SPESIFIK
Disleksia
Disgrafia
Disfraksia
Diskalkulia
Disleksia
“Dyslexia” dari bahasa Greek yaitu “dys” berarti
kesulitan, dan “lexis” yang berarti bahasa.
Dyslexia:
Kesulitan belajar spesifik kesulitan
membaca, mengeja, dan menulis, yang tidak
sebanding dengan tingkat intelegensinya.
Faktor Penyebab:
Disfraksia erat kaitannya dengan gangguan pada
sistem syaraf pusat atau otak
Ciri-ciri
Anak clumsy
Ketidakmampuan menunjuk bentuk dan
bergerak sesuai tujuan
Kesalahan koordinasi gerak (Developmental
Co-ordination Disorder/ DCD)
Kesulitan belajar
Celebral palsy minimal
Celebral Dysfunction minimal
Disfungsi minimal otak
Disfungsi minimal motorik
Kesulitan belajar motorik
Disfungsi perkembangan syaraf
Disfungsi persepsi motorik
Kekakuan fisik
Kesulitan belajar spesifik
Disfungsi sensori-motor
Pravalensi
Survei terhadap 696 siswa SD dari empat provinsi di
Indonesia yang rata-rata nilai rapornya kurang dari
6,0 (enam, nol), 71,8% mengalami disgrafia, 66,8%
disleksia, 62,2% diskalkulia, 33% mengalami
gangguan emosi dan perilaku, 31% gangguan
komunikasi, 7,9% cacat/kelainan anggota tubuh,
6,6% gangguan gizi dan kesehatan, 6% gangguan
penglihatan, dan 2% gangguan pendengaran
(Balitbang, 1996).
Prevalensi disleksia bervariasi di tiap Negara,
yaitu sekitar 3-17%, dan rata-rata melaporkan
sekitar 5-10%. Pravalensi disgrafia sekitar 10 %
anak-anak di Inggris mengalami dispraksia dan
2% diantaranya mengalami dispraksia yang
parah