16 Tahun 2021
PP No. 36 Tahun 2005 ttg Peraturan
Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 ttg BG
Peraturan Menteri PU
1. Spesifikasi
SNI 2. Metoda uji
3. Tata cara
Pengendalian
Penyelenggaraan BG Gedung
Surat Tanah
IMB PBG
Pemeriksaan Dokumen
RTRW administrasi
RTBL lainnya
As Built drawing
Amdal
Pemeriksaan Dokumen
UPL UKL Pelaksanaan
Persetujuan
Instansi lain Pengujian persyaratan
teknis
IMB
SLF SLFn RTB
PBG
Pengaturan teknis Permen PU No. 29/PRT/M/2006
Permen PU No. 26/PRT/M/2008
pada setiap tahapan pembangunan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2017
pemrograman Permen PUPR No. 05/PRT/M/2016
Permen PU No. 22/PRT/M/2018 Permen PUPR No. 11/PRT/M/2018
Perpres 73 Tahun 2011
Arsitektur Bgn
Amdal/UKL/UPL
Di atas/bawah SP
Kenyamanan Kemudahan
Laik Fungsi Bangunan GEDUNG
ADMINISTRASI:
1. Status Hak Atas Tanah
2. Status Kepemilikan BG
3. IMB PBG
Laik Fungsi
adalah keseuaian
&
kondisi wujud
fisik BG terhadap Tata Bangunan:
persyaratan 1. Peruntukan
dan Intensitas
Keandalan:
2. Arsitektur
1. Keselamatan
bangunan
2. Kesehatan
3. Pengendalian
3. Kenyamanan
dampak
4. Kemudahan
4. RTBL
5. Lokasi
bangunan
Peruntukan Lokasi dan Intensitas
Bangunan Gedung:
• menjamin bangunan gedung didirikan
berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan di
daerah yang bersangkutan;
• menjamin bangunan dimanfaatkan
sesuai dengan fungsinya;
• menjamin keselamatan pengguna,
masyarakat, dan lingkungan.
Arsitektur Bangunan Gedung:
• menjamin terwujudnya bangunan
gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan
wujud bangunan, dan budaya
daerah, sehingga seimbang, serasi
dan selaras dengan lingkungannya;
• menjamin terwujudnya tata ruang
hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian
bangunan terhadap lingkungannya;
• menjamin bangunan gedung
dibangun dan dimanfaatkan
dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap
lingkungan.
Pengendalian Dampak
Lingkungan
• menjamin terwujudnya tata
ruang hijau yang dapat
memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan
terhadap lingkungannya;
• menjamin keselamatan
pengguna, masyarakat, dan
lingkungan.
RENCANA TATA
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
menjamin bangunan
gedung didirikan
berdasarkan ketentuan
tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan
di daerah yang
bersangkutan.
Pembangunan Bangunan Gedung di Atas
dan/atau di Bawah Tanah, Air dan/atau
Prasarana/Sarana Umum
• sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah dan/atau rencana teknik ruang
kabupaten/kota, dan/atau RTBL;
• tidak mengganggu fungsi sarana dan
prasarana yang berada di sekitarnya;
• mempertimbangkan faktor keselamatan,
kenyamanan, kesehatan, dan
kemudahan bagi pengguna bangunan;
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
meliputi fungsi [1] hunian, [2]
keagamaan, [3] usaha, [4] sosial
dan [5] budaya dan [6] fungsi
khusus
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG DIKLASIFIKASIKAN
BERDASARKAN:
1. Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitas meliputi: bangunan
gedung sederhana, bangunan gedung tidak sederhana, dan
bangunan gedung khusus.
2. Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi meliputi: bangunan
gedung permanen, bangunan gedung semi permanen, dan bangunan
gedung darurat atau sementara.
3. Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran meliputi: bangunan
gedung tingkat risiko kebakaran tinggi, tingkat risiko kebakaran
sedang, dan tingkat risiko kebakaran rendah.
4. Klasifikasi berdasarkan zonasi gempa meliputi: tingkat zonasi gempa
yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
5. Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi: bangunan gedung di lokasi
padat, bangunan gedung di lokasi sedang, dan bangunan gedung di
lokasi renggang.
6. Klasifikasi berdasarkan ketinggian meliputi: bangunan gedung
bertingkat tinggi, bangunan gedung bertingkat sedang, dan
bangunan gedung bertingkat rendah.
7. Klasifikasi berdasarkan kepemilikan meliputi: bangunan gedung milik
negara, bangunan gedung milik badan usaha, dan bangunan gedung
milik perorangan.
Hunian Keagamaan Usaha Sosial Budaya Khusus Campuran
1. Tunggal 1. bangunan masjid 1. Perkantoran Pedidikan 1. Kerahasiaan khusus
2. Jamak termasuk mushola; 2. Perindustrian Kesehatan 2. Resiko khusus
3. Campuran 2. bangunan gereja 3. Perdagangan Kebudayaan
4. Sementara termasuk kapel; 4. Perhotelan Laboratorium
3. bangunan pura; 5. Wisata Layanan umum
bangunan vihara; 6. Terminal
dan 7. Pergudangan
4. bangunan
kelenteng
Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
• Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan
• Peruntukan Lokasi dan Intensitas Bangunan
• Arsitektur Bangunan Gedung
• Pengendalian Dampak Lingkungan
• Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
• Pembangunan Gedung di atas/bawah Air dan atau sarana prasarana
umum
KTB
KDH
KDB : Koefisien Dasar Bangunan GSB : Garis Sempadan Bangunan
KLB : Koefisien Lantai Bangunan Jarak Bangunan dengan Batas Persil
KBG : Ketinggian Bangunan Gedung Jarak Antara Bangunan Gedung
KDH : Koefisien Daerah Hijau
KTB : Koefisien Tapak Basement
Dimungkinkan adanya
kompensasi berupa
penambahan
besarnya KDB. JLB/KLB
bagi perpetakan tanah
yang memberikan
sebagian luas
tanahnya untuk
kepentingan umum.
Keterangan :
1. Dawasja, daerah pengawasan
jalan,
2. Damija, daerah milik jalan
3. Damaja, daerah manfaat jalan
Garis Sempadan (Muka)
Bangunan Gedung
• Mempertimbangkan faktor
keselamatan, kenyamanan,
kesehatan dan kemudahan
bagi pengguna bangunan
• Khusus untuk kawasan
SUTET
Keandalan
Bangunan
4K
•Keselamatan
•Kesehatan
•Kenyamanan
•Kemudahan
•Aktif desain
Pasif disain
Keselamatan Bangunan
• Persyaratan Struktur
• Kemampuan bangunan
gedung terhadap bahaya
kebakaran
• Kemampuan bangunan
gedung terhadap bahaya petir
(1)Persyaratan keselamatan
bangunan gedung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi
persyaratan kemampuan bangunan gedung
untuk mendukung beban muatan, serta
kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya
petir.
(2) Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung
beban muatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kemampuan struktur bangunan
gedung yang stabil dan kukuh dalam
mendukung beban muatan.
SNI 03-1726-1989,
“Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa
Untuk Rumah dan Gedung”,
Standar terkini
yang berlaku
adalah SNI
1726:2012
UBC 1997 IBC 2009 ASCE 7-10 ASCE 7-16
Soft Storey effect
Struktur
• SNI 03-1727-1989, tata cara pembebanan untuk rumah dan
gedung
• SNI 03-1728-1989, tata cara pelaksanaan mendirikan
bangunan gedung
• SNI 03-2397-1991, tata cara perencanaan rumah sederhana
tahan angin
• SNI 03-1729-2002, tata cara perencanaan struktur baja
untuk bangunan gedung
• SNI 03-1734-1989, tata cara perencanaan beton bertulang
dan struktur dinding bertulang untuk rumah dan gedung
• SNI 03-2847-1992, tata cara perhitungan beton untuk
bangunan gedung
• SNI 03-1726-2002, tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk bangunan dan gedung
• RSNI T-02-2003, tata cara perencanaan konstruksi kayu
Indonesia
• Pt-T-31-2000-C, tata cara perbaikan struktur beton
bertulang akibat kerusakan atau keropos dengan beton
agregat prepa
• Dsb.
• Disediakan ruang pusat pengendali kebakaran
pada bangunan gedung yang tinggi efektifnya
lebih dari 50 meter dan merupakan ruang
terpisah dari bangunan utama
• Dilengkapi dengan sarana alat pengendali,
panel kontrol, telepon, peralatan
kebakaran
• Pintu keluar harus membuka kearah luar,
ditempatkan tidak menghalangi atau
menutupi jalan masuk ke ruang pengendali
• Mempunyai luas lantai tidak kurang dari 10
m2, dan salah satu panjang dari sisi bagian
dalam tidak kurang dari 2,5 meter
• Harus memiliki ventilasi dan kebutuhan
cahaya minimum 400 lux
• Tingkat suara (ambient) dalam ruangan
yang diukur pada semua peralatan
kebakaran beroprasi tidak lebih dari 65
dbA
• Bangunan memiliki jalan keluar dan aksesibilitas
untuk pemadam kebakaran
• Memiliki pencahayaan darurat, tanda arah
panah keluar/exit, dan sistem peringatan
bahaya
B i d an g k er j a ,
M obi l P em ad am
K e ba k a r an
D
6m
C Keterangan :
E A. Entrace
B. Jalan Masuk
C. Bidang Kerja
D. Akses Tangga
B Darurat
D E. Bangunan 6
m
A
4m Ketinggian
lantailayak huni<10
meter, tidak
dipersyaratan
adanya bidang kerja
Jalur Pemadam Kebakaran
15.
00
m
Saf Kebakaran
Bukaan Pintu
No.
Jalur AKSES
Volume Bangunan Keterangan
1. < 7.100 m3 Minimal 1/6 keliling halaman
2. > 7.100 m3 Minimal 1/6 keliling bangunan
3. > 28.000 m3 Minimal ¼ keliling bangunan
4. > 56.800 m3 Minimal ½ keliling bangunan
5. > 85.200 m3 Minimal ¾ keliling bangunan
6. > 113.600 m3 Harus sekeliling bangunan
Jarak 2 PINTU EKSIT
Jumlah minimum sarana jalan ke luar
dari setiap lantai atau bagian dari
padanya selain untuk bangunan gedung
yang sudah ada seperti diizinkan untuk
seluruh klasifikasi bangunan gedung,
harus sebagai berikut : beban hunian
lebih dari 500 tetapi tidak lebih dari
1000, sekurangkurangnya 3. (2) beban
hunian lebih dari 1000, sekurang-
kurangnya 4.
AKSES EXIT
harus disusun sehingga tidak ada ujung buntu dalam koridor
X
1 2 X
3
Ketentuan TANGGA
SNI 03-1746-2000
2.30
2.00
2.00
2.30
2.00