Pengelolaan Sumber
Daya Alam
MOH. ISMAIL HAMIM
A. Definisi Sumber Daya Alam
a. Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan
alamiah, misalnya tanah, air dan perairan, udara dan ruang, mineral tenaga
alam, panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut/arus laut (Daryanto1995:
36).
b. Menurut Sukanto Reksodiprodjo (1990: 5), Sumber daya alam adalah sesuatu
yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi di mana kita
menemukannya. Sumber daya alam meliputi semua yang terdapat di bumi
baik yang hidup maupun benda mati yang berguna bagi manusia, terbatas
jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria–kriteria teknologi,
ekonomi, sosial dan lingkungan.
Berdasarkan definisi tersebut terdapat beberapa makna yang tersirat,
yaitu:
a. Sesuatu yang belum diketahui dan atau tidak diketahui, belum dapat
disebut sebagai sumber daya alam.
b. Sumber daya alam bersifat dinamis, hal ini dapat diartikan bahwa nilai
yang melekat pada suatu sumber daya alam dapat berubah-ubah
sesuai ruang dan waktu.
c. Sumber daya alam terjadi secara alami, hal ini bermakna sesuatu
sumber daya alam tidak dapat terbentuk sebagai campur tangan
manusia dalam proses pembentukannya.
d. Sumber daya alam bersifat jamak, karena mempunyai dimensi jumlah,
kualitas, ruang, dan waktu.
Klasifikasi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut ini akan
disajikan beberapa penggolongan sumber daya alam berdasarkan pada sifat,
potensi dan jenisnya.
1. Berdasarkan Sifat, berdasarkan sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3,
yaitu sebagai berikut:
a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), misalnya:
Hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena
dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih
kembali).
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non- renewable),
misalnya: minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan bahan tambang
lainnya.
b. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya udara, matahari, energi
pasang surut, energi laut dan air dalam siklus hidrologi.
Terjangkau Akuntabilitas
Keadilan keterpaduan
Pengelolaan
SD Air
Keseimbangan Keberlanjutan
Kemandirian Kelestarian
Berdasarkan dari daya listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan menjadi: (1)
pico hydro yang menghasilkan 5 kW, (2) micro hydro yang menghasilkan 5-100 kW, (3) mini hydro
yang menghasilkan daya di atas 100 kW, namun tetap di bawah 1MW dan (4) Bendungan/ dam/ large
hydro dengan daya yang dihasilkan sebesar lebih dari 100 MW. Indonesia telah memanfaatkan air
sebagai pembangkit listrik, salah satunya adalah PLTA Cirata, Purwakarta.
Pembangkit listrik yang telah dibangun sejak 1983 ini bukanlah pembangkit utama dalam jaringan
listrik Jawa Bali, melainkan dijadikan pembangkit listrik cadangan. Apabila keseluruhan turbin yang
berjumlah 8 di PLTA tersebut berfungsi, PLTA Cirata hanya mampu menyuplai sekitar 4 persen atau
sekitar 1.008 MW dari beban listrik Pulau Jawa yang mancapai 23.000 MW. Selain Cirata, terdapat
pula pembangkit listrik tenaga air lainnya yang ada di Indonesia seperti PLTA Saguling, Jatiluhur dan
Lamajan.
Selain menjadi pembangkit, PLTA juga bermanfaat bagi sektor pariwisata. Pemandangan alam berupa
gunung, danau dan wisata kulinernya menjadi daya tarik pariwisata. Pemandangan alam tidak hanya
menjadi objek wisata di kawasan bendungan Jatiluhur, terdapat pula objek pariwisata lain yang
tersedia di sana seperti kolam renang dan ski air yang secara langsung menghadap ke danau.
Meskipun mendatangkan banyak manfaat, pemanfaatan air dengan membangun bendungan
memiliki dampak lain seperti dapat mengganggu keseimbangan ekosistem sungai atau danau,
pembangunan yang memakan biaya dan waktu yang cukup lama dan kerusakan pada bendungan
yang dapat menyebabkan risiko kecelakaan dan kerugian lain yang besar. Oleh karena itu perlu
diperhatikan aspek-aspek kelingkungan serta keselamatan agar pemanfaatan bendungan dapat
dilakukan secara maksimal.
Infografik / Koaksi Indonesia
SEKIAN TERIMA KASIH
Bersambung…………………………………
.