Anda di halaman 1dari 25

MATERI SOSIALISASI

PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020


tentang
Prosedur Penjaminan Pelayanan Refraksi dan Kacamata
pada FKTP dalam Program Jaminan Kesehatan

Veni Permata Widjaja


Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer

Biak, 05 Juni 2020

1 1
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
AGENDA PRESENTASI

1 PENDAHULUAN

2 ISI PERATURAN

3 HARAPAN

2
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DALAM JKN

UU Nomor 40/2004 tentang Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan kesehatan


Sistem Jaminan Sosial Nasional perseorangan
 promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif (komprehensif)

Perpres 82 tahun 2018 Pelayanan Kesehatan


tentang Jaminan Rujukan Tingkat
Kesehatan Lanjutan Pelayanan Kesehatan
(spesialistik) Tingkat Ketiga

Ru
ka

juk ko
rti

an n d
ve
Pelayanan Kesehatan

b a is i
-
Tingkat Kedua

ng

lik sta
nja

– w b il
rje

aji
be
Pelayanan Kesehatan

bu
Pelayanan

nt
an
Tingkat Pertama

u
Kesehatan
juk

k
(nonspesialistik)
Rujukan horizontal Tingkat Pertama
Ru

* Rujukan horizontal
antar Fasilitas Kesehatan satu tingkat (PMK 01/2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan) termasuk antar FKTP

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di FKTP perlu dilakukan penguatan pelayanan
primer melalui pemenuhan sarana prasarana serta kompetensi
3
 termasuk untuk pelayanan kesehatan mata
LANDASAN REGULASI

1. Perpres 82 Tahun 2018 tentang

1 2.
Jaminan Kesehatan
Permenkes 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan kesehatan tingkat pertama, merupakan pelayanan
Pelayanan Kesehatan pada JKN kesehatan nonspesialistik
Permenkes 28 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan

2 1. Perkonsil Indonesia Nomor 11 tahun


2012 tentang Standar Kompetensi
Pemeriksaan refraksi mata termasuk dalam 144 penyakit
kompetensi 4A: “penyakit yang harus dikuasai penuh oleh para
Dokter Indonesia
lulusan karena diharapkan dokter di fasilitas pelayanan
2. Keputusan Menteri Kesehatan kesehatan tingkat pertama dapat mendiagnosis dan melakukan
Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015
tentang Panduan Prakik Klinis bagi penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas”
Dokter di FKTP

3 1. Permenkes 19 tahun 2013 tentang 1. PASAL 1


Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien/Optometris atau Optometris yang memiliki SIKRO atau
Refraksionis Optisien dan Optometris SIKO dapat melaksanakan pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
berupa: a. Puskesmas, b. Klinik; c. Rumah sakit; d. Optikal; e. Fasilitas
2. Permenkes 41 Tahun 2015 Tentang Pelayanan Kesehatan lainnya
Standar Pelayanan Refraksi
Optisi/Optometri 2. Alur Pelayanan
Refraksionis optisien/optometris dapat menerima klien rujukan dari tenaga
3. Permenkes 29 Tahun 2016 Tentang kesehatan lainnya.
Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Mata di Fasilitas 3. Pasal 2, Bab II Jenis dan Bentuk Pelayanan, Bab IV Ketenagaan
Pelayanan Kesehatan Pada fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata
primer, pelayanan dilakukan oleh dokter, perawat, dan refraksionis optisien
sebagai mitra kolaborasi. 4
LATAR BELAKANG PERATURAN
Regulasi penjaminan pelayanan diagnosa
non spesialistik dan pelayanan refraksi:
a. Kompetensi 4A sesuai SKDI 2012 dan
Strategi penguatan layanan
KMK 514 Tahun 2015
primer untuk peningkatan
b. Kolaborasi dengan Refraksionis
kendali mutu kendali biaya
Optisien/Optometris sesuai PMK 29
layanan primer
Tahun 2016

Peraturan BPJS Kesehatan


Nomor 2 Tahun 2020

Evaluasi utilisasi rasio rujukan: • Amanat Rapat Terbatas


Gangguan refraksi ringan menjadi Menteri (RTM) 26 Des 2019
kasus tertinggi rujukan • Koordinasi intensif dengan
nonspesialistik ke FKRTL pemangku kepentingan

