Anda di halaman 1dari 25

KALIMAT EFEKTIF

STRUKTUR PEMBAHASAN

DEFINISI

CIRI-CIRI

KALIMAT EFEKTIF PEMILIHAN KATA

PERANGKAIAN KALIMAT

PENATAAN KALIMAT
DEFINISI KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang


menyampaikan informasi yang sama
dengan informasi yang diterima
pembaca.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Kesatuan Gagasan Kesepadanan

Keparalelan Kehematan

Kelogisan Kecermatan

Kebervariasian Ketegasan

Ketepatan Kebenaran struktur

Keringkasan
1. Kesatuan Gagasan

 Kalimat efektif hanya mengandung satu kesatuan


gagasan yang mengandung satu ide pokok.
 Dikatakan memiliki kesatuan gagasan apabila subjek,
predikat, dan unsur-unsur lainnya saling mendukung
dan membentuk kesatuan tunggal.
Contoh:
a. Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.
b. SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.
c. Tahun ini SPP mahasiswa-baru saja yang dinaikkan.
kalimat a diatas tidak efektif karena mempunyai dua
gagasan. Sedangkan kalimat b dan c termasuk kalimat
efektif karena hanya mempunyai satu gagasan.
2. Kesepadanan
Kesepadanan → Keseimbangan pikiran (gagasan) dengan
struktur kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang
mengandung kesepadanan.
Berikut hal yang perlu diperhatikan:
1. Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Contoh:
Mereka membicarakan masalah batas studi.
Kalimat di atas memiliki S, P, O, yaitu fungsi S diisi oleh kata
mereka, fungsi P diisi oleh kata membicarakan, dan fungsi O diisi
oleh frasa masalah batas studi.
2. Kata depan tidak berada di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi.
Untuk menjadi kalimat yang efektif, kata bagi harus dihilangkan,
sehingga:
Semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi.
3. Konjungsi intrakalimat tidak dipakai didalam kalimat
tunggal.
Contoh:
4. Saksi tidak hadir. Sehingga persidangan ditunda minggu depan.
(Sehingga di awal kalimat)
5. Saksi tidak hadir sehingga persidangan ditunda minggu depan.
(Sehingga di tengah kalimat)
4. Predikat tidak didahului konjungsi yang.
Contoh:
5. Suporter timnas Indonesia yang mengenakan baju merah putih.
(yang berada didepan predikat)
6. Suporter timnas Indonesia mengenakan baju merah putih.
5. Subjek tidak Ganda.
Contoh:
6. Pertandingan ini saya mewakili Bekasi Barat.
(subjek ada dua yaitu pertandingan ini dan atau saya)
2. Dalam pertandingan ini, saya mewakili wilayah bekasi barat.
3. Keparalelan
Keparalelan → Penggunaan bentuk-bentuk
bahasa atau konstruksi bahasa yang
sama dalam susunan serial, dapat juga
dikatakan sebagai kesejajaran
pengungkapan ide-ide dalam suatu
kalimat.

Contoh:
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali
pasukan AS dari Filipina akan mempercepat perwujudan
cita-cita segenap bangsa Filipina.

Kalimat diatas diisi oleh kata benda yang berupa


penghapusan, penarikan, dan perwujudan yang memiliki
bentuk dan makna yang sama.
4. Kehematan
Kehematan → Menggunakan kata secara efisien
dan tidak berlebihan, sehingga setiap kata
yang digunakan memiliki fungsi yang jelas.
Kehematan dapat ditempuh dengan cara:

a. Menghindari pengulangan subjek kalimat


Contoh:
• Mereka naik pentas begitu mereka tiba. (ada pengulangan
subjek)
• Mereka naik pentas begitu tiba. (tanpa pengulangan)

b. Menghindari kata hari, tanggal, bulan, dan tahun dalam


hubungannya dengan nama hari, tanggal, bulan, dan tahun.
Contoh:
• Pemberontakan itu meletus pada tanggal 30 bulan
September tahun 1965. (boros kata)
• Pemberontakan itu meletus pada 30 September 1965.
(hemat)
c. Menghindari pemakaian hipernim
 contoh:
 Pakaiannya berwarna merah menyala. (boros kata)
 Pakaiannya merah menyala. (hemat kata)
d. Menghindari pemakaian kata penghubung yang berlebihan
 contoh:
 Walaupun sakit, tetapi ia berangkat juga. (boros kata)
 Walaupun sakit, ia berangkat juga. (hemat kata)
e. Menghindari pemakaian kata yang berlebihan
 contoh:
 Kita harus belajar dari Jepang agar supaya dapat maju dan
berkembang. (boros kata)
 Kita harus belajar dari Jepang agar dapat maju dan berkembang.
(hemat kata)
5. Kelogisan
 Suatu kalimat dianggap logis apabila kalimat itu
mengandung makna yang diterima akal sehat. Kalimat
itu bermakna sesuai kaidah-kaidah nalar secara umum.

Contoh kalimat tidak logis:


 Ayahnya mengajar bahasa Indonesia di sekolah. (tidak
logis)

Seharusnya:
 Ayahnya mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah kami.
(logis)
 Ayahnya mengajari kami bahasa Indonesia. (logis)
6. Kecermatan
 Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi
sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda.
 Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan
membantu pembaca untuk memahami makna kalimat
secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.
Contoh:
 Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia
akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
(tidak cermat)
Perbaikan kalimat:
 Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia
akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
(cermat)
7.Kebervariasian
 Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan
menjemukan, diperlukan adanya variasi.
 Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara
berikut.

1. Variasi penggunaan kata

contoh:
• Pembicaraan itu membicarakan
kenakalan mahasiswa. (monoton)
• Pembicaraan itu membahas kenakalan
mahasiswa. (variatif)
2. Variasi dalam pembukaan kalimat
a. Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan di
awal kalimat.
contoh:
Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung.

b. Penggunaan frasa verbal :


contoh:
Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.

c. Penempatan klausa anak kalimat :


contoh:
Ketika ujian berlangsung, mahasiswa itu jatuh sakit.
8. Ketegasan
Untuk mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu tulisan, seorang
penulis harus memperhatikan posisi bagian yang diutamakan.
Hal itu dapat ditempuh dengan:

1. Meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat,


contoh:
Masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan pada
kesempatan yang lain.
2. Mengurutkan kata secara bertahap,
contoh:
Korban tsunami di jepang ditemukan puluhan, ratusan,
bahkan ribuan.
3. Mempertentangkan ide yang ditonjolkan,
contoh:
Surti gemuk, tetapi gesit.
4. Menggunakan partikel penekanan,
contoh:
Kitalah yang bertanggung jawab atas kejadian itu.
5. Mengulang gagasan yang penting,
contoh:
Untuk menambah iklim yang sejuk di negara kita maka
perlu kesadaran moral, kesadaran politik, kesadaran
agama, kesadaran bermasyarakat, dan kesadaran
berbudaya.
9. Ketepatan
Setiap kata yang digunakan perlu dipilih
secara tepat dan cermat sehingga dapat
mewakili tujuan, maksud, atau pesan
penulis.

Contoh:

 Posisi ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat


kepolisian berada dalam satu ruangan. (tidak tepat)
 Ketujuh korban, saat ditemukan warga dan aparat
kepolisian berada dalam satu ruangan. (tepat)
10. Kebenaran Struktur

Kebenaran Struktur → yaitu kebenaran kaidah bahasa


seperti kejelasan struktur, hubungan
fungsi sintaksis (seperti subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan).

Contoh:
Kepada hadirin dimohon berdiri.
(fungsi subjek tidak jelas)

seharusnya:
Hadirin dimohon berdiri.
11. Keringkasan

 Ciri ringkas direalisasikan dengan tidak adanya


unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan.
 Keringkasan ditandai dengan tidak adanya kata
atau kalimat yang berlebihan.
Contoh:

o Nenek selalu memberi nasihat kepada cucu-


cucunya. (bentuk panjang)
o Nenek selalu menasihati cucu-cucunya. (ringkas)
PEMILIHAN KATA
 Pilihan kata adalah kata-kata yang dipakai seorang
pembicara atau penulis.
 Untuk menghasilkan tulisan yang baik, diperlukan
pilihan kata yang cermat dan tepat.
 Suatu pilihan kata dinyatakan tepat apabila kata itu
mengungkapkan maksud penulis dengan secermat-
cermatnya.

1. Tepat

Pilihan kata yang


terbaik harus 2. Benar
memenuhi syarat:

3. Lazim Pemakaiannya
PERANGKAIAN KALIMAT
 Seorang penulis harus dapat merangkai kalimat secara
bervariasi agar tulisan yang dihasilkan tidak monoton dibaca.
Contoh:
Sesuai dengan etika berdagang, dengan alasan apa pun
pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil.
Kalimat diatas dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
A. sesuai dengan etika berdagang
B. dengan alasan apa pun
C. Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil
Variasi kalimat yang mungkin:
a. Dengan alasan apa pun, pemodal besar tidak boleh
(pola BCA)
menggusur pedagang kecil sesuai dengan etika berdagang.
b. Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil,
(pola CAB)
sesuai dengan etika berdagang, dengan alasan apa pun.
PENATAAN KALIMAT DALAM PARAGRAF

Kalimat-kalimat yang dirangkai menjadi


suatu paragraf harus memiliki tatanan ide
yang apik, mengalir tanpa lompatan-
lompatan ide yang mengejutkan.

Fokus dan latar


Untuk itu, ada dua hal belakang
yang harus
dipertimbangkan
dalam menuangkan
gagasan dalam
kalimat, yaitu:
Informasi
Fokus dan Latar Belakang

 Sebuah gagasan yang dimaksudkan sebagai fokus


diungkapkan dalam klausa induk.
 Gagasan lain yang merupakan latar belakang diungkapkan
dalam klausa anak.

Contoh:

Ketika pulang siang-siang kemarin dan melihat adik saya,


Bimoli, sedang dikebun, saya berteriak memanggilnya. Ia
tidak menjawab.

Dari kalimat diatas, Ketika pulang siang-siang kemarin dan


melihat adik saya, Bimoli, sedang dikebun adalah latar
belakang, sedangkan saya berteriak memanggilnya adalah
fokus.
Informasi
 Dalam hal penataan kalimat, ada dua jenis informasi yaitu,
Informasi Lama (IL) dan Informasi Baru (IB).
 Informasi Lama (IL) adalah gagasan yang (menurut penulis)
sudah diketahui pembaca.
 Informasi Baru (IB) adalah gagasan yang (menurut penulis
belum diketahui oleh pembaca.
 Sebelum menyampaikan IB, penulis harus terlebih dahulu
memaparkan IL.
Contoh:
(a) Rumah ayah ada empat kamar tidurnya dan dua kamar
tamunya. (b) Di depan rumah ada sebuah kebun yang luas. (c) Di
kebun itu ayah menanam banyak bunga.
Penataan IL dan IB dari paragraf di atas yaitu:
(a) rumah… (b) rumah… kebun (c) kebun… bunga
IL IL IB IL IB
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai