Basic Life Support (BLS)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 69

BASIC LIFE SUPPORT

POKJA KARDIOVASKULER PUSKESAD


Kolonel Ckm dr Ismi Purnawan Sp.JP (K), MARS FIHA
Mayor Ckm dr Nizamuddin Ubaidillah Sp.JP, KI(K) FIHA
Kapten Ckm dr Helmi Agung Prasetyo Sp.JP
Kapten Ckm dr Ganda Wibowo Sp.JP
PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. ANATOMI JANTUNG DAN SIRKULASI DARAH
3. SURVEI BANTUAN HIDUP DASAR
4. BANTUAN HIDUP JANTUNG DASAR PADA DEWASA
5. BANTUAN HIDUP JANTUNG DASAR PADA ANAK
6. SUMBATAN JALAN NAPAS OLEH BENDA ASING
7. RESUSITASI PADA KONDISI KHUSUS
8. ALGORITMA HENTI JANTUNG DEWASA
PENDAHULUAN
PREVALENSI
● Penyakit jantung dan pembuluh darah sampai saat
ini masih merupakan penyebab kematian nomor satu
di dunia.

● Pada survei global tahun 2013, penyakit jantung


koroner merupakan 15% dari penyebab kematian di
seluruh dunia. Pada tahun 2030, WHO memperkirakan
terjadi 23,6 juta kematian karena penyakit jantung dan
pembuluh darah.

● Asia Tenggara juga diprediksi merupakan daerah


yang mengalami peningkatan tajam angka kematian
akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
PENDAHULUAN

● Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun


2018, prevalensi nasional penyakit jantung semua umur sebesar 1,5% dan meningkat
seiring bertambahnya usia.
PENDAHULUAN
BHJD
● Kematian akibat penyakit jantung paling utama
disebabkan karena henti jantung mendadak, dengan irama
paling sering terdokumentasi adalah ventrikel fibilasi.

● Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, terutama


jika henti jantung mendadak tersebut disaksikan, harus
secepatnya dilakukan tindakan bantuan hidup jantung dasar
(BHJD).

● Berdasarkan penelitian, BHJD akan memberikan hasil


yang paling baik jika dilakukan dalam waktu 5 menit
pertama saat pasien diketahui tidak sadarkan diri dengan
menggunakan automated external defibrillator (AED).

● BHJD merupakan gabungan pengamatan dan Tindakan


yang tidak terputus yang disebut “Chain of Survival”.
PENDAHULUAN
PERUBAHAN PEDOMAN BHJD
● Bulan Oktober 2010, American Heart Association mengeluarkan pedoman baru BHJD dewasa. Dalam BHJD
ini, terdapat beberapa perubahan sangat mendasar dan berbeda dengan panduan BHJD yang telah dikenal
sebelumnya seperti :
1. Pengenalan kondisi Henti Jantung Mendadak segera berdasarkan penilaian respons pasien dan tidak adanya
napas
2. Perintah “Look, Listen and Feel” dihilangkan dari algoritma BHJD.
3. Penekanan bantuan kompresi dada yang kontinu dalam melakukan resusitasi jantung paru oleh tenaga yang
tidak terlatih
4. Perubahan urutan pertolongan BHJD dengan mendahulukan kompresi sebelum melakukan pertolongan bantuan
Napas (Circulation – Airway – Breathing)
5. Resusitasi jantung paru (RJP) yang efektif dilakukan sampai didapatkan kembalinya sirkulasi spontan atau
penghentian upaya resusitasi
6. Peningkatan fokus metode untuk meningkatkan kualitas RJP yang baik
7. Penyederhanaan Algoritme BHJD.

