Anda di halaman 1dari 27

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam

Mendukung Penyelenggaraan Pemilihan dan


Pemilihan Umum Tahun 2024
31 Oktober 2023
Kementerian PANRB
Enabler :
Regulasi & Teknologi
TRANSFORMASI BIROKRASI INDONESIA

BIROKRASI BERKELAS DUNIA DAN PELAYANAN PUBLIK YANG KOMPETITIF

1 3 PENGAWASAN EFEKTIF
AKUNTABILITAS KINERJA DAN 2

Reward & Recognition

EVP

Learning & Development

Talent & Succession

Perlu dilakukan Transformasi


Menyeluruh 3
4

“P
enyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN
Pasal 2 berdasarkan pada asas netralitas yang berarti
Penyelenggaran Kebijakan dan Manajemen ASN bahwa setiap pegawai ASN tidak berpihak dari
berdasarkan pada asas: segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak
kepada kepentingan siapapun”
Kepastian Hukum Akuntabilitas

Profesionalitas Efektif dan Efisien


Dimensi Netralitas ASN
Proporsionalitas Keterbukaan
Pelaksanaan Pemilu/Pilkada (Kontestasi
Keterpaduan Nondiskriminatif Politik)

Persatuan dan
Delegasi Kesatuan
Keadilan dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kesetaraan
NETRALITA
Kesejahteraan
S Manajemen ASN
*Sumber: Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014

Pembuatan Keputusan/Kebijakan
DATA PELANGGARAN NETRALITAS NASIONAL 2020-2021

Sumber: Bid. NKK-NET KASN, November 2022 14


6

Latar Belakang
5 Kedudukan Kepala Daerah sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian
menyebabkan ASN sulit bersikap netral dalam Pilkada

34,6%
36,0% 27,7%
63,4%
37,30% 32,1% 72,3%
Setuju 64,0%
67,9%
62,7… Tidak Setuju

41,4%
30,2%
58,6%
69,8% Tidak Setuju
Setuju

 Pernyataan bahwa Kedudukan Kepala Daerah selaku Pejabat Pembina


Kepegawaian
mempengaruhi Netralitas ASN paling disetujui oleh responden di Wilayah Papua & Maluku (72,9%).
 Wilayah yang paling tinggi tingkat ketidaksetujuannya adalah Wilayah Jawa & Bali (41,4%).
6 Pihak yang paling mempengaruhi ASN untuk melanggar netralitas
pada Pilkada

4,74% 11,14% Tim Sukses

Atasan ASN Tim Sukses


31,96% Tim Sukses
Tim Sukses 40,6%
Pasangan Calon Atasan ASN 35,8%
Pilkada 31,4%
24,17% 33,2%
Partai Politik
Pengusung Calon
Lainnya Tim Sukses
27,99%
30,6% Tim Sukses
36,0%
• Respon ‘Lainnya’ sebanyak 11,14% terdiri dari Diri Sendiri,
Keluarga, Lingkungan, Media, serta Tidak Ada/ Tidak Tahu.  Tim Sukses menjadi pihak yang paling mempengaruhi ASN untuk
melanggar netralitas, dengan persentase paling tinggi berada di
Wilayah Kalimantan (40,6%).
 Pengaruh atasan terhadap pelanggaran netralitas ASN paling dominan
berada di Wilayah Sulawesi (33,2%).
4
Penyebab ASN Menunjukkan Ketidaknetralan dalam
Pilkada
Penyebab keberpihakan Tingkat
Ikatan Persaudaraan 50,76% 62,6% 67,9%
59,0% 57,7%
Kepentingan karier 49,72% 65,3% 46,6% 56,7%
Kesamaan latar belakang 16,84% 48,0%

Hutang budi 9,50%


Tekanan pasangan calon 7,48% 37,9%
65,4%
49,1%
45,3%
*pada pertanyaan ini responden dapat Ikatan Persaudaraan
memilih lebih dari 1 jawaban Kepentingan Karier

 Responden di Sulawesi (67,9%) merupakan kelompok ASN yang paling


menyetujui jika Ikatan Persaudaraan menjadi sumber keberpihakan
ASN
 Kepentingan karier (57,7%) menjadi penyebab yang paling
berpengaruh ketidaknetralan ASN bagi responden di Wilayah Papua &
Maluku
11

ANTISIPASI PRAKTEK MOBILISASI ASN PADA


PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN

1. Penguatan regulasi
2. Penguatan integritas ASN
3. Sistem pengawasan dan penegakan hukum yang
efektif
4. Membangun pemahaman dan kesadaran netralitas
kepada ASN dan masyarakat
4

Dasar Hukum Netralitas ASN

UU Nomor 5 Tahun UUNomor10 PPNomor11Tahun PPNomor42Tahun PPNomor94Tahun


2014 Tahun2016 2017 2004 2021

Kebijakan Lainnya

Keputusan Bersama Pedoman Pembinaan dan Surat Edaran Nomor 01 Tahun 2023 tentang
Pengawasan Netralitas Pegawai ASN
Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan
dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan
Pemilihan Netralitas Pegawai Pemerintah Non Pegawai
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum Dan Pemilihan
13

Komite Talenta dan Komite Suksesi sebagai bentuk


perlindungan bagi ASN dalam menjaga Netralitas
Kerangka Manajemen Talenta ASN
Dalam Revisi RPermen PANRB tentang Manajemen Talenta ASN

Talent Classification: predikat talenta yang diberikan berdasarkan


hasil penilaian kinerja tahunan pegawai
Talent
Classification
Talent Development: proses yang dilakukan secara terus menerus
untuk meningkatkan kapasitas talenta baik dalam pengembangan
karier maupun pengembangan kompetensi Pegawai ASN
Talent
Acquisitions Talent
Talent & Development
Talent Mobility: mekanisme perpindahan pegawai untuk
Succession pengembangan kapasitas berdasarkan predikat talenta, aspirasi
Committee karier pegawai, rekomendasi pimpinan, dan kebutuhan
organisasi.

Talent Retention: bentuk penghargaan terhadap pegawai sesuai


Talent Talent predikat talentanya, berupa finansial ataupun non finansial.
Retention Mobility

Talent Acquisition: untuk memastikan proses rekrutmen berhasil


mendapatkan talenta-talenta yang sesuai dengan target melalui Build
Talent dan Buy Talent.
15

Hubungan Predikat Kinerja dengan Talent Class

PREDIKAT KINERJA AKHIR


PEGAWAI

HASIL KERJA Verifikasi

ekspektasi
Star

diatas
1

?
Promotable

ekspektasi
Komite
Managed Out! sesuai
4
2
Talenta
ekspektasi
di bawah

Unfit
5 3
PERILAKU Talent Pool
Dibawah
ekspektasi
Sesuai
ekspektasi
Diatss
ekspektasi
BerAKHLAK

Fast Track!
PEMBENTUKAN KOMITE TALENTA & KOMITE SUKSESI
TUGAS
1. Melakukan kalibrasi pegawai yang dinominasikan oleh pejabat Penilai Kinerja untuk ditetapkan dalam predikat
talenta istimewa dan predikat talenta tidak layak;
2. Menetapkan predikat talenta pegawai dan mengusulkannya ke Komite Suksesi untuk penetapan Talent Pool;
KOMITE TALENTA 3. Merekomendasikan talenta dengan predikat tidak layak untuk ditindaklanjuti oleh Komite Suksesi;
4. Merekomendasikan talenta dengan predikat potensial yang memenuhi persyaratan kepada Komite Suksesi untuk
masuk ke dalam Kelompok Rencana Suksesi (talent pool).
1. Menetapkan Talent Pool (Kelompok Rencana Suksesi)
2. Melaksanakan Uji Kompetensi bagi Pegawai ASN dalam Kelompok Rencana Suksesi (talent pool) untuk kebutuhan
promosi sepanjang memenuhi syarat Jabatan, kecuali promosi pada Jabatan Fungsional (Pelaksanaan Uji Kompetensi
dapat melibatkan pihak eskternal sesuai kebutuhan);
KOMITE SUKSESI 3. Menetapkan daftar kandidat terpilih (shortlist) bagi Pegawai ASN yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi
dan merekomendasikan daftar kandidat terpilih (shortlist) kepada PPK dan/atau PyB;
4. Menyusun dan mengevaluasi rencana mobilitas talenta (talent mobility), strategi pengembangan talenta, retensi
talenta, dan strategi akuisisi talenta serta merekomendasikannya kepada PPK atau PyB.

