Anda di halaman 1dari 44

PELUANG

TEAM TEACHING MATEMATIKA SMK YPE


CILACAP

TAHUN 2008
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari matero ini para siswa diharapkan mampu:

•Membahas pengertian kaidah pemecahan faktorial,


permutasi dan kombinasi
•Menentukan banyak cara menyelesaikan masalah dengan
kaidah pemecahan permu tasi dan kombinasi
•Menyelesaikan masalah dengan menggunakan kaidah
pemecahan permutasi dan kombinasi
•Menjelaskan pengertian kejadian, peluang, kepastian dan
kemustahilan
•Menghitung besar peluang suatu kejadian
•Menghitung peluang kejadian saling lepas
•Menghitung peluang kejadian saling bebas
•Menghitung frekuensi harapan suatu kejadian
•Menerapkan konsep peluang dalam menyelesaikan
masalah program keahlian yang berkaitan.
TEORI PELUANG
Kaidah Membilang Peluang Kejadian Majemuk
Notasi faktorial Kejadian Saling Lepas
Permutasi dan tidak saling lepas
Permutasi n unsur Peluang Kejadian Saling
Bebas
Permutasi r unsur dari n unsur
Permutasi dengan unsur yang sama
Permutasi Siklis
Peluang Kejadian
Kombinasi Bersyarat
Peluang Kejadian
Kepastian, Kemustahilan dan
Peluang Komplemen
Frekuensi Harapan
KAIDAH MEMBILANG / PENCACAHAN
Perhatikan beberapa kasus berikut!
Misalkan ada 2 jalur yang menghubungkan kota A dan B,
dan ada 3 jalur yang menghubungkan kota B dan C. Ada
berapakah semua jalur yang dapat dilalui dari kota A
menuju C melalui B ?
p
1 Jalur yang dapat
dilalui adalah:
A q (1,p) (1,q) (1,r)
B
2 C (2,p) (2,q) dan (2,r)
Semuanya ada 6 jalur
r A B = 2 jalur
B C = 3 jalur
x
A B C = 6 jalur
Aldi memiliki 2 pasang sepatu, 3 potong celana, 5 potong
baju, dan 2 buah dasi yang dapat ia pakai pada saat
pergi ke kantor. Berapa banyak semua variasi
penampilan yang dapat ia tunjukkan pada saat berangkat
ke kantor?
Analog dengan kasus yang pertama :

Pilihan sepatu = 2
Pada prinsipnya, kaidah
Pilihan Celana = 3 membilang menyatakan bahwa:
Pilihan kemeja = 5
Jika suatu kejadian merupa
Pilihan dasi = 2 kan merupakan rangkaian
x
Banyak variasi = 60 macam dari beberapa kejadian yang
dapat terjadi dalam berbagai
cara,
Maka banyak semua rangkaian kejadian merupakan
perkaliannya
NOTASI FAKTORIAL

Bentuk n! dibaca “n faktorial” didefinisikan


sebagai berikut:
n! = n. ( n-1) ( n-2) . . .1
1! = 1
0! = 1

Contoh:
5! = 5. 4. 3. 2. 1 = 120
Permutasi

Permutasi n unsur

Permutasi r unsur dari n unsur

Permutasi dengan unsur yang sama

Permutasi Siklis
PERMUTASI n UNSUR DARI n UNSUR
Susunan berbeda huruf – huruf A dan B : AB, BA (2 = 2x1)
Susunan berbeda huruf – huruf A, B dan C :
ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA (6 = 3x2x1) = 3!

Permutasi n unsur dari n unsur dirumuskan sbb:

nP n = n !

Contoh:
Banyak semua susunan berbeda huruf – huruf pada
kata ADIK adalah:
Susunan 4 huruf dari 4 huruf :
4 P 4 = 4 ! = 4.3.2.1 = 24 susunan
PERMUTASI r UNSUR DARI n UNSUR

Permutasi r unsur dari n unsur dirumuskan :


n!
nPr =
(n – r ) !
Contoh :
1. Tentukan banyaknya semua susunan dua huruf berbeda yang
dapat dibuat dari huruf – huruf pada kata ANGKET!
Jawab:
Banyak semua susunan 2 huruf dari 6 huruf berbeda adalah:

6! 6! 6 . 5. 4!
6 P2 = = = = 30 susunan
(6 – 2 ) ! 4! 4!
Mana sajakah itu???
Atau diselesaikan dengan kaidah membilang :
Huruf yang tersedia : A N G K E T
Pilihan huruf pertama = 6
Pilihan huruf kedua = 5
( dari 6 pilihan sudah dipasang 1,
6x 5 = 30 sehingga tinggal 5 pilihan )

Dengan kaidah
membilang, Silahkan pilih, cara mana
yang lebih Anda sukai…
2. Tentukan banyaknya semua bilangan dengan 3 angka yang
dapat dibuat dari angka – angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, dengan
syarat tidak ada angka yang diulang!
Jawab:
Banyak semua susunan 3 angka dari 7 angka berbeda adalah:

7! 7! 7. 6 . 5. 4!
7 P3 = = = = 210 susunan
(7 – 3 ) ! 4! 4!
Atau, dengan kaidah membilang: buat 3 kotak kosong !

