Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KESULITAN BELAJAR SISWA

“Non-Verbal Learning Disabilities”

Oleh:

Habib Ade Mulya


(11960114746)

Dosen pembimbing:

Desma Husni, S.Pd.I., S. Psi., M.A.

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
PENDAHULUAN
Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan dilapangan
ilmu pendidikan, bahasa, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Pada ilmu pendidikan
menggunakan istilah kesulitan belajar spesifik, ilmu psikologi menggunakan istilah
penyimpangan persepsi dan tingkah laku, bahasa menggunakan istilah disleksia, disgrafia dan
apasia perkembangan, sedangkan ilmu kedokteran menggunakan istilah disfungsi minimal otak.
Istilah kesulitan belajar (learning disabilities) oleh Samuel A Kirk digunakan sebagai penyatuan
berbagai istilah disfungsi minimal otak (minimal brain dysfunction), gangguan neurologis
(neurological disorders), disleksia (dyslexia), dan afasia perkembangan (developmental aphasia).
Untuk dapat memahami tentang anak berkesulitan belajar, di bawah ini akan dipaparkan
beberapa definisi dari para ahli mengenai hakikat kesulitan belajar.
Menurut Anton Sukarno (2004: 99) mengatakan bahwa “Kesulitan belajar berada sebagai
pembeda kondisi kecacatan dalam keadaan intelegensi rata-rata sampai dengan superior sistem
motorik sensorik penuh dan kesempatan belajar maksimal”. Menurut H. Abin Syamsudin
Makmun (2000: 307) “Kesulitan belajar adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menunjukkan
bahwa dalam mencapai tujuan pengajaran, sejumlah siswa mengalami kesulitan dalam
menguasai secara tuntas bahan yang diajarkan atau dipelajari”. Berdasarkan pendapat-pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berkesulitan belajar adalah seseorang yang memiliki IQ
rata-rata hingga superior, yang mengalami kesulitan atau gangguan dalam mempelajari bidang
akademik dasar tertentu sebagai akibat dari terganggunya sistem syaraf pusat yang terkait, atau
pengaruh tidak langsung dari berbagai faktor lain seperti gangguan sensoris, tunagrahita,
hambatan sosial dan emosional atau berbagai pengaruh lingkungan, budaya. Kesulitan ini
ditandai oleh kesenjangan antara kemampuan umum seseorang dengan kemampuan yang
ditunjukannya dalam mempelajari bidang tertentu.
Menurut Rourke, anak-anak dengan NLD cenderung tidak banyak bergerak dan
menjelajahi dunia melalui informasi verbal, oleh karena itu, mereka menunjukkan kesulitan
dalam proses perhatian rangsangan taktil atau visual. Kesulitan mereka dalam pembentukan
konsep dan penalaran abstrak sebagian merupakan konsekuensi dari menerima informasi
terutama melalui saluran pendengaran (verbal) tanpa data motorik sensitif lainnya. Akibat dari
uraian di atas, ada konsekuensi di bidang akademik dan kesulitan di tingkat psikososial.
Kekurangan persepsi, kapasitas analisis dan interaksi sosial menjadi penyebab masalah dalam
penalaran dan pembentukan konsep. Interpretasi yang buruk dari aspek komunikasi nonverbal
dan pemrosesan informasi baru berkontribusi pada model interaksi sosial yang tidak tepat.
Dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang “Non-Verbal
Learning Disabilities.”

A. Pengertian Non-Verbal Learning Disabilities (NLD)

Kesulitan belajar non verbal learning disabilities adalah gangguan belajar dalam masalah
dengan kemampuan visual-spasial, keterampilan motorik, dan keterampilan organisasi. Pada
umunya gangguan yang dialami yaitu gangguan dalam memahami komunikasi non verbal dan
interaksi (Suryani, dalam Nina, 2021:125). Permasalahan gangguan belajar non verbal learning
Disabilities (NVLD menjadi tiga indikator yaitu kemampuan visual-spasial, keterampilan
motoric, dan keterampilan organisasi .

Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Mamen dan Tanguay sebagai berikut, Nonverbal
Learning Disabilities (NLD) merupakan kesulitan belajar yang ditandai dengan kekurangan
dalam proses psikologis nonverbal seperti visual, spasial, dan atau fungsi motoric (dalam Nora,
2021:40). Dapat diartikan bahwa NLD merupakan sindrom neuropsikologis untuk kesulitan
belajar non verbal. Kesulitan belajar ini diakibatkan dari ketidak berfungsian hemisphare sebelah
kanan atau sebagai ketidak berfungsian pemrosesan informasi yang ditandai dengan
kecenderungan keluar dari interaksi dalam belajar dan kesulitan bertingkah laku yang disebabkan
oleh kurangnya koordinasi mental.

Anak-anak dengan NLD cenderung tidak banyak bergerak dan menjelajahi dunia melalui
informasi verbal, oleh karena itu, mereka menunjukkan kesulitan dalam proses perhatian
rangsangan taktil atau visual. Kesulitan mereka dalam pembentukan konsep dan penalaran
abstrak sebagian merupakan konsekuensi dari menerima informasi terutama melalui saluran
pendengaran (verbal) tanpa data motorik sensitif lainnya. Akibat dari uraian di atas, ada
konsekuensi di bidang akademik dan kesulitan di tingkat psikososial. Kekurangan persepsi,
kapasitas analisis dan interaksi sosial menjadi penyebab masalah dalam penalaran dan
pembentukan konsep. Interpretasi yang buruk dari aspek komunikasi nonverbal dan pemrosesan
informasi baru berkontribusi pada model interaksi sosial yang tidak tepat.
Dalam jangka panjang, anak dengan NLD akan lebih cenderung menampilkan gejala afektif
(depresi, kecemasan, isolasi). Sering terjadi masalah visual-spasial dengan kesulitan dalam
membedakan kanan dan kiri dan manajemen waktu, gangguan dalam hubungan interpersonal
dengan kesulitan dalam interpretasi makna tindakan orang lain, interpretasi emosi, serta kesulitan
berulang dalam hitung. Anak-anak menunjukkan kecenderungan yang kuat untuk memecahkan
masalah secara rutin, cara mekanis dengan menggunakan dugaan atau jawaban yang telah diingat
sebelumnya (tetapi tidak sesuai dengan situasi), dengan kesulitan dalam menyesuaikan perilaku
atau jawaban mereka ketika situasi berubah.

B. Karakteristik Non-Verbal Learning Disabilities

Adapun karakteristik dari Nonverbal Learning Disabilities di bidang akademik antara lain:

a. Memiliki kemampuan verbal yang tinggi tetapi lemah dalam aspek non verbal;
b. Ekspresi verbal dan keterampilan memahami tinggi;
c. Kosa kata, pemahaman dan membaca yang tinggi;
d. Memori auditori tinggi;
e. Perhatiannya tinggi terhadap hal yang bersifat detail tetapi rendah terhadap gambar;
f. Lemah dalam matematika dan tulisan tangan.

Sedangkan karakteristik NLD dibidang sosial/ emosional adalah:

a. Kemampuan beradaptasi rendah;


b. Minat sosial yang berubah-ubah;
c. Ekspresi wajah dalam membaca yang lemah;
d. Ucapan yang berpola kecemasan;
e. Sangat lambat dalam menggambarkan perasaanya;
f. Harga diri (self esteem) yang rendah.

Yang terakhir adalah karakteristik secara fisikal, yaitu:

a. Koordinasi fisik yang rendah


b. Persepsi spasial yang rendah;
c. Lemah dalam mengestimasi ukuran, jarak, dan berat;
d. Lemah dalam kemampuan mengarahkan fisiknya;
e. Lemah dalam eksplorasi diri;
f. Lemah dalam psikomotor kompleks;

C. Faktor Penyebab Non-Verbal Learning Disabilities

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan individu menderita NLD antara lain adanya faktor
genetika, perkembangan diri yang kurang maksimal, faktor lingkungan yang mendukung
terjadinya NLD, dan dapat pula terjadi karena individu tersebut mengalami kecelakaan sehingga
terjadi perubahan pada saraf motoriknya.

D. Aspek-aspek Non-Verbal Learning Disabilities

Nora (2021) menjelaskan aspek-aspek yang terdapat pada gangguan belajar non verbal
learning disabilities adalah sebagai berikut.

1) keterampilan mengorganisir kegiatan


2) keterampilan berorganisasi dan bahasa social
3) keterampilan menulis ekspresi
4) keterampilan matematika
5) keterampilan regulasi diri
6) keterampilan mengelola tingkah laku

a. Identitas Subjek

a) Observee : Heksa Aruna Mudana

b) Jenis Kelamin : Laki-laki

c) Usia : 15 tahun

d) Pendidikan : Siswa kelas X SMAN 7 PEKANBARU

b. Hasil Observasi dan Wawancara

Table panduan observasi


No Indikator Deskripsi Perilaku Kemunculan perilaku
Ya Tidak
1 Mengatur jalannya kegiatan 1. fokus pada kegiatan ✓ -
secara lancar, efektif, dan 2. mengerjakan kegiatan yang ✓ -
efisien. penting terlebih dahulu
3. membuat catatan kegiatan - -
2 Mampu menyampaikan 1. sering berinteraksi dengan ✓ -
informasi dengan baik kepada teman sekelas
orang lain dan menrima 2. aktif bertanya dalam belajar - -
informasi dengan baik.
3 Mampu menyalurkan 1. mencatat semua penjelasan - -
pengalaman dan emosi guru
kesebuah tulisan
4 Mampu mempelajari secara 1. berhitung tanpa kalkulator - -
mendalam pelajaran 2. antusias Ketika belajar - -
matematika matematika
3. mencatat selama proses belajar - -
berlangsung
4. Mengerjakan semua tugas yang ✓ -
diberikan
5 Mampu mencapai prestasi yang 1. mengontrol perilaku diri sendiri ✓ -
baik dalam belajar. 2. mengontrol perasaan diri sendiri - -
3. melakukan Tindakan positif - -
4. memotivasi diri sendiri - -
6 Mampu mengenali reaksi 1. rebut di kelas saat proses belajar - -
yang terjadi pada diri sendiri. berlangsung
2. keluar masuk kelas tanpa izin - -
3. berjalan di kelas saat proses - -
belajar berlangsung

Verbatim Wawancara
1. Verbatim wawancara subjek utama

Pewawancara : Habib Ade Mulya


Narasumber : Heksa Aruna Mudana
Tempat Wawancara : SMAN 7 PEKANBARU
Tanggal Wawancara : Selasa, 21 Desember 2021
Waktu Wawancara : 09.40 – 09.50 WIB
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui gangguan belajar Non verbal learning disabilities
pada siswa
S = Narasumber P= Pewawancara Wawancara Ke-1
BARI S/P HASIL WAWANCARA KODING
S
1 P Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2
S Waalaikumsalam warahmatullahi wabarukatuh Subjek menjawab salam.
3
4 (B3, W1)
5
P Selamat siang, bagaimana kabarnya hari ini?
6
7 S Alhamdulillah sehat.
8
9 P Alhamdulillah ya, baik, perkenalkan nama abang
10 Habib Ade Mulya abang mahasiswa dari fakultas
11
12 psikologi, UIN SUSKA RIAU, abang ingin
13 meminta waktu adek sebentar untuk diwawancarai
14
15 apakah adek bersedia?
16 S Bersedia.
17
18 P Baik, terima kasih, sebelumnya bisa perkenalkan
19 diri dulu?
20
21 S Perkenalkan nama saya Heksa Aruna Mudana dari Subjek memperkenalkan
22 kelas X Mia 2. diri.
23
24 (B21-22, W1)
25 P Umurnya berapa sekarang?
26
27 S 15 tahun. Subjek berusia 15 tahun.
28 (B27, W1)
29 P 15 tahun ya baik. Bagaimana kondisi belajar adek
30
saat ini?
31
32 S Alhamdulillah berjalan lancar. Subjek memberitahu
33
kondisi belajarnya saat ini
34
35 berjalan lancar.
36
(B33, W1)
37
38 P Alhamdulillah berjalan lancar ya. Selama pandemi
39
juga berjalan lancar?
40
41 S Iya.
42
43 P Gak dapat gangguan apa-apa selama online?
44 S Paling gangguan jaringan aja sih. Subjek mengatakan
45
46 gangguan yang dialami
47 selama belajar online
48
49 adalah jaringan. (B44, W1)
50 P Jaringan aja ya, bagaimana perasaan heksa belajar
51
52 dimasa pandemic ini?
53 S Lebih sulit mengerti aja sih pelajarannya soalnya Subjek memberitahu
54
55 kan gak secara langsung. perasaannya belajar
56 selama masa pandemic ini
57
58 lebih sulit mengerti karena
59 belajarnya tidak secara
60
61 langsung.
62 (B53, W1)
63
64 P Berarti belum offline ya?
65 S Katanya sih insyaallah januari.
66
67 P Oke baik, bagaimana suka duka heksa alami saat
68
69 mengikuti proses belajar?
70 S Sukanya. Ini belajar apa bang? Online ya bang?
71
72 P Iya selama belajar.
73
74 S Sukanya kalau dari belajar online sih gak Subjek mengatakan
75 kesekolah lah ya di rumah, kalo offline bisa dukanya belajar saat ini
76
ketemu temen – temen bisa seneng – seneng sama adalah tidak bisa bertemu
77
78 sama gitu lah bang. dengan teman secara
79
langsung sedangkan
80
81 sukanya bisa bertemu
82
dengan teman secara
83
84 langsung.
85
(B78-83, W1)
86
87 P Jadi dukanya kalo offline gak bisa ketemu, kalo
88
online gak bisa ketemu ya?
89
90 S Iya.
91
92 P Oke, bagaimana cara heksa agar fokus pada
93 kegiatan?
94
95 S Gimana ya, gak mikirin apa apa sih cuma fokus subjek mengatakan
96 sama kegiatan itu aja gak usah pikirin yang lain caranya agar fokus pada
97
98 gitu aja. sebuah kegiatan adalah
99 dengan tidak memikirkan
100
101 apa apa kecuali hanya
102 fokus memikirkan
103
104 kegiatan yang dijalani.
105 (B99-103, W1)
106
107 P Oke jadi heksa ngelupain yang lain biar fokus ke
107 kegiatan itu ya?
108
109 S Iya.
110
111 P Bagaimana cara heksa melakukan kegiatan agar
122 berjalan lancar?
123
124 S Ya dijalanin aja sih ya gimana ya. Subjek mangatakan cara
125 melakukan agar berjalan
126
127 lancar adalah dijalani saja
128 apa yang sedang
129 dilakukan. (B129, W1)
130
P Atau mungkin heksa punya tips-tips khusus buat
131
132 diri sendiri biar lancar gitu yang heksa jalanin?
133
S Waduh hehe. Tergantung sih ya kegiatannya apa.
134
135 P Kalau untuk belajar sendiri?
136
137 S Belajar?
138
139 P Iya gimana cara heksa biar lancar belajarnya?
140
141 S Fokus aja sih. Subjek mengatakan agar
142 belajarnya lancar ia harus
143
144 fokus. (B145, W1)
145 P Fokus? Oke. Bagaimana cara heksa memulai
146
147 interaksi dengan orang lain?
148 S Memulai interaksi? Apa yaa?
149
150 P Dengan teman-teman heksa misalnya di kelas
151
gimana heksa mulai ngobrol sama dia?
152
153 S Oh iya yang pasti dideketin dulu lah ya baru diajak subjek mengatakan cara
154
ngobrol-ngobrol. memulai interaksi dengan
155
156 orang lain yaitu didekati
157
dahulu lalu diajak ngobrol.
158
159 (B158-159, W1)
160
P Bagaimana perasaan heksa saat diajak komunikasi
161
162 dengan orang asing?
163
S Biasa aja sih ya kalau diajak komunikasi. Subjek mengaku biasa saja
164
165 jika diajak komunikasi
166
dengan orang asing.
167
168 (B168, W1)
169
P Heksa ngerasa rishi gak kalau diajak komunikasi
170
171 sama orang asing?
171
S Enggal juga, ayok ayok aja. Subjek mengatakan tidak
173
174 rishi bila diajak
175 komunikasi oleh orang
176
asing.
177
178 (B177, W1)
179
P Oke, apakah heksa selalu sering bertanya saat
180
181 proses belajar berlangsung?
182
S Enggak. Subjek mengatakan ia
183
184 tidak sering bertanya saat
185
proses belajar berlangsung.
186
187 (B187, W1)
188
P Enggak sering?
189
190 S Enggak.
191
192 P Kenapa tuh gak sering?
193
194 S Ya gak tau aja apa yang mau ditanya. Subjek menyatakan tidak
195 sering bertanya karena
196
197 tidak tau apa yang mau
198 ditanyakan.
199
200 (B198, W1)
201 P Heksa paham gak yang diterangkan guru?
202
203 S Paham-paham aja.
204
205 P Paham-paham aja ya? Makanya heksa gak nanya?
206
207 S Iya.
208
P Kalau ada yang heksa gak paham heksa bakal
209
210 nanya gak?
211
S Iya bakal nanya.
212
213 P Oke selanjutnya apakah heksa suka nulis?
214
215 S Gak terlalu. subjek mengatakan ia tidak
216
217 terlalu suka nulis.
218 (B220, W1)
219
220 P Kalau belajar heksa nyatat gak?
221 S Nyatat-nyatat.
222
223 P Kenapa heksa gak terlalu suka nulis?
224
S Pegel aja gitu tangan, nulis secukupnya aja. Subjek menyatakan tidak
225
226 terlalu suka nulis karena
227
merasa tangannya pegal
228
229 sehingga nulis secukupnya
230
saja.(B229, W1)
231
232 P Yang penting penting aja gitu? Yang poin poin
233
aja?
234
235 S Iya.
236
237 P Oke, bagaimana perasaan heksa ketika nulis gitu?
238
239 S Ya happy happy aja.
240
P Happy happy aja? Gak ada terbebani?
241
242 S Terbebani kalau misalnya yang intinya tu panjang Subjek mengatakan
243
244 nah itu agak susah tu. terbebani jika menulis
245 panjang-panjang. (B246-247,
246
247 W1)
248 P Risih gitu ya?
249
250 S Iya.
251
252 P Gak mood gitu ya?
253
S Iya.
254
255 P Apakah heksa suka pelajaran matematika?
256
257 S Dibilang suka gak juga ya, dibilang gak suka ya Subjek mengatakan biasa
258
259 biasa aja. saja terhadap pelajaran
260 matematika.
261
262 (B261-262, W1)
263 P Bagaimana perasaan heksa saat belajar
264
265 matematika?
266 S Ya tergantung sih kalau gurunya enak ya bisalah Subjek mengatakan
267 dipahami tapi kadang gak paham juga matematika perasaannya belajar
268
tuh. matematika tergantung
269
270 siapa guru yang mengajar.
271
(B270-273, W1)
272
273 P Jadi kalau gurunya yang heksa suka perasaan
274
heksa belajar juga senang gitu?
275
276 S Iya.
277
P Apakah heksa punya cara sendiri untuk
278
279 memaksimalkan hasil belajar?
280
281 S Diulangin di rumah sih. Subjek mengulangi lagi
282 pelajaran di rumah untuk
283
284 memaksimalkan hasil
285 belajar. (B285, W1)
286
287 P Oh diulangin di rumah.
288 S Iya.
289
290 P Semua pelajaran yang heksa dapat gitu?
291 S Iya, yang gak paham juga dicoba paham-pahami
292
293 kan.
294 P Cara seperti apa yang heksa lakuin biasanya?
295
296 S Apanya?
297 P Untuk memaksimalkan hasil belajar tu dengan cara
298
299 apa?
300 S Belajar bareng sama kawan-kawan atau baca-baca Subjek juga mengatakan
301
302 buku sendiri. bahwa untuk
303 memaksimalkan hasil
304
305 belajar dengan cara belajar
306 bersama teman-teman atau
307
308 membaca buku sendiri.
309 (B304-306, W1)
310
311 P Bagaimana cara heksa untuk memotivasi diri
312 dalam belajar?
313 S Memotivasi diri sendiri?
314
P Memotivasi diri heksa dalam belajar.
314
315 S Memotivasi?
316
317 P Apa mungkin heksa punya dukungan dari orang
318 tua bisa jadi termotivasi dalam belajar atau heksa
319
320 punya pacar nih bisa semangat juga belajarnya.
321 S Iya orang tua sih. Subjek mengatakan orang
322
323 tua menjadi motivasi
324 dalam belajar. (B325, W1)
325
326 P Orang tua selalu mendukung heksa?
327 S Iya.
328
329 P Selalu memberi semangat?
330 S Iya.
331
332 P Bagaimana reaksi heksa ketika ada yang rebut di
333 kelas?
334
335 S Kadang dilerai sih
336 P Kalau ributnya kayak dia ngobrol terus bikin
337
338 suasana kelas gak tenang terus gimana tu reaksi
339 heksa?
340
341 S Ditegur sih yang jelas Subjek mengatakan akan
342 menegur jika ada yang
343
344 membuat keributan di
345 kelas. (B345, W1)
346
347 P Heksa ketua kelas?
348 S Enggak, keamanan.
349
350 P Oh keamanan.
351
S Iya.
352
353 P Terakhir nih, bagaimana perasaan heksa ketika ada
354
yang membuat heksa terganggu dalam belajar?
355
356 S Ditegur juga sih ya jangan diganggu gitulah.
357 P Heksa bilangin gitu ya?
358
S Iya.
359
360 P Heksa marah gak kalau ada yang kayak gitu sama
361
heksa?
362
363 S Kesal sih. Subjek merasa kesal jika
364
365 ada yang mengganggunya
366 dalam belajar. (B368, W1)
367
368 P Kesal sama orangnya?
369 S Iya.
370
371 P Kalau kesal sama diri heksa sendiri karena gak
372 bisa fokus dalam belajar juga?
373
374 S Iya itu juga sih.
375 P Baiklah heksa terima kasih semua pertanyaan
376
377 sudah abang tanyakan, bagaimana perasaan heksa
378 setelah mengikuti wawancara ini?
379
380 S Deg-degan aja sih.
381 P Deg-degan karena pertama kali ya ini?
382
383 S Iya pertama kali.
384 P Oke, terima kasih pagi ini kita sudah membahas
385
386 banyak hal pada wawancara ini, sekiranya nanti
387 abang butuh informasi tambahan apakah heksa
388
389 bersedia untuk abang wawancarai lagi?
390 S Bersedia.
391
392 P Terima kasih. Sekian dari abang mohon maaf bila
393 terdapat kesalahan, abang akhiri
394
395 wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
396
S Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
397
398
399
400
401
PEMBAHASAN
a. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang ada dengan data penunjang menggunakan lembar
observasi Behavioral Check List. Maka dapat dilakukan analisa dengan membandingkan teori
yang dipakai dengan temuan data lapangan. Dalam data hasil observasi yang ditemukan maka
aspek pada gangguan belajar non verbal learning disabilities dapat diambil kesimpulan bahwa
observee cukup mengidap gangguan belajar non verbal learning disabilities seperti lemah dalam
tulisan tangan, sulit dan lambat menggambarkan perasaannya, dan self estem yang rendah.

b. Hasil Wawancara

Subjek merupakan siswa SMAN 7 PEKANBARU kelas X Mia 2 yang bernama Heksa
Aruna Mudana yang berusia 15 tahun. Subjek memperkenalkan diri “Perkenalkan nama saya
Heksa Aruna Mudana dari kelas X Mia 2.” (B21-22, W1). Subjek berusia 15 tahun. “15 tahun.”
(B27, W1)

Subjek memberitahu kondisi belajarnya saat ini berjalan lancar. “Alhamdulillah berjalan
lancar.” (B33, W1). Subjek mengatakan gangguan yang dialami selama belajar online adalah
jaringan. “Paling gangguan jaringan aja sih.” (B44, W1).

Subjek memberitahu perasaannya belajar selama masa pandemic ini lebih sulit mengerti
karena belajarnya tidak secara langsung. “Lebih sulit mengerti aja sih pelajarannya soalnya kan
gak secara langsung.” (B53, W1).

Subjek mengatakan dukanya belajar saat ini adalah tidak bisa bertemu dengan teman
secara langsung sedangkan sukanya bisa bertemu dengan teman secara langsung. “Sukanya
kalau dari belajar online sih gak kesekolah lah ya di rumah, kalo offline bisa ketemu temen –
temen bisa seneng – seneng sama sama gitu lah bang.” (B78-83, W1).

1. keterampilan mengorganisir kegiatan

subjek mengatakan caranya agar fokus pada sebuah kegiatan adalah dengan tidak
memikirkan apa apa kecuali hanya fokus memikirkan kegiatan yang dijalani. “Gimana ya, gak
mikirin apa apa sih cuma fokus sama kegiatan itu aja gak usah pikirin yang lain gitu aja.” (B99-
103, W1)
Subjek mangatakan cara melakukan agar berjalan lancar adalah dijalani saja apa yang
sedang dilakukan. “Ya dijalanin aja sih ya gimana ya.” (B129, W1). Subjek mengatakan agar
belajarnya lancar ia harus fokus. “Fokus aja sih.” (B145, W1).

Pada aspek pertama ini yaitu keterampilan mengorganisir kegiatan jawaban subjek
menjawab bisa mengorganisir kegiatan dengan cara fokus pada kegiatan yang sedang dijalani
tersebut. Dapat dilihat dari jawaban subjek pada aspek ini kurang mempunyai cara untuk
menjalani sesuatu kegiatan dengan baik, subjek hanya bisa melakukan fokus pada sebuah
kegiatan.

2. keterampilan berorganisasi dan bahasa social

Subjek mengatakan cara memulai interaksi dengan orang lain yaitu didekati dahulu lalu
diajak ngobrol. “Oh iya yang pasti dideketin dulu lah ya baru diajak ngobrol-ngobrol.” (B158-159,
W1).

Subjek mengaku biasa saja jika diajak komunikasi dengan orang asing. “Biasa aja sih ya
kalau diajak komunikasi.” (B168, W1). Subjek mengatakan tidak rishi bila diajak komunikasi
oleh orang asing. “Enggak juga, ayok ayok aja.” (B177, W1)

Subjek mengatakan ia tidak sering bertanya saat proses belajar berlangsung. “Enggak”
(B187, W1). Subjek menyatakan tidak sering bertanya karena tidak tau apa yang mau ditanyakan.
“Ya gak tau aja apa yang mau ditanya.” (B198, W1)

Pada aspek kedua ini yaitu keterampilan berganisasi dan bahasa sosial subjek memberi
jawaban bahwa ia bisa dengan baik berkomunikasi kepada orang asing dan subjek tidak sering
bertanya di kelas karena tidak tau apa yang mau ditanyakan. Dapat dilihat dari jawaban subjek
pada aspek kedua ini subjek tidak cukup terampil dalam bertanya.

3. keterampilan menulis ekspresi

Subjek mengatakan ia tidak terlalu suka nulis. “Gak terlalu.” (B220, W1). Subjek
menyatakan tidak terlalu suka nulis karena merasa tangannya pegal sehingga nulis secukupnya
saja. “Pegel aja gitu tangan, nulis secukupnya aja.” (B229, W1)
Subjek mengatakan terbebani jika menulis panjang-panjang. “Terbebani kalau misalnya
yang intinya tu panjang nah itu agak susah tu.” (B246-247, W1).

Pada aspek ketiga ini yaitu aspek keterampilan menulis ekspresi subjek memberi jawaban
tidak terlalu suka menulis karena terasa pegal pada tangan. Maka dari jawaban subjek dapat
diambil kesimpulan subjek lemah dalam keterampilan menulis dan mengungkapkan ekspresi.

4. keterampilan matematika

Subjek mengatakan biasa saja terhadap pelajaran matematika. “Dibilang suka gak juga
ya, dibilang gak suka ya biasa aja.” (B261-262, W1)

Subjek mengatakan perasaannya belajar matematika tergantung siapa guru yang


mengajar. “Ya tergantung sih kalau gurunya enak ya bisalah dipahami tapi kadang gak paham
juga matematika tuh.” (B270-273, W1)

Pada aspek keempat ini yaitu keterampilan matematika subjek memberi jawaban tidak
terlalu tertarik pada pelajaran matermatika. Dari jawaban subjek dapat disimpulkan bahwa
subjek tidak cukup baik dalam matematika.

5. keterampilan regulasi diri

Subjek mengulangi lagi pelajaran di rumah untuk memaksimalkan hasil belajar


“Diulangin di rumah sih.” (B285, W1).

Subjek juga mengatakan bahwa untuk memaksimalkan hasil belajar dengan cara belajar
bersama teman-teman atau membaca buku sendiri. “Belajar bareng sama kawan-kawan atau
baca-baca buku sendiri.” (B304-306, W1)

Subjek mengatakan orang tua menjadi motivasi dalam belajar “Iya orang tua sih.” (B325,
W1)

Dari jawaban subjek diatas untuk aspek kelima yaitu keterampilan regulasi diri jawaban
subjek adalah mengulangi pelajaran dirumah dan belajar bersama teman-teman untuk
memaksimalkan hasil belajarnya. Subjek mengatakan motivasinya dalam belajar adalah orang
tua, maka dari jawaban subjek tersebut dapat disimpulkan subjek cukup baik dalam keterampilan
regulasi diri.

6. keterampilan mengelola tingkah laku

Subjek mengatakan akan menegur jika ada yang membuat keributan di kelas. “Ditegur
sih yang jelas.” (B345, W1). Subjek merasa kesal jika ada yang mengganggunya dalam belajar.
“Kesal sih.” (B368, W1).

Pada aspek terakhir ini subjek memberi jawaban akan menegur bila ada yang rebut di
kelas dan merasa kesal kepada orang yang membuatnya terganggu dalam belajar. Berdasarkan
jawaban subjek dapat disimpulkan subjek memiliki tingkat keterampilan mengelola tingkah laku
yang tidak baik.

RENCANA INTERVENSI

Intervensi adalah upaya untuk mengubah perilaku, perasaan, pikiran, dan keadaan social
seseorang yang mempunyai gangguan. Rencana intervensi dalam kasus Nonverbal Learning
Disabilities pada Heksa Aruna Mudana dapat dirincikan sebagai berikut:

a. Membantu menterjemahkan nonverbal ke verbal;


b. Membantu membahasakan emosi;
c. Menghindarkan metode yang terlalu over verbal;
d. Pengintegrasian belajar yang multi sensor;
e. Mempola aktvitas dan lebih ditekankan pada praktik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan dan dikaitkan dengan teori yang ada maka
dapat diambil kesimpulan subjek yang Bernama Heksa Aruna Mudana memiliki gangguan non
verbal learning disabilities. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil asesmen yang berdasarkan aspek
dari Nora (2021).

1) keterampilan mengorganisir kegiatan


Pada aspek pertama ini subjek memiliki keterampilan mengorganisir kegiatan
yang tidak cukup baik. Hal itu dilihat berdasarkan hasil observasi dan wawancara
terhadap subjek yang dijelaskan diatas terlebih dahulu.
2) keterampilan berorganisasi dan bahasa social

Pada aspek kedua ini subjek memiliki leterampilan berorganisasi dan Bahasa
social yang tidak cukup baik. Hal itu dilihat berdasarkan hasil observsi dan
wawancara yang dijelaskan diatas terlebih dahulu.

3) keterampilan menulis ekspresi


Pada aspek ketiga ini subjek memiliki keterampilan menulis ekspresi yang tidak
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi yang dijelaskan
diatas terlebih dahulu.
4) keterampilan matematika
Pada aspek ketiga ini subjek memiliki keterampilan matematika yang tidak cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi yang dijelaskan diatas
terlebih dahulu.
5) keterampilan regulasi diri
Pada aspek ketiga ini subjek memiliki keterampilan regulasi diri yang tidak cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi yang dijelaskan diatas
terlebih dahulu.
6) keterampilan mengelola tingkah laku
Pada aspek ketiga ini subjek memiliki keterampilan mengelola tingkah laku yang
tidak cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi yang
dijelaskan diatas terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Setyaputri, Nora Yuniar. 2021. “Bimbingan dan Konseling Belajar”. Kediri. Media Sains
Indonesia.

Damayanti, Nina, Muhammad Idris dan Nia Warsini. 2021. “Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X Pada Masa Pandemi Covid-19 Di MA Al-Akbar
Kabupaten Banyuasin”. Jurnal Swarnabhumi. 6(2). hlm 121-128.
LAMPIRAN

A. Informed Consent

B. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai