Anda di halaman 1dari 22

Siklus Berahi pada Hewan Betina

• Topik yang dibahas:


– Siklus berahi pada Sapi dan kerbau
– Siklus berahi pada domba dan Kambing
– Siklus berahi pada Kuda
– Siklus berahi pada Babi
Siklus berahi Sapi
• Siklus berahi seekor sapi betina umumnya berlangsung kira-
kira 21 hari tetapi bisa dalam rentang waktu 17-24 hari.
• Siklus berahi dimulai ketika seekor sapi betina mencapai
level konsentrasi puncak estrogen dan sapi betina dalam
keadaan berahi yang lamanya mulai 6-24 jam.
• Ovulasi umumnya terjadi 24-36 jam setelah dimulainya
estrus dan menandai dimulainya fase luteal.
• Setelah ovulasi, sel-sel kecambah mengalami pematangan
menjadi folikel yang mengandung reseptor FSH dalam
proses yang disebut ‘oogenesis, dimana terjadi sel-sel
kecambah bertumbuh dalam gelombang folikel.
Fase-Fase Siklus Berahi Pada Sapi
Fase Luteal:
• terdapat Beberapa gelombang pertumbuhan folikel
• Pada gelombang pertumbuhan folikel yang pertama atau dua gel pertumbuhan
folikel:
– sekelompok folikel bertumbuh mencapai diameter 3-5 mm.
– FSH kemudian mendorong pertumbuhan folikel-folikel ini mencapai ukuran 12-15 mm
• Karena adanya aksi inhibitori dari progesteron pada hipofisa anterior , jumlah FSH
yang diproduksi terbatas, sehingga folikel-folikel pertama ini tidak ovulasi dan
mengalami regresi.
- Pada gelombang folikel kedua atau ketiga, satu dari kelompok folikel tersebut
menjadi folikel Ovulatori, disebut folikel Graaf berukuran 16-18 mm.
- Setelah 14 hari berada di bawah pengaruh progesteron, uterus mulai melepaskan
PGF2alpha yang dibawa menuju ovarium. Hormon ini melakukan lyisis jaringan luteal
yang menyebabkan korpus luteum regresi. Penurunan konsentrasi progesteron dan
jalur feedback negatif terhadap hipofisa anterior berhenti. Hal ini sebagai tanda akhir
dari fase luteal (hari ke-17 siklus)
Fase Follikuler:
-Fase ini dimulai dengan adanya sekresi GnRh
dengan amplitudo dan frekuensi yang lebih
besar. Hal ini menyebabkan produksi FSH dan LH
yang mendukung Folikel Graaf.
-Folikel dominan ini menghasilkan hormon
estrogen yang semakin banyak sampai mencapai
ambang batasnya. Setelah tercapai, maka terjadi
LH-surge yang menyebabkan Ovulasi.
Estrus (day 0 of the cycle) lasts on average 4-24 hours.
• During estrus, the cow or heifer is receptive to a bull
and stands for mating (standing heat).
• Ovulation takes place 30 hours after the onset of estrus
and after behavioral signs have ceased.
• Restlessness
• Decreased milk production
• Standing to be mounted
• Presence of clear mucus
• Swelling and reddening of vulva
Metaestrus (day 2-4) starts when estrus ends.
• A corpus luteum (CL) from the ovulated follicle
is formed.
• Progesterone (P4) levels in circulation begin to
rise.
• P4 exerts a negative feedback on the GnRH
neurons in the hypothalamus limiting the
production of cattle estrogen.
Diestrus (day 5-17) is the period of maximum
corpus luteum size and function.
• High levels of progesterone in circulation.
• At the end of diestrus, luteolysis of the corpus
luteum begins because of PGF2α produced by
the endometrium.
Proestrus (day 17-20) consists of ovarian follicles
growing rapidly.
• The corpus luteum of the previous cycle
regresses.
• Progesterone concentrations in circulation drop.
• The dominant follicle is selected and grows
producing increasing amounts of estradiol.
• Mucosal layers of vagina and uterus multiply.
• Siklus Berahi pada Kerbau
– Usia pubertas pada kerbau dipengaruhi oleh tipe
kerbau yaitu:
• Kerbau tipe yang suka tinggal di sungai (river type)
mencapai usia pubertas (pertama kali memperlihatkan
gejala berahi) pada usia: 15-18 bulan
• Kerbau tipe rawa-rawa (swamp type): 21-24 bulan.
– Konsepsi pertama kali pada usia 24-36 bulan dg berat
badan 250-275 kg.
– Karakteristik Siklus berahi pada kerbau dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel:Karakteristik Reproduksi Sapi Betina dan Kerbau Betina
Parameter Sapi Kerbau
rataan (kisaran) Rataan (Kisaran)
Musim kawin Poliestrus Poliestrus

Usia Pubertas (bulan) 15 (10-24) 21 (15-36)

Siklus Berahi
Lama (hari) 21 (14-29) 21 (18 – 22)
Estrus (jam) 18 (12-30) 21 (17-24)
Ovulasi
Tipe Spontan Spontan
Waktu dari onset (jam) 30 (18-48) 32 (18-45)
Jumlah sel telur yang dilepas 1 1
Lama hidup korpus luteum (hari) 16 16

Lama hidup untuk dibuahi dari sel telur (ova) (jam) 20-24 ??

Masuknya sel telur ke dalam uterus (jam setelah ovulasi) 90 (64-96) ??

Periode Kebuntingan (bulan) 280 (278-293) 315 (305-330)

Usia pertama kali melahirkan (bulan) 30 (24-36) 42 (36-56)

Interval Postpartum (hari)


Involusi uterus 45 (32-50) 35 (16-60)
Ovulasi pertama 30 (10-110) 75 (35-180)
Interval Melahirkan (bulan) 13 (12-14) 18 (15-21)
Tabel 2. Berat Badan optimal dan Usia beberapa breed Sapi Dara untuk siap
dikawinkan

Breed Berat Badan (kg) Usia (bulan)


Holstein 340 15
Brown Swiss 340 15
Jersey 225 13
Guernsey 250 13
Ayrshire 275 13
Hereford 270 15
Angus 250 13
Charolais 330 14
Karakteristik gejala berahi pada kerbau:
• Gejala berahi yang jelas tidak terjadi seperti pada sapi
• Penerimaan kehadiran kerbau jantan dan dinaiki pejantan merupakan gejala berahi yang
sangat baik pada kerbau betina.
• Kurang dari sepertiga kerbau betina yang memasuki fase berahi memperlihatkan tingkah
laku homosexual.
• Keluarnya leleran mukus yang transparan dari vula; gelisah, peningkatan;urinasi;bersuara
dan turunnya produksi susu bukanlah tanda-tanda berahi yang bisa dijadikan patokan
pada kerbau betina.
• Gejala berahi dimulai menjelang senja hari dengan aktivitas kawin puncak pada pukul 6
sore sampai 6 pagi.
• Berahi dapat berlangsung selam 12-30 jam.
• Kawin alami pada kerbau berahi dapat terus berlangsung sampai menjelang siang pada
kerbau sungai, sementara pada kerbau lumpur kegiatan kawin akan berhenti mulai terbit
matahari.
• Ovulasi pada kerbau
– Ovulasi terjadi pada 15 sampai 18 jam setelah berakhir berahi. Atau
18-45 jam setelah dimulainya berahi.
– Ovulasi akan didahului oleh terjadinya LH surge pada awal berahi.
– Satu sel telur akan diovulasikan dalam rentang satu siklus berahi.
• Korpus Luteum
– Korpus luteum kerbau lebih kecil dibandingkan Cl sapi.
– Pada awal siklus berahi, Cl lebih lunak kemudian berubah menjadi
lebih besar dan lebih keras.
– Korpus luteum kadang-kadang sering tidak bisa muncul kepermukaan
ovarium dan kadang-kadang tidak memiliki warna coklat yang jelas.
– Karakteristik Cl di atas membuat sulit dipalpasi secara rektal.
Siklus Reproduksi domba dan kambing
• Jantan
– Domba jantan tidak memperlihatkan musim kawin sepanjang tahun.
– Tetapi puncak aktivitas kawin tertinggi pada musim gugur dan
menurun pada akhir musim dingin, musim semi dan musim panas.
– Berkurangnya atau pendeknya waktu siang merangsang sekresi FSH,LH
dan testosteron pada domnba jantan
– Aktivitas seksual kambing jantan juga dipengaruhi oleh lamanya siang
(sinar matahari)
– Puncak seksualitas kambing jantan tejadi selama musim gugur yang
bertepatan dengan kenaikan tajam kadar testosteron plasma selama
musim kawin di musim gugur.
• Pubertas pada domba dan kambing jantan
– Pubertas pada domba jantan dipengaruhi dengan kemunculan sekresi
testosteron yang tinggi, peningkatan proses spermatogenesis dan munculnya
tingkah laku kawin.
– Ukuran testis ketika domba jantan muda mencapaik usia 8-10 minggu dengan
BB 16-20 kg.
– Hal ini bertetepatan dg munculnya spermatocyt primer dan perbesaran
tubulus seminiferous.
– Baik domba dan kambing jantan, kopulasi dengan ejakulasi spermatozoa yang
hidup terjadi pada usia 4-6 bulan dengan BB kira-kira 40-60% berat dewasa.
Peningkatan ukuran testes

Peningkatan sekresi testosteron

spermatogenesis Tingkah laku kawin

Pubertas

Ejakulasi

Gambar 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan dimulainya pubertas pada domba dan kambing jantan
• Betina
– Pubertas atau pertama kali terjadi ovulasi terjadi pada usia 5-7 bulan pada
kambing betina.
– Pubertas pada domba betina terjadi pada usia 6-9 bulan.
– Faktor yang mempengaruhi munculnya usia pubertas pada domba adalah
genetis dan faktor lingkungan seperti breed dan perbedaan strain, kualitas
pakan dan waktu lahir.
– Berahi pertama pada domba dara terjadi pada berat badan 30-50 kg yaitu 50-
70% berat domba dewasa.
• Siklus Berahi
– Lama siklus berahi:
• Lama siklus berahi domba: 17 hari
• Lama siklus berahi kambing: 21 hari.
• Lama siklus berahihi yang lebih pendek biasanya terjadi pada awal musim kawin yang
disebabkan oleh prematur lisis korpus luteum atau an-ovulasi.
– Lama berahi
• Lama berahi pada domba: 24-36 jam
• Lama berahi pada kambing:24-48 jam
• Faktor-faktor seperti breed; usia, musim dan kehadiran pejantan mempengaruhi lamanya
berahi.
• Domba breed wool memiliki periode berahi yang lebih panjang dibandingkan breed pedaging.
• Kambing angora memiliki lama berahi yang lebih pendek (22 jam) dibandingkan breed kambing
perah.
• Lama berahi lebih pendek pada domba dan kambing yang terjadi pada awal dan akhir musim
kawin, saat hadirnya pejantan dan betina muda pada musim kawin yang pertama.
• Gejala-gejala berahi
– Gejala berahi lebih jelas terlihat pada kambing betina dibandingkan domba betina.
– Gejala berahi pada kambing meliputi: gelisah, menggoyang-goyangkan ekornya secra konstan
dan cepat
– Nafsu makan menurun
– Produksi susu menurun
– Sering bersuara (mengembik)
– Gejala berahi pada domba kurang jelas
– Berahi pada domba tidak jelas terlihat saat tidak ada domba jantan.
– Vulva domba dapat oedema;
– Leleran mukosa servik dapat terlihat pada kambing dan domba yang berahi.
– Kambing betina yang berahi dapat memperlihatkan gejala homoseksual tetapi tidak terjadi
pada domba.
– Domba dan kambing berahi memperlihatkan keinginan yang kuat untuk mencari pejantan dan
selalu ingin dekat dengan pejantan.
– Tanpa kehadiran pejantan sangat sulit untuk mendeteksi gejala berahi pada kambing dan
domba betina.
• Ovulasi
– Baik domba dan kambing betina adalah ovulator spontan.
– Domba betina biasanya ovulasi menjelang akhir berahi kira-kira 24-27
jam setelah dimulainya berahi.
– Kebanyakan breed kambing ovulasi antar 24-36 jam setelah onset berahi.
– Kambing Nubian ovulasi lebih lama kemungkinan karena siklus berahinya
yang lebh lama.
– Ovulasi tanpa memperlihatkan gejala berahi terjadi sebelum dimulainya
musim kawin pada kambing Nubian dan breed kambing lain.
– Urut-urutan kejadian hormonal selama siklus berahi sama pada kedua
spesies, tetapi kambing betina memiliki fase progesteron yang lebih lama
dibandingkan domba betina.
• Tingkat Ovulasi
– Pada kebanyakan breed domba dan kambing, ada 2 atau lebih sel telur yang
akan dilepas saat ovulasi.
– Tingkat ovulasi sebesar 1,2 pada domba Merinos dan 3 pada domba Finnish
Landrance.
– Pada kedua spesies tingkat ovulasi akan meningkat seiring dengan perjalanan
usia dan mencapai maksimum pada usia 3-6 tahun kemudian menurun dengan
cepat.
– Lebih sering ovulasi pada ovarium kanan (53,4%) dibandingkan ovarium kiri
(46,6%)
– Diantara faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat ovulasi; faktor seperti
kualitas pakan dan musim sangat berpengaruh.
– Umumnya tingkat ovulasi lebih tinggi pada awal musim kawin.
– Faktor-faktor lain seperti ukuran badan, berat badan dan kondisi dan genotif
mempengaruhi tingkat ovulasi.

Anda mungkin juga menyukai