Sidang Skripsi - Adirhesa Hermawan
Sidang Skripsi - Adirhesa Hermawan
ADIRHESA HERMAWAN
15/385635/KT/08144
LATAR BELAKANG
Menurut Direktur Bina Usaha Hutan Alam Kementerian Kehutanan (2013),
Kayu kebutuhan bahan baku industri kayu tidak memenuhi target karena berkurangnya
kemampuan hutan alam untuk menyediakan bahan baku kayu
Batang kelapa masih sering digunakan oleh masyarakat untuk keperluan konstruksi
Kelapa Kementerian
atau bahan bangunan Lingkunganrumah Hidup (rangka,
dan Kehutanan
kusen dan (2017)
pintu)menyebutkan
(Pramunendar bahwa
dan
produksi
Supriyanto, kayu
2014).bulat dari hutan alam Indonesia pada tahun 2016 mengalami
Menurut
penurunanHadikusumo (1986), kadar air yang relatif tinggi akan lebih banyak
Pengeringan Kayu menimbulkan
produksi sebesar
Batang kelapa kerugian
dapat digunakan
3,5%.
antara lain sebagai
mudah konstruksi
terserang struktur
cendawanatap dan
(kuda-kuda,
memilikiusuk,
sifat
Menurut
reng)Direktorat
dan serta
fisik juga dapat
mekanik Jenderal
yang Perkebunansebagai
dimanfaatkan
rendah. (2017), total
kusen,luasdaun
areal pintu
perkebunan kelapa
dan jendela
Skedul Pengeringan Susunan
di kombinasi
Indonesia
(Indrosaptono
temperatur
pada
dkk., suhu
tahun
dan kelembaban
bola kering
2017
2014). sebesardan
relatif
suhu bola
3.585.599 Habasah yang menunjukkan kondisi
yangpeningkatan
diterapkan kualitas
pada serangkaian proses
Salah satu proses yang mendukung dalam kayu adalah proses
pengeringan
Berat jenis
pengeringan
Sebuah
Semakin
Berdasarkanmetode
tebal di dalam
rata-rata
yang
letak benar
yang
ukuran
atautanur
batang pengering
kelapa
(Listyanto,
menempatkan
sortimen
posisi kayu
dalam untuk
sebesar
2016).beberapa
maka
batang mencapai
0,74
prosesdan
pohon, kadar
tergolong
determinan
pengeringan
variasi air
ke diinginkan
dalam
seperti
akan
sifat-sifat suhudengan
kelas
berjalan
batang kayu
awal,
lebih
kelapa
Metode Terazawa kecepatan
agak berat
depresiasi
lama
akan (Brown
muncul yang
(BJdan
bolah
padaoptimal
0,60 – 0,75)
basah
Bethel,
letak dan
awal, cacat
1958).
aksial kayu tengah,
(Indrosaptono
perbedaan
(pangkal, yang
suhuminimal
dkk., 2014).
akhir, dalam
sepertijangka
ujung)klasifikasi waktu
cacatjenis
berat tertentu
seperti
dan retak,
kadar
(Listyanto,2016).
Proses
airnya kunci dalam
honeycombing,
(Killman, dan
1983).pengeringan
kolaps kayu adalah penyusunan skedul pengeringan yang
(Terazawa,1965).
Letak Aksial Nilai kadar
Menurut
tepat
Variasi
air tertinggi
Simpson
(Listyanto,
terendah sebesar
sifat-sifat
peningkatan
(1991) pada
2016).
79,87%
batang
ketebalan
batang
kecepatan
(Ranasortimen,
kelapa
ukuran et
kelapa sebesar
pengeringan
al., 2015).
tersebut dapat
kayu
semakin
terjadi
yang
88,28%
menurun
lebihkarena
dan seiring
nilai kadar
fitur sulit
tebal akan anatomi
denganair
kelapa
dikeringkan
yang menunjukkan
dibanding kayu yang adanya
lebihdistribusi yang
tipis, oleh non homogen
karena (Killman,
itu sortimen kayu1983).
yang lebih tebal
Ukuran Sortimen Penyusutan radial
mudah mengalami cacat.
1990).
dan tangensial kelapa tidak berbeda secara signifikan (Palomar,
TUJUAN
1. Mengetahui variasi skedul pengeringan pada batang kelapa.
2. Mengetahui hubungan antara letak aksial dan ukuran sortimen
terhadap penyusunan skedul pengeringan pada batang kelapa.
3. Mengetahui hubungan antara berat jenis terhadap penyusunan skedul
pengeringan pada batang kelapa.
4. Mengetahui laju pengeringan dan cacat pada batang kelapa yang
dikeringkan dengan skedul pengeringan terpilih.
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan Acak Lengkap Parameter Penelitian Analisis Hasil
Faktor: • Kadar air awal Analisis Chi Square
a. Letak Aksial: • Berat jenis Hubungan letak aksial, ukuran
1. Pangkal • Cacat pengeringan sortimen, dan berat jenis terhadap
2. Tengah (retak, kolaps, penyusunan skedul pengeringan
3. Ujung honeycombing) Analisis Varians (Anova)
b. Ukuran Sortimen: • Perubahan dimensi/ Pengaruh faktor dan interaksinya
4. 10 x 12 x 30 cm Penyusutan terhadap penyusutan, cacat perubahan
5. 8 x 12 x 30 cm • Cacat perubahan bentuk (warping), serta laju
6. 6 x 12 x 30 cm bentuk (warping) pengeringan pada sampel aplikasi
• Laju pengeringan
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Tiga buah log pohon kelapa dengan jenis kelapa merah
yang berumur diatas 50 tahun dan memiliki diameter
berkisar 25 – 30 cm serta tinggi berkisar 15 – 17 cm dari
Hutan Rakyat di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing,
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Skema Pengambilang Batang
12 cm
200 cm
200 cm
200 cm
200 cm
200 cm
Pembuatan sampel Pengamatan berat awal, Pengovenan sampel uji selama 144 jam dengan suhu 100°C, serta
uji terazawa dimensi awal, dan cacat awal pengamatan berat, dimensi, dan cacat dilakukan selama 4 jam
Keterangan:
S1 : Skedul terlunak
S3 : Skedul terkeras
A. Hubungan Letak Aksial Batang terhadap Penyusunan Skedul
Pengeringan
Nilai Db Sig.
14
12 12 Letak Aksial Pearson chi square 20,571a 4 0,002*
12
Jumlah Sampel (Balok)
12 Ukuran Sortimen
12 Jumlah data 36
10x12x30
10 ns= not significant
8 8 8x12x30
8
6x12x30
6
Ukuran sortimen tidak memiliki hubungan nyata
terhadap penyusunan skedul pengeringan
4 3
2 2
2 1
0 0
0
S1 S2 S3
Skedul Pengeringan
C. Hubungan Berat Jenis terhadap Penyusunan Skedul Pengeringan
Nilai Db Sig.
10 Pearson chi square 20,571a 8 0,008*
9 Berat Jenis
9
0,47-0,50 Jumlah data 36
Jumlah Sampel (Balok)
8
7
0,51-0,54 *= signifikansi pada taraf uji 5%
66
6
5 0,55-0,58
5
4
4
0,59-0,62
Variasi berat jenis memiliki hubungan nyata
3
3 3
0,63-0,66
dengan penyusunan skedul pengeringan
2
0,67-0,70
1
0 00000 00000 Perbedaan berat ini
Hasil penelitian jenis menjadi
serupa salahpenelitian
dengan satu pertimbangan
Bhaskara
0
S1 S2 S3 dalam proses
(2018) pada pengeringan,
kayu umumnya
jati plus perhutani semakintumbuh
dari tempat tinggi
Skedul Pengeringan berat jenis maka
yang berbeda umurakan12semakin lambat laju
tahun dimana pengeringan
berat jenis kayu
dan semakin nyata
berpengaruh besar kemungkinan terjadi kerusakan
terhadap penyusunan skedul
(Marsoem,
pengeringan.2011).
Skedul Pengeringan Terpilih
Skedul Batang Kelapa untuk Pangkal dan Tengah (Variasi Berat Jenis Tinggi ) Skedul Batang Kelapa untuk Ujung (Variasi Berat Jenis Rendah )
Kadar Air Suhu Depresiasi Suhu Kelembaban Kadar Air Kadar Air Suhu Depresiasi Suhu Kelembaban Kadar Air
(%) Bola Bola Basah Bola Relatif Seimbang (%) Bola Bola Basah Bola Relatif Seimbang
Kering (°C) Basah (%) (%) Kering (°C) Basah (%) (%)
(°C) (°C) (°C) (°C)
Basah-90 47 2 45 88 18 Basah-90 50 2 48 89 18
90-70 47 3 44 83 15,5 90-70 50 3 47 83 15,5
70-55 47 4 43 79 14 70-55 50 4 46 79 14
55-45 47 6 41 69 11,5 55-45 50 6 44 70 11,5
45-35 47 9 38 57 9 45-35 50 9 41 60 9
35-27 48 13 35 42 7 35-27 55 13 42 49 7,25
27-22 53 18 40 31 5 27-22 60 18 42 35 5,25
22-18 58 20 45 29 4,5 22-18 65 20 42 32 5
18-14 65 20-25 40-45 32 5 18-14 70-81 20-25 40-45 35 5
14-12 65 20-25 40-45 32 5 14-12 70-81 20-25 40-45 35 5
≤12 65 20-25 40-45 32 5 ≤12 70-81 20-25 40-45 35 5
2.Hasil dan Analisis Aplikasi Skedul Pengeringan
A. Laju Pengeringan
Hasil Laju Pengeringan
Kadar Kadar Air Laju Rata-rata laju pengeringan batang
Air Awal Akhir (%) Pengeringan kelapa sebesar 3,50% KA/hari untuk
Letak Aksial Ukuran Sortimen
(%) (KA%/Hari) mencapai kadar air 10-14% dari
kondisi segar. Batang kelapa dapat
Pangkal 10 x 12 x 30 cm 90,11 12,48 3,11 dikeringkan mencapai waktu 25 hari
8 x 12 x 30 cm 90,11 12,49 3,23 dengan rata-rata 23 hari.
6 x 12 x 30 cm 90,11 12,24 3,39
Tengah 10 x 12 x 30 cm 81,92 12,18 2,91
8 x 12 x 30 cm 81,92 12,68 2,89
6 x 12 x 30 cm 81,92 12,14 3,03
Ujung 10 x 12 x 30 cm 109,64 12,83 4,40
8 x 12 x 30 cm 109,64 12,56 4,62
6 x 12 x 30 cm 109,64 12,29 4,64
2.Hasil dan Analisis Aplikasi Skedul Pengeringan
A. Laju Pengeringan
Analisis Varians Dua Arah (Anova) Uji Lanjut HSD
b
Sumber Variasi db KT F hit Sig. 5 4,44
Letak Aksial 2 3,752 9,994 0,005* a
4 a
Keterangan: 0
ns = not significant Pangkal Tengah Ujung
* = berbeda nyata pada taraf uji 5% Letak Aksial