Anda di halaman 1dari 14

Konfigurasi TCP IP Instalasi Dan Konfigurasi TCP/IP Pada Komputer

Secara default, TCP/IP sudah diinstall dan di configure untuk menerima IP address secara automatis saat anda melakukan install Windows server 2003 atau yang terkini Windows server 2008 kompoter clients pasangannya Windows XP atau Windows 7. Tidak masalah jika opsi networking apapun yang anda pilih saat intslasi WIndows, anda bisa melakukan install dan konfigurasi protocol TCP/IP setelah instalasi Windows selesai.

Instalasi protocol TCP/IP


Walau sudah terinstall automatis, protocol TCP/IP mungkin saja tidak ada karena satu atau lain hal mungkin ter-uninstall secara tidak sengaja, akan tetapi anda selalu bisa kembali dan menginstallnya lagi. Bagaimana anda melakukannya? 1. Pada window network connection, klik kanan network connection pada LAN card yang ingin anda konfigurasi (jika ada lebih dari satu NIC) kemudian pilih property. 2. Pada tab General (untuk koneksi local connection) atau Networking tab, jika Internet Protocol (TCP/IP) tidak ada pada list komponen yang terinstall, lakukan yang berikut: a. Klik install b. Klik protocol kemudian klik Add c. Pada kotak dialog Select Network Protocol, klik Internet Protocol (TCP/IP) dan klik OK d. Pastikan bahwa kotak check Internet Protocol (TCP/IP) tercontreng dan klik Close.

Konfigurasi TCP/IP
Saat anda mau setup konfigurasi IP addressing pada suatu komputer, anda bisa memilih apakah anda mau configure untuk menerima IP secara automatis atau memberikan IP address secara manual. Pada gambar dibawah menunjukkan property TCP/IP yang telah tersetup untukmenerima IP secara automatis baik IP dari skema APIPA ataupun IP dari DHCP server. APIPA berada pada range IP address antara 169.254.0.1 sampai 169.254.255.254. mulai Windows XP keatas, APIPA akan terinstall automatis jika dalam suatu jaringan tidak tersedia IP address dari DHCP server.

Klik gambar komputer yang ada di pojok bawah sebelah kanan > klik property > pada tap gemeral pilih Internet Protocol (TCP/IP) > klik Property

Perhatikan bahwa saat anda memilih konfigurasi IP secara automatis maka akan muncul tab Alternate Configuration. Jika anda memakai notebook dan sering berada di dua tempat dimana salah satu tempat/kantor anda memerlukan IP address manual sementara diluar anda juga sering memakai IP address automatis, maka konfigurasi IP address manual pada tab Alternate Configuration bisa dipakai. Perlu juga diketahui bahwa untuk bisa melakukan konfigurasi TCP/IP anda harus logon sebagai system administrator atau anggota administrator group.

IP Address statis
Jika anda ingin meng-konfigur IP address secara manual maka sebelumnya anda harus sudah mempunyai daftar IP address yang mau dipakai; subnet mask; default gateway; DNS server IP address ataupun WINS server. Pilih tombol radio Use the following IP addressing dan juga jika ingin setup manual DNS server dan WINS, pilih juga Use the following DNS server. Ketik IP address, subnet mask, default gateway dll dikolom yang disediakan sesuai dengan daftar konfigurasi yang ada pada anda.

Misal IP address adalah 192.168.1.25 Default gateway: 192.168.1.1 Prefered DNS server: 202.134.1.10 Alternate DNS server: 202.134.0.155 Dalam upaya anda untuk melakukan setup pada komputer atau piranti jaringan anda, memberikan IP address adalah salah satunya.

Konfigurasi Back-to-back Dua Komputer


Sebagai contoh sederhana adalah menghubunkan dua piranti yaitu sebuah PC komputer A dan sebuah laptop komputer B. keduanya dihubungkan dengan sebuah kabel jaringan UTP Cat5 cross cable back-to-back dengan masing-2 konfigurasi IP sebagai berikut:

Konfigurasi TCP/IP PC ke PC

Komputer A IP address = 192.168.100.1 dan subnet mask = 255.255.255.0 Komputer B IP address = 192.168.100.2 dan subnet mask = 255.255.255.0

Buka masing-2 property TCP/IP di masing-2 komputer dan pilih Use the following IP address lalu ketikkan IP address masing-2 dan juga subnet mask yang sama, dan kosongkan kolom lainnya. Setelah selesai anda bisa verifikasi apakah konfigurasi sudah benar dengan jalan masuk ke command prompt (tekan tombol gambal bendera dan huruf R secara bersamaan lalu tekan tombol OK untuk masuk ke command promp) dan ketikkan dari komputer A: C:\> ping 127.0.0.1 <Enter> Jika konfigurasi TCP/IP anda sudah benar maka akan muncul ping statistic dengan 0% loss seperti gambar dibawah ini.

Ping Local Host IP address 127.0.0.1 adalah localhost pada komputer. Untuk memastikan kedua komputer bisa terhubung dengan benar lakukan ping ke komputer B dari komputer A dengan cara ping address berikut:

C:\> ping 192.168.100.2 >Enter>

Dan jika konfigurasi kabel sudah benar maka akan ada respon ping dengan statistic paket loss = 0%. Command ping ini sangat membantu anda dalam upaya troubleshooting jaringan. Anda juga bisa menggunakan command ipconfig /all dari command promp untuk melihat konfigurasi TCP/IP secara keseluruhan dari suatu komputer.
http://www.sysneta.com/konfigurasi-tcp-ip

Routing Statis
Pada suatu jaringan berskala besar atau jaringan kelas enterprise yang terdiri dari banyak lokasi yang tersebar secara remote, maka komunikasi antar site harus dilakukan dengan manajemen protokol routing. Baik routing statis maupung routing dinamis dapat diterapkan pada jaringan tersebut dan didisain sedemikian rupa sehingga menjadi efisien. Routing statis adalah suatu mekanisme routing yang dilakukan secara manual dengan membuat tabel routing pada setiap perangkat router yang ada. Sedangkan routing dinamis adalah mekanisme routing dimana pertukaran tabel routing antar router yang terdapat pada jaringan dilakukan secara dinamis. Pada jaringan skala kecil yang terdiri hanya dua atau tiga router saja, kita lebih umum menggunakan routing statis. Routing statis harus dikonfigurasi secara manual dan dipelihara secara manual juga karena tidak dapat melakukan pertukaran informasi tabel routing secara dinamis dengan router-router lainnya. Routing statis akan berfungsi dengan baik bila tabel routing pada setiap jaringan didalam internetwork sudah dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada routing default atau default gateway

agar sesuai dengan alamat IP dari interface pada router lokal, router tersebut akan memeriksa tabel routing dan menentukan route yang mana yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Oke, kita cukupkan dulu pembahasan mengenai teori routing statis ini, bacaan lengkap mengenai routing statis bisa dibaca disini, disini dan masih banyak lagi referensi lainnya. Disini kita akan praktek membuat routing statis dengan menggunakan program Cisco Packet Tracert untuk simulasinya. Kita asumsikan program ini sudah terpasang pada komputer dan mari kita mulai belajar membuat routing statis. Berikut adalah topologi jaringan yang akan kita buat:

Perintah dasar menggunakan routing statis:


ip route destination subnet_mask out_going_interface

atau
ip route destination subnet_mask gateway

Contoh:
ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 S0 ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.2

Konfigurasi IP:
Router Starling

Starling>enable Starling#configure terminal Starling#interface Fa0/0 Starling#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0 Starling#no shutdown Starling#exit Starling#interface S0/1/0 Starling#ip address 192.168.1.1 255.255.255.252 Starling#clockrate 125000 Starling#no shutdown Starling#^Z Router Idschool Idschool>enable Idschool#configure terminal Idschool#interface Fa0/0 Idschool#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 Idschool#no shutdown Idschool#exit Idschool#interface S0/1/0 Idschool#ip address 192.168.1.2 255.255.255.252 Idschool#clockrate 125000 Idschool#no shutdown Idschool#exit Starling#interface S0/1/1 Starling#ip address 192.168.3.1 255.255.255.252 Starling#clockrate 125000 Starling#no shutdown Starling#^Z Router Nusatama Nusatama>enable Nusatama#configure terminal Nusatama#interface Fa0/0 Nusatama#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0 Nusatama#no shutdown Nusatama#exit Nusatama#interface S0/1/0 Nusatama#ip address 192.168.3.2 255.255.255.252 Nusatama#clockrate 125000 Nusatama#no shutdown Nusatama#^Z

Konfigurasi Routing Statis:


Router Starling Starling>enable Starling#configure terminal Starling#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.2 Starling#ip route 192.168.3.0 255.255.255.252 192.168.1.2 Starling#ip route 192.168.4.0 255.255.255.0 192.168.1.2 Starling#^Z Router Idschool Idschool>enable Idschool#configure terminal

Idschool#ip route 192.168.0.0 Idschool#ip route 192.168.4.0 Idschool#^Z Router Nusatama Nusatama>enable Nusatama#configure terminal Nusatama#ip route 192.168.0.0 Nusatama#ip route 192.168.1.0 Nusatama#ip route 192.168.2.0 Nusatama#^Z

255.255.255.0 192.168.1.1 255.255.255.0 192.168.3.2

255.255.255.0 192.168.3.1 255.255.255.252 192.168.3.1 255.255.255.0 192.168.3.1

Untuk melakukan pengujian, lakukan melalui PC0 yang memiliki alamat IP 192.168.0.2, jangan lupa masukan default gateway untuk PC0 ini adalah 192.168.0.1. Kemudian lakukan perintah ping ke alamat IP dari masing-masing router, seharusnya semua router bisa di ping, bila masih ada yang belum bisa coba di check lagi konfigurasi routing statis diatas.
http://purbayana.com/routing-statis/

Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada yang perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan. Macam-macam routing dinamis RIP : Routing Information Protocol. Distance vector protocol merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paketpaket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai 15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil. RIP mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router. RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing. Rip terbagi menjadi 2: > rip versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing. > rip versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing. RIP memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: > METRIC: Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih

jalur jaringan yang lambat. > Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan. > Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur classless routing. OSPF : Open Shortest Path First. Link state protocolmenggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar. OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. IGRP : IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah: 1) Identifikasi tujuan baru, 2) Mempelajari apabila terjadi kegagalan. IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah: > Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek, > Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda, > Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar. Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load, reliability IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: > Protokol Routing Distance Vector, > Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability, > Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik. Tujuan dari IGRP yaitu: > Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran. > Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk

tugasnya. > Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel. > Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal. > Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda. EIGRP : EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu: distance vector dan link state. EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya. EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya: neighbor table, topology table, routing table EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut: > Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. > Menggunakan cost load balancing yang tidak sama. > Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state. > Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek. BGP : Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Up date-update dikirim melalui koneksi TCP. http://aftanet.blogspot.com/2011/05/routing-dinamis.html

Apakah Pebedaan Routing Statis & Dinamis?


Pada suatu jaringan, komputer pastinya mempunyai suatu alamat IP. IP tersebut biasanya mengidentifikasikan suatu network tertentu. Dalam suatu network berisikan banyak client. Bila client tersebut ingin terhubung ke client lain, maka network satu dengan yang lain haruslah di kenalkan satu sama lain. Cara mengenalkan network tersebut dinamakan routing. Konfigurasi ini biasa dilakukan di suatu router. Ada beberapa jenis eouter yang ada. Yang sering saya pakai adalah router cisco. Banyak jenis router cisco, yang sering membedakan adalah kompabilitas jenis routing dan support ipv6. Kemudian cara mengenalkan alamat network juga terbagi dalam beberapa hal. Pada dasarnya

routing dibagi menjadi 2 jenis. Routing statis dan routing dinamis. 2 jenis routing ini dipakai sesuai kebutuhan dan jenis topologinya. Pada dasarnya perbedaan routing statis dan routing dinamis adalah cara mengenalkan alamat networknya. Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan (kaki-kakinya). Hal ini sangat cocok untuk topologi jaringan lingkup besar (terhubung ke banyak network). Sedangkan routing statis harus mengenalkan setiap alamat pada setiap network yang ingin dituju. Jadi secara gamblangnya harus tahu semua alamat yang ingin dituju. (cocok untuk topologi jaringan yang simple)

Keuntungan dan kekurangan routing statis dan routing dinamis Keuntungan routing dinamis :

hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya). Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.

Kerugian routing dinamis :


beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu. kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok. Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat ip yang ada. Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar , karena

Keuntungan routing statis :

Beban kerja router terbilang ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada. (pada saat di konfigurasi)

Pengiriman paket data yang lebih cepat karena jalur-jalur (path) sudah di ketahui terlebih dahulu. Analisa kesalahan pada topologi jaringan lebih cepat diketahui.

Kerugian routing statis :

Harus tau semua alamat IP network yang akan di kenalkan atau dituju beserta next hoopnya (jalur yang akan dilewati).

wilfritzsianturi.wordpress.com/apakah-pebedaan-routing-statis-dinamis/

P statis yaitu IP yang dedicated dengan sebuah PC, computer atau perangkat networking lain (misal router). Alamat IP statik adalah sebuah pemberian alamat IP yang tidak pernah berubah. Alamat IP statik penting karena server memakai alamat IP ini dan mungkin mempunyai pemetaan DNS menunjuk kepada server tersebut, dan biasanya memberikan informasi kepada mesin lain (seperti email server, web server, dll. ). Blok alamat IP statik mungkin diberi oleh ISP anda, baik dengan permintaan atau otomatis bergantung pada cara anda hubungan ke Internet. IP dinamis yaitu IP yang didapatkan oleh computer/router lain dari sistem DHCP nya, IP yang didapatkan oleh PC ini bisa berubah-ubah. Alamat IP dinamik diberikan oleh ISP untuk node yang tidak permanen terhubung ke Internet, seperti komputer di rumah, komputer yang menggunakan sambungan dial-up. Alamat IP dinamik diberi secara otomatis menggunakan protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), atau Point-to-Point Protocol (PPP), bergantung pada tipe sambungan Internet. Node yang menggunakan DHCP terlebih dulu meminta alamat IP dari jaringan, dan otomatis mengkonfigurasi antar muka jaringannya. Alamat IP bisa diberi secara acak dari sebuah kumpulanalamat IP dari ISP anda, atau mungkin diberi menurut sebuah kebijakan. Alamat IP yang diberi oleh DHCP berlaku untuk waktu yang ditetapkan (dikenal sebagai waktu sewa / leased time). Node harus memperbarui sewa DHCP sebelum waktu sewa berakhir. Segera setelah memulai lagi, node mungkin menerima alamat IP yang sama atau yang berbeda dari kumpulanalamat IP yang tersedia. Alamat IP dinamik cukup populer diantara Internet Servis Provider, karena memungkinkan mereka memakai lebih sedikit alamat IP daripada jumlah total pelanggan mereka. Mereka hanya memerlukan alamat bagi masing-masing

pelanggan yang aktif di suatu saat. Alamat IP yang dapat di routing secara global membutuhkan biaya, dapat dihancurkan secara global IP berharga uang, dan beberapa authoritas untuk alokasi alamat (seperti RIPE, RIR dari Europa) sangat keras dalam penggunaan alamat IP untuk ISP. Memberi alamat IP secara dinamik memungkinkan ISP untuk menghemat uang, dan mereka sering akan meminta tambahan yuang ke pelanggan yang meminta alamat IP statik. Cara Setting IP Statik dan Dinamis IP Dinamic merupakan ip yg tidak tetap, untuk konfigurasi ini membutuhkan DHCP server sebagai pemberi ip kepada setiap mesin komputer.
. Setting TCP/IP Dinamic 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Click Start, Control Panel Double-Click Icon Network Connection CIick-kanan pada icon Local Area Connection, pilih properties Double-Click Internet Protocol (TCP/IP) yang ada di dalam kotakdialog Local Area Connection, sampai keluar kotak dialog baru : Internet Protocol (TCP/IP) Protocol Click opstain an IP adrees automatically Click OK untuk menutup kotak dialog Internet Connection (TCP/IP) Properties. Click OK untuk menutup kotak dialog Local Area Connection Properties Click Start, Run, sampai keluar kotak dialog RUN, dan ketikkan CMD, click OK Di kotak dialog CMD, ketikkan : ipconfig untuk melihat IP anddres anda.

IP Static adalah ip yang dapat disetting sendiri sehingga alamatnya tetap atau tidak berubahubah. Setting TCP/IP Static 1. 2. 3. 4. Click Start, Control Panel Double-Click Icon Network Connection CIick-kanan pada icon Local Area Connection, pilih properties Double-Click Internet Protocol (TCP/IP) yang ada di dalam kotakdialog Local Area Connection, sampai keluar kotak dialog baru : Internet Protocol (TCP/IP) Protocol 5. Click use the following IP Address , Masukkan alamat IP. Misal alamat IP computer 1 adalah 192.168.1.1 dan komputer 2 adalah 192.168.1.2 dst, dengan subnet mask 255.255.255.0

6. Setelah setting TCP/IP ini telah dimasukkan, click OK untuk menutup kotak dialog Internet Connection (TCP/IP) Properties. 7. Click OK untuk menutup kotak dialog Local Area Connection Properties 8. Click Start, Run, sampai keluar kotak dialog RUN, dan ketikkan CMD, click OK 9. Di kotak dialog CMD, ketikkan : ipconfig untuk melihat IP anddres anda. 10. Lakukan test ping koneksi dengan computer sebelah (computer dengan ip address 192.168.1.2, 192.168.1.3, dsb), dengan mengetik pada command prompt: ping 192.168.1.2, jika sudah terhubung maka akan mendapat pesan reply.
http://wikheayu.blogspot.com/2011/10/ip-statis-dan-ip-dinamis.html

Anda mungkin juga menyukai