URUSAN AGAMA
(Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016)
PP No. 9 Tahun 1975 Tentang PP No.. 42 Tahun 2006 Tentang PP No. 7 Tahun 2015 Tentang
PP No. 83 Tahun 2015 Tentang
Pelaksanaan UU No. 1 Tahun Pelaksanaan UU 41 Tahun 2014 Organisasi Kementerian
Kementerian Agama;
1974 Tentang Perkawinan; Tentang Wakaf; Negara;
AN
KANTOR KUA Kecamatan berkedudukan di kecamatan.
URUSAN
AGAMA
KUA Kecamatan dipimpin oleh Kepala.
TUGAS • KUA Kecamatan mempunyai
KANTOR tugas melaksanakan layanan
URUSAN dan bimbingan masyarakat
AGAMA Islam di wilayah kerjanya.
KUA Kecamatan menyelenggarakan
fungsi:
Pasal 3 Ayat 1
1.Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan rujuk;
2.Penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam;
3.Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA Kecamatan;
4.Pelayanan bimbingan keluarga sakinah;
5.Pelayanan bimbingan kemasjidan;
6.Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syariah;
7.Pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam;
8.Pelayanan bimbingan zakat danan wakaf;
9.Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KUA Kecamatan.
Pasal 3 Ayat 2
• Selain melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KUA Kecamatan dapat melaksanakan fungsi
layanan bimbingan manasik haji bagi Jemaah Haji Reguler.
Pasal 4 :
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, KUA Kecamatan dikoordinasikan
oleh Kepala Seksi atau Penyelenggara yang membidangi urusan agama Islam di Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.
Susunan organisasi KUA Kecamatan
1. Persyaratan Penyusunan
Setiap Naskah Dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas,
padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis.
2. Lambang Negara dan Lambang Kementerian Agama pada Naskah Dinas
Untuk mengidentifikasi Naskah Dinas, pada halaman pertama
menggunakan Lambang Negara atau Lambang Kementerian Agama.
a. Lambang Negara digunakan untuk Naskah Dinas yang
ditandatangani sendiri oleh Menteri Agama
b. Lambang Kementerian Agama digunakan untuk Naskah Dinas yg
ditandatangani Pejabat Struktural yang berwenang pada
Kementerian Agama
3.Kode Jabatan dan Penomoran pada Naskah Dinas :
1. Kode Jabatan pada Naskah Dinas
a. Kode Jabatan pada Kementerian Agama Pusat, Kanwil Kemenag Provinsi, PTKN, BDK,Balai Penelitian
dan Pengembangan Agama, Asrama Haji Embarkasi, Kantor Misi Haji Indonesia, Lajnah Pentashihan
Mushaf Alqur’an, Unit Percetakan AlQur’an, dan UPT yang mengalami perubahan atau penyempurnaan
organisasi dan Tata Kerja perlu diikuti dengan penyempurnaan dan penetapan Kode Jabatan yang
ditetapkan oleh Menteri Agama.
b. Penyusunan Kode Jabatan satuan kerja pada pada Kantor Kementerian Agama Provinsi, Kankemenag
Kab/Kota, dan KUA kecamatan, Madrasah Negeri ditetapkan dengan Keputusan Kepala kantor
Kementerian Agama Wilayah Provinsi/Kakanwil prov.
c. Penyusunan kode Jabatan satuan kerja pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di Tetapkan dengan
Keputusan Rektor.
2. Penomoran Naskah Dinas
a. Susunan Penomoran naskah Dinas Khusus sebagai berikut:
1) Nomor Naskah Dinas Khusus (nomor urut dalam satu tahun takwin)
2) Kode Jabatan
3) Bulan (ditulis dalam 2 digit)
4) Tahun terbit
Contoh :KK : Kode Jabatan Kankrmenag
07 : Bulan Ke Tujuh (Juli)
2015 : Tahun 2015
b. Susunan Penomoran Surat
Dinas, mencangkup Hal-hal:
1. Kode derajat Pengamanan Surat
Dinas
2. Nomor Surat Dinas
3. Kode Jabatan
4. Kode Klasifikasi Arsip (KKA)
5. Bulan
6. Tahun Terbit
Contoh Surat Dinas yang ditandatangani oleh Kakanwil
B-12/Kw/KP.07.1/07/2015
Kode Derajat Pengamanan Surat
Dinas
Besifat Sangat Rahasia
Nomor Surat Dinas
Kode Jabatan
Kode Klasifikasi Arsip
Bulan Ke-7 (Juli)
Tahun Terbit 2015
KODE KLASIFIKASI
SURAT
PETUNJUK TEKNIS
JABATAN FUNGSIONAL
PENGHULU
PMA No 16 Tahun 2021
Kurniawan Raharjo, S.Pd.I.
Analis Kepegawaian
Kantor Kementerian Agama Kab. Mojokerto
PMA NO 16 TAHUN 2021 MERUPAKAN TURUNAN DARI PERMENPAN RB
NO 9 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN
PERKA BKN NO 6 TAHUN 2020 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
KETENTUAN UMUM
1. JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU ADALAH JABATAN SEBAGAI PEGAWAI PENCATAT
NIKAH ATAU PERKAWAINAN YANG MEMPUNYAI RUANG LINGKUP, TUGAS, TANGGU
JAWAB, DAN WEWENANG UNTUK MELAKUKAN PELAYANAN DAN BIMBINGAN
NIKAH ATAU RUJUK, PENGEMBANGAN KEPENGHULUAN DAN BIMBINGAN
MASYARAKAT ISLAM
2. PEJABAT FUNGSIONAL PENGHULU YANG SELANJUTNYA DISEBUT PENGHULU
ADALAH PNS YANG DIBERI TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN HAK UNTUK
MELAKUKAN KEGIATAN PELAYANAN DAN BIMBINGAN NIKAH ATAU RUJUK,
PENGEMBANGAN KEPENGHULUAN DAN BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN
(Perka BKN NO 6 th 2020)
0
Penghulu Pertama Penghulu Muda Penghulu Madya
TATA CARA PENGUSULAN, PENILAIAN,
DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
1) Usulan penilaian dan penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional
Penghulu diajukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk :
a. kenaikan pangkat periode April usulan diajukan paling lambat
akhir tahun sebelumnya; dan
b. kenaikan pangkat periode Oktober usulan diajukan paling lambat
30 Juli tahun berjalan.
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA
KREDIT
1)Angka Kredit Jabatan Fungsional Penghulu ahli pertama
dan ahli muda dinilai oleh Tim Penilai Kantor Wilayah.
2) Angka Kredit Jabatan Fungsional Penghulu ahli
madya dan ahli utama dinilai oleh Tim Penilai pusat.
KENAIKAN JABATAN
1) Penghulu yang telah memenuhi syarat dapat naik jenjang jabatan
setingkat lebih tinggi.
2) Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud untuk jenjang jabatan dari:
a. ahli pertama ke ahli muda;
b. ahli muda ke ahli madya; dan
c. ahli madya ke ahli utama.
3) Kenaikan jabatan bagi Penghulu sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan memperhatikan ketersediaan kebutuhan jabatan.
TATA CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN
FUNGSIONAL PENGHULU
(PMA No 11 Tahun 2020)
KANTOR WILAYAH