Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Anestesi Umum dengan Anestesi Balans Pada Pasien


dengan Operasi Tonsilektomi

Oleh Muhammad Sukri, S. Ked –


I4061172019
Dokter Pembimbing :
dr. Daris Hidayat, Sp.An

Kepaniteraan Klinik Stase Anestesiologi dan Reanimasi


Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
Identitas pasien

 Nama : An. Alhabiburohim


 Jenis Kelamin :
 Usia : 6 Tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pelajar
 Tanggal MRS : 26 April 2021
 Pendidikan : SD
 Alamat : Dusun maju sari,
Radak baru, Terentang, Kubu raya, Kal-bar
Keluhan Utama
Rasa mengganjal di
tenggorokan

OS datang ke poliklinik THT RS Kartika Husada dengan keluhan rasa mengganjal di


tenggorok yang dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, rasa mengganjal di tenggorok
dirasakan terus menerus dan semakin berat sejak 2 minggu terakhir. OS juga
mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan, rasa kering, dan gatal pada
tenggorokan, batuk, pilek dan demam yang dirasakan OS terutama ketika serangan.
Keluhan-keluhan tersebut dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun lalu, akan tetapi ketika
pemeriksaan, OS tidak mengeluhkan hal-hal tersebut. OS juga mengeluhkan saat tidur
mendengkur (ngorok), rasa tercekik saat tidur dan terbangun tiba-tiba karena sesak
nafas, kadang dirasakan OS selama 2 minggu terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Sosial

Kelas III Mandiri


E4M6V5

140 BB : 14 kg
TB : 80 cm
120/90 IMT :21,8 kg/m2

99
20
Kesimpulan : Normal
36,7
Status Generalis
Kepala Normocephal
Mata Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-), injeksi konjungtiva (-),
refleks cahaya langsung (+/+),refleks cahaya tidak langsung (+/+),
pupil isokor (3 mm/3 mm)
Telinga Sekret (-/-), Aurikula hiperemis (-/-)
Mulut Bibir Sianosis (-), Bibir Kering (+),
Dinding faring merah muda, Tonsil T3/T3 hiperemis, permukaan
mukosa tidak rata (+/+), kripta melebar (+/+), detritus (+/+)
Hidung Hiperemis (-), Sekret mukopurulen (-), Massa (-), edema (-), Nyeri
tekan (-), deformitas (-)
Leher Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar
getah bening (-), JVP meningkat (-)

Dada Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)


Paru Inspeksi : gerakan dinding dada simetris
Palpasi : fremitus taktil kanan=kiri
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Status Generalis

Jantung Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat


Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : batas pinggang jantung SIC III linea parasternalis
sinistra, batas jantung kanan pada SIC IV linea parasternalis
dekstra, batas kiri jantung pada ICS VI linea axillaris anterior
Auskultasi : S1,S2 irreguler, Gallop (-), Murmur (-)

Abdomen Inspeksi : simetris, hiperemis (-), hematom (-)


Auskultasi : Bising usus (+) normal, Bruit (-)
Perkusi : timpani, pekak hepar (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), betas hepar dan lien dalam batas normal

Ekremitas Akral Hangat, CRT<2 detik


Pemeriksaan Laboratorium
26 April 2021

HB WBC PLT GDS

12,2 6.700 260.000 79

Bleeding Time : 2 menit


HbSAg Non- Reaktif Clothing Time : 4 menit
HIV

SARS-CoV-2
Rapid Antigen Test
Non-Reaktif
Antibodi
Negatif
KESIMPULAN
 Diagnosis Pre Operatif
Adeno tonsilitis
 Status Operatif
Status Fisik ASA 1
 Jenis Operasi
Tonsilektomi
 Jenis Anestesi
General Anestesi – Anestesi Balans

Pada Prinsipnya Setuju Dilakukan Tindakan Anestesi dengan


Status Fisik ASA 1
Persiapan Pra Anestesia

 Edukasi
 Puasa 6 jam Pre Operasi
 Informed Consent Tindakan Anestesi
PEMBAHASAN
Anestesi Umum
Hipnotik

Analgetik

Muscle Relaxant

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019.
Jakarta : PT Gramedia.
Anestesi Umum
Keuntungan Kerugian
 Mengurangi kenangan buruk  Membutuhkan persiapan pasien
intraoperative. prabedah.
 Memungkinkan penggunaan pelumpuh  Membutuhkan perawatan dan biaya
otot. yang relatif tinggi.
 Memfasilitasi kendali penuh pada  Dapat mengiduksi fluktuasi fisiologis
saluran nafas dan sirkulasi. yang bersifat intensif.
 Dapat digunakan pada kasus alergi atau  Menimbulkan komplikasi berupa mual-
kontraindikasi pada anestesi lokal. muntah, sakit kepala, dan sakit
 Dapat diberikan pada posisi pasien tenggorokan.
terlentang.
 Dapat digunakan pada prosedur dengan
durasi dan kesulitan yang tidak dapat
diprediksi.
 Dapat diberikan dengan cepat dan
reversible. Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi
dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN.
2019. Jakarta : PT Gramedia.
Terapi Cairan
 Puasa
Puasa 6 jam

 Kebutuhan Basal
4 ml/kgBB/jam = 4 ml/kgBBB/jam x 14 kg x 1 jam =
56 ml

 Stress Operasi
Pemeliharaan 4ml/kgBB/jam = 4 ml/kgBB/ jam x 14 kg
x 1 jam = 56 ml

 Perbedaan Suhu
-
Tindakan dan Monitoring
Jam TTV Keterangan

08.40 TD 120/90 mmHg Pasien masuk kamar operasi


HR 140 x/m Di berikan Premedikasi
RR 20 x/m Inj. Sulfas Atrofin 0,37 mg
SpO2 99% free air Inj. Diazepam 2 mg
08.45 TD 120/90 mmHg Dilakukan Induksi
HR 140 x/m Inj. Ketamin 40 mg
RR 20 x/m Inj. Fentanyl 50 mcg
SpO2 99% Inj. Atracurium 10 mg
Sungkup dengan O2 3L, N2O 2L, Isoflurance 1,5%
Setelah 3-5 menit Dilakukan Pemasangan ETT
08.50 TD 140/87 mmHg Intubasi dengan ETT 5.0 mm dan penggunaan ventilator dengan
HR 143 x/menit volume tidal 450 ml dan RR 14 kali per menit
RR 20 x/menit O2 3L, N2O 2L, Isoflurance 2,5%
SpO2 99% Operasi dimulai
08.55 TD 130/85 mmHg O2 3L, N2O 2L, Isoflurance 2,5%
HR 145 x/menit Operasi Berlangsung
RR 20 x/menit
SpO2 99%
Tindakan dan Monitoring
Jam TTV Keterangan

09.00 TD 140/80 mmHg O2 3L, N2O 2L, Isoflurance 2,5%


HR 145 x/menit Operasi Berlangsung,
RR 20 x/menit
SpO2 98%
09.05 TD 140/84 mmHg O2 3L, N2O 2L, Isoflurance 2,5%
HR 142 x/m Operasi Berlangsung
RR 20 x/m Inj. As. Tranexamat 250 mg (permintaan Operator)
SpO2 98%
09.30 TD 145/90 mmHg Operasi Selesai
HR 143 x/menit Inj. Aminophilin 48mg
RR 20 x/menit Inj. Nocoba 2cc
SpO2 99% Inj. Ketorolac 30mg
Ventilator dicabut
09.40 TD 140/88 mmHg Pasien di pindahkan ke ruang Recovery room
HR 142 x/menit
RR 20 x/menit
SpO2 99%
Premedikasi

