Anda di halaman 1dari 13

KESULITAN BELAJAR

Oleh : Ika Naila Faiqotus Silvia (40120036)


APA ITU KESULITAN
BELAJAR ?

Kesulitan belajar lebih didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual,


memori maupun ekspresif di dalam proses belajar. Kesulitan belajar atau
learning disablities merupakan istilah generik yang merujuk kepada keragaman
kelompok yang mengalami gangguan dimana gangguan tersebut diwujudkan
dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan yang dapat menimbulkan gangguan
proses belajar.
Faktor- faktor yang menimbulkan kesulitan belajar

Faktor gangguan
emosional
Terjadi karena adanya trauma emosional
yang berkepanjangan yang mengganggu
hubungan fungsional sistem urat syaraf.

Faktor
pengalaman

Faktor pengalaman yang dapat menimbulkan kesulitan


belajar mencakup faktor-faktor seperti kesenjangan
perkembangan atau kurangnya pengalaman ilmu
lingkungan .
menelusuri tahapan kesulitan belajar, yang diklasifikasikan ke dalam
empat tataran, dari mulai penyebab sampai hasil. Tataran I
menunjukkan penyebab asli, baik yang terjadi pada saat kelahiran
maupun setelah lahir. dalam tataran II yang mungkin berupa
kerusakan otak, ketidakseimbangan kimiawai, hambatan emosional,
kesenjangan kematangan, dan/atau kemiskinan pengalaman yang
dapat menimbulkan kesulitan dalam persepsi, pembentukan konsep,
memori, dan proses lainnya sebagaimana tampak dalam tataran III.
Kesulitan-kesulitan yang terjadi pada tataran III menghasilkan
berbagai gaya belajar sebagaimana tampak pada tataran IV. Jika
ditilik dari proses tersebut maka suatu kesulitan belajar bisa
disebabkan oleh faktor ganda.

Bagan 8.1
Karakteristik Anak
Berkesulitan Belajar

Aspek
01 Kognitif
02 Aspek
Bahasa
Kasus kesulitan membaca (dyslexia)
yang sering ditemukan di sekolah • Di dalam proses belajar kemampuan berbahasa
merupakan contoh klasik dari merupakan alat untuk memahami dan
kekurangan keberfungsian aspek kognitif
anak berkesulitan belajar. Kasus menyatakan pikiran. Oleh karena itu pula
semacam tadi membuktikan bahwa anak aspek kemampuan bahasa seringkali tidak
berkesulitan belajar memiliki
kemampuan kognitif yang normal, akan dipisahkan dari aspek kognitif karena proses
tetapi kemampuan tersebut tidak berbahasa pada hakikatnya adalah proses
berfungsi secara optimal sehingga terjadi
keterbelakangan akademik kognitif. Tampak jelas bahwa masalah
kemampuan berbahasa anak akan berpengaruh
signifikan terhadap kegagalan belajar.
Aspek
04 Sosial dan
Emosi
Aspek
03 Motorik
• Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai
karakteristik sosial-emosional anak
berkesulitan belajar ialah: kelabilan emosional
merupakan masalah yang umumnya
dan ke-impulsif-an. Kelabilan emosional
dikaitkan dengan kesulitan belajar.
Masalah motorik anak berkesulitan ditunjukkan oleh sering berubahnya suasana
belajar biasanya menyangkut
hati dan tempramen. Ke-impulsif-an merujuk
keterampilan motorik-perseptual yang
diperlukan untuk mengembangkan kepada lemahnya pengendalian terhadap
keterampilan meniru rancangan atau
dorongan-dorongan berbuat.
pola.
Apa saja sebab-sebab
kesulitan belajar ?
1. Ketidakfungsiaan Minimal Otak

Ketidak berfungsian minimal otak digunakan untuk merujuk suatu


kondisi gangguan syaraf minimal pada anak. Ketidakberfungsian
ini bisa didapatkan dalam berbagai macam kombinasi kesulitan
seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa, memori, pengendalian
perhatian, impulse(dorongan), atau fungsi motorik. Contoh nya
anak menghadapi kesulitan untuk mengikuti kegiatan kelas seperti
membaca, mengeja, dan berhitung; kesulitan dalam memahami
konsep konkrit maupun abstrak; penampilannya cenderung kacau
atau tak beraturan-tinggi dalam bidang tertentu dan rendah dalam
bidang lainnya. Beberapa simpton spesifik dari ketidak
berfungsian otak yaitu :
 Kelemahan dalam persepsi dan pembentukan konsep
 Gangguan bicara dan komunikasi
 Gangguan fungsi motorik
 Kemunduran prestasi dan penyesuaian akademik
 Karakteristik emosional
 Gangguan proses berpikir
2. Aphasia

Aphasia merujuk kepada suatu kondisi dimana anak gagal


menguasai ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia
sekitar 30 tahunan. Ketidakcakapan bicara ini tidak dapat
dijelaskan karena faktor ketulian, keterbelakangan mental,
gangguan organ bicara, atau faktor lingkungan. Aphasia
tampak dalam berbagai bentuk dengan simptom yang cukup
kompleks. Secara garis besar simptom aphasia dapat
digolongkan ke dalam tiga karakteristik, yaitu :

 Receptive apashia

 Expressiv apashia

 Inner apashia
3. Dyslexia
Disleksia (dyslexia) atau ketidakcakapan membaca, adalah jenis
lain gangguan belajar. Simptom umum yang sering ditampilkan
anak disleksa ialah:
 Kelemahan orientasi kanan-kiri.

 Kecenderungan membaca kata bergerak mundur; seperti


“dia” dibaca “aid”

 Kelemahan keterampilan jari.

 Kesulitan dalam berhitung, kesalahan hitung.

 Kelemahan memori.

 Kesulitan auditif.

 Kelemahan memori-visual, tidak mampu memvisualkan


kembali objek, kata, atau huruf.
4. Kelemahan Perseptual atau
Perseptual Motorik
Kelemahan perseptual dan perseptual-motorik sebenarnya
merujuk kepada masalah yang sama. Persepsi itu sendiri
berfungsi membedakan stimulus sensoris, yang pada gilirannya
harus diorganisasikan ke dalam pola-pola yang bermakna.
Seorang anak membedakan dan menafsirkan objek sebagai
suatu kesatuan. Akan tetapi jika kelemahan perseptual-motorik
itu terjadi, hubungan antara persepsi dan gerak motorik akan
terganggu. Biasanya anak yang mengalami gangguan perseptual
motorik ini mengalami kesulitan dalam memahami dan
menyatakan ide. Simptom umum yang sering muncul yaitu :
 Kemiskinan koordinasi visual-motorik.

 Gangguan keseimbangan badan pada waktu berjalan maju,


mundur, dan menyamping.

 Kurang terampil dalam melompat.

 Kesulitan mengamati diri dalam konteks ruang dan waktu.

 DLL
D. Identifikasi anak kesulitan belajar

prinsip-prinsip dasar evaluasi bagi seluruh anak


berkesulitan belajar perlu diketahui dan dipahami. Prinsip-
prinsip dasar tersebut ialah:

1. Tes atau teknik evaluasi lain harus diberikan dalam bahasa


anak, dapat dipahami oleh anak.

2. Evaluasi harus dilakukan oleh tim dari berbagai disiplin,


setidak-tidaknya terdiri atas seorang guru atau ahli lain yang
mengetahui masalah kesulitan belajar.

3. Pelaporan hasil indentifikasi pada anak yang mengalami


kesulitan belajar
TERIMAKASIH
THANKS FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai