Anda di halaman 1dari 8

Nama Usia Status Gaji

Jono 30 Bujang 200.000


Budi 25 Kawin 400.000
Endang 27 Janda 500.000
Rudi 45 Duda 250.000
Ahmad 20 Bujang 300.000

PERLUASAN ALJABAR RELASIONAL
MEMAKAI TEORI POSIBILITAS

Model Relasional
Dari sejarahnya, model data relasional relatif masih baru. Sebelum dikenal model data
relasional, orang banyak memakai data dengan model bertingkat (hierarchical) maupun model
data jaringan (network). Dalam perkembangan selanjutnya, justru model data relasional banyak
dipakai oleh karena dua alasan utama yakni kesederhanaan implementasi model ini dan terse-
dianya landasan matematis yang kuat yakni relasi.
Secara umum, basis data yang memakai model data relasional akan berupa kumpulan
tabel yang masing-masing diberi nama unik. Setiap tabel mempunyai struktur sebagaimana
pengertian tabel dalam kehidupan sehari-hari yakni struktur yang terdiri atas beberapa baris dan
kolom. Setiap baris tabel mewakili suatu entitas tertentu sementara setiap kolom menyatakan
nilai atribut untuk entitas yang bersangkutan. Selanjutnya setiap atribut mempunyai domain ter-
tentu yakni himpunan nilai-nilai yang boleh dijalani. Untuk tabel yang memiliki n atribut dan
atribut ke-i mem
punyai domain Di maka tabel tersebut akan menjadi subset dari D1 x D2 x ... x
Dn.Berikut adalah contoh tabel yang bernama Karyawan yang memuat lima entitas dan
masing-masing entitas memiliki 4 atribut yakni Nama, Usia, Status dan Gaji.

Tabel karyawan





Suatu tabel juga disebut sebagai relasi. Baris suatu relasi juga sering disebut rekord atau tupel.





Aljabar Relational

Untuk memperoleh informasi yang diinginkan dari suatu basis data maka orang menggu-
nakan bahasa kueri (query) tertentu. Dikenal dua kelompok bahasa kueri yakni bahasa kueri
formal dan bahasa kueri komersial. Bahasa kueri formal dipakai pada pembahasan teoretis pe-
merolehan informasi. Bahasa ini banyak memakai lambang-lambang matematika. Sementara
bahasa kueri komersial adalah bahasa kueri yang banyak dipakai dalam aplikasi. Oleh karena
Nama Usia Status Gaji
Rudi 45 Duda 250.000

itu biasanya bahasa kueri komersial lebih mendekati bahasa sehari-hari ketimbang bahasa kueri
formal yang lebih mendekati bahasa matematika.
Dari dua jenis bahasa kueri tersebut, masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam
memperoleh informasi. Bahasa kueri yang mengharuskan pemakai memerinci secara mendetail
langkah-langkah pemerolehan informasi disebut sebagai bahasa yang prosedural. Sementara
bahasa kueri yang tidak mengharuskan pemakai memerinci langkah-langkah pemerolehan in-
formasi disebut sebagai bahasa yang non-prosedural. Bahasa kueri formal untuk basis data
relasional adalah Aljabar Relasional dan Kalkulus Relasional. Aljabar Rela
sional berupa bahasa yang prosedural sementara Kalkulus Relasional tergolong bahasa yang
nonprosedural. Se-dangkan bahasa kueri komersial misalnya SQL (Structured Query Language) dan
QBE (QueryBy Example).Dalam Aljabar Relasional, dikenal lima operasi dasar yakni Seleksi (Select),
Proyeksi(Projection), Perkalian Kartesius (Cartesian Product), Gabungan (Union) dan Selisih
(Difference). Beberapa buku memasukkan juga operasi Irisan (Intersection), tetapi sebagian
menganggap tidak perlu karena A B = A - (A - B). Definisi operasi-operasi dasar ini adalah se-
bagai berikut:

1. Seleksi ( o )

Jika diberikan suatu tabel atau relasi R maka operasi Seleksi dengan syarat terhadap
relasi R akan menghasilkan tabel dengan atribut-atribut sama dengan R yang berisi tupel-tupel
dari R yang memenuhi syarat . Operasi ini biasa ditulis dengan lambang o(R; ).
Contoh: Operasi o(Karyawan; usia > 30) menghasilkan tupel-tupel yang memenuhi syarat bahwa
atribut Usia-nya lebih dari 30, yakni


Tabel 2. o(Karyawan; usia > 30)







2. Proyeksi (Pr)




Operasi Proyeksi adalah operasi memilih satu atau lebih atribut dari suatu relasi/tabel.
Operasi Proyeksi terhadap relasi R, dengan A adalah daftar atribut yang dikehendaki, biasa
dilambangkan dengan Pr A (R).

Contoh:
Operasi Pr Nama(Karyawan) menghasilkan tabel dengan satu atribut Nama yang berisi 5 tupel nama-
nama dari tabel Karyawan, yakni



Tabel 3. Pr Nama(Karyawan)










Operasi Pr Nama(o(Karyawan; usia > 30)) menghasilkan tabel dengan satuatribut Nama
dan berisi nama-nama dari tabel Karyawan yang usianya lebih dari 30, yakni
Tabel 3. Pr nama(Karyawan : usia > 30 thn)






3. Perkalian Kartesius ( x )
Perkalian Kartesius dua buah tabel A dan B adalah sebuah tabel yang berisi tupel-tupel
hasil pemasangan setiap tupel anggota A dengan setiap tupel anggota B. Tabel hasil perkalian
ini akan berupa tabel yang atributnya merupakan gabungan dari semua atribut A dengan se-
mua atribut B dan memuat tuple sebanyak n(A) x n(B), di mana n(A) dan N(B) masing-masing
adalah banyak tupel tabel A dan banyak tuple tabel B.
Contoh Misalnya diberikan tabel Kerja sebagai berikut



Tabel 5. Kerja

Nama Pekerjaan
Endang Guru
Endang Berdagang
Rudi Petani


Operasi Karyawan x Kerja Menghasilkan tabel sebagai berikut.




Nama
Jono
Budi
Endang
Rudi
Ahmad
Nama
Rudi
Karyawan.Nama Usia Status Gaji Kerja.Nama Pekerjaan
Jono 30 Bujang 200.000 Endang Guru
Jono 30 Bujang 200.000 Endang Berdagang
Jono 30 Bujang 200.000 Rudi Petani
Budi 25 Kawin 400.000 Endang Guru
Budi 25 Kawin 400.000 Endang Berdagang
Budi 25 Kawin 400.000 Rudi Petani
Endang 27 Janda 500.000 Endang Guru
Endang 27 Janda 500.000 Endang Berdagang
Endang 27 Janda 500.000 Rudi Petani
Rudi 45 Duda 250.000 Endang Guru
Rudi 45 Duda 250.000 Endang Berdagang
Rudi 45 Duda 250.000 Rudi Petani
Ahmad 20 Bujang 300.000 Endang Guru
Ahmad 20 Bujang 300.000 Endang Berdagang
Ahmad 20 Bujang 300.000 Rudi Petani


Tabel 6. Karyawn x Kerja



















4. Gabungan ( )
Operasi gabungan mempunyai makna sama dengan yang didefinisikan dalam teori
himpunan. Operasi gabungan dari dua relasi R dan S menghasilkan tabel yang berisi tupel-tupel
baik yang berasal dari A maupun dari B dan untuk tupel yang sama cukup dimasukkan sekali.
Operasi gabungan hanya dapat dilakukan jika dua relasi yang di gabung memenuhi dua syarat
yakni
a. Dua relasi yang digabung harus mempunyai jumlah atribut yang sama
b. Atribut ke i dari kedua tabel harus mempunyai domain yang sama


5. Selisih ( - )
Selisih dua relasi R dan S (ditulis R - S) menghasilkan tabel yang berisi tupel-tupel di R yang tidak
menjadi anggota relasi S.

Perluasan Aljabar Relasional
1. Seleksi

Seperti dinyatakan di atas, operasi seleksi terhadap relasi R dengan syarat dilambang-
kan dengan o(R;). Syarat majemuk dibentuk dari syarat elementer dengan menggunakan
operasi negasi, konjungsi dan disjungsi. Akan dibedakan dua bentuk syarat elementer yakni
syarat yang berbentuk A O B di mana A dan B atribut dan syarat yang berbentuk A O a di mana
A atribut dan a kontanta baik kabur maupun tegas. Dalam aljabar relasional biasa, O berupa
salah satu dari =, =, >, >, <, s. Dalam perluasan operasi select ini, O akan diperluas dengan O
yang mempunyai domain hasil kali Cartesius dari dua domain atribut yang dibandingkan dan
mempunayi range [0,1]. Dengan kata lain O : D x D [0,1]. Dengan pendekatan ini maka
pembanding yang berbentuk hampir sama ataupun jauh lebih besar dapat dibuat implemetasinya.
Penggunaan distribusi posibilitas dalam menyatakan nilai suatu atribut membawa konsekuensi
pemakaian ukuran posibilitas dan nesesitas untuk mengevaluasi apakah suatu tupel tertentu
memenuhi syarat yang diberikan. Ukuran posibilitas dan nesesitas untuk himpunan kabur
F terhadap distribusi posibilitas t masing-masing adalah
H(F) = sup min (F(e), t(e))
e e O
N(F) = inf max (F(e), 1 - t(e))
Dalam hal ini mengambil posisi F dan t dibentuk oleh tupel x dari relasi R
Hasil dari operasi seleksi o(R;) akhirnya akan berupa dua buah himpunan yaitu tupeltupel
dari R yang posibel memenuhi syarat dan himpunan tupel-tupel dari R yang nesesitasnya
memenuhi syarat . Oleh karena itu, hasil operasi seleksi yang diperluas ini dapat ditulis
o(R;) = (oH(R;), oN(R;))
Karena ukuran posibilitas suatu kejadian selalu lebih besar atau sama dengan ukuran nesesitasnya
maka untuk setiap tupel x dari relasi R memenuhi syarat
oH(R;) (x) > oN(R;) (x)
Kenyataan di atas sama saja dengan
oN(R;) _ oH(R;)

a. Syarat majemuk
Evaluasi terhadap syarat majemuk dilakukan dengan memecah syarat menjadi beberapa
syarat elementer serta menggunakan rumus-rumus berikut
o(R;) = ((oN(R;))c, (oH(R;))c) (13)
o(R;1 v 2) = ((oH(R;1) oH(R;2)),( oN(R;1) oN(R;2)))
o(R;1 . 2) = ((oH(R;1) oH(R;2)), (oN(R;1) oN(R;2)))
Operasi komplemen didefinisikan dalam konteks himpunan kabur, yakni 1 nilai fungsi
keanggotaannya, demikian pula operasi gabungan dan irisan didefinisikan memakai operator

b. max dan min. Rumus (13)
merupakan akibat langsung dari N(F) = 1 - H (F)Syarat elementer berbentuk satu atribut dan
satu konstantaPerhatikan syarat elementer berbentuk A O a di mana A suatu atribut,
O pembandingyang dinyatakan dengan fungsi keanggotaan O dan a konstanta yang
dinyatakan juga denganO. Contoh dari syarat bentuk ini misalnya usianya muda dalam
kueri Carilah pegawai yangusianya muda.Posibilitas bahwa nilai atribut A untuk obyek x
menjadi anggota himpunan elemen-elemenyang memenuhi relasi O dengan minimal satu
anggota a diberikan oleh rumusH(a O | A(x) ) = sup min ( a O (d), t A(x) (d)) d e Ddengan
a O (d) = sup min( O (d,d), a (d))di mana D adalah domain atribut A, O adalah fungsi
keanggotaan dengan domain D x D dantA(x) adalah distribusi posibilitas yang membatasi nilai-
nilai posibilitas atribut A untuk obyek x
dengan syarat tambahan bahwa t A(x) (e) = 0.
A1 A2 A3
u1 U2 u3
v1 V2 v3
w1 W2 w3

Ukuran nesesitas untuk kejadian yang sama diberikan oleh rumus
N(a O | A(x)) = inf max ( a O (d), 1 - t A(x) (d)) (
d e D
Perhatikan bahwa lambang | bukan untuk menyatakan kejadian bersyarat seperti dalam teori
probabilitas melainkan hanya sebagai pemisah antara kueri dan obyek yang dikenai kueri

c. Syarat elementer dengan dua atribut
Perhatikan syarat elementer yang berebentuk A O B di mana A dan B adalah dua atribut
yang berbeda tetapi mempunyai domain yang sama, dan O adalah pembanding baik kabur
maupun tidak yang mempunyai fungsi keanggotaan O. Contoh dari operasi select yang memakai
syarat bentuk ini misalnya Carilah siswa-siswa yang mempunyai nilai matematika hampir
sama dengan nilai fisikanya.Posibilitas bahwa nilai atribut A untuk obyek x berelasi O dengan nilai
atribut B untukobyek yang sama x diberikan oleh rumusH(O|(A(x),B(x))) = sup min( O (d,d), t (A(x),B(x))
(d,d)) d,d) e DxD di mana t (A(x),B(x)) distribusi posibilitas yang membatasi nilai (A,B) untuk x. Jika atribut A
dan Btak interaktif maka t(A(x),B(x)) dapat dipecah menjadi(d,d) e D x D, t(A(x),B(x)) (d,d) = min(t A(x)
(d),tB(x) (d)) sehingga rumus menjadiH(O|(A(x),B(x))) = sup min( O (d,d), t A(x) (d),t B(x) (d)) (d,d)
e DxDNesesitas bahwa nilai atribut A untuk x berelasi O dengan nilai atribut B untuk obyek xdiberikan
dengan rumus N(O|(A(x),B(x))) = inf max( O (d,d),1 -t(A(x),B(x)) (d,d)) (d,d) e DxDApabila atribut A dan B
tidak berinteraksi maka rumus di atas menjadiN(O|(A(x),B(x))) = sup min( O (d,d), 1- t A(x) (d), 1 -
t B(x) (d)) (27)(d,d) e DxDH(O|(A(x),B(x))) dan N(O|(A(x),B(x))) masing -masing menentukan derajat
keanggotaan obyek xterhadap himpunan tupel-tupel yang memenuhi sayart A O B, dengan kata lain
oH(R;AOB) (x) =H(O|(A(x),B(x))) oN(R;AOB) (x) =N(O|(A(x),B(x))).

d. Perkalian Kartesius dan Proyeksi
Karena relasi yang dibahas di sini pada prinsipnya sama dengan relasi dalam ajabar relasional
biasa maka tidak ada perbedaan apapun antara perkalian Kartesius dalam ajabar relasional
biasa dan aljabar relasional yang diperluas.
Andaikan diberikan dua buah tabel R dan S di mana R memiliki atribut A1, A2, A3 dan S
memiliki atribut A3, A4 maka perkalian Kartesius yang dikenai operasi seleksi dengan syarat
bahwa nilai atribut A3 di R harus sama dengan nilai nilai atribut A3 di S disebut operasi natural
joint (join alami).

Tabel 8. Tabel R


Tabel 9. Tabel S




R.A1 R.A2 R.A3 S.A3 S.A4 H
u1 u2 u3 x3 x4 H(=| (u3,x3))
u1 u2 u3 y3 y4 H(=| (u3,y3))
v1 v2 v3 x3 x4 H(=| (v3,x3))
v1 v2 v3 y3 y4 H(=| (v3,y3))
w1 w2 w3 x3 x4 H(=| (w3,x3))
w1 w2 w3 x3 y4 H(=| (w3,y3))

A1 H
u1 H(=| (u3,x3))
u1 H(=| (u3,y3))
v1 H(=| (v3,x3))
v1 H(=| (v3,y3))
w1 H(=| (w3,x3))
w1 H(=| (w3,y3))

Dalam basis data yang hanya memuat informasi yang tegas dan pembanding yang tegas maka
natural joint pada dasarnya adalah operasi seleksi yang dikenakan terhadap perkalian Kartesius
dan memakai syarat kesamaan nilai atribut yang sama dari dua tabel yang terlibat dalam operasi
perkalian Kartesius. Dalam contoh di atas maka operasi natural joint sama saja dengan o(R x
S ; A3 (R) = A3 (S) ).Operasi natural joint dapat diperluas dengan cara memperluas kesamaan nilai
atribut yangsama dengan kesamaan dalam konteks posibilitas dan nesesitasnya. Dengan demikian
jika A3baik dari R maupun S memuat informasi kabur makao(R x S ; A3 (R) = A3 (S) ) = ( oH(R x S ; A3
(R) = A3 (S) ), oN(R x S ; A3 (R) = A3 (S))) Secara eksplisit hasil operasi di atas akan berupa tabel seperti
berikut









Jika selanjutnya tabel di atas kita kenai operasi proyeksi untuk atribut tertentu, katakanlah
A1 maka hasilnya akan berupa tabel berikut
Tabel 11. Pr A1o(R x S ; A3 (R) = A3(S))








Perhatikan bahwa sangat mungkin terdapat beberapa nilai atribut yang sama tetapi mempunyai
nilai posibilitas positif yang berbeda-beda, oleh karena itu selalu dipilih tupel yang mempunyai
nilai posibilitas maksimum.Untuk memperjelas konsep ini misalnya A1,A2,A3 dan A4 masing-masing
menyatakanNama, Tinggi_badan, Usia dan Gaji. Seandainya kita ingin memperoleh informasi siapa
sajayang mempunyai gaji lumayan maka operasinya menjadiPr Nama ( (R x S; Usia (R) = Usia (S) Gaji =
Lumayan))

e. Gabungan dan Irisan
Operasi gabungan dan irisan dua buah tabel dapat dilakukan jika kedua tabel tersebut
mempunyai jumlah atribut yang sama dan atribut ke i tabel pertama mempunyai domain yang
sama dengan atribut ke i dari tabel kedua. (Operasi selisih tidak dibahas karena A - c
sehingga operator min dapat langsung diterapkan). Gabungan dan irisan dua tabel didefinisikan
dengan cara yang sama sebagaimana dalam teori himpunan. Persoalannya adalah bahwa
dalam operasi gabungan maka dua buah tupel yang sama harus cukup ditulis salah satu dan
dalam operasi irisan hasil irisan memuat tupel yang berada baik di tabel pertama maupun
kedua. Perluasan operasi gabungan dan irisan tentu tak dapat dibentuk dengan memberikan
syarat kesamaan persis dua buah tupel untuk mengeluarkan dari tupel dari kelebihan tupel
dalam operasi gabungan dan untuk menyeleksi tupel dalam operasi irisan. Untuk itu dapat saja
dibentuk fungsi kesamaan approximate yang membandingkan dua distribusi posibilitasnya
yakni
- D
D adalah sebarang batas yang bergantung kepada domain D.

Kesimpulan
Telah diuraikan bahwa teori posibilitas tidak hanya dapat dipakai untuk menyajikan data
baik yang tegas, maupun yang kabur, tidak lengkap ataupun tidak pasti dalam basis data model
relasional, tetapi juga memberikan kemungkinan dilakukannya perluasan operasi-operasi dalam
Aljabar Relasional

Anda mungkin juga menyukai