7x 6x5 = 210

Sama khan ???


3. Tentukan banyaknya semua bilangan ganjil dengan 3 angka
yang dapat dibuat dari angka – angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7,
dengan syarat tidak ada angka yang diulang!
Jawab:
Angka – angka yang tersedia : 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
Dengan kaidah membilang :
Dengan permutasi:
5 x 6 x 4 = 120 bilangan Pilihan agka satuan = 4
Penentu genap / ganjil adalah Susunan 2 angka
angka satuan, maka dari itu, yang lain =
6!
Angka satuan harus ganjil ! 6 P 2 = = 30
4!
Ada 4 pilihan x
120 bilangan

Dengan kaidah membilang


PERMUTASI DENGAN UNSUR YANG SAMA
Permutasi n unsur dengan k dan l unsur yang sama
dirumuskan :
n!
n P (k,l) =
k! . l!
Contoh :
1. Tentukan banyaknya semua susunan berbeda dari huruf –
huruf pada kata KAKAK!
Jawab:
Perhatikan huruf – huruf pada kata K A K A K
n = 5, k = 3, l = 2
5! 5. 4. 3!
5 P (3,2) = = = 10 macam
3! . 2! 3! . 2.1
PERMUTASI SIKLIK
Pada permutasi siklik, susunan A B C= A B C = B C A

Permutasi siklik n unsur dirumuskan : Pn (s) = (n-1) !

Contoh :
1. Enam siswa akan duduk mengelilingi sebuah meja bundar
a. Berapakah semua cara mereka duduk?
b. Berapakah semua cara mereka duduk, jika dua orang
tertentu harus selalu duduk berdampingan?

Jawab :
a. P6 (s) = (6-1) ! = 5 ! = 120 cara
b. Misal, keenam siswa tersebut adalah A, B, C, D, E,
dan F, serta dia anak yang selalu berdampingan
adalah A dan B

A dan B dipandang
A sebagai 1 unsur
F B Cara duduk A dan B = 2 cara

Cara duduk 5 unsur melingkar =


x
P5 (s) = (5-1) ! = 4 ! = 24 cara
E C
Dengan kaidah membilang, maka
D 24 x 2 = 48

Jadi, mereka dapat duduk dengan 48 cara


Kombinasi (Campuran)

Perhatikan perbedaan mendasar antara permutasi dan


kombinasi berikut!
Permutasi Kombinasi

Urutan dipertimbangkan Urutan tidak dipertimbangkan


AB  BA AB = BA
23  32 {2,3} = {3,2}


=

Kombinasi LEBIH SEDIKIT dari pada permutasi


Kombinasi r unsur dari n unsur dirumuskan :
n!
n Cr =
(n – r ) ! r !
Contoh:
1. Berapa banyak semua tim bola Volley yang dapat
dibentuk dari 10 pemain terpilih?
Jawab:
Dari 10 pemain dibuat kombinasi 6 – 6, maka
banyak semua tim, yang dapat dibentuk adalah:
10 ! 10 !
10 C 6 = =
(10 – 6 ) ! 6 ! 4! 6!
10 3. 9. 8. 7. 6 !
= = 210 tim
4 . 3. 2. 1 6 !
2. Pak Karta akan membeli 2 ekor kerbau dari 5 ekor
kerbau milik Pak Umar
Ada berapakah semua cara Pak Karta memilih
kerbau yang akan ia beli ?
Jawab:
Pak Karta akan memilih 2 dari 5 pilihan yang
tersedia. Banyak pilihan yang ia miliki adalah:
5! 5!
5 C 2= =
(5 – 2 ) ! 2 ! 3! 2!
5. 4. 3 !
= = 10 pilihan
3! 2.1
Peluang Kejadian

Percobaan dan ruang sampel


1. Pelemparan sekeping uang logam
2. Pelemparan dua uang logam
3. Pelemparan tiga uang logam
4 Pelemparan sebuah dadu bermata 6
5. Pelemparan dua buah dadu bermata 6
6 Pelemparan sekeping uang logam dan
sebuah dadu bermata 6

