Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH RISET OPERASI

Linier Programming
Metode Simpleks
Nama Kelompok 2 :
ESTER RANTE :
2102355202032
MUTMAINNAH :
2102355202012
MUH. EDEN FAUZAN :
2102355202061
NABILA
: 2102355202006
Apa itu Metode Simplex?
Metode simplex merupakan sebuah metode lanjutan
dari metode grafik. Metode grafik tidak dapat
menyelesaikan persoalan manajemen yang memiliki
variabel keputusan yang cukup besar, sehingga untuk
menyelesaikannya dibuuthkan sebuah metode yang
lebih kompleks yaitu dengan menggunakan program
komputer QSB ( Quantitative System For Business)
atau menggunakan metode simplex. Dalam
kenyataanya penggunaan komputer lebih efisien, akan
tetapi metode dasar yang digunakan dalam
pengoperasian komputer tetap metode simplex.
Apa Perbedaan antara Metode Simplex dan Metode
Grafik?

Metode simplex adalah metode yang dapat digunakan untuk


menyelesaikan persoalan manajerial yang telah diformulasikan
terlebih dahulu ke dalam persamaan matematika program linear
yang mempunyai variable keputusan mulai dari lebih besar atau
sama dengan 2 (dua) sampai multivariabel. Sedangkan metode
grafik hanya dapat digunakan apabila jumlah variable keputusan
maksimal 2 (dua) buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu
persoalan linear programing yang diselesaikan dengan metode
grafik juga dapat diselesaikan dengan metode simpleks, sebaliknya
suatu persoalan yang hanya bisa diselesaikan dengan metode
simplex tidak dapat diselesaikan dengan metode grafik.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan,
antara lain:
 Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol (0).
 Nilaikanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila
negatif, nilai tersebut harus dikalikan –1.
 Fungsi kendala dengan tanda “≤ atau ≥” harus diubah
ke bentuk “=” dengan menambahkan variabel
slack/surplus. Variabel slack/surplus disebut juga
variabel dasar.
Langkah-langkah yang harus dipahami dalam
menggunakan metode simplex, yaitu:
 Membuat model matrix LP.
 Merubah formulasi LP menjadi formulasi standar.
 Merubah formulasi biasa ke dalam formulasi standar harus mengikuti kaidah dasar
yang berlaku, yaitu:
• Introduksikan variabel baru sebagai variabel dummy dengan singkatan huruf S
sebagai singkatan dari Slack (kekurangan) atau Surplus (kelebihan).
• Variable slack kita introduksikan apabila kita mempunyai bentuk tanda pembatas
lebih kecil atau sama dengan (≤).
• Variabel surplus kita introduksikan apabila kita mempunyai bentuk tanda
pembatas lebih besar dari atau sama dengan (≥).
Tabel Simplex:

Cj

Ci BV X1 X2 Xn S1 S2 Sn Bi

S1

S2

Sn

Zj

Cj-Zj
Contoh Soal :
PT Yummy food memiliki sebuah pabrik yang akan memproduksi dua jenis produk yaitu
vanilla dan violette. Untuk memproduksi kedua produk tersebut diperlukan bahan baku A,
bahan baku B dan jam tenaga kerja. Maksimum pengerjaan bahan baku A adalah 60kg per
hari, bahan baku B 30kg per hari dan tenaga kerja 40jam per hari. Kedua jenis produk
memberikan sumbangan keuntungan sebesar Rp40,00 untuk vanilla dan Rp30,00 untuk
violette. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana menentukan jumlah unit setiap produk
yang akan diproduksi setiap hari. Kebutuhan setiap unit produk akan bahan baku dan jam
tenaga kerja dapat diliha pada tabel berikut ini:

Kg Bahan Baku Dan Jam Tenaga Maksimum


Jenis Bahan Baku dan
Kerja Penyediaan
Tenaga Kerja
Vanilla Violette

Bahan baku A 2 3 60Kg

Bahan baku B - 2 30Kg

Tenaga Kerja 2 1 40jam

Sumbangan keuntungan Rp40,00 Rp30,00


Penyelesaian:
Z = Rupiah keuntungan per hari
X1 = Jumlah vanilla yang diproduksi/perhari
X2 = jumlah violette yang diproduksi/hari

 Langkah 1
Formulasi LP (bentuk standar)
Fungsi tujuan  Zmax = 40X1 + 30X2
Fungsi kendala  2X1 + 3X2 ≤ 60
2X2 ≤ 30
2X1 + 1X2 ≤ 40
X1,X2 ≥ 0
Diubah menjadi:
2X1 + 3X2 + S1 + 0S2 + 0S3 = 60
2X2 + 0S1 + S2 + 0S3 = 30
2X1 + 1X2 + 0S1 + 0S2 + S3 = 40

40X1 + 30X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3


C1 = 40, C2 = 30, C3 = 0, C4= 0, C5 = 0
Langkah 2
 Tabel simplex awal masalah PT Yummy Food :

Cj 40 30 0 0 0

BV Bi
Ci X1 X2 S1 S2 S3
60
0 S1 2 3 1 0 0
30
0 S2 0 2 0 1 0
40
0 S3 2 1 0 0 1
0
Zj 0 0 0 0 0

Cj-Zj 40 30 0 0 0
Langkah 3
 Apakah tabel tersebut sudah optimal? Belum, karena tabel
optimal bila nilai yang terdapat pada baris Cj – Zj ≤ 0.
Langkah 4

Penyelesaian dengan cara iterasi :


• Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki nilai Cj-Zj terbesar yaitu kolom X1.
Dengan demikian X1 akan masuk dalam basis.
• Menentukan baris kunci, yaitu baris yang memiliki angka indeks terkecil dan bukan negatif.
Dalam hal ini baris S3. Dengan demikian S3 akan keluar dari basis dan tempatnya akan digantikan
oleh X1.
• Menetukan angka kunci. Angka kunci adalah angka yang terdapat pada persilangan kolom kunci
dengan baris kunci, dalam hal ini angka kunci = 2.
• Mencari angka baru yang terdapat pada baris kunci, dengan cara membagi semua angka yang
terdapat pada baris kunci dengan angka kunci.
Angka baru = 40/2, 2/2, ½, 0/2, 0/2, ½
Atau = 20 1 ½ 0 0 ½
Mencari angka baru pada baris lain, yaitu:
 Baris S1
Angka lama = [ 60 2 3 1 0 0]
Angka baru = [ 20 1 ½ 0 0 ½] (2) _
Angka baru = [20 0 2 1 0 -1]

 Baris S2
Angka lama = [ 30 0 2 0 1 0]
Angka baru = [ 20 1 ½ 0 0 ½] (2) _
Angka baru = [20 0 2 1 0 -1]
Hasil perhitungan di atas, akan Nampak pada tabel baru
simplex yaitu tabel yang merupakan hasil iterasi pertama

Cj 40 30 0 0 0

BV X1 X2 S1 S2 S3 Bi

0 S1 0 2 1 0 -1 20

0 S2 0 2 0 1 0 30

40 X1 1 ½ 0 0 ½ 20

Zj 40 20 0 0 20

Cj-Zj 0 10 0 0 -20
Langkah iterasi kedua :
 Kolom kunci : X2 (masuk dalam basis).
 Baris kunci : S1 (keluar dari basis).
 Anka kunci : 2 (persilangan kolom kunci dan baris
kunci).
 Angka baru pada baris kunci, dengan cara membagi semua
angka yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci.
Angka Baru = 20/2 , 0/2 , 2/2 , ½ , 0/2 , -1/2 ,
Atau = 10 0 1 ½ 0 -1/2
Angka baru pada baris lain, yaitu :
 Baris S2

Angka Lama = [30 0 2 0 1 0]


Angka Baru = [10 0 1 ½ 0 -½] (2) _
Angka Baru S2 = [10 0 0 -1 1 1]
 Baris X1
Angka Lama = [20 1 ½ 0 0 ½]
Angka Baru = [10 0 1 ½ 0 -½ ] (½) _
Angka Baru X1 = [15 1 0 -¼ 0 ¾] Cj 40 30 0 0 0

Ci BV X1 X2 S1 S2 S3 Bi

30 X2 0 1 ½ 0 -1/2 10

0 S2 0 0 -1 1 1 10
Adapun hasil perhitungan di atas, akan Nampak pada tabel
40 X1 1 0 -1/4 0 ¾ 15
baru yang merupakan hasil iterasi ke dua.
Zj 40 30 5 0 15

Cj-ZJ 0 0 -5 0 -15 900


Solusi optimum tabel iterasi 2 menunjukan bahwa
total nilai Z = 900 dengan masing-masing variabel
keputusan X1 = 15 dan X2 = 10.
Variabel Basis Koefisien Fungsi Tujuan Nilai Variabel Basis

X2 30 10 300

S2 0 10 0

X1 40 15 600

JUMLAH 900
Kesimpulan
 Pada tabel iterasi 2 merupakan tabel akhir simplex, dengan solusi optimal
adalah :
X1 (vanilla) = 15 unit
X2 (violette) = 10 unit
Z (keuntungan) = Rp 900,00
 Kendala kedua (bahan baku B) masih tersisa sebanyak 10 Kg yang ditunjukan
oleh nilai S2 =10, pada tabel optimal.
 Kendala 1 dan 3 tidak ada sisa (full capacity), yang ditunjukan oleh nilai S 1 =
S3 = 0 ( variabel nonbasis). Hal ini juga dapat dibuktikan dengan memasukan
nilai S1 dan S2 ke dalam kendala 1 dan 3.
 Kendala 1 : 2X1 + 3X2 = 60
2 (15) + 3 (10) =60
60 = 60
Bahan baku yang digunakan = yang tersedia

 Kendala 3 : 2X1 + 1X2 = 40


2 (15) + 1(10) =40
40 = 40
Jam kerja yang digunakan = yang tersedia
Tingkyuuu
Sekian dan Terimakasih
Ada Pertanyaan??

AZAB MNCTV
TERLALU KRITIS DAN BANYAK TANYA
SAAT TEMAN PRESENTASI, JAZAD

Arraseo?!! MAHASISWA TERLEMPAR KE MOLEN


CORAN BERPUTAR-PUTAR HINGGA
TEWAS DUA KALI

Anda mungkin juga menyukai