Konsep penjaminan pelayanan refraksi dan kacamata di FKTP sampai penerbitan Peraturan
BPJS Kesehatan telah dibahas secara intensif bersama Kementerian Kesehatan dan Organisasi
Profesi (IDI, PERDAMI, IROPIN)
5
EVALUASI RUJUKAN KASUS GANGGUAN REFRAKSI
sd April 2020
RNS Tanpa TACC RNS Dengan TACC
No Diagnosa RNS No Diagnosa RNS dg TACC
1 I10 Essential (primary) hypertension 111 Respiratory tuberculosis,
Respiratory tuberculosis, 1 A15 bacteriologically and histologically 29
2 A15 bacteriologically and histologically 106 confirmed
confirmed 2 I10 Essential (primary) hypertension 29
Non-insulin-dependent diabetes
3 E11 87 Non-insulin-dependent diabetes
mellitus 3 E11 27
mellitus
Disorders of refraction and
4 H52 66 4 H524 Presbyopia 11
accommodation
Insulin-dependent diabetes
5 H524 Presbyopia 40 5 E10 8
6 H521 Myopia 37
mellitus
7 A30 Leprosy [Hansen disease] 36 6 H53 Visual disturbances 8
Tuberculosis of lung, confirmed by 7 H669 Otitis media, unspecified 8
8 A150 sputum microscopy with or without 29 Benign lipomatous neoplasm,
8 D179 7
culture unspecified
Suppurative and unspecified otitis Disorders of refraction and
9 H66 25 9 H52 7
media accommodation
10 J45 Asthma 25 10 G44 Other headache syndromes 6

• Total RNS Tanpa TACC (seluruh kasus) sd April • Total RNS Dengan TACC (seluruh kasus) sd April
2020 : 1.464 2020 : 326
• Total RNS Tanpa TACC terkait gangguan • Total RNS Tanpa TACC terkait gangguan refraksi
refraksi sd April 2020 : 143 (9,76% dari total sd April 2020 : 26 (7,97% dari total RNS
RNS Tanpa TACC) dengan TACC)

Sumber: SSBI, 03/06.2020

6
TREND KUNJUNGAN DAN RUJUKAN
Kasus Gangguan Refraksi KC Biak Numfor Tahun 2019

TREND KUNJUNGAN DAN RUJUKAN KASUS


GANGGUAN REFRAKSI DI FKTP TAHUN 2019
90

Total Kunjungan Gangguan Refraksi di FKTP


80
70 97,43 %
60 98,59 % 98,61 %
100 %
50 96,36 % 93,1 %
98,14 % 91,37 %
40
88,63 % 92,85 %
30
20 100 %
10 100 %
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rujukan Kunjungan yang tidak dirujuk

Proporsi Rujukan Dibanding Kunjungan Total Kasus Refraksi


Sumber: SSBI, 03/06.2020
EVALUASI RUJUKAN KASUS GANGGUAN REFRAKSI
sd April 2020
RNS Tanpa TACC RNS Dengan TACC

RNS
No Diagnosa RNS No Diagnosa
TACC
Disorders of refraction and Disorders of refraction and
1 H52 66 1 H52 7
accommodation accommodation
2 H522 Astigmatism 5 2 H522 Astigmatism -
3 H442 Degenerative myopia - 3 H442 Degenerative myopia -
Disorder of refraction, Disorder of refraction,
4 H527 - 4 H527 -
unspecified unspecified
5 H520 Hypermetropia 22 5 H520 Hypermetropia 5
6 H521 Myopia 37 6 H521 Myopia 4
Other disorders of Other disorders of
7 H526 - 7 H526 -
refraction refraction
8 H524 Presbyopia 40 8 H524 Presbyopia 11

Sumber: SSBI, 03/06.2020

8
GAMBARAN SARPRAS

PEMENUHAN KETERSEDIAAN SARPRAS FKTP UNTUK PEMERIKSAAN REFRAKSI


Memiliki 4 Alat
Kartu Jaeger Pin Hole Snellen Chart Trial Lens Frame Refraktometer
FKTP Seluruhnya
Jenis FKTP Terdaftar sd
31 Des '19 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

