Anda di halaman 1dari 2

Pembuatan Black Powder dengan Metode Pencampuran Basah

Halo? Sudah lebih sebulan tidak memposting tulisan di blog ini karena berbagai kesibukan. Sebenarnya ide ada banyak, tapi nggak sempat nulis. Oleh karena itu hari ini jadi posting banyak deh. Oke, kali ini saya akan memberitahukan cara membuat black powder dengan metode pencampuran basah (wet processing). Sebelumnya sudah pernah diberikan cara membuat black powder dengan metode pencampuran kering, dan tentu saja hasilnya tak sebagus black powder yang dibuat dengan pencampuran basah. Hal ini dipengaruhi ukuran partikel bahan (KNO3, arang dan belerang) dan keseragaman (kehomogenan) campuran. Pada metode pencampuran basah, kalium nitrat dilarutkan dalam air lalu dicampur dengan arang dan belerang kemudian dijemur (evaporasi) sehingga terjadi rekristalisasi kalium nitrat. Dengan begitu, kalium nitrat dapat mengkristal pada pori-pori arang. Untuk lebih jelas, berikut langkah-langkah membuat 200 g BP dengan metode pencampuran basah. Alat: 1. 2. 3. 4. 5. neraca blender nampan logam mortar (lumpang dan alu) atau palu sendok atau spatula

Bahan: 1. 2. 3. 4. 150 gram kalium nitrat (KNO3) 30 gram arang kayu 20 gram belerang (S8) air panas ( 125 mL)

Cara membuat: 1. Jika arang yang Anda peroleh masih berupa bongkahan, hancurkan terlebih dahulu dengan mortar atau palu sehingga menjadi serpihan kecil (seukuran kelereng) lalu gerus menggunakan blender. Jangan sekali-kali menggerus arang dalam ukuran besar! Jika telah selesai simpan bubuk arang dalam plastik kering dan bersihkan gelas blender dengan tisu atau lap kering. 2. Pasang kembali gelas blender dengan kuat, masukkan kalium nitrat dan air panas lalu gerus dengan kelajuan rendah (bila blender Anda mempunyai lebih dari satu settingan kecepatan) selama dua menit. 3. Matikan blender lalu masukkan bubuk arang dan belerang dengan hati-hati agar tidak beterbangan. Tutup blender dan gerus lagi selama 32 menit dengan kecepatan maksimal. Gunakan spatula blender untuk mengaduk-aduk adonan.

4. Setelah digerus selama enam menit, campuran akan berbentuk seperti lumpur kental.Tuang adonan ini dalam nampan logam dan jemur hingga kering. Saat campuran hampir kering, sesekali aduk adonan. 5. Saat campuran telah mengering dan mengeras, hancurkan menggunakan alu (alu cobek juga bisa) dengan cara diulek. Saat semua sudah menjadi bubuk kasar, jemur lagi hingga benar-benar kering dan simpan dalam kantong plastik/botol yang tertutup rapat jika belum digunakan.

Catatan: 1. Jika Anda tertarik dengan proyek ini dalam jangka panjang, belilah blender baru khusus untuk laboratirium Anda. Anda sudah bisa mendapatkan blender dengan uang Rp 150.000,00. Jika menggunakan blender dapur pastikan Anda telah mendapat izin dari ibu serta cucilah gelas dan cawan pisau dengan bersih. Noda pada cawan pisau agak sulit dihilangkan, gunakan bantuan deterjen dan abu gosok. 2. Jangan sekali-kali menyalakan blender secara kontinyu lebih dari tiga menit. Hal ini akan mempersingkat usia pakai blender. Setiap sesi, istirahatkan mesin blender selama 4-5 menit. Saat mencuci gelas blender, jangan mencuci karet pendukung dengan deterjen dan jangan dijemur agar karet tetap elastik. 3. Bubuk yang lembab berwarna hitam, sedangkan bubuk yang kering berwarna abu-abu gelap dan agak kehijauan bila terkena cahaya matahari. Bubuk yang diperoleh dengan metode pencampuran basah tetap baik kualitasnya beskipun ukuran bubuknya agak kasar. Anda tidak perlu menggerusnya hingga sangat halus. 4. Demi keamanan Anda, jagalah kebersihan meja kerja. Hindarkan motor blender dari tumpahan cairan.

Selamat mencoba^^

Anda mungkin juga menyukai