Anda di halaman 1dari 63

Disampaikan oleh:

Ir. Budiman
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Depnakertrans RI
Dasar Hukum Pengawasan
Lingkungan Kerja.

1. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


pasal 2, pasal 3 ayat 1, f, g, I, j, k, l, m pasal 5,
pasal 8, pasal 9 dan pasal 14.
2. UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan
Konvensi ILO No.120 mengenai Hygine dalam
perniagaan dan kantor kantor psal 7
3. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964
tentang syarat kesehatan kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja.
4. Permenaker No.3/Men/1985 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja Pemakaian asbes.
5. Permenaker No.03/Men/1986 tentang syarat
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang
mengelola Pestisida
6. Kepmenaker No.51/Men/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
7. Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja.
8. Permenakertrans No.Per .08/Men/VII/2O1O
tentang Alat Pelindung Diri.
9. Permenakertrans. No.13/Men/X/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
tempat kerja.
Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja

Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian


kegiatan pengawasan dari semua tindakan yang
dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
atas pemenuhan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan atas objek pengawasan
Lingkungan Kerja.

Lingkungan kerja adalah istilah generik yang


mencakup identifikasi dan evaluasi faktor-faktor
lingkungan yang memberikan dampak pada
kesehatan tenaga kerja (ILO)
Objek pengawasan Lingkungan Kerja
meliputi :

 Faktor-faktor bahaya Lingkungan Kerja


 Hygine Perusahaan
 Pengendalian bahaya besar
 Pestisida
 Bahan kimia berbahaya
 Sanitasi lingkungan
 Alat pelindung diri (APD)
 Limbah industri
Ruang Lingkup Pengawasan
Lingkungan Kerja

1. Penanganan bahan kimia berbahaya.


2. Pemeriksaan Lingkungan Kerja
3. Pemeriksaan penggunaan pestisida
4. Pemeriksaan limbah industri di tempat kerja
5. Pemeriksaan Hygine Industri
6. Pemeriksaan alat pelindung diri
Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

1. Faktor fisik
 Kebisingan, temperatur, cahaya, radiasi, getaran dll
2. Faktor kimia
 Padat, cair, gas
3. Faktor biologi
 Serangga, bakteri, virus, parasit dll.
4. Faktor fisiologi (ergonomi)
 Cara kerja, alat
5. Faktor psikologi
– Upah, kerja monoton, lokasi kerja yang terpencil dll
BISING

Suara yang tidak diharapkan.


Pengaruh bising terhadap kerja :
kinerja
kesalahan
konsentrasi
komunikasi
merusak sistem pendengaran
NAB : 85 dBa
Kebisingan berdasarkan lokasi tempat kerja
--------------------------------------------------------------------------------
Nilai bising (dB)
--------------------------------------------------------------------------------
Kantor di pinggir jalan kecil, jendela tertutup 45 – 65
Kantor di pinggir jalan besar, jendela tertutup 60 – 80
Kantor dipakai 3 orang (bising sendiri) 55
Kantor dipakai 10 orang (bising sendiri) 60
-------------------------------------------------------------------------------
Sumber bising di industri
--------------------------------------------------------------------------------
Nilai bising (dB)
--------------------------------------------------------------------------------
Pabrik ketel uap 90 – 120
Dermaga penguji motor 90 – 100
Pabrik badan mobil 90 – 100
Pabrik mesin 75 – 90
Pons berat 95 – 110
Merapikan barang cor 95 – 115
Pabrik mebel 90 – 105
Gergaji bulat 75 – 105
Mesin penyerut 85 – 105
Pabrik tenun 95 – 105
Pabrik bir (pengisi botol) 85 – 95
Pabrik coklat (mencetak) 101 – 106
-------------------------------------------------------------------------------
Sumber bising lalu lintas
--------------------------------------------------------------------------------
Kendaraan Kecepatan Jarak Tingkat suara
(km/jam) lateral (m) (dB)
--------------------------------------------------------------------------------
 Sedan 50 6 74 – 84
 Sepeda motor 60 7 81 – 98
 Lori berat 50 6 85 – 97
 Trem 30 5 83 - 90
-------------------------------------------------------------------------------
TIP UNTUK BISING

1. Pencegahan dimulai saat design


2. Bising dipisahkan dengan lingkungan kerja yang
memerlukan suasana mental skill
3. Bising dihambat
- Sumber
- Tranmisi
- Penerima
4. Absorbent dapat menekan bising 20 - 40 dB
5. VIBRASI ditekan dengan Re-silent material
6. Segala usaha gagal harus pakai APD
SUHU KERJA
Kerja di Indonesia dihadapkan kepada suhu luar,
kelembaban udara, pergerakan angin rendah.
Heat Stress menyebabkan :
 Rendahnya kinerja
 Mudah capek
 Meningkatnya kesalahan
Standart (Kepmen 51/1999 ) : NAB Iklim kerja
menggunakan parameter ISBB
( hsl perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami & Suhu
bola)
REAKSI TUBUH TERHADAP SUHU KERJA

-Meningkatnya sirkulasi darah

-Berkeringat untuk menurunkan suhu

-Pencegahan dengan banyak minum + garam


EXPOSURE berlebihan terhadap panas

- Heat cramp

- Penyesuaian kerja terhadap suhu setelah


bekerja selama 1 minggu di daerah tersebut

- Kinerja menurun pada suhu > 30o C

- Kelembaban juga mempengaruhi kinerja

- Ventilasi optimal mempengaruhi kinerja


TIP untuk suhu kerja :

1. Suhu kerja nyaman 21 - 26oC


2. Kecepatan udara 12 m/menit
3. Kelembaban udara 50 - 65 %
4. Masa istirahat kerja tergantung beban
panas yang diterima
5. Bekerja pada lingkungan panas harus
banyak minum cairan
6. Tidak dapat dikendalikan harus memakai APD
CAHAYA
Cahaya optimal meningkatkan kinerja

Tergantung jenis pekerjaan

Penggunaan cahaya berlebihan : sakit kepala, mata.

-
ASPEK PENCAHAYAAN

FISIOLOGIS :
Kecukupan cahaya untuk identifikasi bentuk, warna dan
pemahaman terhadap benda sekeliling

PSIKOLOGIS :
Pertimbangan emosi dan intelektual pekerja yang
dipengaruhi oleh kecukupan cahaya dan peralatan sumber
cahaya
Efek psikologis warna
--------------------------------------------------------------------------------
Warna Efek jarak Efek suhu Efek psikis
--------------------------------------------------------------------------------
 Biru jauh sejuk menenangkan
 Hijau jauh sangat sejuk sgt menenangkan
sampai netral
 Merah dekat panas sgt mengusik dan
mempesona
 Orange sgt dekat sgt panas merangsang
 Kuning dekat sgt panas merangsang
 Coklat sgt dekat netral merangsang
 Lembayung sgt dekat sejuk agresif,
mempesona, lesu
-------------------------------------------------------------------------------
PERMASALAHAN CAHAYA KERJA

- Silau (GLARE)

- Cahaya terlalu sedikit

- Timbul bayangan

- Perubahan warna
Panduan kadar cahaya
--------------------------------------------------------------------------------
Jenis pekerjaan contoh Kebutuhan kadar
cahaya (lx)
--------------------------------------------------------------------------------
Tidak cermat menumpuk barang 80 – 170
Agak cermat memasang (tdk persis) 170 – 350
Cermat membaca, menggambar 350 – 700
Sangat cermat memasang 700 – 1000
-------------------------------------------------------------------------------
PERMASALAHAN CAHAYA KERJA

- Silau (GLARE)

- Cahaya terlalu sedikit

- Timbul bayangan

- Perubahan warna
Standar intensitas cahaya (PMP 7/64)
Pasal 10, 11, 12, 13,14

--------------------------------------------------------------------------------
Tempat/ Jenis pekerjaan contoh Kebutuhan
kadar
cahaya (lx)
--------------------------------------------------------------------------------
Penerangan darurat min 5
Penerangan halaman dan jalan min 20
Membedakan barang kasar min 50 (80 – 170)
Membedakan barang kecil sepintas lalu min 100 (170 – 350 )
Membedakan barang kecil agak teliti min 200
Membedakan barang kecil teliti min 300
Membedakan barng contrast dlm waktu lama 500-1000
Membedakan bahang halus dlm waktu lama min 1000
-------------------------------------------------------------------------------
STANDAR TINGKAT PENCAHAYAAN
(American Illuminating Engineering Society
(IES)

Jenis pekerjaan Tingkat Illuminasi (Lux)

- Perakitan kasar 320


- Perakitan teliti 5400
- Perakitan sangat teliti 10800
- Bekerja dari mesin kasar 540
- Bekerja dari mesin halus 5400
- Gambar teknis 2200
- Kerja kantor 1600
ERGONOMI

Ergonomi :
- ERGOS berarti kerja
- NOMOS berarti hukum

 Berkembang setelah Perang Dunia II


Pengalaman senjata perang : beban, ukuran, kapan
dibawa prajurit untuk MISI sukses

 Pasca PD II - Aplikasi ilmiah :


- Metode kerja
- Peralatan
- Lingkungan

Standar ergonomi : PMP 7/64 psl 9


SISTIM KERJA dipengaruhi
 Postur kerja salah
- Sakit pinggang, leher alat kaki
- Pekerjaan ada yang harus dikerjakan dengan
duduk, berdiri, berbaring dalam
waktu lama

 Peralatan kerja / tata letak

 Metode kerja

 Arus material

 Ruang kerja
Survey keluhan sakit punggung dan lamanya
menderita sesuai jenis kerja
--------------------------------------------------------------------------------
Presentase yang Lamanya menderita
terkena penyakit (dalam persentase)
selama bekerja 1 hr 3 mg 6 bln
--------------------------------------------------------------------------------
Kerja ringan 52,7 25,5 12,1 2,3
Kerja berat 64,6 45,5 25,3 6,4
Seluruhnya 60 36 20 4
-------------------------------------------------------------------------------
Beban maksimum kerja fisik
--------------------------------------------------------------------------------
Intensitas DEWASA REMAJA
kerja Pria Wanita Pria Wanita
--------------------------------------------------------------------------------

Jarang 50 20 20 15

Rutin 18 12 11-16 7-11

-------------------------------------------------------------------------------

Catatan : satuan dalam kg


Hygiene Perusahaan

1. Hygiene perusahaan adalah ilmu pengenalan,


penilaian dan pengendalian faktor-faktor
bahaya, sehingga masyarakat tenaga kerja dan
masyarakat terhindar dari efek sampingan
kemajuan teknologi.

2. Konsep hygiene perusahaan terdiri dari 3


tahapan kegiatan, yaitu :
• Pengenalan lingkungan
• Penilaian lingkungan
• Pengendalian lingkungan
Pengenalan terhadap bahaya faktor-
faktor lingkungan kerja

Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor yang


ada dilingkungan kerja yang timbul sebagai
akibat penggunaan terhadap teknologi proses
produksi akan meliputi pengetahuan dan
pengertian tentang berbagai jenis bahaya dan
pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan
kepada kesehatan tenaga kerja.
Untuk Pengenalan lingkungan perlu
mempelajari ;

 Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi.


 Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian
operasi dan proses.
 Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil
samping, hasil ( produk ) dan sisa produksi atau
bahan buangan.
 Jurnal – jurnal teknik
 Keluhan dari tenaga kerja
DALAM PENGENALAN LINGKUNGAN PERLU
DIPERHATIKAN :

1. Alat – alat teknis penanggulangan apa yang


sudah tersedia / dipergunakan
2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan
bagaimana digunakan
3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja
disetiap tahapan proses
Penilaian Lingkungan

Penilaian lingkungan dimaksudkan untuk


mengetahui secara kualitatif tingkat
bahaya dari suatu faktor bahaya
lingkungan yang timbul dengan Metoda
pengukuran, pengambilan sample serta
analisa dilaboratorium, kemudian
dibandingkan dengan Standar baku.
Manfaat dari penilaian lingkungan
adalah :

 Penerapan teknik pengendalian dan


penenggulangan merupakan dasar utama.

 Perencanaan alat – alat penanggulangan

 Dokumen untuk inspeksi


Pengendalian Lingkungan

 Penerapan metode teknik tertentu untuk


menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh
manusia dan lingkungannya dengan Nilai
Ambang Batas (NAB).

 Nilai Ambang Batas Bahan Kimia adalah kadar


rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan
kerja agar tenaga kerja yang bekerja paling lama
8 jam perhari dan 40 jam perminggu tidak
mengalami gangguan kesehatan atau gangguan
kenyamanan kerja.
Hirarki Pengendalian Potensi
Bahaya K3
A. Pengendalian Teknis ( Engineering
Control)
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Isolasi
4. Perubahan Proses
5. Ventilasi

B. Pengendalian Administratif
1. Pengurangan waktu kerja
2. Rotasi, Mutasi

C. Alat Pelindung Diri


PENGENDALIAN BAHAYA BESAR

Bahaya besar ( Major Hazard ) didefinisikan


sebagai suatu aktivitas industri yang menghasilkan
atau menggunakan bahan berbahaya dalam
jumlah yang berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan luas dan kematian atau mencederai
orang-orang, baik yang ada di dalam atau di luar
pabrik.
Pengendalian bahaya besar menyangkut masalah
pencegahan dan pengurangan akibat kecelakaan
besar yaitu kecelakaan yang dapat membahayakn
orang-orang dan harta benda, tidak saja di
perusahaan itu sendiri, tetapi juga di lingkungan
sekeliling perusahaan tersebut.
SE No. 140 / DPKK/III/2004
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI
KIMIA DENGAN POTENSI BAHAYA BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )

Latar belakang
 bencana industri ( major accident) telah menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril
dan material.
 Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana
industri tersebut dipandang perlu mengambil langkah-
langkah segera dan sistimatis untuk mengendalikan
potensi bahaya industri kimia baik potensi bahaya
berskala kecil, sedang maupun potensi bahaya besar
( major hazard installation ).
Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam
Kepmenaker No. Kep. 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja meliputi
– Pengendalian setiap bentuk energi;
– Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan sarana evakuasi;
– Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
– Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja;
– Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala.;
– Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan
darurat kebakaran;
– Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran dan petugas peran
kebakaran;
2. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam
Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja, meliputi :

– Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


– Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
– Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan
kimia berbahaya (Formulir Lampiran II Kep. 187/Men/1999)
– Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya Besar /
Menengah .
• Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
• Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan
kimia, serta pengoperasian dan pemeliharaan instalasi
• Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja;
• Rencana dan prosedur tanggap darurat
• Prosedur kerja aman
– Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
– Melakukan riksa uji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
– Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
Pestisida
Permen Permenaker No.03/Men/1986 tentang syarat
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola
Pestisida

Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta


jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
 Memberantas dan mencegah hama-hama dan penyakit yang
merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil tanaman.
 Memberantas rerumputan
 Mematikan dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
 Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
tanaman tidak termasuk pupuk, hewan piaraan dan ternak.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat
pengangkutan.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaaan pada tanaman, tanah atau air.
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA
Kep.Men. Tenaga Kerja No. KEP.187/MEN/1999)

Latar belakang:
Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut dan
mempergunakan bahan-bahan kimia berbahaya
akan terus meningkat sejalan dengan
perkembangan pembangunan sehingga
berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar
bagi industri, tenaga kerja, lingkungan maupun
sumberdaya lainnya.
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia;
fisika atau toksikologi berbahaya terhadap
tenaga kerja, instalasi dan lingkungan

PENGUSAHA ATAU PENGURUS :


WAJIB MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA & PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA
(pasal 3)

 Penyediaan Lembar Data Keselamatan


Bahan (LDKB) dan Label

 Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli


K3 Kimia
Kriteria Bahan Kimia Berbahaya
(psl 9)

a. Bahan beracun
b. Bahan sangat beracun
c. Bahan reaktif
d. Bahan mudah meledak
e. Bahan oksidator
f. Cairan mudah terbakar
g. Cairan sangat mudah terbakar
h. Gas mudah terbakar
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat bahaya

1. Daya racun
2. Cara bahan kimia masuk kedalam tubuh
3. Konsentrasi macam dan lama paparan
bahan kimia
4. Efek kombinasi bahan kimia
5. Kerentanan
Sanitasi Lingkungan
Sanitasi adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.

Tujuan upaya sanitasi lingkungan:


1. Melakukan koreksi, yakni memperkecil dan
memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan
2. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisienkan
pengaturan sumber-sumber lingkungan
Standar sanitasi (PMP 7/64)

 Bangunan ( pasal 2)
 Halaman, saluran air dan sampah (psl 3)
 Perlengkapan gedung ( psl 4)
 Pengaturan tempat kerja ( psl 5)
 Kakus ( psl 6)
 Tempat mandi, cuci muka & tangan, pakaian
kerja ( psl 7)
 Syarat kantin dan catering ( psl 8)
Sistem pembuangan limbah

• Inceneration
• Sanitary landfill
• Composting
• Dumping
• Dumping in water
• Landfill
• Individual incineration
• Recycling
POLUSI DI LINGKUNGAN KERJA
 Sangat mempengaruhi kesehatan dan
kenyamanan kerja
 Perlu memperhatikan aliran udara :
- ventilasi pasif : jendela / bukaan
- ventilasi aktif : exhaust van, AC
Manajemen APD

 Identifikasi & evaluasi potensi


bahaya
 Pemilihan yang tepat & kesesuaian
 Diklat
 Pemeliharaan
 Kesadaran Manajemen & pekerja
Dasar Hukum
 Undang-undang No.1 tahun 1970.

– Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan


perundangan ditetapkan syarat - syarat untuk
memberikan APD
– Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang APD .
– Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD .
– Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan
APD secara cuma-cuma
Dasar Hukum
 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.
Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan ALat
Pelindung Diri

– Setiap produk APD yang dibuat/dihasilkan didalam


negeri harus melalui/memilki sertifikat kelayakan
dari Direktorat BNKK & Hyperkes Depnakertrans

– Produk APD dari luar negeri memilki sertifikat


kelayakan yang senilai dengan standar di Indonesia
dapat beredar dengan rekomendasi dari direktorat
BNKK & Hyperkes Depnakertrans.
Dasar Hukum
 Surat Edaran No. SE. 05/BW/1997 tentang
Penggunaan APD
– Untuk menjamin APD yg digunakan efektif dan sesuai
dgn bhy lingkungan kerja yg dihadapi maka perlu
proses penilaian dan pengesahan.
– semua alat pelindung diri yang diedarkan dan
digunakan di seluruh Indonesia harus sudah terdaftar
dan disetujui oleh Depnakertrans.

 Surat Edaran No. SE. 06/BW/1997 tentang


Pendaftaran APD
– Edaran bagi distributor untuk mendaftarkan APD yang
diproduksi
 Hampir semua Peraturan-peraturan menyangkut
syarat-syarat K3 mewajibkan pemakaian APD.
Jenis-jenis APD dan
Penggunaannya
1. A.P. Kepala
2. A.P. Muka dan Mata
3. A.P. Telinga
4. A.P. Pernafasan
5. A.P. Tangan
6. A.P. Kaki
7. Pakaian Pelindung
8. Safety Belt
Alat Pelindung Kepala
 Topi Pelindung
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.
 Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran, korosi,
panas/dingin
 Hats/cap
Melindungi kepala dari kotoran debu atau
tangkapan mesin-mesin berputar
Alat Pelindung Muka dan Mata
Type of Work Hazards
Acetylene welding Sparks, harmful rays, molten metals/flying
aerosols
Handling of chemicals Chemical burns resulting from splash of
chemicals
Cutting Flying particle
Arc welding Sparks, intense rays, molten metals
Furnace work Glare, heat, molten metals
Light grinding work Flying aerosols
Heavy grinding work Flying aerosols
For use at laboratories Splash of chemicals or broken glasses
Machine operation Flying aerosols
Metal welding Heat, glare, sparks and flying aerosols
Spot welding Flying aerosols and sparks
Alat Pelindung Telinga
 Sumbat telinga ( ear plug )
Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB

 Tutup telinga ( ear muff )


Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB
Alat Pelindung Pernapasan
Respiratory protectors for breathing

Air purifying respirators Coumpound type(1) Supplied air respirators

Powered filter type Non powered filter type Self contained respirator Air mask

Mutual For For Mutual For gas For Circulation Semi Semi Open
use for gas aeros use for and vapor aero type enclo Open respi
gas, and ols gas, sols respirator sed respi rator
(chemi
vapor and vapor vapor respi rator
cal cartri ( dust
aerosols and rator
dge)
aerosol (1)
respir
ator)
Alat Pelindung Tangan
Cotton Very common

Cotton Synthetic fiber Often used for work in the winter Gloves

Coated For better handling

For handling For general purpose and heavy work


Leather
For welding For gas and electric welding

Gloves For general purpose and heavy work


For handling For light work, cooking and house keeping
Rubber
Chemical resistant
For chemicals
Oil resistant
Solvent resistant
For special Vibration, heat resistant, Cut-
purposes proof, ,insulated, others.
Alat Pelindung Kaki
 Pada industri ringan/ tempat kerja biasa
Cukup dengan sepatu yang baik
 Sepatu pelindung ( safety shoes)
Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik atau plastik
 Untuk mencegah tergelincir
Dipakai sol anti slip
 Untuk mencegah tusukan
Dipakai sol dari logam
 Terhadap bahaya listrik
Sepatu seluruhnya harus di jahit atau direkat tak boleh
memakai paku.
Pakaian Pelindung
Example of Dermal Hazard Categories

Hazard Examples
Chemical Dermal toxins
Systemic toxins
Corrosives
Allergens
Physical Thermal hazards (hot/cold)
Vibration
Radiation
Trauma producing
Biological Human pathogens
Animal pathogens
Enviromental pathogens
Safety Belt

 Berguna untuk melindungi tubuh dari


kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada
pekerjaan konstruksi dan memanjat
serta tempat tertutup atau boiler.

 Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.

Anda mungkin juga menyukai