Anda di halaman 1dari 27

Pemodelan Entity-Relationship

Sistem Basis Data


Andri Suprayogi-2013
Pendahuluan

• Pemodelan entity relationship bersifat “top down”


dimana basis data dibangun dari perancangan
relasi tanpa merujuk pada data

• Pemodelan entity relationship merupakan


pembangunan basis data dari awal (from scretch)
Tahapan Pemodelan Entity Relationship
• Pendefinisian Entitas
• Pendefinisian Enterprise Rule
• Penempatan Atribut
- Berdasarkan derajat keanggotaan
- Berdasarkan kelas keanggotaan
• Pengisian Data
Pendefinisian Entitas (1)

• Entitas : sesuatu yang secara independen dapat diidentifikasi


secara unik. Contoh pada suatu perusahaan terdapat entitas
pelanggan, mesin produksi, kontrak pun dapat dianggap
sebagai entitas.
• Atribut : Properti dari entitas misalnya nama pelanggan, nilai
kontrak, tanggal kontrak dan lainnya
• Identifier : atribut kunci tabel yang berbeda pada tiap
tabelnya
• Relasi : Asosiasi antar entitas contohnya departemen
terhubung dengan pegawai melalui hubungan
“mempekerjakan”
Pendefinisian Entitas (2)

•Pendefinisian entitas merupakan proses penentuan :

– entitas mana saja yang akan dijadikan komponen pada


suatu basis data.
- atribut apa saja yang mencirikan entitas tersebut. Contoh
Dosen(NIP, Nama, Mata kuliah yang diajarkan, Alamat,
Pangkat/Golongan, dst..)
Pendefinisian Entitas (2)

•Secara umum, pendefinisian entitas di sini merupakan


tahap awal dari pemodelan basis data dari entitas di dunia
nyata (real World) yang sering dikatakan tidak terbatas.
•Contohnya golongan darah mahasiswa tidak termasuk ke
dalam definisi entitas mahasiswa, begitu pula dengan
daerah asal dosen.
Pendefinisian Enterprise Rule
• Berbeda dengan model relasional, aturan atau rule dari
Derajat dan hubungan antar entitas yang terdapat pada
model basis data Entity Relationship ditentukan terlebih
dahulu.

Contoh :
• Setiap dosen menjadi wali dari banyak mahasiswa
• Setiap mahasiswa hanya memiliki satu dosen wali
Derajat keanggotaan (1)
Dalam perancangan basis data dengan model Entity
Relationship, sketsa hubungan antar entitas dinyatakan
dalam bentuk diagram skeleton sebagai berikut

Entitas 1 Relasi Entitas 2

Contoh :
Penduduk KTP Negara

Setiap penduduk memiliki KTP yang dikeluarkan


oleh pemerintah
Derajat keanggotaan (2)
•Suatu hubungan antar entitas dapat terbagi menjadi
beberapa derajat keanggotaan yaitu
•Hubungan 1:1

Entitas 1 1 Relasi 1 Entitas 2

Dibaca setiap entitas 1 hanya berelasi dengan 1 entitas 2


Contoh

Motor 1 Memiliki 1 STNK

Setiap Motor hanya memiliki 1 STNK


Setiap STNK hanya dimiliki oleh 1 motor
Derajat keanggotaan (3)
• Hubungan 1:Banyak (1:M / 1:N)

Entitas 1 1 Relasi N Entitas 2

Dibaca setiap entitas 1 berelasi dengan banyak entitas 2


Contoh :
Dosen 1 Mengajar
N Matakuliah

Setiap dosen mengajar banyak matakuliah


Atau
Banyak Mata kuliah diajar oleh satu dosen
Derajat keanggotaan (4)
• Hubungan Banyak : Banyak

Dibaca : Banyak entitas 1 berelasi dengan banyak entitas 2

Entitas 1 M Relasi N Entitas 2

Contoh :
Mahasiswa M Mengambil N Matakuliah

Banyak mahasiswa mengambil banyak mata kuliah


Banyak matakuliah diambil banyak mahasiswa
Kelas keanggotaan (1)
Kelas keanggotaan merupakan bentuk enterprise rules yang
menunjukkan keterkaitan antar entitas pada suatu relasi yang
terdiri dari :
•Obligatory, menunjukkan bahwa harus terdapat relasi pada
suatu entitas. Contoh pada setiap STNK tercantum identitas
mobil

•Non Obligatory menunjukkan bahwa relasi pada entitas


tidak harus ada atau lebih dari satu. Contoh ada mobil yang
tidak memiliki STNK (misalnya mobil yang baru keluar dari
pabrik).
Kelas keanggotaan (2)
Dalam hal perancangan basis data, keterkaitan
(obligatory/non obligatory) disimbolkan sebagai titik pada
kotak di samping entitas.
Entitas 1 1 Relasi 1 Entitas 2

Setiap Entitas 1 berhubungan dengan Entitas 2


Beberapa Entitas 2 berhubungan dengan Entitas 1
Contoh :

Matakuliah N Relasi 1 Dosen

Setiap Matakuliah harus diajar oleh minimal 1 dosen


Beberapa dosen mengajar banyak matakuliah
Penempatan Atribut (1)
• Penempatan atribut pada dasarnya merupakan proses
pembuatan tabel dari entitas dan relasi yang telah
ditentukan.
• Suatu tabel terbangun dari atribut-atribut. Pada setiap
tabel harus terdapat atribut yang merupakan identifier
atau penunjuk dari atribut lain yang terdapat pada tabel
tersebut
• Penempatan atribut ini terkait dengan enterprise rule
yang telah disusun sebelumnya berikut derajat dan
kelasnya
• Dilanjutkan dengan pengisian data
Penempatan Atribut (2.a)
• Jika derajat suatu hubungan antar entitas satu ke satu
(1:1) dan kelasnya bersifat obligatory-obligatory (O:O)
maka disusun satu tipe tabel. Contoh enterprise rule :
setiap pegawai diberi satu mobil dinas. Setiap mobil
dinas digunakan oleh satu pegawai
• Implikasi : setiap pegawai diberi satu mobil dinas yang
berbeda, dan setiap mobil dinas dipakai oleh satu
pegawai

Tipe Tabel:
Pegawai-kendaraan(#pegawai, nama, #kendaraan, merk)
Penempatan Atribut (2.b)

• 1:1 <> O - O
Penempatan Atribut (3.a)
• Jika derajat suatu hubungan 1:1 kelasnya obligatory –
non obligatory (O-N), maka relasi disusun dalam dua
tipe tabel. Contoh enterprise rule : setiap pegawai diberi
satu mobil dinas dan beberapa mobil dinas digunakan
hanya oleh satu pegawai
• Implikasi : setiap pegawai diberi satu mobil dinas yang
berbeda- beda, dan ada mobil dinas yang tidak
digunakan
Tipe Tabel :
Pegawai (#pegawai, nama, #kendaraan)
Kendaraan (#Kendaraan, merk)
Penempatan Atribut (3.b)
• 1 : 1 <> O - N
Penempatan Atribut (4.a)
• Jika Derajat suatu hubungan 1:1 Berkelas (N-N) maka
relasi disusun dalam tiga tipe tabel. Contoh enterprise
rule : beberapa pegawai diberi masing-masing satu
mobil dinas dan beberapa mobil dinas digunakan,
masing-masingnya oleh satu pegawai
• Implikasi : ada pegawai yang tidak diberi mobil dinas ,
dan ada mobil dinas yang tidak digunakan oleh pegawai
• Tipe Tabel :
Pegawai (#pegawai, nama),
Kendaraan(#kendaraan, merk)
Penggunaan (#pegawai,#kendaraan)
Penempatan Atribut (4.a)

• 1:1 <> N - N
Penempatan Atribut (5.a)
• Pada derajat hubungan 1 ke banyak (1:M), kelas
hubungannya juga berupa O-N dan relasi disusun dalam
dua tipe tabel. Contoh enterprise rule : setiap pegawai
diberi satu mobil dinas dan beberapa mobil dinas
digunakan oleh beberapa pegawai
• Implikasi : setiap pegawai diberi satu mobil, dan dari
beberapa mobil dinas yang digunakan, ada yang
digunakan oleh pegawai yang berbeda
Tipe Tabel :
Pegawai (#pegawai, nama, #kendaraan),
Kendaraan(#kendaraan, merk)
Penempatan Atribut (5.b)

1 : M <> O-N
Penempatan Atribut (6.a)

• Jika Derajat suatu hubungan 1:M kelasnya merupakan


N-N, maka relasi disusun dalam tiga tipe tabel. Contoh
enterprise rule : beberapa pegawai diberi satu mobil
dinas dan beberapa mobil dinas digunakan beberapa
pegawai
• Implikasi : beberapa pegawai diberi satu mobil dinas
dan dari setiap mobil dinas yang digunakan, ada yang
digunakan oleh pegawai berbeda
Tipe Tabel :
Pegawai (#pegawai, nama),
Kendaraan(#kendaraan, merk)
Penggunaan (#pegawai,#kendaraan)
Penempatan Atribut (6.b)

• 1:M <> N - N
Penempatan Atribut (7.a)
• Suatu derajat hubungan M:N kelas hubungannya juga
merupakan N-N. Maka relasi disusun dalam tiga tipe
tabel. Contoh enterprise rule : beberapa pegawai diberi
banyak mobil dinas dan beberapa mobil dinas
digunakan beberapa pegawai
• Implikasi : beberapa pegawai diberi beberapa mobil
dinas, dan dari setiap kendaraan yang digunakan, ada
yang digunakan oleh pegawai yang berbeda
Tipe Tabel :
Pegawai (#pegawai, nama),
Kendaraan(#kendaraan, merk)
Penggunaan (#pegawai,#kendaraan)
Penempatan Atribut (7.a)

M:N <> N – N
Latihan (2)

2. Carilah contoh entitas dan relasi pada dunia nyata (yang


saudara pahami dengan baik!!), misalnya penjualan,
inventarisasi barang, akademik, perpustakaan, ataupun
rumah sakit. Lakukan perancangan basis datanya
dengan model Entity Relationship dengan tahapan
sbb :

- Penentuan deskripsi entitas dan relasi


- Penentuan Enterprise Rules
- Penempatan Atribut

Anda mungkin juga menyukai