Anda di halaman 1dari 11

Latar Belakang

Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau


lebih proses psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan
bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin
menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan , berpikir ,
berbicara, membaca, menulis, mengeja , atau berhitung. Batasan
tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gannguan perseptual, luka
pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. (Suryani, 2010)
ACCALD (Association Committee for Children and Adult Learning
Disabilities) dalam Lovitt, (1989) mengatakan bahwa kesulitan belajar
khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber dari
masalah neurologis, yang mengganggu perkembangan kemampuan
mengintegrasikan dan kemampuan bahasa verbal atau nonverbal.
Individu berkesulitan belajar memiliki inteligensi tergolong rata-rata
atau di atas rata-rata dan memiliki cukup kesempatan untuk belajar.
Survey nasional terbaru menemukan bahwa 8 persen dari anak-
anak AS mengalami kesulitan belajar (Bloom & Dey, 2006).
Disinyalir, jumlah anak perempuan dengan kesulitanbelajar
jumlahnya kurang lebih tiga kalinya anak laki-laki, (Departemen
Pendidikan AS, 1996). Penjelasan untuk perbedaan gender ini di
antaranya adalah kerentanan biologis yang lebih besar di antara
anak laki-laki dan bias penunjukkan (referral bias, yaitu anak
laki-laki cenderung ditunjuk oleh guru untuk konseling
karena perilaku mereka) (Liederman, Kantrowitz, &Flannery,
2005)
Menurut Cruickshank (1980) gangguan belajar tersebut adalah
gangguan latarfigure, visual-motor, visual-perceptual,
pendengaran, intersensory, berpikir konseptual dan abstrak,
bahasa, sosio-emosional, body image, dan konsep diri.
Rumusan Masalah
• Definisi visual Processing Disorders
• Macam-macam Visual Processing Disorders
• Strategi penanganan Visual Processing Disorders
• Definisi Visual Processing Disorders
Sebuah pemrosesan visual, atau persepsi, gangguan mengacu
pada kemampuan terhalang untuk memahami informasi yang
diambil melalui mata.
Hal ini berbeda dari masalah yang melibatkan penglihatan atau
ketajaman penglihatan. Kesulitan dengan pemrosesan visual
mempengaruhi bagaimana informasi visual ditafsirkan, atau diproses
oleh otak. Murtadlo (2013)
• Macam-macam bentuk Visual Processing Disorders menurut
Spivey (2012)
 Visual Diskriminasi
Menggunakan penglihatan untuk membandingkan dan
membedakan satu item dari yang lain (surat, bentuk, benda,
warna, dan pola).
Visual Gambar
Membedakan bentuk atau karakter (Menemukan
spesifikasi pada halaman kata-kata dan / atau nomor; bisa
melihat gambar)
 Visual Squencing
Melihat dan / atau membedakan urutan simbol, kata-kata,
atau gambar (kesulitan menggunakan lembar jawaban;
tinggal di tempat yang tepat ketika membaca;
membalikkan huruf, angka, atau kata-kata, dan memahami
proses memecahkan persamaan matematika
 Visual Processing Motor
Menggunakan umpan balik dari mata untuk
mengkoordinasikan gerakan bagian lain dari tubuh
(menulis di / dalam garis, menyalin dari papan atau buku,
bergerak di sekitar tanpa menabrak sesuatu, berpartisipasi
dalam olahraga yang membutuhkan gerakan yang
berjangka waktu dan tepat dalam ruang
 Visual Memory
Mengingat sesuatu terlihat baru-baru atau beberapa waktu
yang lalu (ejaan kata, pemahaman bacaan, nomor telepon,
dan menggunakan keyboard dan / atau kalkulator dengan
cepat dan akurasi).
 Visual Penutupan
Mengetahui sesuatu adalah ketika hanya bagian dari itu
yang terlihat (mengenali objek dari gambar parsial,
mengidentifikasi kata-kata dengan huruf yang hilang,
mengidentifikasi wajah ketika salah satu fitur yang hilang)
 Visual Spasial
Memahami posisi obyek dalam ruang yang berhubungan
dengan diri sendiri (pemahamandekat / jauh; dan
memahami hubungan objek dan karakter yang dijelaskan
di atas kertas atau dalam narasi lisan)
• Strategi Penanganan Visual Processing Disorders
Strategi untuk membantu anak-anak dengan gangguan
pemrosesan visual di rumah dan di sekolah :
 Jangan pernah membiarkan anak menjadi terlalu lelah dari
tugas yang berkaitan dengan visual, membawa perilaku
oposisi dan selanjutnya dapat merusak sistem visual yang
sudah berkembang
 Amati berapa lama anak tersebut dapat tetap fokus (2-15
menit) dan menyeselesaikan tugas atau kegiatan sekolah
selama ia bisa mencapai selama waktu yang di tentukan
 Ajak anak beristirahat untuk aktivitas fisik (berjalan di sekitar
ruangan atau lompat tali). Aktivitas fisik melompat
memungkinkan anak untuk berkonsentrasi untuk waktu yang
akan datang
Rencana kegiatan selama istirahat yang menekankan pada
kekuatan (permainan, proyek seni, memainkan alat musik).
Jauhkan tugas visual untuk minimum dengan membiarkan
mereka mendengarkan buku rekaman
• Kesimpulan
Strategi pemrosesan visual yang efektif dan modifikasi bagi
seorang anak untuk digunakan di rumah dan di dalam kelas
harus mengakomodasi kebutuhan spesifik nya. Tidak ada anak
yang mempunyai kekuatan atau kelemahan yang sama, juga
baik manfaat dari menggunakan strategi yang sama.
Dalam rangka untuk mencari intervensi pemrosesan visual,
orang tua dan guru harus menguji mereka dengan trial and
error dan mengevaluasi efektivitas mereka. Desain strategi
dan intervensi adalah proses yang dinamis dan selalu berubah.

Anda mungkin juga menyukai