Konsep arah kebijakan manajemen talenta dalam RPP Manejemen Kesejahteraan


TALENT POOL MEMASTIKAN PENGISIAN JABATAN TETAP DIISI
BERDASARKAN SISTEM MERIT MENJUNJUNG TINGGI NETRALITAS
ASN (TERUTAMA MENJELANG PEMILU)

KOMITE
SUKSESI
KOM
ITE
TALE
NTA

17
KEPUTUSAN BERSAMA NETRALITAS
ASN
20

Keputusan Bersama Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas


Pegawai ASN dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan

Maksud Tujuan RuangLingkup


• membangun sinergitas • terwujudnya a. upaya pembinaan dan pengawasan
dan efektifitas dalam Pegawai ASN yang netralitas Pegawai ASN pada instansi
pembinaan dan netral dan pemerintah;
pengawasan netralitas profesional; b. bentuk pelanggaran dan penjatuhan sanksi
Pegawai ASN; • terselenggaranya atas pelanggaran netralitas Pegawai ASN;
• mendorong kepastian Pemilihan Umum c. pembentukan Satuan Tugas Pembinaan dan
hukum terhadap dan Pemilihan yang Pengawasan Netralitas Pegawai ASN yang
penanganan pelanggaran berkualitas. dilengkapi dengan uraian tugas dan fungsi;
asas netralitas Pegawai d. tata cara penanganan atas laporan dugaan
ASN. pelanggaran netralitas Pegawai ASN dalam
penyelenggaraan Pemilihan Umum dan
Pemilihan; dan
e. monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Keputusan Bersama.
21

Keputusan Bersama Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas


Pegawai ASN dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan

Langkah Pembinaan PPK/Plt/Pj/pjs/PyB Langkah Pengawasan


PPK/Plt/Pj/pjs/PyB agar
agar
• melakukan sosialisasi peraturan terkait netralitas Pegawai ASN • melakukan sosialisasi peraturan terkait netralitas Pegawai
dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan; ASN dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan;
• melakukan Ikrar bersama dan penandatanganan Pakta • melakukan Ikrar bersama dan penandatanganan Pakta
Integritas netralitas Pegawai ASN di lingkungan instansi Integritas netralitas Pegawai ASN di lingkungan instansi
masing-masing (contoh format Ikrar dan Pakta Integritas masing-masing (contoh format Ikrar dan Pakta Integritas
terdapat pada bagian D); terdapat pada bagian D);
• melakukan upaya pencegahan dini terhadap kegiatan yang • melakukan upaya pencegahan dini terhadap kegiatan yang
dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran netralitas dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran netralitas
Pegawai ASN dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan; Pegawai ASN dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan;
• bekerjasama dengan pihak terkait dalam pelaksanaan • bekerjasama dengan pihak terkait dalam pelaksanaan
pembinaan netralitas Pegawai ASN; pembinaan netralitas Pegawai ASN;
• menerapkan sistem informasi Aparatur Sipil Negara yang • menerapkan sistem informasi Aparatur Sipil Negara yang
terintegrasi terkait pelanggaran netralitas Pegawai ASN dan terintegrasi terkait pelanggaran netralitas Pegawai ASN dan
sanksi yang telah dijatuhkan; sanksi yang telah dijatuhkan;
• melakukan komunikasi publik untuk menjaga netralitas • melakukan komunikasi publik untuk menjaga netralitas
Pegawai ASN; dan Pegawai ASN; dan
• melakukan langkah-langkah pembinaan lain yang diperlukan • melakukan langkah-langkah pembinaan lain yang diperlukan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
22

Contoh Bentuk Pelanggaran & Sanksi dalam


Keputusan Bersama Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas
Pegawai ASN dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan

BENTUK PELANGGARAN DASAR HUKUM SANKSI/HUKUMAN


A. Pelanggaran Kode Etik
1. Memasang spanduk/baliho/alat peraga lainnya terkait Pasal 11 huruf c PP 42/2004: Etika terhadap diri Sanksi Moral Pernyataan Secara Tertutup/Pernyataan Secara
bakal calon peserta pemilu dan pemilihan sendiri meliputi: menghindari konflik kepentingan Terbuka
pribadi, kelompok, maupun golongan.
Pasal 15 ayat (1), (2) dan (3) PP 42/2004

(1) Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Kode


Etik dikenakan sanksi moral.
(2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat
secara tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
(3) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berupa:

a. pernyataan secara tertutup; atau

b. pernyataan secara terbuka.

2. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik Pasal 87 ayat 4 huruf c UU 5/2014: Diberhentikan Tidak Dengan Hormat

PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena: menjadi Pasal 87 ayat (4) Huruf c UU Nomor 5 Tahun 2014
anggota dan/atau pengurus partai politik.
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena: c. menjadi anggota
Pasal 255 ayat 2 dan 3 PP 11/2017 dan/atau pengurus partai politik.

Ayat 2: PNS yang menjadi anggota dan/atau pengurus Pasal 255 ayat 2 dan 3 PP Nomor 11 Tahun 2017
partai politik wajib mengundurkan diri secara tertulis.
Ayat 2: PNS yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
Ayat 3: PNS yang mengundurkan diri sebagaimana wajib mengundurkan diri secara tertulis.
dimaksud pada ayat (2) diberhentikan dengan hormat
Ayat 3: PNS yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagai PNS terhitung mulai akhir bulan pengunduran diri
(2) diberhentikan dengan hormat sebagai PNS terhitung mulai akhir
PNS yang bersangkutan.
bulan pengunduran diri PNS yang bersangkutan.
SURAT EDARAN
Nomor 1 Tahun 2023
NETRALITAS PPNPN
24

Surat Edaran MenpanRB Nomor 1 Tahun 2023


tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan

Maksud Tujuan Ruang Lingkup

• Mendorong efektivitas dan • mewujudkan PPNPN


efisiensi instansi yang netral dan • Upaya pembinaan, pengawasan, dan
pemerintah pusat dan profesional; penanganan pengaduan bagi PPNPN
daerah dalam melakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
• terselenggaranya
pembinaan, pengawasan, (PPK) dan/atau Pejabat yang
Pemilihan Umum
dan penanganan Berwenang (PyB) dalam Pemilihan
dan Pemilihan yang
pengaduan untuk Umum dan Pemilihan.
berkualitas.
mendorong kepastian
hukum terhadap
penanganan pelanggaran
asas netralitas PPNPN
25

Surat Edaran MenpanRB Nomor 1 Tahun 2023


tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan

Isi Surat Edaran


1. Setiap PPNPN wajib bersikap netral dan bebas dari pengaruh dan/atau intervensi semua golongan atau partai politik dalam
penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan;
2. Dalam rangka mewujudkan netralitas PPNPN, setiap PPK dan PyB wajib melakukan upaya pembinaan dan pengawasan Netralitas
PPNPN, antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi asas netralitas kepada seluruh PPNPN melalui berbagai kegiatan atau dengan menggunakan berbagai
media;

b. Mengupayakan secara terus-menerus terciptanya iklim yang kondusif agar asas netralitas tetap terjaga;

c. Melakukan pengawasan terhadap PPNPN di lingkungan instansi masing-masing dalam masa Pemilihan Umum dan Pemilihan;

d. Menindaklanjuti dugaan pelanggaran asas netralitas oleh PPNPN dan/atau mengenakan sanksi atau konsekuensi hukum
terhadap PPNPN yang melanggar asas netralitas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau perjanjian
kinerja tahunan;
26

Surat Edaran MenpanRB Nomor 1 Tahun 2023


tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan

Isi Surat Edaran


e. Sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf d, dikenakan secara bertingkat sampai dengan pemutusan hubungan kerja sebagaimana
tercantum dalam perjanjiam kerja tahunan antara instansi pemerintah dengan PPNPN;

f. Menyampaikan hasil penanganan pelanggaran asas netralitas oleh PPNPN kepada Satuan Tugas Pembina dan Pengawas Netralitas
Pegawai ASN yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bersama Tahun 2022 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas
Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan.

3. Bentuk pelanggaran netralitas bagi PPNPN berpedoman pada bentuk pelanggaran netralitas yang berlaku bagi pegawai ASN
sebagaimana diatur dalam Keputusan Bersama tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara
dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai