Anda di halaman 1dari 38

Anggota Kelompok

Fandi Harmiki Doldi Mariansyah Inezzya Anggia Putri Muhammad Nur Ilham Argetra Halleiny Hanif Eroni Putra Chairarizka Firstyanisa Rahmad Arief Febby Diana Sari Dian NoFita Zalerti Devina Yusuf Meladya Maryon (1111012003) (1111012004) (1111012006) (1111012014) (1111012017) (1111012018) (1111012019) (1111012031) (1111012033) (1111012049) (1111012051) (1111012060)

Pelarut(Solven)

LARUTAN

Campuran homogen dari dua atau lebih komponen yg berada dalam satu fase.

PELARUT (solvent)

Komponen yg paling banyak terdapat dalam larutan

ZAT TERLARUT (solute)

Komponen yg lebih sedikit

yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).

Larutan tak jenuh

Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang

larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

Larutan sangat jenuh (lewat jenuh)

Eksoterm yaitu proses melepaskan panas

dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.

Endoterm yaitu menyerap panas dari

lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.

Larutan pekat yaitu larutan yang

mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.

Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih


sedikit solute dibanding solvent.

Makin Encer suatu suatu larutan makin rendah konsentrasinya

Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan encer, massa larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan sama dengan massa jenis pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan berdasarkan satuan konsentrasinya

Kelarutan (Solubility) suatu zat menyatakan jumlah maksimum (mol) suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut (L). Contoh: Bila kedam larutan jenuh NaCl ditambahkan lagi sedikit NaCl, maka Nacl yang ditambahkan tidak akan larut melainkan masih dalam bentuk kristal NaCl.

Pemanasan

Ukuran Partikel Pengadukan

Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti salah satu mekanisme berikut:

Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang baru, Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut, Terbentuknya larutan berdasarkan dispersi

Proses dimana molekul atau senyawa yang terlarut dikelilingi oleh molekul pelarut. Atau dapat juga disebut sebagai proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan

Ion Natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air

larutan yang dapat menghantarkan listrik, karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion -ion itulah yang menghantar arus listrik melalui larutan.

Dibedakan menjadi 2 yaitu : Elektrolit kuat : zat yang dalam air akan terurai seluruhnya menjadi ion-ion (terionisasi sempurna) Elektrolit lemah : zat yang dalam air tidak seluruhnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sebagian)

larutan yang tidak dapat menghantar listrik, karena zat non elektrolit dalam larutan tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap berupa molekul.

1. 2.

3. 4.

Asam-asam kuat ( asam halogen, HNO3, H2SO4 ) Basa-basa kuat ( Basa alkali, Sr(OH)2, Ba(OH)2 ) Hampir semua garam adalah elektrolit kuat Reaksinya berkesudahan (berlangsung sempurna ke arah kanan)

1.

2. 3.

4.

Asam asam lainnya adalah asam-asam lemah. Basa-basa lainnya adalah basa-basa lemah. Garam yang tergolong elektrolit lemah adalah garam merkuri (II) Reaksinya kesetimbangan (elektrolit hanya terionisasi sebagian).

Elektrolit Kuat

Elektrolit Lemah

Larutan Elektrolit

Larutan Non Elektrolit

Larutan Elektrolit Lemah

Larutan Elektrolit Kuat

Besaran lain untuk menentukan kekuatan elektrolit adalah DERAJAD IONISASI ( ) = mol zat yang terionisasi dibagi mol zat yang dilarutkan. Elektrolit kuat : = 1 Elektrolit lemah : 0 < < 1 Non Elektrolit : = 0

KONSENTRASI LARUTAN SIFAT SUATU LARUTAN


DITENTUKAN OLEH

KONSENTRASI
DPT DINYATAKAN DENGAN :

JUMLAH ZAT TERLARUT DLM SATUAN VOLUME/ BOBOT PELARUT MAUPUN LARUTAN

MOLARITAS, MOLALITAS, NORMALITAS FRAKSI MOL, PERSENTASE MASSA, PPM.

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam liter larutan Di mana : M= kemolaran n = jumlah mol zat terlarut V = volume dalam liter Jika zat yang akan dihitung konsentrasinya dinyatakan dalam gram dan volumenya dalam mililiter maka kemolarannya dihitung dengan rumus : Di mana : M = kemolaran (molaritas) n = jumlah mol zat terlarut V = volume dalam liter gram = massa zat terlarut Mr = massa molekul relatif zat terlarut

atau

Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1kg (1000 gram) pelarut

Dengan m = kemolalan larutan n = jumlah mol zat terlarut p = massa pelarut (dalam kg)

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, valensi adalah jumlah mol ion H+. Untuk basa, valensi adalah jumlah mol ion OH-. Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan: N = M x valensi

Bpj digunakan bila kadar suatu komponen dalam suatu campuran sangat sedikit. Umumnya digunakan untuk menentukan kadar bahan pencampuran yang ada di udara atau di dalam air. Bpj menyatakan 1 bagian zat dalam sejuta bagian campuran.

atau

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol zat terlarut + Fraksi mol zat pelarut = 1

V1x M1= V2x M2 V1x N1= V2x N2 Dimana: V1= Volume larutan awal V2= Volume larutan akhir M1= Molaritas larutan awal M2= Molaritas larutan akhir N1= Normalitas larutan awal N2= Normalitas larutan akhir

Sifat Koligatif Larutan adalah sifat yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Ada 4 Jenis Sifat Kolifatif Larutan : Penurunan Tekanan Uap Kenaikan Titik Didih Penurunan Titik Beku Tekanan Osmosis

Tekanan uap adalah tekanan yg ditimbulkan pada saat molekul molekul suatu cairan akan berubah menjadi molekul molekul uapnya. P = Xterlarut x P0 Keterangan : Xterlarut = fraksi mol terlarut P = penurunan tek. Uap P0 = tek. Uap pelarut murni

Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap. Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih pelarutnya, atau dikatakan titik didih larutan naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan uap larutan.

Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.

tb = kb . m tb kb m
= kenaikan titik didih larutan. = tetapan kenaikan titik didih. = konsentrasi larutan dalam molal.

Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya. Penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan. tf = kf . m tf = penurunan titik beku larutan kf = tetapan penurunan titik beku. m = konsentrasi larutan dalam molal.

Tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk melawan terjadinya peristiwa osmosis. Osmosis adalah peristiwa berpindahnya partikel-partikel dari larutan encer (hipotonik) ke larutan pekat (hipertonik) melalui membran semi permiabel (bersifat selektif, hanya pelarut yang dapat masuk). Larutan encer, berarti tekanan osmotiknya rendah. Contoh tekanan osmosis, salak yang berada pada larutan gula. Jika larutan > salak maka salak akan mengkerut. Jika larutan < salak maka sel salak pecah dan salak akan mengembung.

Untuk Larutan Non elektrolit = M.R.T Untuk Larutan elektrolit = M.R.T.i


Dimana : = Tekanan Osmotik Larutan ( atm) M = Molaritas Larutan ( mol/ liter ) R = Tetapan gas umum, ( 0,082 liter atm/mol K ) T = Suhu, Kelvin (K) i = Faktor Vant Hoff

Dari teori ion Svante August Arrhenius dikemukakan bahwa larutan asam, basa ataupun garam termasuk larutan elektrolit. Larutan elektrolit yaitu larutan yg dapat terionisasi atau terurai menjadi ion ion. Dan akibat peruraian itu maka dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah partikel Untuk mengoreksi hukum agar sesuai untuk larutan elektrolit, Jacobus Henricus Vant Hoff menerangkan bahwa hukum Roult harus dikalikan dengan suatu faktor sebesar ( 1 + ( n 1 ) ) atau diberi lambang i dan disebut faktor Vant Hoff

Udara sebagai sarana bagi kita untuk tetap hidup Mineral dan makanan larut lebih dahulu sebelum dapat diserap sbg bahan makanan dalam tubuh. Kebanyakan zat lebih cepat bereaksi dalam bentuk padat yang sudah dilarutkan. Minuman kopi, teh dll dibuat dalam bentuk larutan Bahan kebutuhan rumah tangga : sabun, pewangi, sampo dll dipakai dlm bentuk larutan Industri obat : obat-obatan medis agar enak maka dicampur dg gula ( obat batuk, anti septik, tetes mata, minuman bervitamin dll. )

Anda mungkin juga menyukai