktu dan akurat.
Insiden Keselamatan Pasien (Ps 14)
KTD : Kejadian Tidak Diharapkan
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
KTC : Kejadian Tidak Cedera
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
timbul cedera.
KNC : Kejadian Nyaris Cedera
terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien.
KPC : Kondisi Potensial Cedera
kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden.
Kejadian sentinel (Ps 15)
merupakan suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang
mengakibatkan kematian, cedera permanen, atau cedera berat
yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk
mempetahankan kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang
tidak terkait dengan perjalanan penyakit atau keadaan
pasien.
Pasal 16 ayat 2:
Penanganan Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
pembentukan tim Keselamatan Pasien yang ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
pelaksana kegiatan penanganan Insiden.
Pasal 17 ayat 1 & 2:
(1) Tim Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) bertanggung jawab
langsung kepada pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) Keanggotaan Tim Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas unsur
manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan unsur klinisi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Patient safety culture
Just culture refers to a values-supportive model of
shared accountability. It's a culture that holds
organizations accountable for the systems they
design and for how they respond to staff behaviors fairly
and justly.
In turn, staff members are accountable for the
quality of their choices and for reporting both their
errors and system vulnerabilities (Griffith, 2009).
A just culture recognizes that individual practitioners
should not be held accountable for system failings over
which they have no control.
A just culture also recognizes that many individual or
active errors represent predictable interactions between
human operators and the system in which they work.
However, in contrast to a culture that touts no blame as
its governing principle, a just culture does not tolerate
conscious disregard of clear risks to patients or gross
misconduct, such as falsifying a record, performing
professional duties while intoxicated, etc.
Non blaming, just culture