DPM 5.354 234 4.37% 161 3.01% 1.215 22.69% 128 2.39% 82 1.53% 110 2.05%

Klinik Pratama 6.766 537 7.94% 432 6.38% 2.115 31.26% 342 5.05% 221 3.27% 274 4.05%

Puskesmas 10.050 617 6.14% 665 6.62% 2.319 23.07% 771 7.67% 411 4.09% 488 4.86%

RS Kelas D 32 1 3.13% 1 3.13% 1 3.13% 1 3.13% 1 3.13% 1 3.13%


Pratama

TOTAL 22.202 1.389 6.26% 1.259 5.67% 5.650 25.45% 1.242 5.59% 715 3.22% 873 3.93%
Sumber : BI Februari 2020 Catt: belum seluruh FKTP mengisi HFIS

9
AGENDA PRESENTASI

1 PENDAHULUAN

2 ISI PERATURAN

3 HARAPAN

10
PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020
Terdiri
dari: 10 PASAL

Pasal Isi
1 Pengertian umum
2 Tujuan pengaturan
3 Ruang lingkup pelayanan
4 Kewajiban pemenuhan SDM dan
sarpras
5 Prosedur penjaminan pelayanan
refraksi
6 Pentahapan
7 Pelayanan kacamata
8 Prosedur penjaminan pelayanan
kacamata
9 Pembiayaan
10 Pemberlakuan
11
PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020

PASAL ISI

1 PENGERTIAN UMUM
Poin penting:
Kriteria Rujukan Gangguan Refraksi adalah persyaratan ukuran dioptri dan Time, Age,
Complication, Comorbidity (TACC) untuk rujukan gangguan refraksi.

2 TUJUAN PENGATURAN
Pengaturan prosedur penjaminan Pelayanan Refraksi dan Pelayanan Kacamata pada FKTP
dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan bertujuan untuk:
1) terwujudnya kepastian hukum bagi Peserta untuk mendapatkan penjaminan Pelayanan
Refraksi dan kacamata sesuai dengan manfaat dalam Program Jaminan Kesehatan;
2) terselenggaranya pelayanan kesehatan mata komprehensif yang bermutu, efektif, dan
efisien terutama untuk mendukung terwujudnya kendali mutu dan kendali biaya dalam
Program Jaminan Kesehatan; dan
3) tersedianya pedoman dalam melaksanakan prosedur penjaminan Pelayanan Refraksi dan
kacamata

12
PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020

PASAL ISI

3 RUANG LINGKUP
1) Penjaminan Pelayanan Refraksi oleh BPJS Kesehatan pada FKTP meliputi pemeriksaan
refraksi sampai dengan penetapan koreksi.
2) Dalam hal hasil Pelayanan Refraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memerlukan alat
bantu kesehatan, Peserta diberikan kacamata sesuai dengan indikasi medis pada Optikal
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

4 KEWAJIBAN PEMENUHAN SDM DAN SARANA PRASARANA


Untuk dapat memberikan Pelayanan Refraksi sesuai dengan standar kompetensi dan standar
pelayanan yang berlaku, FKTP wajib memenuhi sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan.
Poin penting:
a. Perlu komitmen FKTP untuk pemenuhan kompetensi dokter dan sarpras pemeriksaan
refraksi.
b. Pemenuhan sarana prasarana minimal untuk pemeriksaan gangguan refraksi sesuai
dengan KMK 514 Tahun 2015:
1) Kartu Snellen (Snellen Chart)
2) Kartu Jaeger (Jaeger Card)
3) Lubang Kecil (Pin Hole)
4) Bingkai dan Lensa Coba (Trial Frame and Trial Lens Set)

