Garis beban DC dan AC dari Penguat Emiter Sekutu Karena kapasitor dianggap hubung-singkat untuk sinyal AC maka tahanan beban yang dilihat oleh transistor adalah : rC = RC // RL Oleh karena itu garis beban menjadi seperti gambar berikut ini.
vs R2 RE RL R2 RE
rB rC VCE vIN
I C ( SAT ) = I CQ +
VCEQ
Kepatuhan Keluaran
Kepatuhan keluaran AC adalah tegangan puncak ke puncak yang dapat dihasilkan penguat tanpa terpotong.
Contoh 10-1
VB = 1,8V IE = 1,1V / 1k = 1,1 mA ICQ IE = 1,1mA VCE = 10V (1,1mA)(4600) = 4,94V VCEQ = 4,94V Arus jenuh DC = VCC / (RC + RE) = 10V / 4,6k = 2,17mA Tegangan putus DC = 10V rC = 3k6 // 1k5 = 1,06k Arus jenuh AC : IC(jenuh) = 1,1mA + 4,94V / 1,06k = 5,76mA VCE(putus) = 4,94V + (1,1mA)(1,06k) = 6,11V Ayunan tegangan maksimum positip adalah : ICQ.rC = (1,1mA)(1,06k) = 1,17V Ayunan negatip = - 4,94V Untuk kepatuhan diambil harga terkecil, yaitu 1,17V sehingga Kepatuhan adalah PP = 2 x 1,17V = 2,34V
Pengikut Emiter
rE = RE // RL I C ( sat ) = I CQ + VCEQ rE
rE = RE // RL I C ( sat ) = I CQ + VCEQ rE
Penguat Terbenam
+VCC R1 RC
RS
rE vs R2 RE RL
I C ( sat ) = I CQ +
VCEQ rC + rE
Ayunan tegangan terbesar diperoleh jika titik Q berada ditengah garis beban AC. Untuk itu harus dipenuhi ketentuan berikut : Untuk penguat Emiter Sekutu : ICQ.rC = VCEQ Untuk penguat Kolektor Sekutu : ICQ.rE = VCEQ Untuk penguat trebenam : ICEQ.rC = VCEQ .rC / (rC + rE)
Operasi Kelas A
Transistor selamanya bekerja di daerah aktip sehingga arus kolektor akan mengalir selama 360o siklus tegangan keluaran. Penguatan Tegangan tanpa beban : A = RC / rE Tahanan efektip pada kolektor : rC = RC // RL Sehingga penguatan tegangan berbeban menjadi : A = rC / re
Faktor Penguatan Arus :Ai = ic / ib Faktor Penguatan Daya : Pin = vin.iin Pout = vout. ic Ap = Pout / Pin = Av.Ai
Daya Beban
VL = 0,707.VP VP = VPP / 2 VL = 0,707.VPP / 2 PL = (VPP)2 / 8.RL
Konsumsi Arus I1 = VCC / (R1 + R2) I2 = ICQ IS = I1 + I2 PS = VCC.IS Efisiensi Tahapan = 100%.PL(maks) / PS
Operasi Kelas B
+VCC R1 R1 +VCC R2 vin R2 RL R2 R2
Setiap transistor hanya menghantar 180o dari siklus AC. Oleh karena itu disebut rangkaian Push-Pull. ICQ = 0 VCEQ = VCC / 2
R1
R1
(a)
(b)
Garis beban DC Arus jenuh adalah tak terhingga karena tidak ada tahanan pada kolektor ataupun emiter. Oleh karena itu garis beban DC merupakan garis vertikal. Ini merupakan hal yang berbahaya karena disipasi daya bisa sangat besar sehingga dapat merusak transistor. Garis beban AC IC(sat) = ICQ + VCEQ/rE VCE(sat) = VCEQ + ICQ.rE Karena ICQ = 0 dan VCEQ = VCC/2 dan rE = RL maka : IC(sat) = VCC/2.RL ICE(cutoff) = VCC/2 PP VCC/2
Analisis AC Av = RL/(RL + rE) zin(base) (RL + rE) zout = re + rB/ Faktor Penguatan Arus Ai Ap = Av.Ai
Cross-over Distortion Pada pelintasan titik nol, terjadi peralihan kerja dari transistor-1 ke transistor-2. Jika transistor-2 mungkin baru bekerja beberapa saat setelah transistor-1 menyumbat sehingga menyebabkan cross-over distortion.
Distorsi Nonlinier Pada penguat kelas-A terjadi perbedaan penguatan antara setengah siklus pertama dengan setengah siklus kedua. Cara mengatasinya ialah dengan melakukan pembenaman. Pengikut emiter pada penguat kelas-B menekan distorsi ini lebih jauh lagi sehingga keluaran akan berbentuk lebih simetri. Penyebab distorsi lainnya ialah adanya harmonisa. Penguat kelas-A menghasilkan semua harmonisa, yaitu f, 2f, 3f, 4f dan seterusnya. Penguat kelas-B hanya menghasilkan harmonisa ganjil saja, yaitu f, 3f, 5f, 7f, dan seterusnya. Oleh karena itu distorsi harmonisa penguat kelas-B lebih rendah. Daya Beban PL = (VPP)2 / 8.RL PL(maks) = PP2 / 8.RL Karena PP = 2.VCEQ maka PL(maks) = VCEQ2 / 2.RL
PL PP 8.RL
PD
PP2 40.RL
VPP
Disipasi Daya Transistor PD = PP2 / 40.RL Penguras Arus IS = I1 + I2 IC(sat) = VCEQ / RL I2 = 0,318.IC(sat) = 0,318.VCEQ / RL PS = VCC.IS Efisiensi = 100%.PL(maks) / PS(maks)