Anda di halaman 1dari 2

Nama : Reza Fathkhan M

No : 10
Kelas : XII-Akselerasi

Briket Kulit Durian


Briket kulit durian sebenarnya tak jauh berbeda dari briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu.
Seperti briket pada umumnya yang tidak berasap, sehingga relatif tidak menimbulkan polutan (zat pencemar)
udara. Namun, briket kulit durian memiliki beberapa keunggulan daripada briket arang kayu dan arang batok
kelapa, apalagi dibandingkan briket batubara. Selain bisa ikut memecahkan masalah penanganan limbah
durian, briket ini menimbulkan bau harum ketika digunakan sehingga cocok digunakan untuk industri
makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar. Berdasarkan penelitian, briket arang merupakan arang
yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya, sehingga menjadi produk yang lebih praktis digunakan
sebagai bahan bakar. Sedangkan briket kulit durian adalah residu, yang sebagaian besar komponennya adalah
karbon. Ia terjadi karena penguraian kulit durian, akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada
pemanasan langsung atau tidak langsung dalam timbunan, kiln, retort, serta tanur tanpa atau dengan udara
terbebas.Penggunaan bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab bentuk dan
ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit durian ini memberikan banyak
keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan baku batubara atau kayu. Selan itu, arang
dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tidak kotor,
mudah transportasinya, dan praktis untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga.
Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi, tidak bersifat polutan, tidak
menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk “memancing” seperti pada
briket batubara). Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit.
Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan 1 kg briket kulit durian dengan harga Rp 1.500/kg mampu
menghasilkan kalori 5.010 Kkal. Sementara penggunaan 1 liter minyak tanah (harga Rp 2.500/liter) hanya
mampu menghasilkan 4.400 kkal. Jadi penggunaan briket kulit durian jauh lebih murah sekitar 409
ketimbang menggunakan minyak tanah. Sayang jika kulit durian di Jawa Tengah hanya dibuang ke tong
sampah tanpa menghasilkan nilai tambah. Inilah peluang inovator, inventor, dan lembaga penghasil
teknologi untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Adapun cara membuat briket dengan bahan dasar kulit durian adalah sebagai berikut :
A. Peralatan B. Bahan
1. Pisau / pemotong untuk mencacah/mencincang kulit durian 1. Kulit durian
2. Drum bekas untuk tempat pembakaran 2. Ranting atau jerami
3. Saringan atau ayakan 3. Tepung kanji (sagu)
4. Pengaduk 4. Air
5. Tumbukan
6. Cetakan
7. Baskom untuk pengacian
8. Seng untuk penjemuran
C. Langkah Kerja
1. Kulit durian sebelumnya dipotong potong atau dicacah-cacah hingga agak kecil ukurannya dengan tujuan
agar pembakaran nanti lebih cepat.
2. Apabila sudah dicacah atau dicincang lalu dijemur dipanas matahari dengan alas seng agar proses
pengeringan lebih cepat
3. Selanjutnya siapkan drum dan cari tempat yang sedikit lapang, masukkan ranting atau jerami terlebih
dahulu disusul dengan kulit durian yang telah dijemur tadi lalu disusul lagi dengan jerami atau ranting .
Tetapi tumpukannya jangan terlalu tebal. Bakar tumpukan jerami dan durian tersebut, tutup dengan penutup
dengan sedikit lubang diujungnya agar pembakaran merata dan ketika sudah tidak ada asap yang keluar dari
lubang tutup tersebut buka lalu diaduk aduk dan pastikan telah menjadi arang, proses pembakarannya jangan
terlalu lama.
4. Angkat dan pisahkan hasil pembakaran tadi, saring dan pisahkan yang telah menjadi arang, kemudian
ditumbuk agar menjadi halus dan diayak atau disaring untuk mendapatkan bubuk arang yang merata
besarnya.
5. Langkah selanjutnya adalah masukkan kedalam baskom, ambil sedikit tepung kanji (jangan terlalu banyak
cukup 15% saja) tepung ini difungsikan sebagai perekat, lalu aduk-aduk hingga merata, nah baru setelah itu
masukkan air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk (air yang ditambahkan cukup 10% saja) aduk hingga
adonan benar-benar merata (kaya buat kue donat,hehe)
6. Ambil cetakan atau jika tidak ada cetakan bisa gunakan tangan untuk mencetaknya, caranya untuk yang
cetakan tinggal masukkan saja adonan tadi agak sedikit dipadatkan dalam cetakkannya, nah untuk yang
memakai tangan cukup dengan cara mengepal-ngepalnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan (bulat,
lonjong,petak,dll)
7. Adonan yang sudah dicetak dijemur diterik matahari dengan alas seng, dijemur selama 1/2 hari tergantung
dengan cuaca yang mendukung, yang jelas hingga benar-benar kering.
8. Setelah kering langkah yang terakhir adalah angkat dan disimpan didalam tempat yang tidak lembab.

Anda mungkin juga menyukai