Pada bulan Oktober 2015 telah dilakukan revisi terhadap pedoman BHJD oleh American Heart Association,
namun revisi tersebut tidak mengubah dasar-dasar panduan hidup dasar sebelumnya.
PENDAHULUAN
PERUBAHAN PEDOMAN BHJD

● Dalam pembahasan ini, akan diajarkan BHJD menggunakan


rekomendasi yang dikeluarkan oleh American Heart
Association (AHA) tahun 2020 dimana terjadi beberapa
update dari algoritma 2015. Beberapa diantaranya:

- Obat epinephrine dapat diberikan lebih awal pada irama non


shockable
- Algoritma rantai kelangsungan hidup ditambah menjadi 6
langkah
- Tatalaksana henti jantung pada ibu hamil dibuat lebih rinci
- Tatalaksana henti jantung serta kasus kegawatdaruratan
jantung pada anak dibuat bab tersendiri
- Terdapat penambahan pada algoritma ROSC
PENDAHULUAN
TUJUAN BHJD

● Apabila kita dapat melakukan BHJD dengan baik dan


tepat, maka kita dapat mengharapkan bahwa :

1. Henti jantung dapat dicegah dan transpor dapat cepat


dilaksanakan.
2. Fungsi jantung paru dapat diperbaiki dengan
menggunakan AED dan kompresi.
3. Otak dapat dijaga dengan baik karena suplai darah ke
otak dapat terpelihara selama dilakukan bantuan sampai
bantuan lanjutan tiba.
PENDAHULUAN
KOMPONEN BHJD

● Komponen yang harus dikuasai oleh penolong:

1. Pengetahuan penilaian keadaan pasien

2. Pelaksanaan ventilasi dan kompresi dada yang baik dan benar

3. Penggunaan automated external defibrillator (jika tersedia)


PENDAHULUAN
KESIMPULAN

● Dalam melakukan pertolongan BHJD, langkah yang harus diperhatikan :


1. Pengenalan keadaan darurat
2. Pengaktivasian sistem gawat darurat segera
3. Pelaksanaan RJP serta defibrilasi segera

● Kualitas RJP yang baik memegang peranan dalam keberhasilan pertolongan


ANATOMI JANTUNG DAN
SIRKULASI DARAH
ANATOMI JANTUNG

Jantung adalah sebuah organ tubuh manusia yang


berongga serta berotot yang berperan dalam sistem
peredaran darah manusia. Bentuk jantung mirip
piramid dan terletak di dalam pericardium dan
mediastinum yang dilindungi oleh tulang-tulang
sternum, costa dan vertebra. Jantung memiliki
puncak (apex) yang terletak di atas diaphragma
hingga linea midclavicula sinistra. Denyutnya teraba
dan terdengar paling keras di apex (iktus kordis).
ANATOMI JANTUNG DAN
SIRKULASI DARAH
SIRKULASI DARAH

Jantung kanan menerima darah dari seluruh tubuh


dan memompanya melalui arteri pulmonaris untuk
mengambil oksigen di paru (Sirkulasi Pulmoner).

Jantung kiri menerima darah dari paru melalui vena


pulmonaris berupa darah yang telah teroksigenasi,
dan memompanya ke seluruh tubuh melalui aorta
(Sirkulasi Sistemik).
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
PENDAHULUAN

● Dalam melakukan pertolongan menggunakan pendekatan sistematis BHJL, maka kita harus
melakukan pengamatan dan pemeriksaan secara sistematis pula. Pengamatan dan pemeriksaan tersebut
dimulai dari survei primer BHJD dilanjutkan dengan survei BHJL.

● Survei primer BHJD merupakan dasar tindakan penyelamatan jiwa setelah terjadi keadaan henti
jantung. Tindakan ini bisa dilakukan oleh seorang penolong ataupun lebih secara simultan. Tujuan awal
pelaksanaan survei BHJD primer adalah memperbaiki sirkulasi sistemik yang hilang pada penderita
henti jantung mendadak dengan melakukan kompresi dada secara efektif dan benar, diikuti dengan
pemberian ventilasi yang efektif sampai didapatkan kembalinya sirkulasi sistemik secara spontan atau
tindakan dihentikan karena tidak ada respons.

