Adapun beberapa parameter umum yang digunakan untuk menggambarkan sifat fisik batuan dari
beberapa parameter ini dengan memperhatikannya kita dapat mencapai nilai densitas batuan yang baik :
• bobot isi
• berat jenis
• kadar air
• derajat kejenuhan
• Porositas
• angka pori.
1. Bobot Isi
Bobot isi adalah ukuran berat batuan per volume tertentu, dan mengindikasikan seberapa padat atau
berongga struktur batuan tersebut.
Bobot isi yang tinggi menunjukkan batuan yang lebih padat, sementara bobot isi yang rendah
menandakan batuan dengan lebih banyak rongga atau pori.
Berat jenis adalah ukuran berat batuan per volume tertentu, dan digunakan untuk mengukur seberapa
berat suatu batuan dibandingkan dengan berat jenis air. Berat jenis batuan dapat memberikan
informasi tentang kerapatan dan komposisi batuan.
Kadar air adalah rasio antara berat air yang ada didalam batuan dengan berat batuan itu sendiri. Kadar
air meliputi:
Kuat tekan, atau Uniaxial Compressive Strength (UCS), diukur pada saat contoh batuan mengalami
kegagalan atau keruntuhan akibat beban yang diterapkan.
Uji UCS dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus yang memampatkan sampel batuan dari
satu arah, yaitu uji tekan uniaksial. Sampel batuan ditempatkan di antara dua plat uji, dan tekanan,
gaya, serta beban yang diperlukan untuk menghancurkan sampel ini diatur dan diterapkan. Hasil dari
pengujian ini direkam melalui komputer yang terhubung dengan peralatan uji tekan uniaksial. Metode
ini memungkinkan kita untuk mengukur kuat tekan batuan dengan tepat dan akurat, yang merupakan
informasi kunci dalam bidang mekanika batuan.
Adapun persamaan yang digunakan dalam uji ini sebagai berikut:
Dimana:
𝜎c = Kuat tekan uniaksial (MPa)
F = Gaya yang diberikan pada contoh batuan agar runtuh (kN)
A = Luas penampang sample yang dihitung ()
Modulus young
Modulus elastisitas atau Modulus Young merupakan parameter yang sangat signifikan dalam
mengevaluasi deformasi batuan di bawah berbagai kondisi pembebanan. Karena setiap sampel batuan
dapat memiliki komposisi formasi dan mineral yang berbeda, maka nilai Modulus Elastisitas batuan
cenderung bervariasi berdasarkan karakteristik geologi regional. Nilai Modulus Elastisitas sangat
dipengaruhi oleh jenis batuan, tingkat porositas, ukuran butir mineral, serta kandungan air dalam
batuan tersebut.
Dimana:
V: Poisson’s ratio
𝜀 lateral: regangan lateral %
𝜀 aksial : regangan aksial %
Alat dan Bahan
ALAT
01 Pipa Paralon 02 Keramik
03 Gergaji 04 Ember
Alat dan Bahan
05 Ayakan Pasir 06 Wadah Kecil
07 Plastik 08 Karet
Alat dan Bahan
09 Penggaris
BAHAN
01 Pasir Halus 02 Semen
Alat dan Bahan
03 Kerikil 04 Air
05 Oli
Perhitungan Perbandingan Bahan
Perhitungan Perbandingan Bahan
PC (Semen)
PB (Pasir)
KR (Kerikil)
Perhitungan Perbandingan Bahan
Air
SAMPEL
Langkah Pembuatan Sampel
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mengukur pipa paralon dengan Panjang 18,5 cm
c. Memotong pipa paralon sepanjang 18,5 cm menggunakan gergaji besi
d. Menyiapkan semen dan masukan sesuai dengan perbandingan yang telah
dihitung yaitu sebesar 1,511 kg
e. Menyiapkan pasir kemudian dimasukan kedalam olahan sesuai dengan
perbandingan yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 3,4 kg
Langkah Pembuatan Sampel
f. Menyiapkan kerikil kemudian diayak menggunakan ayakan, sehingga
menghasilkan kerikil dengan besar 5-30mm. Selanjutnnya masukkan
kerikil sesuai dengan perbandingan yang telah di hitung yaitu sebesar
4,795 kg
g. Menyiapkan air kemudian ukur sesuai perbandingan yang telah
diperhitungkan yaitu sebesar 1kg air (1L)
h. Membuat bahan olahan beton dengan mencampurkan beberapa bahan
yang telah dipersiapkan dan dihitung perbandingannya sebelumnya
i. Setelah olahan campuran bahan beton tercampur, siapkan pipa paralon
yang sudah dipotong dan telah diikat plastik di bagian bawah paralon.
Kemudian letakkan ke atas tatakan keramik yang sudah disiapkan
Langkah Pembuatan Sampel
j. Memasukkan olahan campuran bahan tersebut kedalam pipa paralon satu
per satu dan ditusuk menggunakan lidi kecil guna untuk meminimalisir
rongga udara pada sampel beton
k. Setelah semua sampel terisi dengan baik letakkan di tempat yang baik
l. Kemudian kami mengeluarkan sampel dari pipa paralon setelah 14 hari
masa pengeringan
m. Selanjutnya tunggu sampai sampel mengering dengan sempurna, yaitu
pada 28 hari pengeringan
Hasil Sampel
02
UCS
Langkah Kerja Uji UCS
Hasil Uji UCS
•Hasil Pengujian pada Sampel 2
Hasil Uji UCS
•Hasil Pengujian pada Sampel 3
Hasil Uji UCS
•Hasil Pengujian pada Sampel 3
Perhitungan Konversi kN ke MPa
•Hasil konversi pada Sampel 1
Perhitungan Konversi kN ke MPa
•Hasil konversi pada Sampel 2
Perhitungan Konversi kN ke MPa
•Hasil konversi pada Sampel 3
Hasil Sampel
1 2 3
03
Pengolahan Data
Perhitungan Konversi kN ke MPa
•Hasil konversi pada Sampel 1
Perhitungan Konversi kN ke MPa
•Hasil konversi pada Sampel 2
Perhitungan Konversi kN ke MPa
•Hasil konversi pada Sampel 3
Perhitungan Density
Perhitungan density menggunakan rumus massa sampel beton dibagi dengan volume sampel beton, adapun
rumus density adalah berikut adalah perhitungan density setiap sampel beton :
Densitas S1 = = = 2.245.509
Densitas S1 = = = 2.043.796
Densitas S1 = = = 2.167.630
Kurva Tegangan-Regangan (2 sumbu)
Kurva Tegangan-Regangan (2 sumbu)
Kurva Tegangan-Regangan (2 sumbu)
Perhitungan Modulus Young dan Poisson Ratio
Berikut table perhitungan modulus young dan poisson ratio:
04
Pembahasan
perbedaan hasil setiap sampel dengan SNI
Kesimpulan
Kesimpulan
Uji kekuatan tekan uniaksial yang kuat, juga dikenal sebagai Unconfined
Compressive Strength (UCS), adalah subjek eksperimen praktikum kali ini.
Salah satu dari beberapa percobaan yang dilakukan adalah uji kuat tekan ini.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik batuan. Percobaan
ini menyelidiki reaksi sampel beton terhadap gaya atau tegangan yang terus-
menerus ditambahkan sampai sampel beton tidak dapat lagi menahan beban
yang ditambahkan, yang menyebabkan kegagalan.