PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
Matriks
Susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang disusun dalam baris dan kolom. Bentuk umum matriks :
A=
Matriks yang tediri M baris dan N kolom punya ordo m x n Matriks yang berordo sama disebut matriks persegi
Kesamaan 2 matriks : 2 matriks disebut sama jika memiliki ordo yang sama dan elemen yang letaknya sama. Contoh :
A= A=B B=
PENJUMLAHAN MATRIKS 2 buah matriks A dan B dapat dijumlahkan jika ordonya sama. Jumlah 2 buah matriks A dan B ialah matriks C yang ordonya sama dengan ordo matriks A dan matriks B sedangkan elemenelemen yang seletak dijumlahkan.
A=
B=
C=
A+B =
B + C = tidak bisa
Perkalian Matriks dengan Skalar Jika A adalah suatu matriks dan k suatu skalar maka hasil kali kA adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan masing-masing elemen dari A oleh k. Contoh : 2C = 2 =
Perkalian 2 Buah Matriks Hasil kali 2 matriks yaitu matriks A berordo m x n dan matriks B n x p didefinisikan matriks C berordo m x p Cij = Amxn Bnxp = Cmxp
ik bkj
Contoh :
BC
Sifat-sifat Matriks : Misalkan ordo matriks matriks tersebut memenuhi syarat agar operasi-operasi berikut terdefinisi, maka berlaku : 1. A + B 2. A + (B + C) 3. K (A + B) 4. (k + l) A 5. (k l) A 6. K (AB) 7. A (BC) 8. A (B+C) 9. (A + B) C = B+A (hukum Komutatif)
1. A + B = B + A A+B= B+A= + + = =
2. A + (B + C) = (A + B) + C A + (B + C) = (A + B) + C = 3. K (A + B) = kA + kB K (A + B) = 2 kA + kB = 2 4. (k + l) A = kA + lA (k + l) A = (2 + 3) . =5. = + + 2 =2 = = + = + + + + = = + + = =
kA + lA = 2. 5. (k l) A = k (l A) (k l) A = (2.3) k (l A) = 2. 3
+ 3.
= 6. =2
= =
(AB + AC)= 9. (A + B) C = AC + BC (A + B) C =
AC + BC =
Transpose Matriks Definisi: Jika A adalah suatu matriks berukuran mxn maka transpose matriks A ditulis At atau AI didefinisikan sebagai matriks mxn dengan kolom ke-I diperoleh dari baris ke-I dalam A untuk semua i =1,2,3,,m Contoh A= At =
Contoh : Diketahui : A= B=
At + Bt = = =
3. (AB)t = Bt At
4. (At)t = A
Macam macam matriks 1. Matriks Nol : matriks yang semua elemennya nol. Contoh : A=
2. Matriks Satuan / Identitas : matriks persegi yang semua elemen diagonal utamanya adalah satu dan elemen lainnya Nol. Contoh : A= At = A = At
3. Matriks Diagonal : matriks yang semua elemen di luar diagonal utamanya Nol sedangkan elemen-elemen diagonal elemennya tidak semua Nol. Contoh : A=
4. Matriks Segitiga Atas: matriks persegi yang semua elemen di bawah diagonal utama bernilai Nol. Contoh : A=
5. Matriks Segitiga Bawah : matriks persegi yang semua elemen di atas diagonal utama bernilai Nol. Contoh : A=
6. Matriks Eselon Matriks yang memenuhi matriks berikut : a. Jika ada baris Nol maka letaknya di bawah b. Jika suatu baris tak Nol maka elemen tak Nol pertama adalah satu, satu ini disebut satu utama/satu pemuka/leading entry c. Satu utama pada baris yang lebih awal, terletak pada kolom awal pula. Contoh : A=
Satu utama
7. Matriks Eselon Tereduksi Yaitu matriks eselon yang pada setiap kolom yang memuat satu utama maka elemen lainnya Nol.
A=
Operasi Baris Elementer (OBE) Misalnya pada suatu matriks dilakukan operasi-operasi sebagai berikut : 1. Saling menukar dua baris Misalnya menukar baris ke-i dengan baris ke- j 2. Mengalikan baris dengan bilangan real tak Nol Misalnya mengalikan baris ke- I dengan scalar k, k 0 3. Menambahkan suatu baris di atas disebut operasi baris Elementer (OBE) dan berturutturut dinyatakan dengan : a. Rij b. Rj(k) c. Rij(k) Contoh 1:
R12
R2(-1)
R13(-2)
R23(1)
R13(-2) R23(4)
A=
Penyelesaian :
R12(-1)
R31(5) R21(-2)
R12(-5) R2(-1/4)
R32(31)
) R13(4/7) R23(2/7)
R3(7/27)
Soal : 1. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks eselon : a. A = b. B = c. C = 2. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks a. D = b. E = c. F =
Penyelesaian :
R21(-2)
1.
a. A =
R2(1/2)
b. B =
R21(-1) R31(-7)
R2(1/4)
c. C =
R32(10)
R21(-1)
R3(-4/106)
R1(1/2)
2. a.
D=
R21(-1)
R21(-4)44444 44)
R2(1/9)
R12(-7/2)
R21(-1)
R21(-3) R31(-2)
b.
E=
R23(1)
R21(-1)
R12(-2)
~
R12(-5) R32(11)
R21(-1)
R13
R31(-2)
R3(1/21)
R21(-1)
c.
F=
R21(-1)
Matriks Elementer
Definisi : matriks identitas yang dikenai satu kali OBE Contoh : I3 = E23 =
Jika E suatu matriks Elementer berordo mxn dan A suatu matriks berordo mxn maka EA hasilnya akan sama dengan matriks yang diperoleh dari A dengan melakukan OBE yang sesuai. Contoh :
R23
A= EA =
R21(-1)
Invers (menggunakan OBE) Definisi : matriks persegi A disebut invers B jika AB= BA = I . A disebut invers B dan B disebut invers A. invers A ditulis A-I Invers matriks Elementer merupakan matriks elemen terjuga ( Iij)-I = Iij ( Ii(k))-I = Ii(1/k) ( Iij(k))-I=Iij(-k)
contoh : I3 = E23 =
E23E23 =
I12(2) =
I12(-2)=
I12(2)I12(-2) =
R12(1)
R12(-1)
R21(-2)
E12(-1)E21(-2)E12(-1)E12 A = I (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12) A =( E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I .I A = (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I A = (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I A-I = (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12). I
1.
3.
2.
4.
5). Yang manakah diantara Matriks berikut yang merupakan matriks elementer a) d) f)
b) c) Jawab :
1.
e)
2.
3.
1.
Determinan
Banyak permutasi dari n elemen yang berlainan ialah n faktorial ( n !) = n! Contoh : untuk n = 3, misalnya (1,2,3) maka permutasinya adalah 3! Suatu inversi terjadi jika dalam suatu permutasi terdapat bilangan yang leb ih besar mendahului yang lebih kecil. Contoh : inversi dari 2,3,1 ialah 2 yaitu 2 mendahului 1 dan 3 mendahului 1.
Permutasi
Inversi
Permutasi
0 1 1 2 3
Permutasi genap : Ialah permutasi yang banyak inversinya genap Permutasi ganjil : Ialah permutasi yang banyak inversinya ganjil Perhatikan elementer dari Anxn ialah hasil kali n elemen dari A yang tidak sebaris dan tidak sekolom.
Contoh :
Perkalian elementer bertanda dari A nxn adalah perkalian elementer dari A dikalikan -1 berpangkat jumlah inversinya. Perkalian elementer Permutasi terasosiasi (1,2,3) (2,3,1) (3,1,2) (3,2,1) (2,1,3) (1,3,2) Invers Perkalian elementer bertanda
0 2 2 3 1 1
Min (-) disini karena : Jika Jika Determinan matrik A nxn ditulis det(A) atau |A| didefinisikan sebagai jumlah semua perkalian elementer bertanda dari A sehingga det(A)
misal 2x2
Perkalian elemen
Invers
0 1
Kecuali menggunakan cara diatas, khusus matriks berordo 3x3 determinannya dapat dihitung dengan cara sorus (hanya untuk matriks 3x3).
- Dan atau
+ + +
- Contoh :
+ + +
= 12 + 18 + 1- 9 - 4 6 = 12
- - -+ + +
= 15 - (-2) = 17
Determinan yang terjadi jika baris ke i dan kolom ke j dihilangkan disebut minor unsur
ij
ditulis Mij.
Contoh :
= 0 + (3-18) 9(6-15) =66 Cara menentukan plus atau min dengan cara sbb :
|A| =
= [ (-1.6.-3) + (5.2.4) + (3.-3.0) (3.6.4) (0.2.-1) (-3.-3.5)] - 2 [(2.6.-3) + (5.2.2) + (3.4.0)-(2.6.3) (0.2.2) (-3.4.5)] + 3 [(2.-3.-3) + (-1.2.2) + (3.4.4) (2.-3.3) (4.2.2) (3.4.-1)] 0 [(2.-3.0) + (-1.6.2) + (5.4.4) (2.-3.5) (4.6.2) (0.4.-1)] = 1 [(18) + (40) + (0) - (72) - (0) - (45)] 2 [(-36) + (20) + (0) - (36) - (0) - (-60)] + 3 [(18) + (-4) + (48) - (16) - (12)] 0 [(0) + (-12) + (80) - (-30) - (48) - (0)] = 1(-59) 2(8) + 3(52) 0 = 81
INVERS MATRIKS DENGAN ADJOIN Matriks kofaktor dari A ialah matriks yang berbentuk K(A) =
Transpose matriks kofaktor disebut matriks Adjoin ,ditulis adj (A) Adj(A) =
Invers matriks A dapat dihitung dengan matriks adjoin dengan rumus = Contoh : A= K11 = 12 K12 = 6 K13 = -16 K21 = 4 K22 = 2 Sehingga k(A) = k23 = 16 k31 = 12 k32 = -10 k33 = 16 adj (A)
Adj (A)=
|A| = 3 = 16+48+0 = 64
= -1
+0
Contoh Soal Carilah invers matriks A dengan Menggunakan metode matriks Adjoin
1. A =
Carilah invers matriks A dengan Menggunakan metode matriks Adjoin dan OBE kemudian bandingkan ke-2 operasi tersebut lebih mudah yang mana ?
2. A = Jawaban : 1. A = K11 = 3 K12 = -3 K13 = 2 K21 = 8 K22 = -6 k23 = 3 k31 = -5 k32 = 4 k33 = -2
K(A) =
adj(A) =
|A| = =2 3 +6
2. Invers matriks Menggunakan Adjoin A= K11 = 6 K12 = 2 K13 = -3 K21 = 0 K22 = 1 k23 = 0 k31 = -3 k32 = -1 k33 = 3
K(A) =
adj(A) =
|A| = =1 0 +2
Jadi
Menurut saya invers matriks Menggunakan OBE lebih mudah dibandingkan Adjoin dikarenakan proses pengerjaannya yang lebih cepat .
Soal latihan MID semester : 1. Manakah yang termasuk eselon baris tereduksi : a.) (bukan) b.) (bukan) c.) (bukan)
d.)
(iya)
e.)
(bukan)
f.)
(iya)
a.
(bukan)
b.
(iya)
c.
(iya)
d.
(bukan)
e.
(bukan)
f.
(iya)
Jawab : (i) (ii) (iii) (iv) a-b = 8 3d+c = 7 b+c = 1 2a-4d = 6 (i) dan (iv) a = 8+b 2a-4d = 6 2 (8+b) 4d = 6 16 + 2b 4d = 6 2b 4d = -10 .(v) (v) Dan (vi) 2b 4d = -10 -b + 3d = 6 1 2b 4d = -10 2 -2b + 6d = 12 2d = 2 d =1 c=1b c=1+3 c=4 a=8+b =8-3 a=5 3d b = 6 3 (1) b = 6 3b=6 b = -3 b+c = 1 c = 1-b (ii) dan (iii) 3d+c = 7 3d + (1-b) = 7 3d-b =6 (vi)
4. Misalkan :
= [24 56 97]
a.
b. Jawab :
5 +6=0
( -2) ( - 3) = 0
=2
=3
b. ( - 6) ( ) ( - 4) = 0
3
-4 - 10
-6
+ 24
=0
+ 24 = 0 =6
= k2 4k + 3 8 = k2 -4k - 5
d)
= 0+0+96-0+8-0 = 104
= -6 (-8) = 48 B.
=0 C.
a.
Jawab :
R21(-2) R31(-1) R41(-1)
R12(-3)
R12(-3)
R34
SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) Bentuk umum SPL dengan n buah persamaan dan m buah variable ialah : a11 X1 + a12 X2 + a13 X3 + .. + a1n Xn = a1 a21 X1 + a22 X2 + a13 X3 + .. + a2n Xn = a2 a31 X1 + a32 X2 + a13 X3 + .. + a3n Xn = a3
Untuk mencari penyelesaian bentuk matriks lengkap ini diubah menjadi matriks eselon tereduksi.
Contoh : Selesaikan ! a) X1 + X2 + 2X3 = 9 2X1 + 4X2 3X3 = 1 3X1 + 6X2 5X3 = 0 Jawab :
R21(-2) R31(-3) R32(-1) R32(-1)
R12(-1) R32(-2)
R13(-6) R23(4)
Jadi
X1 = 1 X2 = 2 X3 = 3
Penyelesaian dengan cara mengubah matriks lengkap menjadi matriks baris eselon tereduksi disebut eliminasi Gauss Jordan. Sementara itu, jika penyelesaiannya ditempuh dengan mengubah matriks lengkap menjadi matriks eselon disebut Eliminasi Gauss. SPL yang punya penyelesaian disebut SPL yang konsisten. Sementara SPL yang tidak punya penyelesaian disebut SPL yang inkonsisten. SPL dapat memiliki penyelesaian tunggal atau dapat juga jamak.
Contoh : Selesaikan SPL berikut : X1 + 3X2 2X3 + 2X5 = 0 2X1 + 6X2 5X3 - 2X4 + 4X5 - 3X6 = -1 5X3 + 10X4 + 15X6 = 5 2X1 + 6X2 + 8X4 + 4X5 + 18X6 = 6
R21(-2) R41(-2)
~
R12(2) R32(-5) R42(-4) R34
R2(-1)
R13(-6) R3(1/6)
~
X1 + 3X2 + 4X4 + 2X5 = 0 X3 + 2X4 = 0 X6 = 1/3 Misalkan X4 = t, t R X3 = -2t, t R X5 = S, S R X2 = r, r R
R23(-3)