Anda di halaman 1dari 6

Cara bikinnya? Mudah sekali!

1. Siapkan 3 bahan utama :


 ragi roti (merek Fermipan)
 nasi putih 2 sendok makan
 air setengah gelas
Disarankan nasinya adalah nasi yang baru matang, bukan nasi yang sudah menginap di
magic com. Percobaan pertama saya pakai nasi yang udah nginep di magic com 1 hari,
hasilnya bau tonernya amit-amit. Hari ini saya mencoba memakai nasi yang baru matang,
hasil fermentasinya tetap bau kecut tapi nggak separah yang kemarin hehehe...

Nasinya didinginkan dulu, jangan panas-panas karena nanti raginya mati & tidak bisa
melakukan fermentasi. Airnya pun jangan air yang terlalu dingin atau panas. Harus sekitar 25
- 30 derajat celsius (kurang lebih sama dengan suhu ruang).

Untuk melakukan fermentasi disarankan pakai wadah kaca, misalnya gelas/toples kaca
(syukur-syukur kalo kalian punya erlenmeyer atau tabung fermentasi, hehe). Pokoknya jangan
yang dari plastik ya..

Semua peralatan harus steril. Nggak cuma dicuci dengan sabun, tapi juga direndam dalam air
panas supaya tidak ada bakteri yang mengganggu aktivitas ragi saat fermentasi.

2. Masukkan nasinya ke air


3. Masukkan 1 sendok teh ragi

4. Aduk sampai rata


5. Tutup rapat mulut gelas dengan plastik yang diikat karet atau aluminium foil. Pastikan tidak
ada udara masuk.
6. Biarkan mengalami fermentasi selama 3 jam. Selama fermentasi akan terbentuk
gelembung-gelembung udara kecil yang naik ke permukaan cairan, seperti gelembung
minuman soda. Itu adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari fermentasi. Perubahan
lainnya yaitu nasi menjadi hancur dan kental seperti gel. Kalo nggak ada gelembung dan nasi
nggak hancur, berarti fermentasi gagal. Penyebab fermentasi gagal bisa karena kurang rapat
ditutupnya atau karena raginya memang sudah mati.

Setelah 3 jam fermentasi


Gelembungnya super kecil, di foto nggak kelihatan

7. Setelah itu siapkan gelas bersih lainnya untuk tempat filtrat (hasil saringan). Saring hasil
fermentasi dengan menggunakan kain bersih yang pori-porinya halus, jangan saringan teh
ya.. Paling baik ya pakai kertas saring Whatman seperti yang biasa dipakai di lab. Saya juga
nggak punya kertas saring itu, masak harus nyolong di lab kampus? Hehehe.. seadanya aja,
pakai kain pun nggak apa-apa.
Bagian yang paling nggak asyik adalah menyaring, karena rawan tumpah dan merembes di
kainnya
Harusnya memang pakai kertas saring

8. Masukkan di botol kaca / toples / terserah.. yang penting dari kaca.


Langsung masukkan ke kulkas, ini penting. Jika ditaruh di suhu yang dingin, fermentasi
akan berhenti sehingga alkohol yang diproduksi nggak kebanyakan. Selain itu juga akan
memperpanjang masa simpannya.

Toner ini masih oke dipakai selama 3 hari. Alkohol yang diproduksi dalam proses
fermentasi menjadi pengawet alami. Sebenarnya jika ditambah air jeruk nipis bisa
memperpanjang masa simpannya (asam kuat bersifat sebagai antibakteri). Tapi kulit saya
nggak kuat dikasih yang asam-asam. Jika kulit kamu tahan, boleh diberi air jeruk nipis sedikit
sebelum memasukkan raginya -- resep aslinya begitu sih.

Oya, cara pakainya biasa aja kayak pakai toner pada umumnya. Mungkin ada yang suka
menuangkan di tangan lalu ditepuk-tepuk ke wajah. Kalo saya lebih suka pakai kapas, lebih
nyaman aja rasanya. Biasanya orang kalo pakai toner mahal nggak akan menuangnya di
kapas -- karena boros. Karena ini buatan sendiri, saya nggak akan pelit-pelit, hehehe...

Anda mungkin juga menyukai