Peluang kejadian
Percobaan dan ruang sampel

Percobaan adalah proses untuk menghasilkan kejadian


Himpunan semua kejadian yang mungkin disebut ruang sampel

1. Pelemparan sekeping uang logam


Semua kejadian yang mungkin adalah :
Muncul Angka (A)
n (S) = 2
Muncul Gambar (G)

n (S) = Banyak anggota ruang sampel


2. Pelemparan dua keping uang logam

Semua kejadian yang mungkin adalah :


AA AG
n (S) = 4
GA GG

Kejadian tidak muncul angka = 1 kejadian


Kejadian muncul 1 angka = 2 kejadian

Kejadian muncul 2 angka = 1 kejadian


3. Pelemparan tiga keping uang logam
Semua kejadian yang mungkin adalah :
AAA AAG AGA AGG
n (S) = 8
GAA GAG GGA GGG

Kejadian tidak muncul angka = 1 kejadian

Kejadian muncul 1 angka = 3 kejadian

Kejadian muncul 2 angka = 3 kejadian

Kejadian muncul 3 angka = 1 kejadian


4. Pelemparan sebuah dadu bermata 6
Semua kejadian yang mungkin adalah :
Muncul mata dadu :
n (S) = 6
1 2 3 4 5 6

Kejadian muncul mata dadu 5 = 1 kejadian

Kejadian muncul mata dadu genap = 3 kejadian

Kejadian muncul mata dadu prima = 3 kejadian

………….. dan seterusnya ……………..


5. Pelemparan dua buah dadu bermata 6
Semua kejadian yang mungkin adalah :
1 2 3 4 5 6
Kejadian muncul :
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)

2 Mata dadu sama = 6


(2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
Mata dadu
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
berjumlah 5 = 4
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
Mata dadu dengan
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) selisih 2 = 8
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
…dan seterusnya…
n (S) = 36
Peluang kejadian

Misalkan A adalah bagian dari ruang sampel yang


dapat terjadi dengan n(A) cara, maka peluang
kejadian A adalah:

n (A)
P (A) =
n (S)

Dengan n (S) adalah banyak anggota ruang


sampel
Contoh:
1. Pada pelemparan 3 keping mata uang logam,
hitunglah peluang muncul:
a. Dua angka
b. Sedikitnya dua angka
Jawab:
Ruang sampelnya adalah
AAA AAG AGA AGG GAA GAG GGA GGG n (S) = 8
n (2A) 3
a. P (2A) = =
n (S) 8
n (2A, 3A) 3 +1 4 1
b. P (2A, 3A) = = = =
n (S) 8 8 2
2. Pada pelemparan dua buah dadu bermata 6, hitunglah
peluang muncul:
a. Mata dadu sama
b. Mata dadu berjumlah 6
Jawab:
1 2 3 4 5 6
6 1
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
a. P(Sama) = =
2 36 6
(2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
4 1
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6) b. P(J 5) = =
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6) 36 9

5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)


6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
3. Dari dalam sebuah kotak yang berisi 4 kelereng
merah dan 6 kelereng putih, diambil 3 buah kelereng
secara acak. Hitunglah peluang terambil:

a. Ketiganya merah
b. Ketiganya putih
c. Dua kelereng merah dan satu kelereng putih

Jawab:
Persoalan di atas dapat diselesaikan dengan kombinasi
Banyak cara mengambil 3 kelereng merah dari 4
kelereng merah adalah 4 C 3
Banyak cara mengambil 3 kelereng dari 10 kelereng
merah adalah 10 C 3
.............dan seterusnya……………
4!
4C3 (4-3) ! 3!
a. P (3M) = =
10 C 3 10 !
(10-3) ! 3 !

4! 7! 3!
=
1! 3! 10 !

4. 3. 2. 1 7!
=
1! 10. 9. 8. 7!

3 1
= =
90 30
6!
6C 3 (6-3) ! 3!
b. P (3P) = =
10 C 3 10 !
(10-3) ! 3 !

6! 7! 3!
=
3! 3! 10 !

6. 5. 4. 3 ! 7!
=
3! 10. 9. 8. 7!

120 1
= =
720 6
4C 2 6 C 1
c. P (2M,P) =
10 C 3

= …coba dikerjakan……..!
Kepastian, Kemustahilan, dan Peluang
Komplemen
Suatu kejadian mempunyai peluang dari 0 (nol) sampai
dengan 1
Kejadian dengan nilai peluang 1 disebut kepastian
Contoh:
Munculnya mata dadu genap atau ganjil pada
pelemparan sebuah dadu
Ruang sampel = 1 2 3 4 5 6
Genap = {2, 4, 6}
Genap U Ganjil = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Ganjil = {1, 3, 5}
N (Genap U Ganjil )= 6

P ( Genap U Ganjil ) = 6 = 1
6
Kejadian dengan nilai peluang 0 disebut kemustahilan
Contoh:
Munculnya mata dadu dengan jumlah 1 pada
pelemparan dua buah dadu secara bersamaan
Pada pelemparan dua buah dadu bermata 6 secara
bersamaan, jumlah mata dadu adalah dari 2
sampai dengan 12, jadi tidak ada yang berjumlah 1
Peluang Komplemen
Jika kejadian A adalah bagian dari ruang sampel, dan A c
adalah kejadian selain A, maka berlaku:

P (A) + P (Ac) = 1

Akibatnya :

P (Ac) = 1 - P (A)
Contoh:
Pada pelemparan sebuah dadu bermata 6,
tentukanlah peluang muncul mata dadu selain 5

Jawab :
Kejadian muncul mata dadu 5 ada 1 kejadian
1 1 5
P(5) = P(5c) = 1 - =
6 6 6
Bukti :
Kejadian muncul mata dadu selain 5 adalah 1, 2, 3, 4, 6
ada 5 kejadian

5
P(5) = Terbukti sama
6
Frekuensi Harapan
Jika suatu perecobaan diulang sebanyak n kali, dan A
adalah kejadian dalam ruang sampel, maka frekuensi
harapan kejadian A adalah:

Fh (A) = P (A) x n

Contoh:
Sebuah dadu bermata 6 dilempar undi sebanyak 180 kali.
Frekuensi harapan muncul mata dadu kurang dari 3
adalah…
Jawab: Fh (<3) = 1 x 180
3
S=1 2 3 4 5 6
= 60 kali
P (<3) = 2 = 1
6 3
Peluang Kejadian Majemuk
Kejadian Saling Lepas dan Tidak Saling Lepas
Kejadian Saling Bebas dan Kejadian Bersyarat

Kejadian Saling Lepas dan Tidak Saling Lepas


Kejadian A dan B dikatakan Saling Lepas jika irisannya
merupakan himpunan kosong
Jika A dan B merupakan kejadian saling lepas, maka
berlaku :
P (AUB) = P (A) + P (B)
Kejadian A dan B dikatakan Tidak Saling Lepas jika
irisannya bukan merupakan himpunan kosong
Jika A dan B merupakan kejadian saling lepas, maka
berlaku :
P (AUB) = P (A) + P (B) P ( AП B)
Contoh:
Sebuah dadu bermata 6 dilempar undi sebanyak 1 kali.
Berapakah peluan muncul:
a. Mata dadu 5 atau genap
b. Mata dadu prima atau genap

Jawab:
a. Munculnya mata dadu 5 atau genap merupakan
kejadian yang saling lepas karena tidak ada mata dadu
genap yang bernilai 5
P (5UG) = P (5) + P (G)

= 1 3 4 2
+ = =
6 6 3 3
a. Munculnya mata dadu prima atau genap merupakan
kejadian yang tidak saling lepas karena ada mata dadu
genap yang juga merupakan bilangan prima yaitu 2

P (PUG) = P (P) + P (G) P ( PП G)

= 3 3 1 5
+ =
6 6 6 6
Kejadian Saling Bebas dan Kejadian Bersyarat
Kejadian A dan B dikatakan Saling Bebas jika
keduanyatidak saling mempengaruhi
Jika A dan B merupakan kejadian saling bebas, maka
berlaku :
P (A П B) = P (A) x P (B)
Kejadian A dan B merupakan kejadian bersyarat jika
kejadian A menjadi syarat terjadinya kejadian B, atau
sebaliknya
Jika A dan B merupakan kejadian bersyarat, maka
berlaku :
P (A П B)
= P (A) x P (B\A)
(B\A) dibaca kejadian B dengan syarat A telah terjadi
Contoh:
Dari dalam sebuah kotak yang berisi 2 bola merah dan 3
bola putih diambil dua buah bola secara berurutan.
Berapakah peluan terambilkedua bola berwarna
merahn jika
a. Bola pada pengambilan pertama dikembalikan
b. Bola pada pengambilan pertama tidak dikembalikan
Jawab:
Misal: A adalah kejadian terambil bola merah pada
penganbilan pertama dan B adalah kejadian
terambil bola merah pada pengambilan kedua
a. Pengembalian bola I tidak mempengaruhi kejadian
berikutnya
2
P (A) =
5
P (A П B) = P (A) x P (B)
2 2 2
P (B) = = x
5 5 5
4
=
25
a. Bola I yang tidak dikembalikan menyebabkan terjadinya
perubahan ruang sampel pada mempengaruhi kejadian
berikutnya

2
P (A) =
5
P (A П B)= P (A) x P (B\A)
1 2 1
P (B\A) = = x
4 5 4
1
=
10
SELESAI
TERIKAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai