Anda di halaman 1dari 5

TUTORIAL 2

NAMA : DEDE ASRIA

NIM : 8557762185

MK : PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK KEBUTUHAN KHUSUS

1. Jelaskan mengapa jika perkembangan kognitif tidak sesuai denganp erkembangan


fisik dapat menyebabkan ganguan psikologis pada anak?
Jawaban:
mampuan kognitif manusia menurut usia menjadi 4 tahapan. Yaitu:
a. Tahap sensori (sensori motor) Perkembangan kognitif tahap ini terjadi pada usia 0-2
tahun. Kata kunci perkembangan kognitif tidak bisa memisahkan diri dengan
centeredµ pada dirinya sendiri. Baru pada tahap berikutnya dia mengalami decentered
pada dirinya sendiri.
b. Tahap praoperasional (preoperational) Fase perkembangan kemampuan kognitif ini
terjadi para rentang usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan
dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini
menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan
informasi inderawi dan tindakan fisik. Cara berpikir anak pada pertingkat ini bersifat
tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis.
Hal ini ditandai dengan ciri-ciri: a) Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang
bukan induktif atau deduktif tetapi tidak logis b) Ketidak jelasan hubungan sebab-
akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebabakibat secara tidak logis
c. Tahap operasi konkrit (concreteoperational) Tahap operasi konkrit terjadi pada
rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap ini akan dapat berpikir secara logis mengenai
peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam
bentukbentuk yang berbeda.Kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu sudah
ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah
tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret nyata.
d. Tahap operasi formal (formal operational) Tahap operasi formal ada pada rentang
usia 11 tahun-dewasa. Pada fase ini dikenal juga dengan masa remaja. Remaja
berpikir dengan cara lebih abstrak, logis, dan lebih idealistic. Tahap operasional
formal, usia sebelas sampai lima belas tahun. Pada tahap ini individu sudah mulai
memikirkan pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis
dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal tampak jelas dalam
pemecahan problem verbal. Pemikir operasional konkret perlu melihat elemen
konkret A, B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa jika A = B dan B = C,
maka A = C. Sebaliknya pemikir operasional formal dapat memecahkan persoalan itu
walau problem ini hanya disajikan secara verbal.
(Leny Marinda. Jurnal Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan
Problematikanya Pada Anak Usia Sekolah Dasar)

2. Potensi anak berbakat demikian hebat jika dibandingkan dengan anak biasa, maka
untuk mengembangkannya membutuhkan starategi khusus, jelaskan strategi
tersebut?
Jawaban:

Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak berbakat sangat
mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.

a) pembelajaran anak berbakat harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat


kompleksitas yang lebih sesuai dengan kemampuan yang lebih tinggi dari anak normal.

b) pembelajaran pada anak berbakat tidak saja mengembangkan kecerdasan intelektual


semata tetapi pengembangan kecerdasan emosional juga patut mendapat perhatian.

c) pembelajaran anak berbakat berorientasi pada modifikasi proses isi dan produk.

3. Jelaskan bagaimana cara anda mendesain pembelajaran agar perkemabangan anak


berbakat dapat menjadi maksimal.
Jawab :
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang berbeda tetapi tidak
berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan alamiah secara kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Menurut Libert, Paulus, dan
Strauss (Sunarto, 2002: 39) bahwa perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksinya dengan
lingkungan. Istilah perkembangan lebih mencerminkan perubahan psikologis.
Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada masa-masa tertentu yang merupakan
titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan dan merupakan kesiapan awal dari suatu
fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya (Makmun, 2009: 79). Belajar atau
pendidikan dan latihan adalah perubahan perilaku sebagai hasil usaha yang disengaja
oleh individu, sedangkan kematangan dan pertumbuhan adalah perubahan yang
berlangsung secara alamiah. Pada batas-batas tertentu perkembangan dapat dipercepat
melalui proses belajar.
1. Modifikasi struktur dan isi materi SMART EI memodifikasi struktur da nisi materi
disesuaikan dengan tingkat intelektual, kebutuhan pembelajaran siswa serta
penyiapan menguasai materi pengetahuan untuk memasuki pendidikan yang lebih
tinggi lagi. Kurikulum SMART memberi porsi lebih besar pada pembelajaran
keagamaan dibandingkan non keagaamaan. Dengan porsi perbandingan materi ajar
Diknas 75 %, keagamaan 25%. Di sekolah tidak mengikuti diknas. Pelajaran PPKN
menjadi 40 menit. Ada yang dikurangi dan ditambahkan jam belajarnya.
2. . Modifikasi waktu pembelajaran Ciri khas program akselerasi adanya penyingkatan
waktu tempuh pendidikan. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik kemampuan anak
genius dalam menyelesaikan setiap jenjang pendidikan yang relatif lebih pendek
dengan hasil belajar yang tinggi (Tirtonegoro, 2006:154). Dimana pada satuan
pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat menjadi 5
(lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3 (tiga) tahun dapat
dipercepat menjadi 2 (dua) tahun. Dengan adanya modifikasi waktu yang dilakukan
dalam pembelajaran bagi anak cerdas intelektual selanjutnya mempengaruhi
pengaturan kurikulum yang disusunnya.
3. Modifikasi kegiatan pembelajaran Pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya
diarahkan kepada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery-learning). Selain itu
peserta didik program kelas cerdas mendapatkan pengayaan mata pelajaran
Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris. Untuk modifikasi proses belajar mengajar,
SMART EI dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran Active Learning.
Dengan prinsip akselerasi tidak hanya isi materi ajar yang berbeda, sistem belajar
sebagai cara untuk menyampaikan materi tersebut dilakukan dengan prinsip
percepatan. Penyampaian dengan metode-metode yang variatif meningkatkan
pemahaman tinggi siswa, guru-guru di SMART mempraktikkan model Active
Learning. Dimana proses pembelajaran dilakukan dengan aktif dan interaktif. Siswa
dilibatkan dalam pembelajaran, diskusi kelompok, permainan-permainan dan
beragam model lainnya. Yang jelas, pembelajaran dikembangkan dengan sistem
Active Learning, siswa dimotivasi untuk belajar aktif 60-70% sisanya guru hanya
mengamati, menilai dan menambahkan.

Penentuan Kriteria: Kecerdasan, Prestasi non Akademik, Daya Tahan


terhadap Stress, Laki-laki, keluarga tidak mampu 2. Modifikasi Isi Kurikulum a.
Penetapan 7 mata pelajaran khas b. Kegiatan Pengembangan Diri: Kegiatan
Ekstrakurikuler, Enrichment dan Pelayanan konseling c. Pendidikan Kecakapan
Hidup d. Pembinaan Karakter e. Penyusunan Materi Keagamaan

1. Penentuan Kriteria: Kecerdasan, Prestasi non Akademik, Daya Tahan


terhadap Stress, Laki-laki, keluarga tidak mampu 2. Modifikasi Isi Kurikulum a.
Penetapan 7 mata pelajaran khas b. Kegiatan Pengembangan Diri: Kegiatan
Ekstrakurikuler, Enrichment dan Pelayanan konseling c. Pendidikan Kecakapan
Hidup d. Pembinaan Karakter e. Penyusunan Materi Keagamaan. (jurnal
Penyelenggaraan Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat di SMART
Ekselensia Indonesia)

4. Jelaskan bagaimana upaya saudara dalam mendesai media pembelajaran untuk


anak tunanetra .
Jawaban:
a. Format dan bentuk media Media berbentuk buku dua dimensi yang mempunyai
beberapa bagian dengan teknik pop up dua dimensi, serta beberapa bagian yang
dilengkapi dengan perangkat audio untuk suara. Media ini dilengkapi dengan huruf
tulisan braille yang dikhususkan untuk anak tunanetra
b. Menu Konten Konten isinya berupa pengenalan dan penjelasan singkat tentang area
publik yang dapat digunakan oleh tunanetra khususnya yang berada di Kota
Surabaya. Penjelasan singkat ini tertulis dapat huruf braille, tetapi ada beberapa yang
berupa file audio. Ilustrasinya sederhana dan tidak terlalu mementingkan warna,
karena targetnya adalah tunanetra total dan low vision.
c. Alur Desain Interaktif Media ini dapat dikatakan sebagian handmade, karena untuk
tulisan braille dibuat manual dengan reglet, beberapa bagian membutuhkan
penambahan bahan bertekstur, membutuhkan teknik pop up, dan juga audio. Dalam
beberapa bagian, ditambahkan permainan sederhana yang membutuhkan interaksi
dari target.
(jurnal Perancangan Media Interaktif Pengenalan Area Publik Untuk Anak-
anak Penyandang Disabilitas Tunanetra Usia 4-6 Tahun)

5. Jelaskan bagimana seorang tunanetra menggunakan ingatan kinestetik dalam


pembelajaran.
Jawaban:

a.  Indera pendengaran Indera pendengaran dapat memberikan informasi tentang kemajuan


hari. Pengembangan keterampilan mendengarkan juga secara bertahap akan membuat
anda sadar akan pola perilaku tetangga anda. Dengan dilatih, pendengaran juga akan
menjadi peka terhadap bunyi-bunyi kecil di lingkungan anda. Dari bunyinya, anda juga
dapat memperkirakan apa yang tengah dilakukan oleh orang-orang di sekitar anda.
b. Indera perabaan Indera perabaan dapat memberikan informasi yang biasanya anda
peroleh melalui indera penglihatan. Dengan meraba perbedaan bentuk kemasannya atau
teksturnya, anda dapat membedakan bermacam-macam bahan makanan yang akan anda
masak. Anda juga dapat menggunakan indera perabaan untuk mengenali pakaian anda.
Arus udara yang menerpa wajah anda dapat menginformasikan bahwa pintu atau jendela
telah dibiarkan terbuka. Kaki anda dapat belajar mendeteksi berbagai macam permukaan
jalan/lantai. Bagi individu tunanetra, tongkat merupakan perpanjangan fungsi indera
perabaan. Daya imaginasi dan kreativitas orang telah membantu para tunanetra
mengakses berbagai peralatan yang normalnya diakses orang secara visual.
c. Indera penciuman Betapa banyaknya bahan makanan yang dapat anda kenali melalui
indera penciuman. Indera penciuman juga dapat membantu anda mengenali lingkungan.
d. Sisa indera penglihatan Kondisi fisik secara keseluruhan, jenis gangguan mata yang
dialami, bentuk pengaruh cahaya terhadap mata, dan durasi baiknya penglihatan, sangat
berpengaruh terhadap seberapa baik individu yang low vision dapat menggunakan sisa
penglihatannya. 

(jurnal Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi


Individu Tunanetra)

Anda mungkin juga menyukai