Anda di halaman 1dari 44

ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR

URUSAN AGAMA
(Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016)

Kurniawan Raharjo, S.Pd.I.


Analis Kepegawaian
DASAR HUKUM :
UU No. 32 Tahun 1954 tentang
UU No. 22 TAHUN 1946 Penetapan Berlakunya UU 22
UU No. 1 Tahun 1974 Tentang UU No. 41 Tahun 2004 Tentang
Tentang Pencatatan Nikah, tahun 1946 Tentang
Perkawinan; Wakaf;
Talak Dan Rujuk; Pencatatan Nikah, Talak Dan
Rujuk;

PP No. 9 Tahun 1975 Tentang PP No.. 42 Tahun 2006 Tentang PP No. 7 Tahun 2015 Tentang
PP No. 83 Tahun 2015 Tentang
Pelaksanaan UU No. 1 Tahun Pelaksanaan UU 41 Tahun 2014 Organisasi Kementerian
Kementerian Agama;
1974 Tentang Perkawinan; Tentang Wakaf; Negara;

Peraturan Menteri Agama


Peraturan Menteri Agama
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Peraturan Menteri Agama
Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembentukan dan Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Nomor 10 Tahun 2010 tentang Bimbingan Manasik Bagi
Penyempurnaan Organisasi Organisasi dan Tata Kerja
Organisasi dan Tata Kerja Jemaah Haji Reguler Oleh
Instansi Vertikal dan Unit Instansi Vertikal Kementerian
Kementerian Agama ; Kantor Urusan Agama
Pelaksana Teknis Kementerian Agama;
Kecamatan;
Agama;
Kantor Urusan Agama Kecamatan yang selanjutnya disingkat
KUA Kecamatan adalah unit pelaksana teknis pada Kementerian
Agama, berada di bawah bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan secara operasional
dibina oleh Kepala Kantor Kementerian Agama
KEDUDUK Kabupaten/Kota.

AN
KANTOR KUA Kecamatan berkedudukan di kecamatan.

URUSAN
AGAMA
KUA Kecamatan dipimpin oleh Kepala.
TUGAS • KUA Kecamatan mempunyai
KANTOR tugas melaksanakan layanan
URUSAN dan bimbingan masyarakat
AGAMA Islam di wilayah kerjanya.
KUA Kecamatan menyelenggarakan
fungsi:
Pasal 3 Ayat 1
1.Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan rujuk;
2.Penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam;
3.Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA Kecamatan;
4.Pelayanan bimbingan keluarga sakinah;
5.Pelayanan bimbingan kemasjidan;
6.Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembina­an syariah;
7.Pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam;
8.Pelayanan bimbingan zakat danan wakaf;
9.Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KUA Kecamatan.

Pasal 3 Ayat 2
• Selain melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KUA Kecamatan dapat melaksanakan fungsi
layanan bimbingan manasik haji bagi Jemaah Haji Reguler.
Pasal 4 :
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, KUA Kecamatan dikoordinasikan
oleh Kepala Seksi atau Penyelenggara yang membidangi urusan agama Islam di Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.
Susunan organisasi KUA Kecamatan

a.Kepala KUA Kecamatan;


b.Petugas Tata Usaha; dan
c. kelompok Jabatan Fungsional.
Kepala KUA Kecamatan
• Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk
memimpin KUA Kecamatan, Kepala KUA Kecamatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,
dijabat oleh penghulu dengan tugas tambahan.
• Tugas tambahan memimpin KUA Kecamatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan
merupakan jabatan struktural.
Petugas Tata Usaha
Pasal 8
• Petugas Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala KUA Kecamatan.
Pasal 9
• Petugas Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, rumah
tangga, dan pelaporan.
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 10
Kelompok jabatan fungsional pada KUA Kecamatan mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari kelompok jabatan fungsional tertentu yaitu Penghulu dan
Penyuluh Agama Islam, dan kelompok jabatan fungsional umum lainnya yang masing-masing terbagi
dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan
dan beban kerja.
3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
TATA KERJA
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, KUA Kecamatan harus
mempunyai peta proses bisnis yang menggambarkan tata
hubungan kerja yang efektif dan efisien antarunit organisasi di
wilayah KUA Kecamatan.

KUA Kecamatan wajib mempunyai dokumen analisis analisis


jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja
terhadap seluruh jabatan di lingkungan KUA Kecamatan.

Setiap unsur pada KUA Kecamatan dalam melaksanakan tugas


dan fungsi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan KUA Kecamatan sendiri,
maupun dalam hubungan dengan lembaga lain yang terkait.
TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN AGAMA
KMA NOMOR 09 TAHUN 2016
DASAR HUKUM
1. UU Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan.
2. UU NOMOR 43 TAHUN 2009 Tentang Kearsipan
3. PP Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Kearsipan
4. Permenpan Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Instansi Pemerintah.
5. KMA Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Kode Jabatan, Singkatan, dan Akronim, dan
KMA Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Tata Naskah Dinas Pada Kementerian Agama.
6. PMA Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pencabutan PMA No 16 Tahun 2006 Tentang
Tata Persuratan Dinas di Lingkungan DepartemenAgama
7. Peraturan Kepala ANRI Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Tata Naskah Dinas
adalah
PENGERTIAN
informasi tulis sebagai alat
komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
pada Kementerian Agama dalam rangka
penyelenggaraan tugas sesuai tugas dan
fungsi Kementerian Agama
PENYUSUNAN NASKAH DINAS

1. Persyaratan Penyusunan
Setiap Naskah Dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas,
padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis.
2. Lambang Negara dan Lambang Kementerian Agama pada Naskah Dinas
Untuk mengidentifikasi Naskah Dinas, pada halaman pertama
menggunakan Lambang Negara atau Lambang Kementerian Agama.
a. Lambang Negara digunakan untuk Naskah Dinas yang
ditandatangani sendiri oleh Menteri Agama
b. Lambang Kementerian Agama digunakan untuk Naskah Dinas yg
ditandatangani Pejabat Struktural yang berwenang pada
Kementerian Agama
3.Kode Jabatan dan Penomoran pada Naskah Dinas :
1. Kode Jabatan pada Naskah Dinas
a. Kode Jabatan pada Kementerian Agama Pusat, Kanwil Kemenag Provinsi, PTKN, BDK,Balai Penelitian
dan Pengembangan Agama, Asrama Haji Embarkasi, Kantor Misi Haji Indonesia, Lajnah Pentashihan
Mushaf Alqur’an, Unit Percetakan AlQur’an, dan UPT yang mengalami perubahan atau penyempurnaan
organisasi dan Tata Kerja perlu diikuti dengan penyempurnaan dan penetapan Kode Jabatan yang
ditetapkan oleh Menteri Agama.
b. Penyusunan Kode Jabatan satuan kerja pada pada Kantor Kementerian Agama Provinsi, Kankemenag
Kab/Kota, dan KUA kecamatan, Madrasah Negeri ditetapkan dengan Keputusan Kepala kantor
Kementerian Agama Wilayah Provinsi/Kakanwil prov.
c. Penyusunan kode Jabatan satuan kerja pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di Tetapkan dengan
Keputusan Rektor.
2. Penomoran Naskah Dinas
a. Susunan Penomoran naskah Dinas Khusus sebagai berikut:
1) Nomor Naskah Dinas Khusus (nomor urut dalam satu tahun takwin)
2) Kode Jabatan
3) Bulan (ditulis dalam 2 digit)
4) Tahun terbit
Contoh :KK : Kode Jabatan Kankrmenag
07 : Bulan Ke Tujuh (Juli)
2015 : Tahun 2015
b. Susunan Penomoran Surat
Dinas, mencangkup Hal-hal:
1. Kode derajat Pengamanan Surat
Dinas
2. Nomor Surat Dinas
3. Kode Jabatan
4. Kode Klasifikasi Arsip (KKA)
5. Bulan
6. Tahun Terbit
Contoh Surat Dinas yang ditandatangani oleh Kakanwil

B-12/Kw/KP.07.1/07/2015
Kode Derajat Pengamanan Surat
Dinas
Besifat Sangat Rahasia
Nomor Surat Dinas
Kode Jabatan
Kode Klasifikasi Arsip
Bulan Ke-7 (Juli)
Tahun Terbit 2015
KODE KLASIFIKASI
SURAT
PETUNJUK TEKNIS
JABATAN FUNGSIONAL
PENGHULU
PMA No 16 Tahun 2021
Kurniawan Raharjo, S.Pd.I.
Analis Kepegawaian
Kantor Kementerian Agama Kab. Mojokerto
PMA NO 16 TAHUN 2021 MERUPAKAN TURUNAN DARI PERMENPAN RB
NO 9 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN
PERKA BKN NO 6 TAHUN 2020 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
KETENTUAN UMUM
1. JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU ADALAH JABATAN SEBAGAI PEGAWAI PENCATAT
NIKAH ATAU PERKAWAINAN YANG MEMPUNYAI RUANG LINGKUP, TUGAS, TANGGU
JAWAB, DAN WEWENANG UNTUK MELAKUKAN PELAYANAN DAN BIMBINGAN
NIKAH ATAU RUJUK, PENGEMBANGAN KEPENGHULUAN DAN BIMBINGAN
MASYARAKAT ISLAM
2. PEJABAT FUNGSIONAL PENGHULU YANG SELANJUTNYA DISEBUT PENGHULU
ADALAH PNS YANG DIBERI TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN HAK UNTUK
MELAKUKAN KEGIATAN PELAYANAN DAN BIMBINGAN NIKAH ATAU RUJUK,
PENGEMBANGAN KEPENGHULUAN DAN BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN
(Perka BKN NO 6 th 2020)

1. Jabatan Fungsional Penghulu merupakan Jabatan Fungsional kategori keahlian.


2. Jenjang Jabatan Fungsional Penghulu dari yang paling rendah sampai dengan yang paling
tinggi, terdiri atas :
a. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Pertama/Pertama;
b. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Muda/Muda;
c. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Madya/Madya; dan
d. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Utama.
PANGKAT DAN GOLONGAN RUANG
(Perka BKN NO 6 th 2020)
1. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Pertama/Pertama; (Pangkat Penata Muda, golongan ruang
III/a dan Pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.)
2. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Muda/Muda; (Pangkat Penata, golongan ruang III/c; dan
Pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d)
3. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Madya/Madya (Pangkat Pembina, golongan ruang IV/a;
Pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan Pangkat Pembina Utama Muda, golongan
ruang IV/c.)
4. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Utama (Pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang
IV/d; dan Pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e. )
 Penetapan jenjang jabatan untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penghulu
berdasarkan jumlah Angka Kredit yang dimiliki
 Penetapan jenjang jabatan sebagaimana dimaksud dalam dapat tidak sesuai dengan pangkat,
dan golongan ruangnya.
STANDAR KOMPETENSI
1. Penghulu harus memenuhi standar kompetensi sesuai
dengan jenjang jabatan.
2. Standar kompetensi dimaksud meliputi kompetensi
teknis, manajerial, dan sosial kultural.
STANDAR KOMPETENSI
TEKNIS PENGHULU
PENGHULU AHLI PERTAMA PENGHULU AHLI MUDA
1.Mampu membaca Al-Qur'an; 1. mampu membaca dan menulis Al-Qur'an;
2.Memahami dasar-dasar hukum munakahat; 2. menguasai simulasi akad nikah;
dan 3. memahami hukum munakahat; dan
3.Mengetahui peraturan perundang-undangan 4. memahami peraturan perundang-undangan
mengenai pencatatan pernikahan.
5. mengenai pencatatan pernikahan.
PENGHULU AHLI MADYA PENGHULU AHLI MUDA
1. mampu membaca, menulis, dan memahami Al- 1. mampu membaca, menulis, memahami, dan
Qur'an; menafsirkan Al-Qur'an;
2. Menguasai wawasan perbandingan hukum 2. mampu melakukan bimbingan pernikahan;
munakahat;
3. memiliki konsep pengembangan
3. Menguasai peraturan perundang-undangan
kepenghuluan;
mengenai pencatatan pemikahan; dan
4. Memiliki kemampuan memandu akad nikah 4. memiliki kemampuan melakukan istinbat
dengan menggunakan bahasa Arab/Inggris/asing hukum perkawinan dan keluarga; dan
lainnya. 5. memiliki kemampuan memandu akad nikah
dengan menggunakan bahasa
Arab/Inggris/asing lainnya.
UJI KOMPETENSI
UJI KOMPETENSI
DISELENGGARAKAN UNTUK :
A. Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Fungsional
Penghulu Yang Meliputi :
1. Perpindahan Dalam Jabatan; Dan
2. Promosi; Dan
B. Kenaikan Jabatan.
C. Kenaikanjabatan Sebagaimana Untuk Jenjang
Jabatan Dari:
a. Ahli pertama ke ahli muda;
b. Ahli muda ke ahli madya; dan
c. Ahli madya ke ahli utama.
PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI
1) Direktorat jenderal melaksanakan uji kompetensi jabatan
fungsional penghulu.
2) Pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berlaku ketentuan:
A. Kenaikan jenjang jabatan dari ahli madya ke ahli utama, dan
pengangkatan melalui promosi dilakukan oleh direktorat
jenderal; dan
B. Kenaikan jenjang jabatan dari ahli pertama ke ahli muda,
dari ahli muda ke ahli madya, dan pengangkatan melalui
perpindahan dari jabatan lain dilakukan oleh kantor wilayah.
3) Dalam pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dikoordinasikan dengan sekretariat jenderal melalui
pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian.
JUMLAH PENGHULU DI KANKEMANAG
KAB MOJOKERTO
14 13
12 11
10
8
8

0
Penghulu Pertama Penghulu Muda Penghulu Madya
TATA CARA PENGUSULAN, PENILAIAN,
DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
1) Usulan penilaian dan penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional
Penghulu diajukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk :
a. kenaikan pangkat periode April usulan diajukan paling lambat
akhir tahun sebelumnya; dan
b. kenaikan pangkat periode Oktober usulan diajukan paling lambat
30 Juli tahun berjalan.
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA
KREDIT
1)Angka Kredit Jabatan Fungsional Penghulu ahli pertama
dan ahli muda dinilai oleh Tim Penilai Kantor Wilayah.
2) Angka Kredit Jabatan Fungsional Penghulu ahli
madya dan ahli utama dinilai oleh Tim Penilai pusat.
KENAIKAN JABATAN
1) Penghulu yang telah memenuhi syarat dapat naik jenjang jabatan
setingkat lebih tinggi.
2) Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud untuk jenjang jabatan dari:
a. ahli pertama ke ahli muda;
b. ahli muda ke ahli madya; dan
c. ahli madya ke ahli utama.
3) Kenaikan jabatan bagi Penghulu sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan memperhatikan ketersediaan kebutuhan jabatan.
TATA CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
(PMA No 11 Tahun 2020)

1) Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam


melakukan perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Penghulu.
2) Hasil perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Penghulu dikoordinasikan dengan Sekretaris Jenderal.
PROSES KENAIKAN PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN
MOJOKERTO
Jenis Kenaikan Pangkat

1.Kenaikan Pangkat Reguler

2.Kenaikan Pangkat Pilihan


TAHUN 2000 KENIKAN PANGKAT PNS DAN PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN
2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000

1. Kenaikan Pangkat Reguler


TAHUN 2000 KENIKAN PANGKAT PNS DAN PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN
2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000

2. Kenaikan Pangkat Pilihan


JENJANG PANGKAT BERDASARKAN PENDIDIKAN
PANGKAT / GOLONGAN PANGKAT / GOLONGAN
NO PENDIDIKAN
PERMULAAN TERTINGGI
1. SD Juru Muda / I / a Pengatur Muda / II / a
2. SLTP Juru Tk. I / I / c Pengatur / II / c
SLTP Kejuruan Juru Tk. I / I / c Pengatur Tk. I / d
3. SLTA Pengatur Muda / II / a Penata Muda Tk. I/III/ b
SLTA Kejuruan Pengatur Muda / II / a Penata Muda Tk. I/III/ b
D1 Pengatur Muda / II / a Penata Muda Tk. I/III/ b
D II Pengatur Muda Tk. I /II/b Penata Muda Tk. I/III/b

4. SGPLB Pengatur Muda Tk. I / II /b Penata / III / c


D III Pengatur / II / c Penata / III / c
Akademi / Bachelor Pengatur / II / c Penata / III / c
5. S1 Penata Muda / III /a Penata Tk. I / III /d
D IV Penata Muda / III /a Penata Tk. I / III /d

6. Dokter Penata Muda Tk. I/III/b Pembina / IV / a


Apoteker Penata Muda Tk. I/III/b Pembina / IV / a
S2 Penata Muda Tk. I/III/b Pembina / IV / a
7. S 3 / Doktor Penata / III / c Pembina Tk. I / IV / b
ALUR USUL
PENETAPAN ANGKA KREDIT
PAK
SURAT
KEKURANGAN
NILAI PAK
JFT

KANTOR WILAYAH

KAN KEMANAG KAB


ALUR USUL KENAIKAN PANGKAT
ACC
BTL
PNS TMS
BKN

KAN KEMANAG KAB KANTOR WILAYAH

Anda mungkin juga menyukai