(DBD)
PENGERTIAN
60
48
46
50 penderita
mati
40 33
29
26
30
20 21
18
20 12 11
10
0 1 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0
0
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
CFR, Incidence Rate dan Indonesia Sehat Kasus DBD Propinsi Bengkulu
Tahun 2007
33,00 cfr
30,00 ir
27,00 ir is
24,00
21,00
18,00 incidence rate 15,57
14,29
13,04 13,55 Indonesia Sehat 2010
15,00 10,99
12,00 2/100.000 pddk
9,00 6,29 7,05
5,88
2,91 3,75
6,00 2,22
3,00 0,66 - - - - -2,001,05 1,52
-
Kaur
Kota
Rejang
Lebong
Lebong
Seluma
Propinsi
Muko-Muko
Bengkulu
Utara
Kepahiang
Bkl Selatan
KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN PROPINSI BENGKULU
TAHUN 2007
Perempuan Laki-Laki
49.24% 50.76%
FILARIASIS (PENYAKIT KAKI GAJAH)
Penyakit menular menahun,
disebabkan oleh cacing filaria &
ditularkan melalui nyamuk
Tersebar luas di desa & kota, di
semua Propinsi di Indonesia
Menimbulkan kecacatan yang
menetap, stigma sosial, hambatan
psikologis, dan kerugian ekonomi
Menurunkan kualitas SDM
filariasis menyebabkan kerugian
ekonomi 18% dari biaya rumah
tangga atau 32% dari biaya makan
keluarga
Vektor Filariasis
Genus Culex, Aedes, mabsonia, dan
Anopheles
Yg paling sering adlah Culex filariasis
bancrofti
Mansonia filariasis malayi
An. barbirostris filariasis timori
Daur Hidup
Relatif
sama dg Anopheles
Waktu lebih pendek 1-2 minggu
Tempat perindukan dapat di air jernih
maupun di air keruh, di rawa & empang, di
sawah
Perilaku
Perilaku menggigit pada siang & malam
hari
Culex hanya malam hari
Mansonia siang & malam hari
Aedes pada siang hari
Jarak terbang pendek beberapa puluh
meter saja
Umur nyamuk kira-kira 2 minggu
PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS DI
INDONESIA
KOMITMEN NASIONAL
Pencanangan oleh Menteri Kesehatan RI :
8 April 2002 di Sumatera Selatan .
Filariasis sbg program prioritas P2M & PL
Tujuan Khusus :
1. Menurunnya Mikrofilaria Rate < 1% di Kab/Kota
2. Tidak bertambahnya kasus kronis baru
3. Menurunnya serangan akut pd kasus kronis
4. Mencegah dan membatasi kecacatan karena
filariasis
Kebijakan Nasional
1. Eliminasi Filariasis sebagai program
prioritas nasional pemberantasan penyakit
menular
2. Menerapkan strategi WHO dalam program
eliminasi filariasis global
3. Satuan lokasi pelaksanaan (IU)
Kabupaten/Kota dengan menekankan upaya
pencegahan penyebaran penyakit antar
kabupaten, propinsi dan antar negara.
Strategi
1. Memutuskan mata rantai penularan
filariasis dengan pengobatan masal
didaerah endemis filariasis
2. Mencegah dan membatasi kecacatan
dengan penatalaksanaan kasus
filariasis
3. Mengembangkan peneletian dan
memperkuat surveilans
4. Pengendalian Vektor Terpadu
Kegiatan Pokok
1. Pemetaan kasus kronis filariasis &
penentuan Endemisitas.
2. Pengobatan massal.
3. Penatalaksanaan kasus klinis filariasis.
Kegiatan penunjang
1. Sosialisasi & advokasi.
2. Meningkatkan kemitraan.
3. Memperkuat sistem informasi strategis
4. Penelitian, pengembangan & pelatihan
5. Integrasi program
Indikator Kinerja