PENYELENGGARAAN
PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
Antonius Budiono
Widyaiswara Utama
diskripsi singkat
PENYELENGGARAAN BINA PENATAAN BANGUNAN
Pembelajaran tentang penyelenggaraan bina
penataan bangunan yang meliputi dasar
hukum dan pengertian, penyelenggaraan
bangunan gedung, bantuan teknis
pembangunan bangunan gedung negara,
pengelolaan rumah negara,
penyelenggaraan penataan bangunan dan
lingkungan khusus, dan kebijakan dan
program BPB melalui ceramah interaktif,
diskusi, dan latihan.
HASIL BELAJAR
Peserta mampu memahami
penyelenggaraan penataan bangunan dan
lingkungan.
Indikator HASIL BELAJAR
Peserta mampu menjelaskan:
1. dasar hukum dan pengertian penyelenggaraan
bina penataan bangunan;
2. penyelenggaraan bangunan gedung;
3. pembangunan bangunan gedung negara;
4. pengelolaan rumah negara;
5. penataan bangunan dan lingkungan khusus; dan
6. kebijakan dan program BPB.
Outline MATERI PENYELENGGARAAN PBL
1. Dasar Hukum dan Tusi Bina Penataan
Bangunan
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
3. Bantuan Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
4. Pengelolaan Rumah Negara
5. Fasilitasi Penataan Bangunan dan Lingkungan
khusus
1 DASAR HUKUM
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
2. Undang-Undang No. 72 Tahun 57 Tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 19 Tahun 1955 tentang Penjualan Rumah-rumah
Negeri kepada Pegawai Negeri sebagai Undang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan
Pelaksanaan UUBG;
4. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1994 Tentang Rumah Negara;
5. Peraturan Pemerintah N0. 31 Tahun 2005 Tentang Perubahan PP No.
40 Tahun 1994 Tentang Rumah Negara;
6. Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara dan
7. Peraturan Menteri PUPR No. 15 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian PUPR.
TUSI DIT. BINA PENATAAN BANGUNAN
(sesuai Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015)
2 4
BANTUAN TEKNIS
PEMBANGUNAN BANGUNAN FASILITASI PENATAAN
GEDUNG NEGARA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
KHUSUS
PENYELENGGARAAN
2 BANGUNAN GEDUNG
DIT. PBL
PENGERTIAN
FUNGSI
HUNIAN PERSYARATAN
USAHA
ASMINISTRASI
SOSIAL&BUDAY
A
KEAGAMAAN TEKNIS
KHUSUS
DIT. PBL
Persyaratan BG UUBG
administratif teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Keandalan BG
Peruntukan dan Intensitas
Status Kepemilikan BG BG
Keselamatan
Pengendalian Dampak
Kenyamanan
Pembangunan BG di atas Tanah Milik Lingkungan
Orang/Pihak Lain dengan
Perjanjian Tertulis Kemudahan
Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen,
darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan
oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.
Persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, juga harus
memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang.
DIT. PBL
TAHAPAN PENYELENGGARAAN BG
STATUS LAHAN/IZIN IZIN MENDIRIKAN BGN STATUS KEPEMILIKAN BG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI PERSETUJUAN
LOK
PENGAWASAN PELESTARIAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN
PEMELIHARAAN
PERAWATAN
Pasal 43
(4) Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
melaksanakan pembinaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
melakukan pemberdayaan masyarakat yang
belum mampu untuk memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Bab IV.
PEMBERDAYAAN
PENGAWASAN
DALAM PELAKSANAAN
PENGAWASAN DAPAT
MELIBATKAN MASYARAKAT
BANTEK PEMBANGUNAN
3 BANGUNAN GEDUNG NEGARA
DIT. PBL
PENGERTIAN
Pembangunan BGN adalah kegiatan mendirikan BGN yang
diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, dan pengawasannya, baik merupakan pembangunan baru,
perawatan bangunan gedung, maupun perluasan bangunan gedung
yang sudah ada, dan/atau lanjutan
BGN adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi
barang milik negara/daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan
yang berasal dari dana APBN, dan/atau APBD, atau perolehan lainnya
yang sah.
Pengelolaan Teknis dilakukan oleh tenaga pengelola teknis yang
bersertifikat.
Tenaga Pengelola Teknis bertugas membantu dalam pengelolaan
kegiatan pembangunan bangunan gedung negara di bidang teknis
administratif.
DIT. PBL
Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
DIT. PBL
BANTUAN TEKNIS
Informasi: peraturan, pedoman/
petunjuk/ standar teknis
bantuan teknis
BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BIAYA
PEMBANGUNAN
PEMBINAAN
DIT. PBL
Latar Belakang terbitnya PERPRES 73/2011
(beberapa)
Gedung Kantor dan
Rumah Dinas dibangun
terlalu mewah dan
berlebihan
DIT. PBL
Persyaratan BGN
administrasi teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Keandalan BG
Peruntukan dan Intensitas
Status Kepemilikan BG BG
Keselamatan
Pengendalian Dampak
Kemudahan
Lingkungan
Kenyamanan
Tidak Sederhana:
Klasifikasi BGN dengan teknologi-
spesifikasi tidak sederhana
Maksimal 8 lantai
Bangunan gedung
Gedung Kantor negara yang dibangun
> 8 lantai
Standar persetujuan MenteriPU
STATUS LAHAN/IZIN IZIN MENDIRIKAN BGN STATUS KEPEMILIKAN BG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
LOK
PENGAWASAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
PELAKSANAAN
TAHAP KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
PENGAWASAN
KONSTRUKSI
TAHAP PASCA KONSTRUKSI
DIT. PBL
UNIT KERJA PEMBINA PENGELOLA TEKNIS
Peraturan Menteri PU Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasai dan Tata Kerja PUPR
Dinas
Pekerjaan
untuk pembagunan BGN yang dilakukan
Umum/SKP oleh kementerian/lembaga yang
D Provinsi berkedudukan di luar Provinsi DKI Jakarta.
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum/yang bertanggung jawab dalam
pembinaan BGN/daerah yang ditugaskan oleh Gubernur sebagai tugas pembantuan Kementerian PUPR
DIT. PBL
LINGKUP PEMBANGUNAN BGN
yang harus mendapat bantuan teknis
Dalam nota keuangan APBN 2012 terdapat 94 kementerian/lembaga secara
nasional
1. Berdasarkan peraturan perundang undangan ada lima tugas pemerintahan
yang bersifat dekonsentrasi atau tugas dan fungsi kemeterian/lembaga
ditangani langsung oleh unit kerja vertikal pemerintah pusat di daerah
dalam bentuk kantor wilayah.
Kelima tugas yang bersifat dekonsentrasi meliputi bidang pertahanan/
keamanan, keuangan, hukum, agama, dan urusan hubungan luar negeri.
2. Seluruh kementerian/lembaga sebagaimana tersebut di atas, apabila
mendapat alokasi APBN untuk pembangunan bangunan gedung negara,
harus mendapat bantuan teknis dalam bentuk pengelolaan teknis dari
Menteri Pekerjaan Umum.
(Untuk APBD berlaku mutatis mutandis)
DIT. PBL
TENAGA PENGELOLA TEKNIS bersertifikat
PEMBANGUNAN BGN
STANDAR
BIAYA HARGA SATUAN
1
STANDAR PER M2
TERTINGGI BGN
BIAYA PERENCANAAN
2 KONSTRUKSI nilai biaya pengelolaan kegiatan
maksimum dihitung berdasarkan
prosentase biaya pengelolaan
kegiatan terhadap nilai biaya
BIAYA PENGAWASAN/MK
3 KONSTRUKSI
konstruksi fisik bangunan yang
tercantum dalam Tabel B1 dan B2
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis
BIAYA PELAKSANAAN
4 KONSTRUKSI
Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
PENGELOLAAN
4 RUMAH NEGARA
DIT. PBL
PENGERTIAN
PENETAPAN STATUS
PENGELOLAAN
PENDAFTARAN
RUMAH NEGARA
PENGHAPUSAN
50
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
2. PERATURAN MENTERI PU NO.
22/PRT/M/2008 TENTANG PENGADAAN
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA
PENGADAAN, PENETAPAN STATUS, PENDAFTARAN
PENGHUNIAN, PENGALIHAN
STATUS, DAN PENGALIHAN HAK
ATAS RUMAH NEGARA. PENETAPAN STATUS
PENGHUNIAN
PENGELOLAAN
PENGALIHAN STATUS
RUMAH NEGARA
PENGALIHAN HAK 51
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
Pengadaan rumah negara dapat dilakukan dengan cara pembangunan,
pembelian, tukar menukar atau tukar bangun; atau hibah, yang dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
LUAS LUAS
TIPE
Pembangunan RN TNH
Khusus 400 1.000
Pembelian A 250 600
Pengadaan RN B 120 350
Tukar menukar/
Tukar Bangun C 70 200
D 50 120
Hibah E 36 100
52
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
Pendaftaran rumah negara merupakan kegiatan pencatatan/inventarisasi rumah
negara baik yang berdiri sendiri dan/atau berupa Satuan Rumah Susun beserta atau
tidak beserta tanahnya yang dilaksanakan untuk tertib administrasi kekayaan
negara.
Menteri PUPR
diluar
jabodetabek Direktur BPB Kadis PUPR Prov. jabodetabek
Pimpinan
Instansi
RN 53
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
Untuk menentukan Gol. Rumah Negara dilakukan penetapan status Rumah
Negara sebagai Rumah Negara Gol. I, Rumah Negara Gol. II, dan Rumah
Negara Gol. III.
Penetapan Status RN
RN
Pimpinan Instansi SIP Gol I
SIP RN
Pejabat Es1 Gol II
Dirjen CK
RN
SIP Gol III
55
Kadis PUPR Prov.
Pemilik SIP wajib menempati Rumah Negara selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak SIP diterima.
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 1994
TENTANG RUMAH NEGARA
Penetapan Status
Setiap pimpinan instansi wajib menetapkan status rumah
negara yang berada dibawah kewenangannya menjadi Rumah
Negara Golongan I atau Rumah Negara Golongan II;
Rumah negara yang mempunyai fungsi secara langsung
melayani atau terletak dalam lingkungan suatu kantor instansi,
rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, pelabuhan udara,
pelabuhan laut dan laboratorium/balai penelitian ditetapkan
menjadi Rumah Negara Golongan I
56
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1994
TENTANG RUMAH NEGARA
57
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1994
TENTANG RUMAH NEGARA
Pengalihan Status
Rumah Negara Gol. I yang golongannya tidak sesuai
lagi karena adanya perubahan organisasi atau sudah
tidak memenuhi fungsi yang ditetapkan semula,
dapat diubah status golongannya menjadi Rumah
Negara Golongan II setelah mendapat pertimbangan
Menteri PU;
59
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 1994
TENTANG RUMAH NEGARA
Pengalihan Status
Pengalihan status rumah negara yang berbentuk
rumah susun dari Gol. II menjadi Gol. III dilakukan
untuk satu blok rumah susun yang status tanahnya
sudah ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku;
60
DIT. PBL
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1994
TENTANG RUMAH NEGARA
Pengalihan Hak
Rumah Negara yang dapat dialihkan haknya adalah Rumah Negara
Gol. III
Rumah Negara Gol. III beserta atau tidak beserta tanahnya hanya
dapat dialihkan haknya kepada penghuni atas permohonan
penghuni.
Rumah Negara Gol. III yang berada dalam sengketa tidak dapat
dialihkan haknya.
Suami dan istri yang masing-masing mendapat izin untuk
menghuni Rumah Negara hanya dapat diberikan kepada salah satu
dari suami dan istri yang bersangkutan
61
DIT. PBL
Tabel Standar Luas Rumah Negara
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 73 TAHUN 2011
TANGGAL : 11 OKTOBER 211
STANDAR LUAS RUMAH NEGARA
LUAS (M2)
TIPE PENGGUNA
BANGUNAN TANAH
63
DIT. PBL
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010
TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA
PROGRAM PENGEMBANGAN
KOTA HIJAU
DAFTAR LOKASI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA
TUJUAN
Mewujudkan tata kelola kota
berkelanjutan dengan pemenuhan
standar pelayanan perkotaan.
SASARAN
1. Peningkatan kualitas hidup
2. Peningkatan efisiensi
3. Peningkatan keberlanjutan
DAFTAR LOKASI PENGEMBANGAN ECO
DISTRICT
1. Kawasan Tamansari, Kota Bandung
2. Kawasan Kota Tua Ampenan, Kota Mataram
3. Kawasan Iringmulyo, Kota Metro
4. Kawasan Banjir Kanal Barat, Kota Semarang
5. Kawasan Umbulharjo, Kota Jogjakarta
6. Kota Singkawang
7. Kabupaten Wonosobo
8. Kabupaten Purbalingga
9. Kawasan Kebonrojo, Kabupaten Jombang
PENGEMBANGAN SMART CITY
Kontribusi Dit. BPB dalam mengembangkan Smart City melalui
salah satu komponen Smart city: smart environment
Smart environment energy, environment, public
space
Energy
Kementerian PUPR mengeluarkan Permen PUPR No. 2
Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau
Environment
Kementerian PUPR memiliki program P2KH
(Program Pengembangan Kota Hijau). Program ini
juga merupakan pengembangan atribut kota hijau skala
kota
Public Space
Kementerian PUPR berkomitmen untuk menyediakan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) bersama dengan Pemda
untuk pemenuhan 20% RTH publik dan 10% RTH
private.
DAFTAR LOKASI PENGEMBANGAN SMART
CITY Kota diatas 1 juta penduduk
Kota Surabaya, Jawa Timur
Kota Tangerang, Banten
Kota Bandung, Jawa Barat Kota antara 200 ribu – 1 juta
Kota Depok, Jawa Barat penduduk
Kota Semarang, Jawa Tengah Kota Yogyakarta, DIY
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kota Pontianak, Kalimantan Barat
TES Padang
FASILITASI PEMBANGUNAN GEDUNG
ISTANA KEPRESIDENAN
Pembangunan
Gedung Istana Kepresidenan
Kegiatan pembangunan gedung Istana Kepresidenan merupakan instruksi
Presiden karena adanya kondisi atau acara tertentu.