Anda di halaman 1dari 34

Kesulitan

belajar
Oleh :
Dian Rachmawati W., M.Psi .Psikolog
DEFINISI
Kesukaran belajar adalah terminologi umum yang dikaitkan pada
sekelompok penyimpangan heterogen, ditunjukkan dengan
kesulitan nyata dalam penguasaan dan penggunaan dari
aktivitas mendengar, berbicara, membaca, menulis, berpikir,
atau kemampuan matematik.
Penyimpangan-penyimpangan ini bersifat intrinksik pada
individu, diperkirakan karena terganggunya fungsi sistem
syaraf pusat, dan bisa terjadi sepanjang kehidupan.
DEFINISI
Masalah dalam perilaku regulasi diri, persepsi
sosial dan interaksi sosial dapat muncul pada kesukaran belajar,
tetapi tidak merupakan sumber utama dari kesukaran belajar.
Walaupun kesukaran belajar bisa terjadi bersamaan dengan
kondisi kecacatan lain (seperti, kerusakan sensoris, retardasi mental,
gangguan emosional serius) atau karena pengaruh ekstrinsik (seperti
perbedaan budaya, instruksi yang kurang memadai atau kurang tepat),
ini bukanlah akibat dari kondisi-kondisi atau pengaruh-pengaruh
tersebut (National Joint Committee on Learning Disabilities, 1989
dalam Hallahan & Kauffman, 2006, p.172)
Karakteristik
Hallahan & Kauffman (2006) menyebutkan beberapa
karakteristik yang umumnya dimiliki oleh siswa
dengan kesulitan belajar, yang dikelompokkan ke
dalam enam macam masalah, yaitu :

next
1. MASALAH PRESTASI AKADEMIS
Membaca (Disleksia) yaitu decoding
(mengubah bhs tulisan menjadi lis,
kelancaran, dan pemahaman.)

Bahasa tulisan (Disgrafia) mengalami


masalah dalam tulisan tangan, ejaan
dan komposisi.Anak cenderung
lambat dan sulit dibaca tulisannya
Contoh Tulisan
MASALAH PRESTASI AKADEMIS
Bahasa Lisan. mengalami masalah dengan tata
bahasa, arti kata, menguraikan bunyi-bunyia
menjadi kata, memproduksi dan menerima
percakapan

Matematika (Diskalkulia) kesultian dalam


hitung matematika
Masalah perseptual, perseptual-
motor, dan koordinasi umum
Gangguan atensi & hiperaktivitas
Masalah mengingat kembali informasi
setelah melihat dan mendengar serta
menyimpan memori. sulit berfikir
teroganisir dan membuat rencana
Masalah sosial-emosional .
sering di tolak teman dan
memiliki konsep diri yang
buruk
Masalah motivasional mudah
menyerah karena banyaknya
kekurangan dalam diri
diagnosis & identifikasi awal pada anak yang
mengalami kesulitan belajar

Mencatat anak-anak Melakukan menggunakan testing Psikometrik


dengan indikasi pengamatan alat/instrumen Asesmen potensi
sistematik terhadap seleksi (screening intelektual
tugas/kegiatan akademisnya
masing-masing test) Asesmen hasil
sering tidak selesai
anak belajar/prestasi
kualitas pekerjaannya buruk
akademik
(dibandingkan dengan teman
Asesmen berbagai
sekelas)
modalitas belajar
tidak ada motivasi belajar;
sering absen di sekolah
Data Informasi ttg Kesulitan
belajar dapat diperoleh melalui 4
cara :

Case histori
Observasi
Informal testing
Formal standart test
Di slide selanjutnya akan
diperkenalkan beberapa bentuk
kesulitan belajar persepsi, yang
dapat digunakan pula untuk
membuat tes informal dalam usaha
mengenali adanya hambatan
dalam persepsi visual seorang .
Adanya perbedaan bentuk yang kiri dan kanan, (mempertukarkan)
misal- nya: b-d; p-q: e-3; s-z; y-j; 5-3