● Pendekatan yang dilakukan saat ini sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh American Heart
Association tahun 2010 dengan urutan survei BHJD CAB.
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
PENDAHULUAN

Profisiensi penolong pada Bantuan Hidup Jantung Dasar


SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
TAHAPAN PERTOLONGAN

● Sebelum melakukan survei primer BHJD, kita harus memastikan bahwa


lingkungan sekitar penderita aman untuk melakukan pertolongan, dilanjutkan
dengan memeriksa kemampuan respons penderita, sambil meminta pertolongan
untuk mengaktifkan sistem gawat darurat dan menyediakan AED.

● Selalu melakukan pemeriksaan sebelum melakukan Tindakan.


SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

• Tujuan Utama RJP :

– Mempertahankan kehidupan, memperbaiki kesehatan, mengurangi


penderitaan serta membatasi disabilitas tanpa melupakan hak dan
keputusan pribadi.

– Perlu penguasaan diri dan materi yang baik karena keputusan yang harus
diambil itu dalam hitungan detik.
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

• Alasan tidak melakukan RJP :


Dalam Sarana Kesehatan Di Luar Sarana Kesehatan
– Ada Permintaan dari pasien/keluarga inti yang – Terdapat tanda-tanda kematian yang
berhak secara sah dan ditandatangani oleh ireversibel.
pasien – Upaya RJP yang membahayakan
– Henti Jantung terjadi akibat penyakit dengan penolong
stadium akhir yang mendapat pengobatan – Penderita dengan Trauma yang
secara optimal tidak bisa diselamatkan
– Untuk neonatus/bayi  yang memiliki
mortalitas tinggi
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

• Keputusan Penghentian RJP karena :


– Bila penolong sudah memberikan pertolongan secara optimal
– Penolong sudah mempertimbangkan apakah penderita terpapar bahan
beracun atau mengalami over dosis obat
– Kejadian henti jantung tidak disaksikan penolong
– Asistol yang menetap terekam selama 10 menit atau lebih
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

• Implementasi penghentian usaha RJP :


– Asistol yang menetap atau tidak terdengar denyut nadi pada neonatus
lebih dari 10 menit
– Penderita tidak respons terhadap bantuan hidup jantung lanjutan lebih
dari 20 menit
– Berdasarkan keputusan klinik yang layak
– Semakin lama waktu yang diperlukan, semakin menurun keberhasilan
resusitasi.
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

• RJP lebih lama dikerjakan pada penderita dengan :


– Usia Muda
– Asistol menetap karena toksin atau gangguan elektrolit
– Hipotermia
– Overdosis Obat
– Usaha bunuh diri
– Permintaan Keluarga
– Korban tenggelam di air dingin
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
TEKNIK PELAKSANAAN

Teknik Pelaksanaan :
• Sebelum Oktober 2010
• Airway
• Breathing : Look, Feel, Listen
• Circulation : CPR
• Defibrilasi
• Setelah Oktober 2010
• Circulation
• Airway
• Breathing (Look, Feel, Listen
dihilangkan)
• Defibrilasi
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
TEKNIK PELAKSANAAN

1. Circulation
Observasi yang dilakukan : Tindakan yang dilaksanakan :
• Pemeriksaan denyut nadi. • Kompresi dada dengan frekuensi yang
– Maksimal 10 detik cukup (100-120 x/menit)
– Tidak dilakukan pada • Kedalaman 5-6 cm untuk dewasa
penderita yang mengalami • Kedalaman 4 cm untuk bayi dan 5 cm
henti jantung mendadak dan untuk anak
disaksikan • Harus terjadi recoil dada sempurna
• Interupsi seminimal mungkin
• Hindari pemberian bantuan Napas yang
berlebihan
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
TEKNIK PELAKSANAAN

Alur Bantuan Hidup Jantung Dasar Untuk Tenaga Kesehatan


SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
TEKNIK PELAKSANAAN

2. Airway
Observasi yang dilakukan :
• Jalan Napas diperiksa bila setelah dikompresi 30 x
dan saat pemberian Napas didapatkan dada tidak
mengembang.

Tindakan yang dilakukan :


• Mempertahankan Patensi jalan Napas dengan
Head Tilt Chin Lift.
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
TEKNIK PELAKSANAAN

3. Breathing
Observasi yang dilakukan :
• Tidak ada observasi khusus yang dilakukan

Tindakan yang dilakukan :


• Bantuan Napas diberikan dalam 1 detik, sesuai volum tidal
• 2 kali setelah 30 kompresi
• Bila sudah dipasang ETT, berikan Napas 10x/menit
• Bila terjadi gangguan komplians paru, maka diperlukan tekanan tinggi
• Bantuan Napas yang berlebihan dapat menyebabkan regurgitasi dan aspirasi
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
TEKNIK PELAKSANAAN

4. Defibrilasi
Memegang peranan kritis untuk pasien dengan aritmia karena :
• Irama Jantung penyebab henti jantung mendadak di luar rumah
sakit adalah Ventrikel Fibrilasi yang terapinya adalah defibrilasi
• Semakin lama defibrilasi, keberhasilannya makin berkurang
• Ventrikel Fibrilasi akan berubah jadi asistol seiring dengan
waktu.
Dosis :
• Dewasa 360 joule monofasik/200 joule bifasik
• Anak : 2 – 4 joule/kg, dapat diulang denga 4 – 10 joule/kg
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
Ringkasan Umum Bantuan Hidup Jantung Dasar
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
Alur BHJD Untuk Tenaga Kesehatan Pada Korban Dewasa
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
Alur BHJD Untuk Tenaga Kesehatan Pada Korban Dewasa
SURVEI PRIMER BANTUAN
HIDUP JANTUNG DASAR
Alur BHJD Untuk Tenaga Kesehatan Pada Korban Dewasa
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan Pembahasan :
• Menjelaskan penyebab henti napas dan henti jantung
• Menjelaskan tahapan penatalaksanaan BHJD pada orang dewasa yaitu circulation
– airway –breathing
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
PENDAHULUAN

• BHJD dewasa adalah tindakan pertolongan medis sederhana yang dilakukan


pada pasien yang mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan
pertolongan medis lanjutan.

• Tujuan melakukan BHJD adalah memberikan bantuan sirkulasi dan


pernapasan yang adekuat sampai keadaan henti jantung teratasi atau sampai
pasien dinyatakan meninggal.
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
DEFINISI HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

• Henti napas adalah berhentinya pernapasan spontan disebabkan karena


gangguan jalan napas baik parsial maupun total atau karena gangguan di
pusat pernapasan.

• Henti jantung adalah berhentinya sirkulasi peredaran darah karena kegagalan


jantung untuk melakukan kontraksi secara efektif, keadaan tersebut bisa
disebabkan oleh penyakit primer dari jantung atau penyakit sekunder non
jantung. Henti napas dan henti jantung merupakan dua keadaan yang sering
berkaitan, sehingga penatalaksanaannya tidak bisa terpisahkan.
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
PENYEBAB HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

Penyebab Henti Napas


• Sumbatan jalan napas, yang • Gangguan paru: • Gangguan Neuromuscular:
disebabkan oleh: - Infeksi - Miastenia gravis
- Benda asing (termasuk darah) - Aspirasi - Sindroma Guillan Barre
- Muntahan - Edema paru
- Edema laring atau bronkus akibat - Kontusio paru - Multipelsklerosis
trauma langsung pada wajah atau - Poliomielitis
tenggorokan - Kiposkoliosis
- Spasme laring atau bronkus baik
- Muskular distrofi
akibat radang atau trauma
- Tumor - Penyakit motor neuron
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
PENYEBAB HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

Penyebab Henti Jantung


• Gagal jantung
• Tamponade jantung
• Miokarditis
• Kardiomiopati hipertrofi
• Fibrilasi ventrikel yang mungkin disebabkan oleh iskemia miokard,
infark miokard, tersengat listrik, gangguan elektrolit, atau karena
konsumsi obat-obatan
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
INDIKASI BHJD

Indikasi
• Henti napas
• Henti jantung
• Tidak sadarkan diri
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
ALUR BHJD
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
. PENILAIAN RESPON
• Yakinkan penolong aman untuk melakukan pertolongan.

• Dengan cara menepuk-nepuk dan menggoyangkan penderita


sambil berteriak memanggil penderita.

• Bila ada respon maka usahakan tetap mempertahankan posisi


pasien seperti pada saat ditemukan atau usahakan pasien
diposisikan ke dalam posisi mantap sambil memantau tanda-
tanda vital sampai bantuan datang.

• Bila tidak ada respon serta tidak bernapas atau bernapas tidak
normal (gasping) maka dianggap mengalami henti jantung,
maka langkah selanjutnya melakukan aktivasi sistem layanan
gawat darurat .
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
. CIRCULATION

• Kompresi Dada
- Dilakukan bila tidak teraba nadi setelah perabaan
arteri karotis

• Pelaksanaan Kompresi
- Dibaringkan di tempat datar dan keras
- 2 jari di atas proc Xifoideus
- Frekuensi harus cukup (100-120 x/menit atau 30:2)
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
. AIRWAY

• Airway
- Buka jalan napas
- Berikan napas dalam 1 detik
- Sesuai dengan volum tidal
- Diberikan setelah 30 kompresi
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
. BREATHING

• Breathing
- Mulut ke mulut
- Mulut ke hidung
- Mulut ke sungkup
- Dengan kantong pernapasan
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
. BREATHING

• Yang perlu diperhatikan saat pemberian


napas bantuan dari mulut ke sungkup :
- Letakkan sungkup pada muka pasien
dengan kedua ibu jari
- Head tilt chin lift
- Lakukan tiupan sambil memperhatikan
pergerakan dinding dada.
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
. BREATHING

• Yang perlu diperhatikan saat pemberian


napas bantuan dengan kantong pernapasan:
- 2 penolong: 1 penolong di atas kepala
pasien, penolong kedua memompa.
- 1 penolong: melakukan pompa sambil
memperhatikan pergerakan dinding dada
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MEMBERIKAN
PERTOLONGAN DENGAN 2 PENOLONG

• Tiap penolong harus mengerti peranan masing-masing


• Penolong yang melakukan kompresi dada memberikan pedoman dengan
cara menghitung dengan suara yang kuat.
• Sebaiknya perputaran penolong dilakukan setiap 5 siklus
• Sebelum melakukan perpindahan tempat, penolong yang melakukan
kompreesi memberikan aba-aba bahwa akan melakukan perpindahan.
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA DEWASA
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang mungkin terjadi:


- Aspirasi regurgitasi
- Fraktur costae atau sternum
- Pneumothorax
- Laserasi hati atau limpa
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK
PENYEBAB HENTI JANTUNG

• Penyebab henti jantung pada anak :


- Kegawatan napas yang tidak dikelola dengan benar
- Akibat penyakit atau trauma
- Masalah gangguan irama jantung primer jarang terutama pada anak
umur kurang dari 8 tahun.
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK

• Penilaian kesadaran
- Untuk Memastikan penderita benar-benar tidak sadarkan diri
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK

• Kompresi
- Dilakukan setelah pemeriksaan arteri karotis
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK
• Kompresi dada pada anak 1- 8 tahun
- Letakkan tumit satu tangan pada setengah bawah
sternum, hindarkan jari-jari pada tulang iga anak.
- Menekan sternum sedalam 5 cm kemudian lepaskan
dengan kecepatan 100-120 kali permenit.
- Setelah 30 kali kompresi, buka jalan nafas dan
berikan 2 kali nafas buatan sampai dada terangkat
untuk 1 penolong.
- Kompresi dan napas buatan dengan rasio 15 : 2 (2
penolong)
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK
• Kompresi dada pada bayi
- Letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah
sternum; lebar 1 jari berada di bawah garis
intermammari.
- Menekan sternum sedalam 4 cm kemudian angkat
tanpa melepas jari dari sternum, dengan kecepatan
100-120 kali per menit.
- Setelah 30 kali kompresi, buka jalan napas dan
berikan 2 kali napas buatan sampai dada terangkat
untuk 1 penolong.
- Kompresi dan napas buatan dengan rasio 15 : 2
untuk 2 penolong.
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK
POSISI MANTAP

- Jika bayi atau anak sudah ROSC maka bayi atau anak tersebut dibaringkan ke
dalam posisi mantap. Untuk anak berumur 1-8 tahun, posisi mantap yang
dilakukan serupa dengan dewasa, namun hal itu berbeda untuk bayi.

- Gendong bayi di lengan penolong sambil mensupport perut dan dada bayi
dengan kepala bayi terletak lebih rendah untuk mencegah tersedak karena
lidah bayi tersebut atau aspirasi karena muntah.

- Usahakan tidak memblok mulut dan hidung bayi.

- Monitor dan rekam tanda vital, kadar respons, denyut nadi dan pernafasan
sampai pertolongan medis datang.
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK
BANTUAN HIDUP JANTUNG
DASAR PADA ANAK
SUMBATAN JALAN NAPAS
OLEH BENDA ASING
PADA DEWASA

Nilai Keparahan
•Pengenalan akan sumbatan
jalan nafas karena benda asing
Sumatan Jalan Nafas Berat Sumbatan Jalan Nafas Sedang
merupakan kunci keberhasilan Batuk Tidak Efektif Batuk Efektif
penanganan.
Tidak Sadar Sadar Batuk Kuat

•Penatalaksanaan berbeda
Mulai RJP
antara penderita tidak sadarkan Lanjutkan Cek
Hentakan Bila ada perburukan
Finger sweep
diri dengan penderita sadar. bila tampak
Abdomen 5 X batuk tidak efektif atau
benda asing sampai sumbatan teratasi
SUMBATAN JALAN NAPAS
OLEH BENDA ASING
PADA ANAK

• Pedoman yang dilakukan untuk Nilai Keparahan


dewasa, tidak bisa diterapkan pada
bayi dan anak.
Batuk Tidak Efektif Batuk Efektif

• Benda asing yang menyebabkan Tidak Sadar Encourage


Sadar
sumbatan jalan nafas pada anak Cough

adalah benda cair, kemudian benda Lanjutkan Cek


asing yang bersifat padat seperti 5 Back Blows Bila ada perburukan
Buka jalan napas 5 Thrusts menjadi batuk tidak
kancing, mainan, atau makanan efektif atau sampai
padat. sumbatan teratasi
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
HIPOTERMIA

• Hipotermia berat, suhu kurang dari 300 C, berhubungan dengan


depresi berat dari peredaran darah otak dan kebutuhan oksigen,
penurunan kardiak output, dan penurunan tekanan arterial.

• Pasien dapat meninggal disebabkan adanya depresi berat pada sistem


saraf.
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
HIPOTERMIA
• Tatalaksana:
- Angkat semua pakaian basah dari tubuh pasien
- Lindungi tubuh dari udara dingin, gunakan jaket, Selimut dan sebagainya
- Posisikan pasien dengan letak horizontal
- Cegah gerakan maupun aktifitas yang berlebihan
- Gunakan waktu sekitar 30 – 45 detik untuk menilai Pernafasan dan sirkulasi
- Jika tanda – tanda pernafasan tidak terdeteksi berikan nafas buatan dan sebaiknya
menggunakan bag mask, menggunakan oksigen yang memiliki kelembaban baik (42 0 – 46 0 C
(108 0 F – 115 0 F) jika memungkinkan.
- Jika pasien tidak dalam kondisi henti jantung berikan penghangatan tubuh segera
- Jika pasien dalam henti jantung segera mulai kompresi dada dan berikan defibrilasi external
otomatis sampai 3 shock.
- Jika pasien tidak ada respon lanjutkan RJP dan stabilkan Kondisi klinisnya untuk dapat
dilakukan transfer ke RS.
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
TENGGELAM
• Tenggelam
- Komplikasi yang paling utama terjadi pada orang yang tenggelam (tanpa ventilasi) adalah
kondisi Hipoksia.
- Kerusakan yang terjadi dan harapan hidup tergantung dari lamanya keadaan hipoksia.
- Jadi oksigenisasi, ventilasi dan perfusi harus diperbaiki secepat mungkin. Hal ini
memerlukan tindakan segera.
- Jika tenggelam terjadi di air bersuhu < 50 C, hipotermia dapat cepat terjadi. Hipotermia
sekunder terjadi sebagai komplikasi dari penyelaman dan berkurangnya panas tubuh
karena evakuasi pada saat resusitasi.
- Kondisi hipoksia itu sendiri dapat menyebabkan komplikasi pada paru dan memerlukan
pertolongan ACLS.
- Pada hampir semua korban tenggelam karena menyelam dapat terjadi injuri pada kepala
atau urat saraf tulang belakang.
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
TENGGELAM

• Konsep kritis tata laksana bantuan hidup dasar pada Orang yang tenggelam:
- Jika memungkinkan gunakan perahu alat mengapung untuk menyelamatkan orang
dari air. Segera berikan bantuan napas secepatnya.
- Jika terjadi kecelakaan pada penyelaman atau injuri pada kepala perlakukan leher
pada posisi netral, cegah leher untuk bergerak dan pindahkan korban dari air dengan
menggunakan papan jika memungkinkan.
- Jangan melakukan kompresi dada di dalam air.
- Jika memungkinkan mulai kompresi dada sesegera mungkin setelah memindahkan
korban dari air, jangan coba mengeluarkan air dari dalam paru, Keluarkan semua
bahan – bahan organik dari dalam air.
- Rujuk semua korban tenggelam ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
segera.
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
TRAUMA

• Henti Jantung Karena Trauma


- Trauma syaraf sentral dengan akibat kolaps jantung pembuluh darah.
- Hypoxia sekunder dan henti nafas menyebabkan injuri pada syaraf, obstruksi jalan
nafas atau laserasi trauma bronchial berat.
- Trauma langsung dan berat ke organ – organ vital, contoh jantung, aorta dan A.
pulmonalis.
- Beberapa masalah medis sebelumnya dapat menyebabkan trauma seperti sudden
VF pada pengemudi kendaraan atau motor, atau korban yang tersengat listrik.
- Penurunan kardiak output yang berat karena tension pneumotorax.
- Trauma pada lingkungan yang dingin (contoh fraktur kaki merupakan komplikasi
dari hypothermia berat).
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
TRAUMA

• Tatalaksana
- Pada kondisi henti jantung akibat perdarahan internal atau tamponade perikardial,
harus memerlukan transportasi yang cepat ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
lengkap.
- Henti napas mungkin dapat ditangani dengan baik jika penanganan manajemen
jalan napas dan ventilasi secepatnya.
- VF dapat diterapi dengan defibrilator eksternal otomatis .
- Triage dan manajemen penderita trauma dengan kondisi kritis, jika banyak
penderita yang mengalami trauma serius, personel emergensi harus
memprioritaskan.
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
TERSAMBAR PETIR

• Tersambar Petir
- Mortalitasnya sangat tinggi
- Bila terjadi henti jantung umumnya disebabkan oleh Ventrikel
Fibrilasi
- Penatalaksanaan tidak berbeda dengan yang lain
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
KEHAMILAN

• Kasus yang menyebabkan henti jantung pada kehamilan :


- Cairan Emboli dari Amnion
- Eklampsia
- Keracunan Obat
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
Tatalaksana Henti Jantung Pada Wanita Hamil
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
KEHAMILAN
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
ALERGI

• Alergi
– Reaksi - reaksi alergi sangat jarang
– Letakkan posisi telentang.
– Jika henti nafas dan jantung terjadi segera lakukan penyelamatan jalan
nafas atau RJP.
RESUSITASI PADA
KONDISI KHUSUS
ASFIKSIA

• Asfiksia
– Terjadi karena gangguan udara dan kadar oksigen
– Penatalaksanaan awal adalah ventilasi yang adekuat
– Jika henti nafas dan jantung terjadi segera lakukan penyelamatan
jalan nafas atau RJP.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai