Anda di halaman 1dari 5

Cerita Motivasi Menghafal Quran Nizar, seorang Manager di PT Telkom, bapak 3 anak, usia 37 th telah berhasil menghafal Al Quran

n 30 juz dalam waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 1,5 th. *Subhanallah Alhamdulillah, Allahu Akbar*. Berikut ini kisah yang beliau sampaikan dalam acara MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) di masjid Al Hikmah TELKOM Divre 3 Sabtu, 11 April 2009. Membangun motivasi antara lain dengan cara: * Ketika umroh (alhamdulillah mendapat penghargaan dari perusahaan) berdoa agar dijadikan oleh Allah sebagai bagian dari orang-orang penghafal Al Quran. * Menanamkan dalam diri untuk tidak mengingkari nikmat Allah yang telah begitu banyak Allah berikan. * Berazam untuk tidak kembali kepada kemaksiyatan (menghambur-hambur waktu, suka marah kepada istri, dll). * Saya harus hafal Al Quran sebelum usia 40 th. Metoda yang dipakai oleh beliau dalam menghafal Al Quran antara lain sebagai berikut: * Kegiatan menghafal didahului dengan belajar tahsin (membaguskan bacaan Al Quran). Di sini ditanamkan bahwa kegiatan tahfidz tidak akan berhasil baik jika bacaan (tilawah Al Quran) belum baik dan benar sesuai kaidah yang benar. Nizar belajar tahsin di MAQDIS pimpinan ustadz Syaiful Islam Mubarok, Lc, MAg. * Nizar berusaha menghafal solitair tanpa guru dan sudah berhasil menghafalkan 8 juz, namun untuk menambah hafalan dirasa berat sekali jika tanpa guru, oleh karena itu memutuskan untuk belajar tahfidz (hafalan) di masjid Habiburrahman (PT DI) di bawah asuhan ustadz Abdul Azis Abdur Rauf, Lc (al hafidz). * Quantum Memori Al Quran (sebuah metode yang dipakai oleh Yayasan Baitul Hikmah Bandung yang juga dipakai oleh ESQ-nya Ary Ginanjar Agustian). * Pilih salah satu dari 2 tipe penghafal: * TIPE LAMBAT: tidak akan menambah hafalan jika hafalan lama belum sempurna betul, sehingga waktu banyak dipakai untuk mengulang-mengulang hafalan. * TIPE CEPAT: lebih dipentingkan setoran tambahan, jika dirasa sudah hafal,

langsung setor kepada pembimbing dengan mengesampingkan terlebih dahulu kegiatan mengulang hafalan. Kiat-kiat yang dipakai Nizar antara lain sebagai berikut: * Atur kembali jadwal hidup, bangun jam 12 malam, manfaatkan waktu sampai shubuh untuk menghafal yang baru dan mengulang hafalan. * Alokasi waktu yang paling mudah dikurangi adalah waktu tidur, resikonya bulan-bulan pertama bakal ngantuk sebagai tantangan utama, namun selanjutnya akan teratasi. * Memanfaatkan waktu-waktu tunggu untuk menghafal dan mengulang hafalan, antara lain: Menunggu rapat dimulai, Menunggu lampu hijau menyala,Saat-saat macet, Waktu break, daripada ngobrol nggak jelas, lebih baik untuk menghafal. * Beristiqomahlah dalam menghafal dengan cara: Selama menghafal perbanyak beramal sholeh, menjaga sedemikian rupa sehingga sholat fardhu tidak terlambat, meski hanya terlambat takbiratul ihram. * Menambah ibadah sunah (sholat tahajud, sholat rawatib shoum sunah). * Menjaga perut karena sangat rawan dan berpengaruh terhadap penyakit ngantuk. * Sensitif terhadap makanan yang halal, selalu memperhatikan label halal terhadap makanan kemasan. * Menambah infaq. * Banyak berdoa agar dimudahkan oleh Allah, karena senjata pamungkas muslimin adalah doa. Closing remark: Kesibukan di kantor tidak mengurangi kesempatan berinteraksi dengan Al Quan Kiat-kiat yang disampaikan oleh ustadz Abdul Azis Abdur Rauf, Lc (al hafidz): * Jangan merasa cukup dengan apa yang sudah kita lakukan. ah, tadi pagi kan sudah membaca Al Quran, sekarang tidak perlu. ah, kemarin kan sudah, sekarang tidak usah harus dihilangkan. * Berusahalah untuk merasakan kenikmatan dan mendambakan kenikmatan

berlama-lama berinteraksi dengan Al Quran * Yakinlah atas mujizat Al Quran sehingga kita bisa merasakan keagungan Al Quran * Benchmark: rokok saja (yang jelas-jelas tidak ada gunanya bahkan haram menurut fatwa MUI) bisa membuat orang sangat akrab, masa tidak bisa akrab dengan Al Quran * Perbanyak tilawah Quran dengan belajar dari best practice: Abu Hanifah sepanjang hayatnya mengkhatamkan Al Quran 7000 x (anggap saja umurnya 70 th, sehingga kurang lebih sepekan khatam 2 kali) * Tidak memakai tapi dalam membangun motivasi. saya ingin menghafal Al Quran, tapi kan saya sibuk, tapi kan saya sudah 60 th, tapi kan saya harus berinteraksi intensif dengan anak, tapi kan . tapi kan tapi kan hilangkan tapi, ganti dengan YAKIN, YAKIN dan YAKIN * Jika sudah YAKIN, lanjutkan dengan BERAKSILAH, yaitu perbanyak tilawah dan hafalan * Cari dan tumbuhkan segala macam alasan agar tekad bulat selalu terjaga * Tinggalkan logika manusia (terlalu banyak yg dihafal, sibuk, sudah tua, dll) yang bisa menghambat semangat menghafal Al Quran * Konsentrasi pada AKSI, jangan konsentrasi pada hasil dan jangan memikirkan kendala * Jangan jadikan usia sebagai kendala, banyak sudah contoh saudara kita yang berhasil menjadi penghafal Al Quran dalam usia yang sudah lanjut * Targetkan Al Fatihahkan semua surat dalam Al Quran (hafal betul seperti menghafal Al Fatihah) * Tetapkan target, misal sebelum usia 40 th, saya harus sudah menghafal Al Quran). Target yg paling baik adalah sebelum tutup usia, saya harus sudah selesai menghafal Al Quran, karena usia manusia tidak ada yang tahu, sehingga kita akan semangat setiap saat untuk menghafal. * Tanamkan dalam diri bahwa hidup hanya sekali dan sebentar, harus manfaatkan waktu yang sekali dan sebentar ini untuk menghafal Al Quran * Sering-seringlah mentafakuri kehidupan * Perbanyak berdoa dan beramal sholeh

Semoga kita semua ditakdirkan oleh Allah menjadi bagian dari para penghafal Al Quran -Anak Yang Buta Mampu menghafal Al-Quran dalam Rentang Waktu 2 Tahun dan Hanya Bicara dengan Bahasa yang Fasih Faishol Dasy Al-Qohthoni, seorang bocah berusia 12 tahun yang mengalami buta sejak lahir.Beberapa tahu lamanya ia hidup di tengah-tenah iklim yang tak bersahabat dan menggelisahkan karena ia tidak mampu melihat lingkungan sekitarnya. Ia tidak putus asa atau membiarkan dirinya menjadi mangsa keterasingan.Setelah Allah mengaruniakan rahmat kepadanya, maka Allah menggantikan penglihatannya dengan kemampuan menghafal dalam taraf yang menabjubkan. Ia mampu menghafal Al-Quran hanya dalam rentang waktu 2 tahun saja ditengah decak kagum banyak orang kepadanya. Bila Anda bertemu dengannya, maka ia akan menyambut Anda dengan lapang dada.Anda akan merasa seolah-olah Anda telah mengenalnya sejak lama. Dalam raut mukanya terlihat tandatanda senyum, keceriaan dan kebahagian.Ia memiliki sejumlah keistimewaan.Kecerdasannya begitu tajam.Kemampuanya melampaui anak-anak seusianya.Sehingga ia menjadi pusat sanjungan banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Ia berbicara dengan bahasa Arab yang fasih dan lancar. Bahasanya amat bagus.Ia menuturkan , nama saya Faisal bin Dasy Al-Qohthoni. Saya dilahirkan di Riyadh.Saya masuk madrasah An Nur selama 3 tahun, setelah saya pindah sekolah tahfiz Al-Quran.Berkata karunia Allah dan doronagan kedua ornag tuanya serta usaha yang keras para guru saya, saya mampu menghafal Al-Quran dengan baik.Awalnya saya, sering mendengar bacaan Al-Quran. Saya senang dengan bacaan dan tartilnya Syaikh Sudais.Selanjutnya saya tertarik dengan suara Kholid Al-Qohthoni. Maka ayahku memberikan hadiah kaset murottal 30 juz dengan bacaan Kholid Al-Qohthoni. Ia melanjutkan ,Saya hafal Al-Quran 30 juz, ditambah zikir pagi dan petang, doa tidur, doa makan dan minum serta sejumlah hadist. Kenapa kamu berbicara dengan bahasa yang fasih dan enggan berbicara dengan dialek pasaran? Bahasa yang fasih adalah bahasa Al-Quran serta bahasa seluruh bangsa arab.Sehingga,kita wajib menjaganya serta menyebarluaskannya ditengah-tengah generasi ini. Pesan apa yang bisa kamu sampaikan kepada saudara-saudaramu serta teman-temanmu sesama muslim? Faishol menjawab dengan penuh percaya diri dan sikap tenang, Aku pesankan kepada mereka agar tidak lalai.Aku peringatkan kepada mereka akan tipu daya setan da hendaknya mereka tidak menuruti syahwat serta tidak membuang-buang waktu mereka didepan layar TV melihat acaraacara yang tidak bermanfaat,bahkan merugikan.Juga, Aku pesankan kapada mereka agar menaruh perhatian kepada Al-Quran, banyak membacanya, serta berusaha menghafalnya. Bagaimana kamu menghafal Al-Quran? Apakah ada metode khusus yang kamu pratekkan? Faishol menjawab, Allah memeberikan petunjuk kepadaku untuk menempuh metode dengan mendengarkan kaset.Aku menaruh tape di dalam kamar dan meyambungnya dengan kabel. Aku dapat menghidupkannya dengan cara menekan tombol listrik yang ada di tembok.Secara

otomatis, bacaan terulang-ulang hingga selesai proses hafalan seluruh yang ada di kaset. Kemudian aku menggantikannya dengan yang lain. Tatkala ayah melihat dan mengetahui bahwa anaknya sudah tidak mampu lagi melihat, ia pun putus asa untuk pergi kerumah sakit dan pusat-pusat pengobatan, maka ia tidak memiliki cara selain mendaftarkannya di madrasah An-Nur yang menggunakan metode membaca dengan huruf Braile. Namun, ia merasa kurang cocok dan tidak menerima madrasah tersebut. Akhirnya, ia memindahkan ke madrasah tahfiz Al-Quran. Sang ayah berpandangan untuk membiarkannya menikmati berbagai potensi yang ia miliki.Faishol memeiliki kesenangan mendengar bacaan Al-Quran, baik di rumah, kendaraan, atau di tempat- tempat lain. Sang ayah berpesan dan menekankan agar memasukkan anak-anak ke madrasah tahfiz meski banyak rintangan yang ia hadapi dan banyak mengikuti halaqoh- halaqoh tahfiz dengan ketekunan, kesungguhan, dan motivasi. ( Dikutip dari buku, Nisaun la yarifnal yas. Edisi terjemahan, Seni menghafal Al-Quran/ Ahamad Salim Badwilan/hal 36-37.Solo: WIP.2008).

Anda mungkin juga menyukai