1. Deskriminasi Atas dan bawah (membalikkan), misalnya: n-u; m-w; 6-9, 7-F

Visual Urutan/sekuens; misalnya 413-431; iba-aib; on-no; ibu-biubibi-ibib

Dapat berbentuk kurang dapat


Kekacauan dalam huruf; misalnya:h-n; r-n; p-t
melihat

Adanya rincian,

Adanya Gestalt

Bila sedang membaca, anak menghilangkan kata, atau menukar


kata; misalnya:taman mini menjadi paman tini; membeli kelapa
menjadi belikepala
2. Bentuk & Latar
Adalah kemampuan seseorang untuk memusatkan
perhatian terhadap stimulus yang diberi, sementara
stimulus lain juga ada. Gejala-gejala yang
ditunjukkan berupa hambatan dalam :
memusatkan pada detail, misalnya apa yang sedang dikerjakan oleh orang didalam gambar ini

memisahkan bagian pokok dan latar belakang

adanya gerak (sulit untuk menelusuri garis)

melihat gambar dan tidak dapat menangkap tema sentralnya karena perhatiannya tertuju pada detil-detil
kecil yang lain

mengingat apa yang sedang dibacanya karena perhatiannya teralih padakata-kata atau angka-angka yang
ada di halaman tersebut

Mengingat apa yang dibacanya

Menyalin apa yang yang ada di papan tulis

menentukan benda tertentu di antara beberapa benda yang lain


3. Asosiasi Visual dan Closure
Yang terhambat berbentuk:

Tidak dapat menambahkan huruf yang hilang


walaupun akan dibacadengan mudah kalau
melihatnya secara lengkap. Misalnya: kaki, dibaca
secara betul; t ngan, dan sebagainya
Ada yang dapat bercerita secara verbal, tapi tidak
dapat menuliskannya,walaupun tahu bagaimana
mengeja kata-katanya
Anak mengalami kesulitan dalam memanipulasi
simbol-simbol matematika (berhitung) seperti:+, -,, X
4. Ingatan Visual
Baik jangka pendek, maupun jangka panjang,
berupa ketidakmampuan untuk:

menceritakan kembali apa yang dilihat pada


gambar, apa yang baru saja dibaca atau apa
yang baru saja dilihat di TV/film
menceritakan urutan gambar; ejaan dari kata
mengingat kembali posisi, letak atau arah
mengingat stimulus visual, warna, bentuk
terutama bila terjadi perubahanukuran, detil,
posisi, dan lain-lain
Mengalami kesulitan melihat gambar berdimensi,
misalnya:kubus dilihat sebagai segi empat
Mengalami kesulitan menghubungkan yang abstrak dengan
pengalaman yang konkrit di lingkungan sehari-hari.
Misalnya:tidak tahu bahwa pisang lebih kecil dari pepaya.
G1
Mengalami kesulitan memahami bahwa benda nampak kecil
bila jaraknya semakin jauh dari pengamatan visual.Pada
proses belajar tingkat konseptual, perlu dipertimbangkan
materi/bahan yang telah dipelajari, usia dan tingkat
pemahaman anak secara umum.
Kriteria
Diagnostik
Berdasarkan DSM V
A. Kesulitan belajar dan menggunakan keterampilan akademik, yang ditunjukkan
dengan adanya setidaknya satu dari gejala berikut yang bertahan selama minimal 6
bulan, meskipun ada intervensi yang menargetkan kesulitan tersebut:

Pembacaan kata yang tidak akurat atau lambat dan susah payah (misalnya,
membaca satu kata dengan keras salah atau lambat dan ragu-ragu, sering
menebak kata, mengalami kesulitan mengucapkan kata-kata).
Kesulitan memahami arti dari apa yang dibaca (misalnya, dapat membaca teks
akurat tetapi tidak memahami urutan, hubungan, kesimpulan, atau makna yang
lebih dalam dari apa yang dibaca).
Kesulitan dengan ejaan (misalnya, dapat menambah, menghilangkan, atau
mengganti vokal atau konsonan).
Kesulitan dengan ekspresi tertulis (misalnya, membuat banyak kesalahan tata bahasa
atau tanda baca dalam kalimat; menggunakan pengaturan paragraf yang buruk;
ekspresi ide secara tertulis kurang jelas).
Kesulitan menguasai pengertian angka, fakta angka, atau perhitungan (misalnya,
memiliki pemahaman yang buruk tentang angka, besarnya, dan hubungannya;
menghitung dengan jari untuk menjumlahkan angka satu digit alih-alih mengingat fakta
matematika seperti yang dilakukan teman sebaya; tersesat dalam tengah perhitungan
aritmatika dan dapat beralih prosedur).
Kesulitan dengan penalaran matematis (misalnya, sangat kesulitan menerapkan konsep,
fakta, atau prosedur matematika untuk memecahkan masalah kuantitatif).
B. Keterampilan akademik yang terpengaruh secara substansial
dan terukur di bawah yang diharapkan untuk usia kronologis
individu, dan menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap
kinerja akademik atau pekerjaan, atau dengan aktivitas
kehidupan sehari-hari, sebagaimana dikonfirmasi oleh ukuran
pencapaian standar yang dikelola secara individual dan
penilaian klinis yang komprehensif. Untuk individu berusia 17
tahun ke atas, riwayat gangguan kesulitan belajar yang
terdokumentasi dapat diganti dengan penilaian standar
C. Kesulitan belajar dimulai selama tahun-tahun
usia sekolah tetapi mungkin tidak terwujud
sepenuhnya sampai tuntutan keterampilan
akademik yang terpengaruh melebihi kapasitas
individu yang terbatas (misalnya, seperti dalam
tes waktu, membaca atau menulis panjang).
laporan kompleks untuk tenggat waktu yang
ketat, beban akademik yang terlalu berat).
D. Kesulitan belajar tidak lebih baik disebabkan
oleh ketidakmampuan intelektual, ketajaman visual
atau pendengaran yang tidak terkoreksi, gangguan
mental atau neurologis lainnya, kesulitan
psikososial, kurangnya kemahiran dalam bahasa
akademik instruksi, atau instruksi pendidikan yang
tidak memadai.
F81.0 Dengan gangguan membaca:

Akurasi membaca kata


Tingkat membaca atau kelancaran
Pemahaman membaca

.F81.81 Dengan penurunan ekspresi tertulis:

Akurasi ejaan
Akurasi tata bahasa dan tanda baca
Kejelasan atau organisasi ekspresi tertulis
Kajian Teori
F81.2 Dengan penurunan nilai dalam matematika:

Menghafal fakta aritmatika


Perhitungan yang akurat atau lancar
penalaran matematika yang akurat

Catatan: Dyscalculia adalah istilah alternatif yang digunakan untuk merujuk pada pola
kesulitan yang ditandai dengan masalah dalam memproses informasi numerik, mempelajari
fakta aritmatika, dan melakukan perhitungan yang akurat atau lancar. Jika diskalkulia
digunakan untuk menentukan pola khusus dari kesulitan matematika ini, penting juga untuk
menentukan kesulitan tambahan yang ada, seperti kesulitan dengan penalaran matematika
atau akurasi penalaran kata.

Tentukan tingkat keparahan saat ini:

Ringan: Beberapa kesulitan mempelajari keterampilan dalam satu atau dua bidang
akademik, tetapi dengan tingkat keparahan yang cukup ringan sehingga individu tersebut
mungkin dapat mengimbangi atau berfungsi dengan baik bila diberikan akomodasi atau
layanan dukungan yang sesuai, terutama selama tahun-tahun sekolah.
Sedang: Ditandai kesulitan mempelajari keterampilan dalam satu atau lebih
domain akademik, sehingga individu tidak mungkin menjadi mahir tanpa
beberapa interval pengajaran intensif dan khusus selama tahun-tahun
sekolah. Beberapa akomodasi atau layanan pendukung setidaknya sebagian
dari hari di sekolah, di tempat kerja, atau di rumah mungkin diperlukan untuk
menyelesaikan aktivitas secara akurat dan efisien.

Parah: Kesulitan belajar keterampilan yang parah, mempengaruhi beberapa


domain akademik, sehingga individu tidak mungkin untuk mempelajari
keterampilan tersebut tanpa pengajaran khusus dan individual intensif yang
berkelanjutan untuk sebagian besar tahun sekolah. Bahkan dengan berbagai
akomodasi atau layanan yang sesuai di rumah, di sekolah, atau di tempat
kerja, individu tersebut mungkin tidak dapat menyelesaikan semua aktivitas
secara efisien.
Contoh
kasus
Usia 7 tahun
IQ 89 Skala
Binet
Kesulitan
mengikuti
pembelajaran
d i sekolah
Contoh kasus
Saran

Lampiran
Contoh
kasus
Kelas 1
IQ 108
usia 8 tahun
terdiagnosa psikolog
mengalami disleksia
Sumber :
Psikologi dan Pendidikan anak Berkebutuhan Khusus Jilid 1, Frieda
Mangunsong Edisi 2009

DSM 5
putu

Anda mungkin juga menyukai