13
PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020
PASAL ISI

5 PROSEDUR PENJAMINAN PELAYANAN REFRAKSI


1) Peserta yang membutuhkan Pelayanan Refraksi datang ke FKTP untuk mendapatkan
pemeriksaan oleh dokter di FKTP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Dokter di FKTP dalam memberikan Pelayanan Refraksi sesuai kewenangan atau kompetensi
dan kebutuhan medis Peserta termasuk memberikan resep kacamata kepada Peserta.
3) Dokter di FKTP dalam memberikan Pelayanan Refraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dibantu oleh Refraksionis Optisien/Optometris sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4) Dalam hal hasil Pelayanan Refraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Peserta
memerlukan pemeriksaan spesialistik atau memenuhi Kriteria Rujukan Gangguan Refraksi,
FKTP merujuk ke FKRTL.
5) Kriteria Rujukan Gangguan Refraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan atau ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi
profesi.
Poin penting:
a. Dokter FKTP dapat dibantu RO mengacu pada PMK 29 Tahun 2016
b. Kriteria rujukan terdiri dari ukuran dioptri, Time, Age, Complication, dan Comorbidity
Apabila memenuhi salah satu, maka dapat dirujuk ke FKRTL
c. Kriteria rujukan wajib menjadi acuan FKTP saat melakukan rujukan ke FKRTL.

14
ALUR PELAYANAN

FKTP memenuhi kompetensi dan sarpras


SELESAI
1. Pemeriksaan refraksi oleh:
FKTP • Dokter OPTIKAL
PESERTA 1. Menerima resep kacamata
TERDAFTAR • Dokter dibantu RO
2. Memberikan kacamata ke
2. Dokter menuliskan resep kacamata
FKTP belum memenuhi kompetensi dan sarpras

peserta bila eligible berdasarkan


3. Legalisasi resep kacamata
hasil legalisasi

FKTP LAIN
(Rujukan Horizontal)
1. Menerima rujukan dari FKTP Terdaftar
2. Pemeriksaan refraksi
3. Menuliskan resep kacamata
3. Legalisasi resep kacamata

FKRTL
(Rujukan Vertikal)
1. Menerima rujukan dari FKTP Terdaftar
2. Dokter spesialis melakukan pemeriksaan refraksi
3. Menuliskan resep kacamata
3. Legalisasi resep kacamata Alur FKTP memenuhi kompetensi dan sarpras

Alur FKTP belum memenuhi kompetensi dan


* FKTP Terdaftar = FKTP tempat terdaftar peserta sarpras
KRITERIA RUJUKAN GANGGUAN REFRAKSI

Surat Ketua Umum PB IDI ke Direktur


Utama BPJS Kesehatan Nomor
02894/PB/F.4/04/2020 tanggal 16 April
2020 perihal Kriteria Rujukan Refraksi
Berdasarkan TACC

16
KRITERIA RUJUKAN GANGGUAN REFRAKSI
Lampiran Surat Ketua Umum PB IDI Nomor 02894/PB/F.4/04/2020

17
PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020

PASAL ISI

6 PENTAHAPAN
1) Penjaminan Pelayanan Refraksi pada FKTP dilaksanakan secara bertahap dengan
memperhatikan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan untuk
mendukung Pelayanan Refraksi.
2) Dalam hal FKTP belum memenuhi standar kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, FKTP tersebut dapat melakukan rujukan horizontal ke FKTP lain atau rujukan
vertikal ke FKRTL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Pelaksanaan penjaminan Pelayanan Refraksi pada FKTP paling lambat 2 (dua) tahun
terhitung sejak Peraturan Badan ini diundangkan.
Poin penting:
a. Tahap awal dilaksanakan untuk daerah yang pernah melaksanakan uji coba yang
diselenggarakan BPJS Kesehatan.
b. Pemenuhan kompetensi dokter dan sarpras sehingga FKTP mampu melakukan
pemeriksaan refraksi secara mandiri.

18
PENTAHAPAN

Mei 2020 Juni 2020 Mei 2022

TAHAP AWAL TAHAP PERLUASAN TAHAP IMPLEMENTASI


IMPLEMENTASI NASIONAL
1. Tahap Awal merupakan tahap 1. FKTP yang telah menjalankan uji coba Seluruh FKTP mampu melakukan
transisi sebelum tahap perluasan diperluas ke FKTP lainnya. pemeriksaan refraksi secara
implementasi. 2. Pentahapan perluasan dimulai pada mandiri
2. Dilakukan pada FKTP di Kantor FKTP dengan jumlah peserta terbanyak
Cabang yang telah menjalankan dan/atau utilisasi kasus gangguan
Uji Coba refraksi tertinggi.

19
PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020
PASAL ISI

7 PELAYANAN KACAMATA
1)
2)
Pelayanan Kacamata diberikan oleh Optikal yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Optikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyediakan kacamata sesuai dengan standar
penjaminan dan kebutuhan Peserta.

Poin penting:
Menegaskan Optikal juga wajib meningkatkan kualitas dalam pemberian kacamata sesuai indikasi medis ke
peserta.

8 PROSEDUR PENJAMINAN PELAYANAN KACAMATA


Peserta yang membutuhkan kacamata mengikuti prosedur penjaminan sebagai berikut:
a. Peserta membawa resep kacamata dari dokter FKTP ke Optikal yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan;
b. Optikal memberikan kacamata ke Peserta sesuai dengan resep kacamata dari dokter FKTP; dan
c. pemberian kacamata sebagaimana dimaksud dalam huruf b mengacu pada kriteria penjaminan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Poin penting:
d. Resep kacamata dari FKTP wajib dikeluarkan dari dokter
e. Kriteria penjaminan (ukuran dioptri dan jangka waktu penjaminan kacamata) mengacu pada PMK 52
Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan
f. Jumlah rasional pelayanan RO mengacu pada PMK 41 Tahun 2015
g. Dalam pelayanan kacamata, akan dilakukan mapping FKTP dan Optikal

20
PERATURAN BPJS KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2020

PASAL ISI

9 PEMBIAYAAN
Pembiayaan penjaminan Pelayanan Refraksi dan kacamata sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 8 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Poin penting:
Pembiayaan pelayanan refraksi dan kacamata mengacu pada PMK 52 Tahun 2016.

10 BERLAKU
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Poin penting:
Ditetapkan tanggal 28 April 2020 dan diundangkan tanggal 30 April 2020.

21
MONITORING EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan paling sedikit 6 (enam) bulan sekali bersama pemangku
1 kepentingan berikut:
a. Dinas Kesehatan
b. TKMKB Provinsi dan Cabang
c. Organisasi Profesi (IDI, PERDAMI, IROPIN)
d. FKTP, FKRTL, Optikal dan Asosiasi Faskes

Hal-hal yang menjadi titik berat monitoring dan evaluasi meliputi:


2 a. Evaluasi utilisasi
b. Evaluasi hasil pelaksanaan pada setiap tahapan implementasi.
c. Potensi fraud
d. Pelaksanaan alur pelayanan
e. Keluhan peserta, FKTP, Optikal serta pihak lainnya
f. Komitmen pemenuhan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan peralatan
kesehatan

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi bersama pemangku kepentingan terkait dapat
3 dilakukan tindak lanjut berupa:
g. Umpan balik kepada Pemerintah Daerah
h. Komitmen perbaikan pelayanan oleh FKTP dan/atau Optikal
i. Surat Peringatan kepada FKTP dan/atau Optikal
j. Pemutusan hubungan kerja sama dengan FKTP dan/atau Optikal
k. Laporan potensi fraud ke Tim Pencegahan Kecurangan
l. Tindak lanjut lain sesuai dengan hasil monitoring dan evaluasi bersama pemangku
kepentingan terkait. 22
AGENDA PRESENTASI

1 PENDAHULUAN

2 ISI PERATURAN

3 HARAPAN

23
HARAPAN
1 Organisasi Profesi
Dukungan dari IDI dan Perdami untuk melakukan peningkatan kompetensi
pemeriksaan refraksi bagi dokter FKTP.
2 Pemda/Dinas Kesehatan
a. Dukungan terhadap terimplementasinya Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2
tahun 2020 pada seluruh FKTP.
b. Pemenuhan kompetensi dokter dan sarana prasarana untuk pemeriksaan
refraksi khususnya di Puskesmas
3 FKTP
Segera memenuhi kompetensi dokter dan sarana prasarana untuk pemeriksaan
refraksi.
4 Asosiasi FKTP
Dukungan terhadap terimplementasinya Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 tahun
2020 pada seluruh FKTP.
5 Seluruh pihak
Monitoring dan evaluasi

24
Kini Semua Ada
Dalam Genggaman!

Download Aplikasi Mobile


JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai