Anda di halaman 1dari 11

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Kasus Pembunuhan Munir


Kelompok 3
Artina
Debi
Jamil
Sandi
Tantri
Yaris
Zahra
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Pengertian

Munir adalah orang yang sangat gigih memperjuangkan keadilan dan kebenaran, ketika masa orde baru. Keberpihakan Munir selalu
kepada kaum buruh, aktivis mahasiswa, pemuda, serta kelompok masyarakat lain yang mengalami penindasan. Profesinya sebagai
pekerja bantuan hukum di LBH (lembaga badan hukum) membuat Munir terjun langsung dalam serangkaian aksi untuk menyuarakan
ketimpangan dan ketidakadilan di Indonesia.
Namun, pada 7 September 2004 atau 18 tahun lalu, aktivis HAM yang memiliki nama lengkap Munir Said Thalib mengembuskan napas
untuk terakhir kalinya, sebagaimana dilansir dalam p2k.unkris.ac.id.
Kematian Munir cukup tragis. Pasalnya, ia dibunuh ketika melakukan penerbangan dari Jakarta menuju Belanda di dalam pesawat
dengan racun jenis arsenik.
Sampai sekarang, kasus pembunuhan pendiri Imparsial dan aktivis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(KontraS) itu tidak kunjung menemukan titik terang dalam mengungkap siapa dalang pembunuhan sesungguhnya.
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Kronologi Pembunuhan

1 Pada 6 September 2004, sekitar pukul 21.55 WIB, pesawat Garuda Indonesia
dengan nomor penerbangan GA 974, yang ditumpangi Munir, lepas landas dari
Bandara Soekarno-Hatta.
Munir terbang ke Belanda dalam rangka melanjutkan studi pascasarjana.
Pesawat yang ditumpangi Munir, sempat transit di Changi, Singapura, pada 7
September 2004 sekitar pukul 00.40 waktu setempat. Saat transit, Munir terlihat
duduk di Coffee Bean.
Pada pukul 01.50 dini hari, pesawat lepas landas dari Changi dan melanjutkan
penerbangan ke Amsterdam, Belanda.
Namun, baru tiga jam setelah terbang dari Changi, Munir diketahui sakit. Ia
beberapa kali ke toilet.
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Kronologi Pembunuhan

2
Munir dipindahkan dari tempat duduknya di kursi 40G ke kursi di samping dokter
itu. Adapun dokter itu duduk di kursi 1J.
Setelah sempat dirawat oleh dokter itu, nyawa Munir pada akhirnya tidak dapat
diselamatkan.
Munir mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 08.10 waktu setempat, ketika
pesawat berada di ketinggian 40.000 kaki di atas tanah Rumania.
Munir yang berangkat dari Jakarta dalam keadaan sehat, meninggal dunia sebelum
pesawat mendarat di Amsterdam.
Pesawat yang ditumpangi Munir mendarat di Bandara Schiphol, Amsterdam, pada 7
September 2004 pukul 10.00 waktu setempat.
Setelah mendarat, 10 petugas polisi militer masuk ke pesawat untuk menjalankan
prosedur pemeriksaan saat ada penumpang meninggal dunia dalam penerbangan.
Seluruh penumpang pesawat pun dilarang turun selama 20 menit hingga
pemeriksaan usai.
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Bentuk Kekerasan

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebutkan, bisa jadi kasus
pembunuhan Munir menjadi kasus pelanggaran HAM berat pertama di Indonesia dengan
korban satu orang.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, jika ditetapkan menjadi
pelanggaran HAM berat, kasus pembunuhan Munir adalah terobosan hukum di Indonesia
khususnya dalam penegakan pelanggaran HAM.
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Bentuk Kekerasan

Penetapan pelanggaran HAM berat untuk kasus Munir juga dinilai tak bertentangan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia.
"Karena memang Undang-Undang 26 (tahun 2000 tentang Pengadilan HAM) basisnya
Statuta Roma," ujar dia.
"Dalam setiap penyelidikan, dalam putusan pengadilan HAM rujukan memang putusan dari
ICC, jadi kawan-kawan nanti bisa dilihat, itu (kasus Munir) sangat logis merujuk pada
pengadilan HAM di tingkat internasional,"
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Bentuk Kekerasan

3
nilai-nilai pancasila yang di langgar
1. Pada nilai ketuhanan
pelanggarannya dia melakukan pembunuhan munir tampa takut akan sepengetahuan
tuhannya, dan membunuh merupakan perbuatan dosa,yang mana seseorang jika membuat
doa besar( membunuh) akan masuk dalam neraka
2. Pada nilai kemanusian
pelanggaran pembunuhan ini di lakukan tampa berfikir kemanusiaan ( tidak merasa kasihan
akan tindakannya)
3. Pada nilai keadilan
pelangaran ini dikatakan tidak adil dikarenakan pembunuhan munir tidak sampai
penyelesaian yang tuntas dan sah
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Hukuman Yang Harus Diberikan

Proses hukum terhadap orang yang dianggap terlibat


dalam pembunuhan Munir pernah telah dilakukan.
Pengadilan menjatuhkan vonis 14 tahun penjara
kepada Pollycarpus Budihari Priyanto yang merupakan
pilot Garuda Indonesia.

Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 huruf a, b, c, d, atau e dipidana dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling lama 25 (dua puluh lima) tahun dan paling singkat 10
(sepuluh) tahun.
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Apakah Kasus Munir sudah


selesai sampai saat ini?
Seperti diketahui, Munir Said Thalib meninggal di dalam pesawat jurusan ke Amsterdam pada 7
September 2004. Sedianya, Munir akan melanjutkan studi di Belanda. Persidangan atas pembunuhan
Munir akhirnya menempatkan Pollycarpus sebagai terdakwa. Namun, di balik itu, ada dugaan
sejumlah nama terlibat dalam kasus meninggalnya Munir dan hingga saat ini masih belum terungkap.
tepatnya pada 7 September 2004, Munir dibunuh. Munir mengembuskan napas terakhir di dalam
pesawat Garuda Indonesia yang membawanya ke Amsterdam, Belanda. Hasil otopsi menyimpulkan
bahwa Munir tewas karena racun arsenik.
Sejumlah orang sudah diproses hukum, termasuk mendiang Pollycarpus Budihari Prijanto. Namun
banyak pihak yang menilai pengusutan kasus belum tuntas lantaran aktor intelektual belum diproses.
Misalnya, mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono.
Berdasarkan Pasal 78 ayat (1) butir 3 KUHP, penuntutan pidana hapus setelah 18 tahun untuk
kejahatan yang diancam pidana mati atau seumur hidup, seperti pembunuhan berencana.
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Info tambahan

Pada September 2022, kasus pembunuhan berencana yang dilakukan terhadap Munir kembali
ramai diperbincangkan di media sosial pasca munculnya sosok anonim yang bekerja sebagai
peretas (hacker) bernama BjorkaBjorka menjelaskan bahwa dalang dari pembunuhan Munir
adalah Muchdi Purwopranjono.[20] Muchdi memang sempat ditetapkan sebagai tersangka oleh
pihak kepolisian pada 19 Juni 2008[21]. Pada saat dirinya ditetapkan sebagai tersangka, ia juga
dicurigai memiliki motif sakit hati terhadap Munir. Keberanian Munir untuk menyuarakan
permasalahan keterlibatan Tim Mawar dalam penculikan sejumlah aktivis berdampak pada karir
Muchdi yang kala itu menjabat sebagai Kopassus Tim Mawar. Akhirnya, karir Muchdi pun
sempat diberhentikan karena masalah tersebut[22]. Alasan tersebut pun disampaikan dan
ditegaskan kembali oleh Bjorka.
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Thank You

Anda mungkin juga menyukai