• OPERASI EKONOMIS
• PENGATURAN DAYA AKTIF : GOVERNOR
• KEANDALAN (LOLP)
OPERASI EKONOMIS
(ECONOMIC DISPATCH)
OPERASI EKONOMIS
(ECONOMIC DISPATCH)
• Biaya bahan bakar pembangkit.
• Operasi ekonomis dalam sebuah stasiun
• Operasi ekonomis antara stasiun
BIAYA BAHAN BAKAR
F a.P2 b.P c biaya/jam (juta rupiah/jam)
Juta rupiah
F 0,012 P 0,1326 P 17,7515
2
jam
Juta rupiah
F 0,012 P 2 0,1326 P 17,7515
jam
DAYA GUNA MAKSIMUM
Daya guna maksimum diperoleh jika pembangkit dioperasikan pada
daya yang memberikan biaya per MWh yang minimum.
Juta rupiah
F 0,012 P 0,1326 P 17,7515
2
jam
Juta
MW Juta rupiah/MWh 1.061
Rupiah/jam
… … … 1.06
35 37.0925 1.05979 1.059
36 38.0771 1.0577 1.058
37 39.0857 1.05637 1.057
38 40.1183 1.05574
39 41.1749 1.05577 1.056
40 42.2555 1.05639 1.055
… … … 1.054
1.053
34 35 36 37 38 39 40 41
PERUBAHAN BIAYA BAHAN BAKAR ()
dF
dP
Juta rupiah
F 0,012 P 2 0,1326 P 17,7515
jam
dF Juta rupiah
0,024 P 0,1326
dP MWh
Juta rupiah
0,024 x 38 0,1326 1,04
MWh
Juta rupiah
F 0,012 P 2 0,1326 P 17,7515
jam
dF Juta rupiah
0,024 P 0,1326
dP MWh
OPERASI EKONOMIS DALAM SATU STASIUN
jam
$
F2 0,0048 P 6,4 P2
2
2
jam
Untuk jumlah daya pembangkitan yang tetap, kenaikan pembangkitan pada
salah satu unit dan penurunan pembangkitan pada unit lain harus
memberikan penurunan pada biaya total.
DAYA BIAYA
TOTAL BIAYA
UNIT 1 UNIT 2 UNIT 1 UNIT 2
405 495 3896.10 4344.12 8240.22
404 496 3884.86 4355.28 8240.14
403 497 3873.64 4366.44 8240.08
402 498 3862.42 4377.62 8240.04
401 499 3851.20 4388.80 8240.01
400 500 3840.00 4400.00 8240.00
399 501 3828.80 4411.20 8240.01
398 502 3817.62 4422.42 8240.04
397 503 3806.44 4433.64 8240.08
396 504 3795.26 4444.88 8240.14
395 505 3784.10 4456.12 8240.22
Bagaimana setiap unit ?
$ dF1 $
F1 0,004 P 8 P1
2 1 0,008 P1 8
1
jam dP1 MWh
$ dF2 $
F2 0,0048 P 6,4 P2
2 2 0,0096 P2 6,4
2
jam dP2 MWh
Daya minimum dan maksimum kedua unit adalah 100 MW dan 625 MW. Hitung
pembangkitan setiap unit agar diperoleh biaya opersai yang ekonomis dan berapa biaya
operasinya ?
• beban = 900 MW
• beban = 300 MW
• beban = 1150 MW
• Fungsi tujuan/objektif adalah persamaan
biaya total
FT F1 F2
FT 0,004 P12 8 P1 0,0048 P22 6,4 P2
Unit 1
l1
Unit 2
Unit 3
lstasiun
l4 Unit 4
P1 P2 P3 P4
Beban Stasiun Pembangkit = P1 + P2 + P3 + P4
Persamaan biaya bahan bakar dua unit pembangkit
adalah :
$ $
F1 0,004 P 8 P1
1
2
F2 0,004 P 12 P2
2
2
jam jam
$
F1 0,004 P 8 P1
1
2
jam
$
F2 0,0048 P 6,4 P2
2
2
jam
clear all
pers_biaya = @(P) ( 0.004 * P(1)^2 + 8*P(1) +...
0.0048*P(2)^2 + 6.4*P(2) )
Aeq = [1 1]
beban=[250 300 350 600 900 1175 1200 1250]
daya_min=[100 100]
daya_maks=[625 625]
nilai_awal=[0 0]
for i=1:8;
beq=beban(i);
[daya,biaya] = fmincon(pers_biaya, nilai_awal,[ ],[ ],Aeq,beq, daya_min, daya_maks,[ ]);
unit_1(i)=daya(1);
unit_2(i)=daya(2);
biaya_total (i)= biaya(1);
end
clc
disp ('===================================')
disp (' beban unit 1 unit 2 biaya total')
disp ('===================================')
for i=1:8
fprintf (' %8.2f %8.2f %8.2f %10.0f\n',beban(i),unit_1(i),unit_2(i),biaya_total(i))
end
Daya Unit Daya Unit
Beban 1 2 Biaya Total
200 100 100 1528
300 100 200 2312
350 100 250 2740
600 236.36 363.64 5076
900 400 500 8240
1175 550 625 11485
1200 575 625 11797
1250 625 625 12437
Persamaan biaya bahan bakar dua unit pembangkit adalah :
$ $
F1 0,004 P12 8 P1 F2 0,0048 P22 6,4 P2
jam jam
$ $
F3 0,004 P 8 P1
1
2
F4 0,006 P 7 P2
2
2
jam jam
Daya minimum setiap unit adalah 100 , 150, 100 dan 200 MW.
Daya maksimumsetiap unit adalah 625 , 625, 625 dan 800 MW.
beban :
• 400 MW
• 600 MW
• 1500 MW
• 2500 MW
Pembebanan Pembangkit
(Djiteng V.2)
• PLTD : tidak bermasalah dengan daya min.
tetapi jika berbeban rendah, ruang bakar
cepat kotor karena pembakaran kurang
sempurna
• Kendala suhu : tidak dapat mencapai kapasitas
maksimum.
• Reaksi terhadap beban : cepat. 0 sd 100 %
kurang dari 10 menit
PLTU
• Beban maksimum : bisa lebih dari
kapasitasnya tetapi dalam waktu yang singkat
• Beban minimum : 25 %, karena kendala
pengontrolan. Pada beban rendah, nyala api
kurang stabil & mudah padam
• Reaksi thd penambahan beban : lambat &
perlu beberapa tahapan.
PLTG
• Beban maksimum dapat melebihi
kapasitasnya tetapi dalam waktu yang relatif
singkat
• Beban min : biaya operasi yang mahal jika
beban terlalu rendah
• Perubahan beban : relatif cepat, 0 sd 100 %
dalam waktu 15 menit
PLTA
• Beban minimum dibatasi oleh masalah kavitasi
• Beban maksimum sesuai kapasitasnya
• Reaksi terhadap perubahan beban sangat
cepat. 0 sd 100%, kurang dari ½ menit
OPERASI EKONOMIS ANTARA STASIUN
PL P2
P1
1 2
Beban1 Beban2
PL P B P T
PL : Rugi daya
P : Daya pembangkitan setiap stasiun
B : Koofisien kehilangan daya
• Fungsi kekangan/constraint
k
P
k
n PL PB 0 P
n1
n : Jumlah daya pembangkitan
n1
PL : Rugi daya
PB : Daya beban
kekangan : nonlinier
• Penyelesaian dapat diperoleh dengan metode iteratif (file
operasi ekonomis.pdf) atau dengan optimasi menggunakan
matlab.
CONTOH
Persamaan biaya bahan bakar 3 stasiun pembangkit adalah :
$
F1 0,004686 P12 23,76P1 1683 150 MW P1 600 MW
jam
$
F2 0,00582 P22 23,55 P2 930 100 MW P1 400 MW
jam
$
F3 0,01446 P32 23,7 P3 234 50 MW P1 200 MW
jam
Beban = 850 MW
3 0 0
B 10-5 x 0 9 0
0 0 12
UNIT 1
UNIT 2
UNIT K UNIT 1
STASIUN 1 JARINGAN SISTEM UNIT 2
TENAGA LISTRIK
UNIT K
UNIT 1
STASIUN K
UNIT 2
UNIT K
STASIUN 2 UNIT 1
UNIT 2
UNIT K
STASIUN 3
CONTOH
Persamaan biaya bahan bakar untuk unit-unit dari 3 stasiun pembangkit adalah :
4 1 2
B 10-5 x 1 5 3
2 3 6
• Governor
• Pengaturan primer : speed drop/free governor
dan pengaturan sekunder
• Energi pengaturan & Statisme
• Pengaruh frekuensi terhadap beban
GOVERNOR
• Daya aktif berhubungan dengan frekuensi
• Sistem tenaga harus menyediakan tenaga
listrik dengan frekuensi pada rentang tertentu
• Pengaturan frekuensi →pengaturan daya aktif
→ Pengaturan bahan bakar →pengaturan
governor
Penyetelan
N0/F0 N0/F0
N1/F1 N1/F1
fSISTEM= f1 = f2 fSISTEM= f1 = f2
fB
fA S1
S2 S2
S1
P1 P2 P2 P1
Isochronous
Isoch. Ok
Limited Ok
Limited
Speed Drop > 0
N0/F0
P1
F1
F2
N1/F1
N1/F1
Speed Drop
(Pengaturan Primer : Governor Free)
• Sifat governor yang tidak dapat mengembalikan nilai frekuensi
ke frekuensi semula dikenal dengan : speed drop (merupakan
pengaturan primer)
Frekuensi perubahan frekuensi f
speed drop
perubahan beban P
Daya
P
fSISTEM= f1 = f2
• S1 > S 2
fA • Beban pada frek fA, PA = P1(A) + P2(A)
fB • Beban pada frek. fB, PB = P1(B) + P2(B)
S2
S1
fA
fB • Beban A = P1(A) + P2(A)
S2
• Beban B = P1(B) + P2(B)
DP1 • Beban B > Beban A
S1 • S2 < S1 ΔP2 > Δ P1
DP2
Jika terjadi perubahan beban, pembangkit dengan speed drop yang lebih
kecil akan menanggung perubahan beban yang lebih besar
PERUBAHAN PEMBAGIAN BEBAN AKIBAT
PERUBAHAN SPEED DROP
fSISTEM= f1 = f2 fSISTEM= f1 = f2
fB
fA
P1 P2 P2 P1
fA
fB
PENGATURAN SEKUNDER
P1 P2 Daya
fB fB
fA fA
P1 P2 P1 P2 P1 P2
P1 + P2 = konstan, fB > FA
fB
fA
P1 P2 P2 P1
C C1
S1
C2
S2 S
C3
S
S3 S
P P
CONTOH
51
50.5
50
49.5
49
48.5
48
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
52
51.5
f1 0,04P1 51
51
f2 0,02P2 50,8
50.5
f1 f2
50
0,04P1 51 0,02P2 50,8
49.5
P1 P2 40
49
f1 f2 f 50,33 Hz 48.5
P1 16,7 MW 48
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
P2 23,3 MW
52
51.5
51
50.5
50
49.5
49
48.5
48
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
PERHITUNGAN SPEED
f1 f2 fsistem
f1 f2 fsistem 50,5 49,5 1
f1 1
S1 0,002292 0,229%
P1 436,36
f2 1
S2 0,00275 0,275%
P2 363,63
Setelan governor dan perbedaannya terlalu kecil, sebaiknya ubah rentang beban.
CONTOH
P1 54,5454
P2 45,4545
f1 f2 fsistem
Bagaimana pengaturan speed f1 f2 fsistem 1
drop governor untuk beban 350 sd
450 jika frekuensi dibatasi antara f1 1
S1 1,83%
49,5 sd 50,5 Hz ? P1 54,5454
f2 1
S2 2,2%
P2 45,4545
f1 0,0183 P1 52,33
f2 0,0220 P2 56
55
54
53
52
51
50
49
48
Unit 1
47 Unit 2
46
45
100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
PENGATURAN PRIMER DAN SEKUNDER
• Apa yang harus dilakukan jika beban melebihi 450
MW?
• Frekuensi semakin turun, perlu dilakukan
pengaturan sekunder.
• Speed drop harus tetap agar pembagian beban tidak
berubah.
• Speed drop : untuk perubahan kecil pada beban
• Pengaturan sekunder : untuk perubahan beban
yang lebih besar yang frekuensinya tidak bisa
ditanggulangi oleh speed drop.
ENERGI PENGATURAN (Kf)
• Energi pangaturan : perubahan daya sistem untuk
setiap Hz perubahan frekuensi sistem (MW/Hz)
Psistem
Kf MW/Hz
f sistem
1 1 1
Kf ...
S1 S2 S3
S1, S2, S3, … : speed drop pembangkit
STATISME
• Statisme : speed drop yang mewakili gabungan sejumlah
pembangkit yang terinterkoneksi.
• Statisme : perubahan frekuensi untuk setiap MW perubahan
beban sistem (Hz/MW)
Frekuensi
sistem
perubahan frekuensi sistem
statisme
perubahan beban sistem f1
f 1 f2 Statisme
statisme sistem
Psistem K F
P1 P2 Beban
sistem
Jumlah unit dan statisme
S1 Statisme
S1 S2
Statisme
S2 S3
Frekuensi = 48.5 Hz
Daya pada setiap unit :
• unit 1 = 20 MW
• unit 2 = 35 MW
• unit 3 dan unit 4 = 32,5 MW
PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI
TERHADAP BEBAN
• Beban-beban seperti peralatan yang mengandung motor
listrik sangat dipengaruhi oleh frekuensi.
• Jika frekuensi turun, daya yang digunakan akan turun dan
lebih kecil dari daya nominalnya.
Garis
beban P
D (MW/Hz)
f f
Statisme 1
f beban Pbeban C
D
P
Garis Garis
beban 1 beban 2
fnominal
fB
Statisme
P1 P’2 P2
Garis
beban 2
fnominal
Df
fB
DP
P1 P’2 P2
• ΔP dipengaruhi oleh karakter beban. Nilainya dijadikan sebagai acuan untuk penambahan
daya melalui pengaturan sekunder agar frekuensi dan beban kembali ke nilai nominalnya
• Penambahan daya dilakukan secara bertahap dan dikoordinir oleh pusat pengatur beban
CONTOH
• Sebuah sistem tenaga listrik terdiri dari 2 pusat listrik, yaitu
PLTD dan PLTG. Didalam PLTD terdapat 4 unit yang sama, yaitu
4 x 5 MW, sedangkan dalam PLTG terdapat dua unit yang
sama yaitu 2 x 15 MW. Sebuah unit PLTG tidak siap beroperasi
karena sedang menjalani pemeliharaan
• Penyetelan governor dari unit yang beroperasi menghasilkan
energi pengaturan sebesar 3 MW/Hz. Kalau unit-unit PLTD
berbeban 4 x 4 MW dan PLTG berbeban 10 MW dengan
frekuensi sistem 50 HZ, sedangkan karakteristik beban
menunjukkan penurunan beban 1 MW untuk penurunan
frekuensi 1 Hz, maka apabila beban sistem naik 5 MW, tanpa
ada pengaturan sekunder frekuensi sistem menjadi berapa ?
• Jika dilakukan pengaturan sekunder sedemikian hingga terjadi
penambahan daya yang dibangkitkan sebesar 1 MW, hitung
frekuensi sistem
(Operasi sistem tenaga listrik, Djiteng Marsudi)
1 1
Statisme 0,333 MW/Hz Beban naik 5 MW f 0,333 P 58,67
Kf 3
Pbeban 26 5 31 f P 19
fsistem 0,333 Psistem C f beban Pbeban C diperoleh
Psistem 4 x 4 10 26 C 50 31 19 P 29,75
f beban Pbeban 19 f 48,75
fsistem 50
diperoleh
C 58,67
Garis beban
(kondisi awal) Garis beban
fbeban Pbeban 24 setelah penambahan beban
D 1 MW/Hz fbeban Pbeban 19
fA
Pada beban 26 MW, frekuensi 50 Hz. fB
Persamaan garis beban kondisi awal : Statisme
1
f beban Pbeban C
D P=29,75
f beban Pbeban 24 f=48,75
P1 P’2 P2
Jika dilakukan pengaturan sekunder sedemikian hingga terjadi
penambahan daya yang dibangkitkan sebesar 1,25 MW, hitung
frekuensi sistem
P1 P’2
– Daya yang harus ditambahkan melalui pengaturan sekunder pada setiap unit agar
frekuensi dan beban kembali kenilai nominalnya
• Kekurangan daya ΔPsistem = 120 – 115.8716 = 4.12844 MW.
• Kf = 33,333 MW/Hz
Df '
DP
fnominal
Df
fB P
Kf
f '
4.12844
DP
33,333
f '
f ' 0.12385
P’2 P2
0.12385
Penambahan daya pada setiap unit melalui pengaturan sekunder : Pi
Si
Unit 1 = 0.8257MW
Unit 2 = 1.2385MW
Unit 3 = 1.0321MW
Unit 4 = 1.0321MW
Daya pada setiap unit setelah dilakukan pengaturan sekunder :
unit 1 = 20 MW
unit 2 = 35 MW
unit 3 dan unit 4 = 32,5 MW
50
48,62
4,13
115,9 120
xMTTR
FOR
xMTTR 8760
– : rata-rata jumlah gangguan per tahun
– MTTR : rata-rata waktu perbaikan setiap gangguan
• FOR tahunan untuk PLTA berkisar 1%, PLTG 7%, PLTU (minyak) 9%, PLTU (batubara)
10 %.
PROBABLITAS KETERSEDIAAN (availability)
• Peluang ketersediaan dianalisis berdasarkan nilai FOR
(ketidaktersediaan)
Ketersediaan = 1 - ketidaktersediaan
• INGAT KEMBALI MATERI PROBABILITAS
PROBABLITAS KETERSEDIAAN (availability)
• Tiga unit pembangkit dengan data :
UNIT DAYA F.O.R.
1 500 0.01
2 1000 0.03
3 1000 0.02
1500
1000
500
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
HARI
• Daya beban lebih besar dari 1000 MW berlangsung selama 270 hari
• Peluang daya pembangkitan 1000 : 0.0010880
• Kemungkinan jumlah hari pemadaman akibat daya pembangkitan 1000 adalah
0.0010880 x 270 = 0.2938 hari
• Karena peluang memperoleh daya total
pembangkitan dipengaruhi oleh kemungkinan
pengoperasian unit-unit pembangkit, maka
kemungkinan jumlah hari pemadaman adalah
komulatif dari setiap daya total pembangkitan.
• LOLP yang dijadikan standar untuk menilai
keandalan sistem pembangkit adalah LOLP
komulatif.
• Jawa : 1 hari/tahun, luar jawa 5 hari/tahun
• Hitung keandalan sistem pembangkit pada soal sebelumnya
1500
2 1000 0.03
1000
3 1000 0.02
500
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
HARI
PENGOPERASIAN
Daya Total Daya PROBABILITAS Daya Pembangkit < Beban LOLP
NO PROBABILITAS
Pembangkit UNIT 1 UNIT 2 UNIT 3 Pembangkit (KOMULATIF) (hari/tahun) (HARI/TAHUN)
3000
2500 2500
2250
2000
1000 1000
800
500
100
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400