Dosis : 0,01 – 0,02 mg/kgbb (anak),


0,5 mg (dewasa)
Efek : Antikolinergik
1. Mencegah hipersekresi kelenjar ludah
dan saluran pernafasan
2. Relaksasi otot bronkiolus
3. Mencegah bradikardia
Onset : ≤ 30 Detik
Durasi 4 – 6 Jam
Kontraindikasi : Alergi SA
Efek Samping Lain : Demam dan
Takikardia
Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.
https://www.sciencedirect.com/topics/neuroscience/atropine
Diazepam
Dosis : 0,2 mg/kgbb (anak), 10-20 mg
(dewasa)
Efek : Anxiolytics / Antikonvulsan /
Hipnotik & Sedatif
Kontraindikasi :
• Insufisiensi pernapasan berat atau
akut
• Sindrom apnea tidur
• Miastenia gravis
• Anak usia dibawah 6 bulan
Induksi (Hipnotik)

Dosis : 1-4,5 mg/kgbb (dewasa & anak)


Efek :
1. Bradikardia dan Hipotensi
2. Depresi Jalan Nafas
3. Membuat pasien tidak sadar (hipnotik) serta
Sedasi
Onset : < 1 menit
Durasi : 4-8 menit
Kontraindikasi : Alergi ketamin

Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.


Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 2018. USA :
Mc Graw Hill
Psirides A. Wellington ICU Drug Manual. 2019. Australia :Weilington.
Opioid Analgetik
Dosis : 1- 2 mcg/kgbb (anak), 50-200 mcg (dewasa)
Efek : Agonist reseptor μ di Sistem Saraf Pusat
(Opioid)
1. Bradikardia dan Hipotensi
2. Depresi Jalan Nafas
3. Merangsang mual-muntah
4. Mengurangi peristaltic usus
Onset : < 1 menit
Durasi : 30-60 menit
Kontraindikasi : Alergi Fentanyl
Efek Samping Lain : Hati-hati terhadap pemberian
fentanyl dengan bolus cepat karena dapat
mengakibatkan kekakuan otot nafas

Vahedi, Hojat SM, et al. Comparison between intravenous morphine versus fentanyl in acute pain relief in drug
abusers with acute limb traumatic injury. World journal of emergency medicine. 2019, 10.1: 27.
Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.
Psirides A. Wellington ICU Drug Manual. 2019. Australia :Weilington.
Atracurium (Muscle Relaxant)

Dosis : 0,5 mg/kgBB


Efek : neuromusculuar blocking agent
1. Depresi Jalan Nafas
2. Relaksasi Otot
Onset : 2,5-3 menit
Durasi : 30-45 menit
Kontraindikasi : Alergi Atracurium
Hati-hati pemberian pada pasien Asma

Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.


Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 2018. USA :
Mc Graw Hill
Asam Tranexamad
Dosis : Dewasa 1000 mg IV, Dosis Maks
2000 mg, dosis anak 20 mg/KgBB
Efek : Antifibriinolitik dan Antiinflamasi
Pasien trauma yang mempunyai risiko
mortalitas tinggi akibat perdarahan
1. Hipotensi
2. Nyeri kepala
3. Nyeri abdomen

Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.


Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 2018. USA :
Mc Graw Hill
Aminophylline
Dosis : 5 mg/KgBB
Efek :
• Gastrointestinal, misalnya : Mual,
muntah, diare.
• Susunan saraf pusat, misalnya : Sakit
kepala, insomnia.
Kontraindikasi
Porfiria akut (sekelompok kelainan genetik
yang timbul akibat proses pembentukan
heme (bagian protein darah) yang tidak
sempurna).
Menggunakan turunan xanthin lainnya.
Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.
Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 2018. USA :
Mc Graw Hill
Naloxone HCl
Dosis : 0,4 mg Dosis Maksimal 10 mg
Efek : Opioid Antagonis
Mengembalikan depresi pernapasan pada
kondisi overdosis opioid

Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.


Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 2018. USA :
Mc Graw Hill
N2O (Nitrit Oksida)
Efek :
1. Analgetik lemah
2. Hipnotik
3. Depresi nafas
4. Merangsang mual-muntah

Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of
Therapeutics. 2018. USA : Mc Graw Hill
Isofluran
Efek :
1. Hipnotik
2. Relaksasi Otot
3. Analgetik
4. Hipotensi
5. Hipertermi Maligna

Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 2018. USA :
Mc Graw Hill
Tindakan memasukkan pipa
trakhea kedalam trakhea , disertai
dengan pengembangan balon di
Vagal Reflek DEFINISI bawah pita suara dan
Trauma dihubungkan dengan O2.
Laringospasme

KOMPLIKASI INTUBASI INDIKASI


ETT

1. Mempertahankan patensi jalan


Trauma jalan nafas nafas
atau obstruksi yang KONTRA 2. Melindungi jalan nafas dari
tidak memungkinkan INDIKASI aspirasi
untuk dilakukannya 3. Ventilasi Positif
intubasi. 4. Pemberian obat-obatan tertentu
5. Operas pada mulut, sekitar jalan
nafas dan wajah.
Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi
Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019. Jakarta : PT Gramedia.
Endrotrakeal Tube

Malammpati
Kelas 1 : Terlihat Arkus Pallatum, Fauces,
Uvula Pallatum mole dan durum
Kelas2 : Terlihat sebagian uvula, arkus
pallatum, uvula, fauces
Kelas 3 : Palatum mole dan durum
Kelas 4 : Palatum durum

Pada An.A digunakan ETT diameter


5.0 mm

Morgan, Mikhail. Clinical Anesthesiology. 2018. USA: MC Graw Hill Education.


09.40

85
140/85
Compos Mentis
99 E4M6V5
22
36,7
Skor Aldrete

 Aktifitas 2  Mampu menggerakan 4 kaki


 Pernafasan 2  Nafas Spontan , Batuk (-)
 Warna kulit 2  Merah muda
 Sirkulasi 1  Perbedaan TD ± 30 mmHg
 Kesadaran 2  Compos Mentis
 Jumlah =9  Pasien boleh kembali ke bangsal

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks
KASI PERDATIN. 2019. Jakarta : PT Gramedia.
Instruksi Post Operasi

1. IVFD Ringer Lactate 15 tpm


2. Inj. Ketorolac 30 mg (iv)
3. Inj. Ondancentron 4mg jika mual
Ketorolac

Dosis : 0,6 mg/kgBB(anak), 30 mg


(dewasa)
Efek : Analgetik Non-Steroidal
Antiinflammatory Drug
1. Memperpanjang waktu perdarahan
2. Ulserasi Saluran Cerna.
Onset : 30 menit
Durasi : 6-8 jam
Kontraindikasi : Alergi NSAID dan
Aspirin

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019.
Jakarta : PT Gramedia.
Ondansentron (antiemetik)

Dosis : 0,15 mg/kgBB(anak), 4-8 mg (dewasa)


Efek : 5HT3 (serotonin) Receptor antagonis
1. Nyeri Kepala
2. Konstipasi
3. Malaise
Onset : 15-30 menit
Durasi : 6-8 jam
Kontraindikasi : Alergi

Laurence LB, Randa HD, Bjorn CK Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 2018.
USA : Mc Graw Hill
Kesimpulan

1. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang


didapatkan diagnosis Tonsillitis yang direncanakan dilakukan
tindakan pembedahan Tonsilektomy dengan general anestesi
dengan anestesi balans.
2. Pemilihan anestesi ini sudah sesuai indikasi, yaitu daerah
operasi di ekstremitas atas, kondisi pasien dan durasi operasi.
3. Terapi pre,intra, dan post operasi sangat penting untuk
mencegah efek samping obat anestesi.
TERIMA KASIH
Muhammad Sukri, S. Ked –
I4061172019

Anda mungkin juga menyukai